Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini kehidupan sangat berkembang pesat, terutama dalam hal
perekonomian. Banyak inovasi-inovasi yang dilakukam manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Hal tersebut dikarenakan setiap manusia memerlukan harta guna
mencukupi kebutuhan dalam kehidupannya. Salah satu inovasi yang dilakukan
adalah melalui kegiatan investasi di pasar modal, khususnya saham.
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrument
finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjanguntuk ‘menjual’ saham dengan imbalan uang tunai.
Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan
mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai bukti kepemilikan mereka atas
saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan.
Para pemilik saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang
disahkan secara hokum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan saham?
2. Bagaimanakah hak hukum dan fasilitas pemegang saham?
3. Apakah jenis- jenis dari saham biasa?
4. Bagaimanakah valuasi saham biasa?
5. Bagaimanakah saham dengan pertumbuhan konstan?
6. Bagaimanakah tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham dengan
pertumbuhan konstan?
7. Bagaimana cara melakukan valuasi saham yang diharapkan tumbuh dengan
tingkat non- konstan?

1
8. Bagaimana cara melakukan valuasi perusahaan secara keseluruhan?
9. Apakah yang dimaksud ekulibrium pasar saham?
10. Apakah yang dimaksud dengan saham preferen?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian saham.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hak hukum dan fasilitas pemegang saham.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis- jenis dari saham biasa.
4. Mahasiswa dapat mengetahui valuasi saham biasa.
5. Mahasiswa dapat mengetahui saham dengan pertumbuhan konstan.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham
dengan pertumbuhan konstan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan valuasi saham yang diharapkan
tumbuh dengan tingkat non- konstan.
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan valuasi perusahaan secara
keseluruhan
9. Mahasiswa dapat mengetahui ekulibrium pasar saham.
10. Mahasiswa dapat mengetahui saham preferen.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi

2
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).

B. Hak Hukum dan Fasilitas Pemegang Saham


Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan dan mereka memiliki hak dan
fasilitas tertentu.
a. Kendali atas Perusahaan
Pemegang saham biasa suatu perusahaan berhak memilih para direkturnya,
selanjutnya memilih pengurus yang akan mengelola usaha. Dalam suatu
perusahaan kecil, pemegang saham utama umumnya juga sebagai presiden dan
ketua dewan direksi. Dalam perusahaan besar terbuka, manajer umumnya
memiliki saham, tetapi kepemilikan pribadi tersebut biasanya tidak cukup untuk
memberikan mereka hak suara. Jadi manajemen dari kebanyakan perusahaanyang
dimiliki publik dapat diganti oleh pemegang saham jika tim manajemen tersebut
dinilai tidak efektif.
Peraturan federal dan negara bagian mengatur pelaksanaan hak yang dimiliki
oleh para pemegang saham. Pertama, perusahaan harus melakukan pemilihan
direksi secara berkala, biasanya satu kali dalam setahun dengan pengambilan
suara yang dilakukan pada rapat tahunan. Sering kali, sepertiga direksi dipilih
setiap tahun untuk masa jabatan tiga tahun. Pemegang saham dapat hadir dalam
rapat tahunan dan memberikan suara secara langsung, tetapi mereka umumnya
memindahkan hak mereka untuk memberikan suara kepada orang lain melalui
mandat (proxy). Mandat (proxy) yaitu suatu dokumen yang memberikan
wewenang kepada seseorang untuk bertindak atas nama orang lain, umumnya
kekuasaan untuk memberikan suara atas dasar saham biasa.

b. Hak Preemptive
Pemegang saham biasa sering kali memiliki hak yang disebut hak preemptive
(preemptive right) untuk membeli setiap tambahan saham yang dijual oleh
perusahaan. Hak preemptive merupakan suatu ketentuan dalam anggaran dasar

