Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AKTIVITAS PERUSAHAAN DALAM PEMELIHARAAN FASILITAS

DAN PENANGANAN BAHAN

Dosen Pembimbing : Wanda Novita Sari SE, M.Sc

Disusun Oleh:

KELOMPOK 9

1. Putri Astri Novianti 17.10.0.048


2. Tesi Putri Agustin 17.10.0.055
3. Adinda Yuswita 17.10.0.015

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala
rahmat, taufik maupun hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Aktivitas Perusahaan Dalam Pemeliharaan Fasilitas Dan
Penanganan Bahan”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah Manajemen Operasional yang dibimbing oleh Ibu Wanda
Novita Sari SE, M.Sc

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai beberapa hambatan,


namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik. Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Wanda Novita Sari SE, M.Sc selaku dosen mata kuliah Manajemen
Operasional yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan tugas ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung kami dalam segala hal.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 28 Juni 2019


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................2
1.4. Manfaat......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pemeliharaan (Maintanance)......................................................................3
2.1.1 Pengertian Pemeliharaan.............................................................3
2.1.2 Jenis-jenis Pemeliharaan..............................................................4
2.1.3 Efisiensi dalam Pemeliharaan......................................................5
2.1.4 Pemilihan Kebijakan dalam Pemeliharaan..................................6
2.2 Penanganan Bahan.....................................................................................7
2.2.1 Arti dan Peran Penanganan Bahan..............................................7
2.2.2 Biaya penanganan bahan...........................................................13
2.2.3 Efisiensi dalam penanganan bahan............................................14
2.2.2 Pemilihan perakatan penanganan bahan....................................16
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dua pelayanan penting dalam kegiatan-kegiatan produksi adalah

pemeliharaan (maintenance) dan penanganan bahan (material handling).

Pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan dapat

beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari suatu kombinasi pemeliharaan

preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan.

Bila terjadi kerusakan, secepat mungkin harus diperbaiki agar biaya sistem mesin

yang tidak produktif dan tenaga kerja menganggur dapat diminimumkan. Berbagai

sistem penanganan bahan juga esensial bagi produksi efektif. Dengan demikian

dapat diketahui apakah bahan-bahan akan dipindahkan dengan truk pengangkut

bahan atau menggunakan sistem ban berjalan kompleks yang dikendalikan

komputer, sehingga kegiatan utamanya adalah mengkoordinasi perpindahan atau

pergerakan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi dari satu fasilitas

ke fasilitas yang lain. Dengan tujuan agar bahan yang tepat ada di tempat yang

tepat dan pada waktu yang tepat serta dalam kuantitas yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa itu Pemeliharaan Fasilitas?


2. Apa itu Penanganan Bahan ?

1
1.3. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang Pemeliharaan Fasilitas.


2. Untuk mengetahui penjelasan tentang Penanganan Bahan.

1.4. Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang

Pemeliharaan Fasilitas dan Penangan Bahan, khususnya bagi penyusun.


2. Menjadi Media bagi mahasiswa untuk lebih mendalami materi Pemeliharaan

Fasilitas dan Penanganan Bahan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeliharaan (Maintanance)

2.1.1 Pengertian Pemeliharaan

Tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui

umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin. (Setiawan F.D, 2008). Menurut

2
M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “Production Management”

pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara

berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai

dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas). Menurut Sofyan

Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga

fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian

penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi

yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat,

menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai

tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau

memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Dari berbagai definisi

menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan

untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat

melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang

telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

2.1.2 Jenis-jenis Pemeliharaan

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan

dikategorikan dalam dua cara (Corder, Antony, K. Hadi, 1992), yaitu :

1) Pemeliharaan terencana (planned maintenance)

Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara

terorganisir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan

datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah

3
ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992)

Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:

a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) adalah

inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin

menyebabkan produksi terhenti atau berkurangnya fungsi mesin

dikombinasikan dengan pemeliharaan untuk menghilangkan,

mengendalikan, kondisi tersebut dan mengembalikan mesin ke kondisi

semula atau dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi

normal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau

kerugian.

b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)

Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah

pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang

dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan

reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa

diterima. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi

reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin

timbul diantara pemeriksaan, juga bongkar pasang

(overhaul) terencana.

2) Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)

Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan darurat, yang

didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan

tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi,

4
kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Corder,

Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem pemeliharaan metode tak

terencana adalah, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa

disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan

kembali maka diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.

2.1.3 Efisiensi dalam Pemeliharaan

a. Persoalan Teknis

Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha

untuk menghilangjan kemungkinan- kemungkinan timbulnya

kemacetan yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan

produksi tidak baik. Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi

persoalan teknis adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar

produksi pabrik dapat berjalan lancar.