3
perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham biasa untuk membeli
emisi baru saham biasa. Tujuan hak preemptive ada dua yaitu:
 Mencegah manajemen suatu perusahaan menerbitkan saham tambahan dalam
jumlah besar dan membeli sendiri saham- saham tersebut.
Manajemen akibatnya dapat mengambil alih kendali perusahaan dan mengalahkan
kehendak para pemegang saham saat ini.
 Melindungi pemegang saham dari pendilusian nilai. Misalnya beredar 1.000
lembar saham biasa yang harganya masing- masing adalah $100 sehingga total
nilai pasar perusahaan adalah $100.000. Jika dijual tambahan 1.000 lembar saham
dengan harga $50 per lembar atau sebesar $50.000, penambahan ini akan
mengakibatkan total niali pasar naik menjadi $150.000. Ketika total nilai pasar
yang baru dibagi dengan jumlah saham beredar yang baru akan diperoleh nilai
sebesar $75 per lembar saham. Pemegang saham lama akan kehilangan $25 per
lembar saham dan pemegang saham baru akan langsung mendapatkan laba
sebesar $25 per lembar saham. Jadi menjual saham biasa dengan harga di bawah
nilai pasar akan mendilusi harganya dan memindahkan kekayaan pemegang
saham saat ini pada pihak yang diperkenankan untuk membeli saham baru.

C. Jenis- Jenis Saham Biasa


Meskipun sebagian besar perusahaan hanya memiliki satu jenis saham biasa,
terkadang digunakan saham terklasifikasi (classified stock) untuk memenuhi
kebutuhan- kebutuhan khusus. Biasanya ketika digunakan klasifikasi khusus, satu
jenis akan disebut Kelas A, jenis lainnya disebut sebagai Kelas B, dan seterusnya.
Perusahaan kecil yang baru berdiri sedang mencari pendanaan dari sumber-
sumber luar sering kali menggunakan jenis saham biasa yang berbeda- beda.
Misalnya, ketika Genetic Concepts masuk bursa baru- baru ini, saham Kelas A
perusahaan dijual kepada publik dan membayarkan dividen, tetapi saham ini tidak
memiliki hak suara selama lima tahun. Saham Kelas B perusahaan, yang
dipertahankan oleh para penyelenggara perusahaan, memiliki hak suara penuh
selama lima tahun. Namun ketentuan hukum menyatakan bahwa saham Kelas B
tidak dapat menerima dividen sampai perusahaan mampu menciptakan

4
kekuatannya untuk menghasilkan laba dengan mengumpulkan laba ditahan
sampai jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Akibatnya, penggunaan saham
yang terklasifikasi memungkinkan publik mengambil posisi dalam perusahaan
yang tumbuh dan didanai secara konservatif tanpa mengorbankan labanya.
Sementara itu pendiri perusahaan mempertahankan kendali penuh selama tahap-
tahap awal perkembangan perusahaan yang sangat penting. Pada waktu yang
bersamaan, investor luar terlindungi dari penarikan dana secara berlebihan oleh
pemilik asli perusahaan. Kejadian seperti itu sering terjadi, maka saham kelas B
disebut juga sebagai saham pendiri. Saham pendiri merupakan saham yang
dimiliki oleh para pendiri perusahaan yang memiliki satu- satunya hak suara,
tetapi dividennya dibatasi selama beberapa tahun yang telah ditentukan.
D. Valuasi Saham Biasa
Saham biasa mencerminkan andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Namun,
bagi investor pada umumnya, selembar saham biasa hanyalah selembar kertas
yang dicirikan dengan dua fitur berikut ini:
1. Saham biasa memberikan hak atas dividen kepada pemiliknya, tetapi hanya jika
perusahaan memiliki laba yang cukup untuk membayar dividen dan manajemen
memilih untuk membayarkan dividen daripada mempertahankan dan
menginvestigasi kembali seluruh laba. Jika obligasi memiliki janji untuk
membayar bunga, saham biasa tidak memeberikan janji seperti itu- jika anda
memiliki saham, anda dapat berharap akan menerima dividen tetapi harapan
tersebut pada kenyataannya tidak terjadi.
2. Saham dapat dijual dan harapannya dengan harga yang lebih tinggi daripada
harga belinya. Jika saham ternyata dijual pada harga diatas harga belinya maka
investor akan menerima keuntungan modal (capital gain). Biasanya, ketika
membeli saham biasa, seseorang berharap akan menerima keuntungan modal
karena jika tidak, ia tidak akan membeli saham tersebut. Namun, pada
kenyataannya ia bisa saja mendapatkan kerugian modal, bukan keuntungan modal.

Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam model valuasi saham

5
Saham biasa memberikan aliran arus kas yang diharapkan akan terjadi di masa
depan dan nilai suatu saham dihitung dari nilai sekarang arus kas masa depan
yang diharapkan, dimana nilai tersebut terdiri atas dua unsur yaitu dividen yang
diharapkan setiap tahunnya dan harga yang diharapkan akan diterima oleh
investor ketika mereka menjual saham tersebut. Harga terakhir akan memasukkan
pengembalian investasi awal ditambah keuntungan modal yang diharapkan.

Istilah Penjelasan
Dt dividen yang diharapkan akan diterima oleh para
pemegang saham pada akhir tahun ke-t.
P0 harga pasar harga pasar aktual saham hari ini. Harga dimana
saham dijual di pasaran.
Pˆt nilai instrinsik harga saham yang diharapkan pada akhir setiap
tahun ke- t
g tingkat pertumbuhan tingkat pertumbuhan dividen per lembar saham
yang diharapkan
rs tingkat pengembaliantingkat minimum pengembalian atas suatu saham
yang diminta biasa yang dianggap dapat diterima oleh
pemegang saham.
ȓs tingkat pengembaliantingkat pengembalian atas saham biasa yang
yang diharapkan diharapkan akan diterima oleh pemegang saham
di masa depan.
r-s tingkat pengembaliantingkat pengembalian atas suatu saham biasa yang
aktual atau terealisasi secara actual diterima oleh pemegang saham
dalam periode di masa lalu.
D1 imbal hasil dividen dividen yang diharapkan dibagi dengan harga
P0 saham saat ini.
Pˆ1 – P0 imbal hasil keuntungankeuntungan modal sepanjang satu tahun tertentu
P0 modal yang dibagi dengan harga awal
Total pengembalian yang jumlah imbal hasil yang diharapkan dari imbal
diharapkan hasil keuntungan modal yang diharapkan

6
Dividen yang Diharapkan sebagai Basis Nilai Saham
Dalam pembahasan tentang obligasi, kita mempelajari bahwa nilai suatu obligasi
adalah nilai sekarang pembayaran bunga sepanjang umur obligasi ditambah nilai
sekarang dari nilai maturitas (atau nilai pari) obligasi:

Harga saham sama halnya akan ditentukan dari nilai sekarang aliran arus kas dan
persamaan valuasi dasar saham
Persamaan (9- 1) diatas adalah model valuasi saham yang digeneralisasi, dimana
maksudnya adalah pola waktu Dt dapat berupa apa saja: Dt dapat naik, turun,
fluktuatif secara acak, atau nol selama beberapa tahun.

E. Saham dengan Pertumbuhan Konstan


Dalam banyak hal, aliran dividen diharapkan tumbuh pada tingkat yang konstan.
Maka persamaannya adalah:
Perhitungan terakhir dalam persamaan (9-2) tersebut disebut dengan model
pertumbuhan konstan (constant growth model) atau model Gordon dari Myron J.
Gordon, orang yang mengembangkan dan mempopulerkan model tersebut. Model
pertumbuhan konstan adalah model yang digunakan untuk mencari nilai saham
dengan pertumbuhan konstan.

Dividen dan Pertumbuhan Laba


Pertumbuhan dividen terjadi karena pertumbuhan dalam laba per saham
(earning per share atau EPS). Pertumbuhan laba itu sendiri berasal dari sejumlah
faktor seperti (1)jumlah laba yang dipertahankan dna diinvestasikan kembali oleh
perusahaan, (2)tingkat pengembalian yang diterima perusahaan atas ekuitasnya
(ROE) dan (3)inflasi. Berbicara tentang inflasi, jika output (dalam unit) stabil,
tetapi harga jual dan biaya input naik mengikuti tingkat inflasi, maka EPS juga
akan tumbuh mengikuti tingkat inflasi. Bahkan tanpa inflasi, EPS juga akan
tumbuh karena laba yang diinvestasikan kembali atau ditanamkan kembali. Jika
seluruh laba perusahaan tidak dibayarkan sebagai dividen (dengan kata lain, jika

7
sebagian labanya ditahan), jumlah dollar investasi dibalik setiap saham lama
kelamaan akan naik sehingga menyebabkan pertumbuhan laba dan dividen.
Meskipun nilai suatu saham diturunkan dari dividen yang diharapkan, ini
bukan berate perusahaan dapat meningkatkan harga saham hanya dengan
meningkatkan dividen. Pemegang saham berkepantingan dengan seluruh dividen,
baik dividen saat ini maupun yang diharapkan akan diterima di masa depan. lebih
jauh terdapat pertukaran antara dividen saat ini dengan dividen masa depan.
perusahaan yang membayarkan sebagian labanya saat ini sebagai dividen sudah
jelas tidak banyak menahan dan menginvestasilkan kembali ke dalam usahanya
sehingga hal tersebut dapat mengurangi laba dan dividen di masa depan.
Perusahaan seharusnya memilih perusahaan yang menahan labanya sehingga
menyebayarkan dividen saat ini dalam jumlah yang lebih kecil, jika perusahaan
memiliki peluang investasi yang sangat menguntungkan. Namun, mereka
seharusnya memilih agar perusahaan membayarkan labanya jika peluang investasi
yang ada ternyata kurang baik. Pajak juga memegang peranan karena keuntungan
modal akan dikenakan pajak kemudian, sementara dividen langsung pajak. Jadi,
hal ini munngkin menyebabkan preferensi untuk menahan laba dan
memprioritaskan pertumbuhan dibandingkan dengan membayarkan dividen
sekarang.

Kapan Model Pertumbuhan Konstan Dpat Digunakan?


Model pertumbuhan konstan merupakan model yang paling tepat bagi
perusahaan yang sudah mapan dengan riwayat pertumbuhan dan ekspektasi masa
depan yang stabil. Tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lain bisa sedikit variasi, tetapi dividen bagi
perusahaan yang mapan sering kali diharapkan akan tumbuh di masa depan
dengan tingkat yang sama seperti nilai nominal produk domestic bruto (PDB
nyata ditambah inflasi). Atas dasar ini, kita mungkin berharap dividen suatu
perusahaan rata- rata atau “normal” akan tumbuh pada tingkat 5 hingga 8 persen
per tahun.

8
Persamaan (9-2) cukup umum untuk menangani kasus saham dengan
pertumbuhan nol (zero growth stock) di mana dividen diharapkan akan tetap
konstan dari waktu ke waktu. Saham dengan pertumbuhan nol adalah saham biasa
yang dividennya di masa depan diperkirakan tidak akan mengalami pertumbuhan
sama sekali, yaitu nilai g = 0.

F. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Dari Saham Dengan


Pertumbuhan Konstan
Untuk mencari tingkat pengembalian yang diharapkan dapat digunakan rumus:
Keterangan:
rs = tingkat pengembalian yang diharapkan
D1 = imbal hasil dividen yang diharapkan
P0
g = tingkat pertumbuhan atau imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan

Untuk saham dengan pertumbuhan konstan, berlaku kondisi- kondisi berikut ini:
1. Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan
2. Dividen diharapkan akan tumbuh selama- lamanya dengan tingkat yang konstan
(g)
3. Harga saham diharapkan akan tumbuh pada tingkat yang sama
4. Imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan juga konstan dan nilainya sama
dengan g
G. Melakukan Valuasi Saham Yang Diharapkan Tumbuh Dengan Tingkat
Non-Konstan
Mengasumsikan dividen akan tumbuh dengan tingkat yang konstan bukanlah
sesuatu yang tepat bagi banyak perusahaan karena perusahaan umumnya akan
melewati siklus hidup di mana setiap siklus akan mengalami tingkat pertumbuhan
yang berbeda-beda. Pada tahun-tahun awal, perusahaan umumnya tumbuh jauh
lebih cepat dibandingkan perekonomian secara keseluruhan, kemudian menyamai
pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya tumbuh dengan tingkat yang lebih
lambat dari perekonomian.