Dalam persoalan teknis ini perlu diperhatikan adalah:

1) Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara

atau merawat peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki atau

mereparasi mesin-mesin atau peralatan yang rusak.

2) Alat-alat atau komponen- komponen apa yang dibutuhkan dan

harus disediakan agar tindakan- tindakan pada bagian (a) dapat

dilakukan.

b. Persoalan Ekonomis

Persoalan ekonomis adalah persoalan yang menyangkut bagaimana

usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan maintenance yang

dibutuhkan secara teknis dapat efisien. Jadi dalam persoalan ekonimis

5
yang ditekankan adalah efisiensi, dengan memperhatikan besarnya

biaya yang terjadi dan tentunya alternative tindakan yang dipilih

untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapun

biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance adalah biaya-

biaya pengecekan dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian

(adjustment) dan perbaikan/reparasi.

2.1.4 Pemilihan Kebijakan dalam Pemeliharaan

Pemilihan preventive maintenance secara teknis perlu dilakukan untuk

menjamin kelancaran bekerjanya suatu mesin atau peralatan tetapi secara

ekomomis belum tentu yang terbaik.

Pemilihan kebikjakan dalam pemeliharaan perlu memperhatikan:

a. Jumlah biaya yang terjadi

b. Penentuan apakah mesin atau peralatan merupakan “strategic point atau

critical unit”. Kalau iya, maka sebaiknya diadakan preventive maintenance.

2.2 Penanganan Bahan

2.2.1 Arti dan Peran Penanganan Bahan

Penanganan bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat,

mengangkut dan meletakkan bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik,

kegiatan mana dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik

sampai pada barang jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik. Penanganan bahan

(material handling) memiliki peran penting dalam suatu pabrik. Pada perusahaan

6
yang maju, pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan

perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen (50%) dari

seluruh biaya produksi. Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang

yang memindahkan bahan (material handling), biaya investasi dari berbagai alat

pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan

dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari

biaya-biaya penanganan bahan (material handling) ini ada sebagian yang termasuk

dalam biaya langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya

tak langsung (indirect cost).

a. Tujuan Penanganan Bahan (Material Handling)

Tujuan penanganan bahan (material handling) adalah sebagai berikut :

1) Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat

kerja, "Make Ready"

2) Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan

barang "Do"

3) Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja "Put Away ".

Pada dasamya tujuan diadakannya penanganan bahan (material

handling) adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga

dapat juga disimpulkan bahwa tujuan penanganan bahan

(materialhandling) adalah untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan

material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses produksi agar

barang-barang dapat diselesaikan tepat pada waktunya, serta unutuk menekan

biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

7
b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penanganan Bahan (Material

Handling)

1) Produk, bentuk dan ukuran, jumlah unit rata-rata yang harus dipindahkan, daya

tahan terhadap getaran dan benturan, bentuk dari bahan baku, dan barang

setengah jadi yang harus dipindahkan.

2) Pabrik, lokasi pintu, lokasi tangga, daya tahan lantai, letak rungan, dan jalur

yang tersedia.

3) Proses produksi, urutan, arah pemindahan material, dan perlengkapan

produksi.

4) Peralatan penanganan bahan.

c. Prinsip Sistem Penanganan Bahan (Material Handling)

Prinsip dasar sistem penanganan bahan ada 17, yakni:

1) Sistem penanganan bahan yang disusun harus memenuhi tujuan dan

persyaratan dasar.

2) Sistem penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi.

Peralatan penanganan bahan dan prosedurnya didisain sedemikian rupa

dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya.

3) Metode dan peralatan penanganan bahan yang dipilih harus memberikan biaya

per unit angkut yang rendah.

4) Faktor pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus

diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.

5) Pemakaian ruangan yang seefektif mungkin.

8
6) Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan bahan

dengan tetap memperhatikan keterbatasan.

7) Gunakan komputerisasi dalam penanganan bahan.

8) Dalam penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus

fisik material.

9) Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.

10) Standarisasikan metode dan peralatan penanganan bahan.

11) Mekanisasikan peralatan penanganan bahan untuk efisiensi.

12) Metode dan peralatan penanganan bahan harus mempunyai dampak minimal

terhadap lingkungan.

13) Metode penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi,

mengurangi atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak

perlu.

14) Metode dan peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi.

15) Metode dan peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan

keselamatan yang berlaku.

16) Sistem material handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal

perbaikan, serta kebijakan jangka panjang.

c. Manfaat dari Penanganan Bahan (Material Handling)

1) Penghematan biaya produksi, penurunan biaya persediaan, penggunaan

ruangan lebih efisien, serta meningkatkan produktifitas perusahaan.

2) Pengurangan sisa afval, yaitu produk-produk yang tidak sesuai standar.

3) Menaikkan luas produksi.