9
Pertumbuhan supernormal atau pertumbuhan non-konstan merupakan bagian
dari siklus hidup perusahaan di mana pertumbuhan berlangsung jauh lebih cepat
daripada perekonomian secara keseluruhan.

Figur 9-2 mengilustrasikan pertumbuhan non-konstan dan


membandingkannya dengan pertumbuhan yang normal, nol, dan negatif. Dalam
figur, deviden perusahaan dengan pertumbuhan supernormal diharapkan akan
tumbuh pada tingkat 30% selama tiga tahun, selanjutnya tingkat pertumbuhan
diharapkan turun menjadi 8%, tingkat rata-rata yang diasumsikan untuk
perekonomian.

H. Melakukan Valuasi Perusahaan Secara Keseluruhan


Sejauh ini, kita telah membahas pendekatan dividen yang didiskontokan
untuk melakukan valuasi atas saham biasa suatu perusahaan. Prosedur ini
digunakan secara luas, tetapi prosedur ini didasarkan atas asumsi bahwa analisis
dapat meramalkan dividen di masa depan dengan cukup baik. Hal ini sering kali
berlaku bagi perusahaan yang sudah mapan dan memiliki riwayat pembayaran
dividen yang stabil. Model ini juga dapat diterapkan pada perusahaan yang sedang
tidak membayarkan dividen.

Kita dapat menggunakan suatu pendekatan alternatif, model valuasi korporat


atau total perusahaan, yaitu suatu model valuasi yang digunakan sebagai alternatif
bagi model pertumbuhan dividen dalam menentukan nilai suatu perusahaan,
khususnya perusahaan yang tidak memiliki riwayat pembayaran dividen atau
merupakan anak dari perusahaan lain yang lebih besar. Pertama, model ini akan
menghitung arus kas bebas perusahaan, kemudian menghitung nilai sekarangnya
untuk menentukan nilai perusahaan.

Model tersebut digunakan untuk menilai perusahaan dalam situasi dimana


dividen masa depan tidak dapat diramalkan dengan mudah. Bayangkan suatu
perusahaan yang baru berdiri dibentuk untuk mengembangkan dan memasarkan
suatu produk baru. Perusahaan seperti ini umumnya diharapkan akan memiliki

10
nilai penjualan yang rendah selama tahun-tahun pertama saat perusahaan tersebut
mengembangkan dan memasarkan produknya. Kemudian jika produk tersebut
mulai dikenal, penjualan akan tumbuh dengan pesat selama beberapa tahun.

Perusahaan-perusahaan kecil umumnya dapat meminjam dana dari bank


mereka, tetapi bank mensyaratkan agar rasio utang/ ekuitas tetap dipertahankan
pada suatu tingkat yang wajar. Artinya, ekuitas juga harus ditingkatkan. Namun,
perusahaan kecil tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit akses ke pasar saham
sehingga perusahaan tersebut biasanya mendapatkan ekuitas baru dengan
menahan labanya. Artinya, perusahaan tidak membayarkan atau hanya sedikit
membayarkan dividen selama bertahun-tahun di mana terjadi pertumbuhan pesat.
Namun, pada akhirnya, sebagian besar perusahaan yang berhasil memang akan
membayar dividen. Pertama, dividen tersebut akan tumbuh dengan pesat, tetapi
kemudian melambat seiring dengan makin matangnya perusahaan.

Model Valuasi Perusahaan

Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuannya untuk menghasilkan


arus kas, baik saat ini maupun di masa depan. Jadi, nilai pasar dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Nilai pasar = V perusahaan = PV ekspektasi arus kas bebas perusahaan di masa


depan

Keterangan:

FCFt = arus kas bebas pada tahun ke-t

WACC = rata- rata tertimbang biaya modal perusahaan

Arus kas bebas adalah arus kas masuk selama satu tahun dikurangi kas yang
dibutuhkan untuk mendanai tambahan asset yang dibutuhkan. Arus kas masuk
akan sama dengan laba operasi bersih setelah pajak (disebut pula NOPAT)
ditambah beban non- kas (penyusutan dan amortisasi) yang dikurangkan ketika

11
kita menghitung NOPAT. Sementara itu, tambahan asset yang dibutuhkan adalah
pengeluaran modal ditambah tambahan bersih modal kerja.

Penyusutan dan amortisasi dapat dipindahkan dari variabel dalam kurung pertama
ke variabel dalam kurung kedua (dan diberikan tanda minus). Jadi, variabel
pertama menjadi EBIT (1-T) atau disebut NOBAT dan variabel kedua
menjadi investasi baru bersih dalam modal operasi.

FCF= NOPAT- Investasi baru bersih dalam modal operasi

Analisis menggunakan model dividen yang didiskontokan dan model


perusahaan ketika melakukan valuasi atas perusahaan yang mapan dan
membayarkan dividen. Mereka umumnya menggunakan model perusahaan ketika
melakukan valuasi atas perusahaan yang tidak membayarkan dividen dan divisi.
Pada prinsipnya, kita seharusnya memperoleh nilai instrinsik yang sama dari
kedua model di atas, tetapi sering kali ditemukan perbedaan. Ketika terjadi
perbedaan, asumsi yang digunakan dalam model perusahaan perlu ditinjau ulang.
Setelah analis yakin asumsi tersebut cukup wajar, hasilnya akan digunakan.

Pada praktiknya, estimasi nilai instrinsik yang didasarkan atas kedua model
ini biasanya mengalami deviasi baik satu sama lain maupun dengan harga saham
aktual. Hal itu menyebabkan setiap analisis mendapatkan kesimpulan yang
berbeda tentang seberapa atraktif suatu saham tertentu. Makin baik analisis, maka
makin sering valuasi analisis tersebut ternyata terbukti benar. Namun, tidak
seorang pun yang mampu membuat ramalan secara acak dan tidak dapat
diprediksi di masa depan.

Jika kita melakukan valuasi atas, katakanlah 100 perusahaan yang sudah
mapan di mana dividennya diperkirakan akan tumbuh dengan stabil di masa
depan, kita mungkin akan menggunakan model pertumbuhan dividen, bukan satu
set penuh laporan keuangan performa sehingga akan lebih layak jika kita

12
menggunakan model dividen. Akan tetapi, jika kita hanya mempelajari satu atau
sedikit perusahaan, terutama perusahaan yang masih dalam tahap petumbuhan
yang tinggi dalam siklus hidupnya, kita akan memproyeksikan laporan keuangan
masa depan sebelum mengestimasikan dividen di masa depan. Kemudian, karena
kita seharusnya telah memproyeksikan laporan keuangan di masa depan, kita akan
melanjutkan dan menerapkan model total perusahaan. Intel, yang membayarkan
dividen kuartalan sebesar 8 sen dibandingkan laba kuartalan sebesar $1,24
merupakan satu contoh perusahaan dimana kedua perusahaan merupakan model
yang lebih tepat.

Jika kita ingin mengestimasi nilai suatu perusahaan yang belum pernah
membayarkan dividen seperti eBay, atau suatu perusahaan baru yang akan masuk
bursa, atau divisi bahan kimia Kerr- MrGee yang direncanakan akan dijual. Maka
model yang digunakan sebaiknya adalah model valuasi perusahaan.

I. Ekuilibrium Pasar Saham


Ekuilibrium merupakan suatu kondisi di mana ekspetasi tingkat pembalian
suatu efek akan sama dengan tingkat pengembalian yang diminta (ȓ = r) dan
demikian pula denga P = P0 serta harganya stabil. Dalam kondisi ekuilibrium
terdapat dua persyaratan saling berhubugan yang harus terjadi, yakni:

1. Ekspektasi tingkat pengembalian suatu saham seperti yang dinilai oleh investor
marginal harus sama dengan tingkat pengembalian yang diminta (ȓ = r)

2. Harga pasar saham actual harus sama dengan nilai instrinsiknya seperti yang
diestimsikan oleh investor marginal.

Investor marginal adalah investor representative yang tindakannya mencerminkan


keyakinan orang- orang yang saat ini memperjualbelikan saham. Investor
marginal inilah yang menentukan harga saham.