9
4) Peningkatan kondisi kerja karyawan.

5) Distribusi material akan berjalan lebih baik.

d. Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menurunkan Biaya Penanganan

Bahan (Material Handling)

1) Pengurangan jumlah dan jarak pengangkutan. Hal ini dapat ditempuh

dengan mengadakan perubahan terhadap layout.

2) Pengurangan waktu yang dibutuhkan di dalam pengangkutan bahan. Hal

ini dapat dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan sama sekali waktu-

waktu menunggu (waiting time). Dengan melakukan penghematan

terhadapwaktu maka akan terdapat penghematan berbagai macam biaya

disampung itu jadwak waktupun dapat dipercepat. Penghematan waktu berarti

pula pemanfaatan alat-alat penanganan bahan secara lebih efektif.

3) Pemilihan alat pengangkutan bahan yang tepat alat-alat pengangkutan

bahan harus dipilih agar biaya operasional dan biaya modalnya minimum,

terdapat keluwesan yang tinggi dalam pengangkutan bahan-bahan memiliki

tingkat keselamatan yang tinggi, dan sebagainya.

e. Tugas-tugas dari bagian penanganan bahan (material handling)

antara lain:

1) Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana

kegiatan penanganan bahan dilakukan sehingga dapat lebih efisien.

2) Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-

alat penanganan bahan yang baru.

10
3) Memberikan nasihat-nasihat/rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan

yang perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan penanganan bahan dan

dalam pemasangan perlengkapan atau peralatan penanganan yang baru.

4) Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan

perlengkapan atau peralatan penanganan (handling) yang baru tersebut.

f. Aspek-aspek produksi yang menyangkut penanganan bahan (material

handling):

1) Desain produk (product design), dimana produk yang direncanakan haruslah

dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.

2) Perencanaan tata letak (plan lay out), dimana bagian-bagian dan peralatan

haruslah diatur agar supaya pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam

proses dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat mengurangi waktu

pengerjaan dan waktu penanganan bahan.

3) Perencanaan produksi (production planning), di mana urutan-urutan proses

produksi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga pemindahan bahan-

bahannya mudah dilaksanakan.

4) Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar handling-nya mudah,

dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.

g. Pemilihan peralatan penanganan bahan (material handling)

Peralatan penanganan bahan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas

2 macam, yaitu :

11
1) Peralatan jalan tetap (fixed Path Equipment), yaitu peralatan penanganan

bahan yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak

dapat digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari Peralatan jalan

tetap ialah :

 Biasanya tergantung atau ditentukan oleh proses produksi.

 Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk

mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan

tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang lain.

 Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga

listrik. Contoh fixed path equipment adalah : Ban berjalan (conveyor),

Derek (cranes), Lift (elevator), Kereta api.

2) Peralatan jalan bervariasi (varied Path Equipment), yaitu peralatan penanganan

bahan yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam

tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan bahan-

bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari peralatan jalan bervariasi ialah :

 Biasanya tidak tergantung dari proses produksi.

 Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi.

 Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan

kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor). Contoh dari varied

path equipment adalah : Bermacam-macam truk, Forktruck atau forklift,

Kereta dorong.

3) Karakteristik bangunan, kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat

peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan.

12
4) Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan, Faktor ini akan

menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga

tergantung pada jumlah bahan yang diangkut per periode.

2.2.2 Biaya penanganan bahan

Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan

pabrik/industry terdiri atas:

1) Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang

disebut “make ready”.

2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau

pembuatan barang-barang yang disebut “do”

3) Memindahkan barang-barang dan bahan-bahan dari tempat kerja

yang disebut “put away”

Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan

bahan (material handler), biaya investasi dari berbagai alat pemindahan bahan

yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan dan termasuk

dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari biaya-biaya

material handling ini ada sebagian yang termasuk dalam biaya langsung

(direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya tak langsung

(indirect cost).

2.2.3 Efisiensi dalam penanganan bahan

Sebagian dari biaya material handling yang dikeluarkan untuk upah tenaga

kerja dan biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan tidak efisien, karena

13
merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga perlu dilakukan usaha-usaha agar

biaya material handling dapat diperkecil.

Sebab-sebab adanya pemborosan yang besar dalam biaya material handling :

1) Adanya kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedang atau akan

dikerjakan dalam proses produksi.

2) Sering di handle-nya hasil-hasil proses tambahan (by-product) dan barang-

barang sisa (srap) secara tidak efisien.

3) Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau

barang-barang di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan

atau pengecekan, yang disebabkan karena tempat tersebut tidak diatur dengan

baik.

4) Adanya pemborosan dalam meng-handle bahan-bahan di bagian pemeliharaan

(maintenance department), yang disebabkan kurangnya pengawasan langsung

(direct supervision) dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan-

bahan atau barang-barang.

Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil

biaya material handling. Biaya material handling dapat dikurangi atau diperkecil

dengan memperhatiakan prinsip-prinsip material handling :

1) Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila mungkin dari semua

pekerjaan dalam pabrik.

2) Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarkan atau dikurangi harus

dimekanisasikan, seperti dengan menggunakan ban berjalan (conveyor) atau

forktruck/forklift.

14
3) Alat-alat handling harus dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi atau

efisiensi dan dapat berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.

4) Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien dalam pabrik.

5) Dalam mempersiapkan plant lay out baru atau memperbaiki layout yang ada,

semua pekerjaan material handling harus direncanakan dengan baik.

6) Sebelum memutuskan penggunaan suatu jenis peralatan handling yang

mekanis, perlu dibuatkan suatu analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan

jenis peralatan apa yang paling sesuai dan paling ekonomis untuk pekerjaan

tersebut.

7) Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau membuat perubahan

atas peralatan-peralatan yang ada haruslah dibicarakan, dan diterima oleh

semua pihak yang berkepentingan beserta usul-usul sebelum penerapan

dilakukan.

2.2.2 Pemilihan perakatan penanganan bahan

Peralatan material handling dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas

2 macam, yaitu :

1) Fixed Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sudah tetap

(fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak dapat digunakan untuk

maksud-maksud lain.

Sifat-sifat dari fixed path equipment ialah :

a. Biasaya terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.

15
b. Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk

mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-

menerus/kontinu dan tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain.

c. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga

listrik.

Contoh fixed path equipment adalah :

1. Ban berjalan (conveyor)

2. Derek (cranes)

3. Lift (elevator)

4. Keteta api

2) Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya

fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak

khusus untuk mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang

tertentu.

Sifat-sifat dari varied path equipment ialah:

a. Biasanya tidak tergantung dari proses produksi..

b. Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi.

c. Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan

kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor).

Contoh dari varied path equipment adalah :

a. Bermacam-macam truk

b. Forktruck atau forklift

c. Kereta dorong

16
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan

pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain :

1) Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya

perbaikan menjadi mahal.

2) Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.

3) Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga

menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.

4) Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak

tepat.

5) Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke

perusahaan karena di anggap tidak menepati janji. Biaya pemeliharaan dari

tahun ke tahun selalu cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal

berikut :

a. Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian

peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.

b. Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-

alat bantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan teknologi.

c. Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan

harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan supaya kenaikan biaya

tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru diusahakan

untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan

untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu

kondisi yang bisa diterima. Dengan adanya pemeliharaan maka fasilatas dan

peralatan perusahaan dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi sesau

dengan rencana dsn tidak mengalami kerusakan selama fasilitas/peralatan

perusahaan tersebut dipergunakan selama proses produksi. Jenis-jenis

18
pemeliharaan ada 2 yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak

terencana.
2. Penanganan bahan adalah kegiatan mengangkat, mengangkut dan meletakkan

bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik, kegiatan dimulai dari

sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada barang

jadi/produk dikeluarkan dari pabrik. Keduanya mempunyai peran yang penting

dalam mendukung proses produksi, agar dapat menghasilkan produk yang

sesuai dengan permintaan konsumen. Biaya penanganan bahan terdiri atas

upah untuk orang yang memindahkan bahan (material handler), biaya investasi

dari berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang

tidak dapat dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan

produk hasilnya. Sebagian dari biaya material handling yang dikeluarkan

untuk upah tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan

tidak efisien, karena merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga perlu

dilakukan usaha-usaha agar biaya material handling dapat diperkecil.

3.2 Saran

Sebaiknya, untuk bagian pemeliharaan harus selalu merekam setiap

permasalahan dengan jelas dan detail, Perawatan preventif terhadap mesin harus

berlangsung dengan baik dan tepat, lalu perusahaan juga harus memperhatikan

umur ekonomis dari mesin yang digunakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Simamungsong, Pahala Bambang. Pemeliharaan (Maintenance). 29 November

2012.https://www.slideshare.net/PahalaBambangSimangunsong/pemeliharaa

n-maintenance.

Desu, Watashi Wa Eko. Manajemen Operasional - Pemeliharaan Fasilitas Dan

Penanganan Bahan. 14 Desember 2016.

20
http://ekonominator.blogspot.com/2016/12/manajemen-operasional-

pemeliharaan.html

Unknown. Pemeliharan Dan Penanganan Bahan. 04 Mei 2015

http://betesdalia.blogspot.com/2015/05/pemeliharan-dan-penanganan-

bahan.html

Ade, Ody. Makalah Teknik Pemeliharaan

https://www.academia.edu/8081369/Makalah_Teknik_Pemeliharaan

21

Anda mungkin juga menyukai