Harga saham tidaklah konstan, harga tersebut terkadang mengalami


perubahan yang drastis. Saham perusahaan basar akan cepat mengalami

13
penyesuaian ketika posisi fundamental perusahaan tersebut mengalami perubahan.
Saham- saham seperti ini dipantau secara ketat oleh sejumlah analis efek sehingga
harga sahamnya juga akan ikut berubah setelah terjadi perubahan. Akibat, jarang
terjadi kondisi ekuilibrium pada saham, tingkat pengembalian yang diharapkan
dan diminta umumnya hanya mendekati. Harga saham pasti mengalami
perubahan, terkadang secara drastic dan sangat cepat. Namun, sebenarnya hal ini
hanya mencerminkan perubahan kondisi dan ekspektasi yang terjadi. Tentu saja,
ada waktu dimana saham akan terus bereaksi selama bebarapa bulan terhadap
terungkapnya perkembangan yang menguntungkan dan merugikan. Namun, ini
bukan berarti menandakan suatu periode penyesuaian yang lama, tetapi hanya
menunjukkan bahwa pasar akan ikut menyesuaikan diri seiring dengan makin
banyaknya informasi yang tersedia tentang suatu situasi.

J. Saham Preferen
Saham Preferen merupakan suatu campuran (hybrid), saham ini mirip
dengan obligasi dalam beberapa hal dan dalam beberapa hal yang lain juga mirip
dengan saham biasa. Sifat campuran ini tampak jelas ketika kita mengelompokkan
saham preferen sehubungan dengan obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi,
saham preferen memiliki nilai nominal dan dividen dalam jumlah tetap juga yang
harus dibayar sebelum dividen dapat dibayarkan kepada saham biasa. Akan tetapi,
direktur dapat menghilangkan (atau “melewatkan”) dividen saham preferen tanpa
harus membuat bangkrut perusahaan. Jadi, meskipun saham preferen meminta
dilakukannya pembayaran dalam jumlah tetap seperti halnya obligasi, tidak
melakukan pembayaran tersebut tidak akan mengarah pada bangkrutnya
perusahaan.

Saham preferen memberikan hak kepada pemiliknya atas pembayaran


dividen secara rutin dan dalam jumlah tetap. Jika pembayaran tersebut dilakukan
untuk selama- lamanya, maka ini merupakan suatu permasalahan perputuitas di
mana nilainya, Vp, akan dihitung sebagai berikut:

14
Vp = Dp

rp

Keterangan:

Vp : nilai saham preferen

Dp : dividen saham preferen

rp : tingkat pengembalian yang diminta atas saham preferen.

Dalam kondisi ekuilibrium, tingkat pengembalian yang diharapkan (rp)


harus sama dengan tingkat pengembalian yang diminta (rp). Jadi, jika kita
mengetahui harga saham preferen saat ini dan dividennya, kita dapat menghitung
tingkat pengembalian yang diharapkan berikut:

rp = Dp

Vp

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan


seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut. Pemegang saham biasa adalah pemilik perusahaan dan
mereka memiliki hak dan fasilitas tertentu, yakni kendali atas perusahaan dan hak
preemptive.

15
Saham dapat dibagi mejadi dua yakni saham biasa dan saham preferen. Jenis
saham biasa meliputi saham terklasifikasi dan saham pendiri. Valuasi saham
adalah metode/ tata cara/ prosedur untuk mendapatkan nilai atas saham dari suatu
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

F. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2013. Dasar- Dasar Manajemen


Keuangan Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

http://coki002.wordpress.com/pengertian-saham-dan-jenis-jenis-saham/

baca part 1

Comments

16

Anda mungkin juga menyukai