Anda di halaman 1dari 33

PENGATURAN PERUSAHAAN SWASTA MULTINASIONAL

Makalah disusun guna melengkapi mata kuliah Seminar Ekonomi Perencanaan

Dosen Pengampu: Jalu Aji Prakoso, S.E., M. Ec. Dev.

Disusun oleh:

1. Lulu Kurniarahma (1610101044)


2. Nur Cholis (1610101047)
3. Monita Apriliyani (1610101054)
4. Ilham Putratama (1610101119)
5. Ayunjiyah Triartmawati (1610101120)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

LATAR BELAKANG..........................................................................................1

RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2

TUJUAN PENULISAN.......................................................................................3

MANFAAT PENULISAN....................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4

STUDI LITERATUR...........................................................................................4

PENELITIAN TERDAHULU.............................................................................7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................13

RUANG LINGKUP PENULISAN....................................................................13

METODOLOGI PENULISAN..........................................................................13

KERANGKA BERFIKIR...................................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................14

PENGERTIAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL.....................................14

FAKTOR PENDORONG PERTUMBUHAN PERUSAHAAN


MULTINASIONAL...........................................................................................12

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MULTINASIONAL .............................14

PERANAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL...........................................16

PENGATURAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL....................................19

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI ADANYA PERUSAHAAN


MULTINASIONAL..........................................................................................20

2
BAB V PENUTUP................................................................................................25

KESIMPULAN..................................................................................................25

SARAN...............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada perkembangan dunia yang semakin hari menjadi semakin komplek saat ini,
negara memerlukan kerjasama di dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan
pendidikan. Hal ini dipicu karena satu negara dengan negara lainnya saling membutuhkan
satu sama lain, terlebih dalam bidang ekonomi dan politk karena dua aspek tersebut saling
bersinggungan satu sama lain dan menjadi bahasan penting dalam sebuah studi hubungan
internasional. Munculnya sebuah MNCs (Multinational Corporations) merupakan salah satu
dari perkembangan dunia ekonomi politik internasional pasca Perang Dunia II.

Di beberapa dekade akhir abad ke-20, transformasi pesat dunia industri menimbulkan
perubahan disegala bidang. Kemajuan ilmu dan teknologi sebagai mesin penggerak suatu
masyarakat memberikan dampak di berbagai bidang dalam kehidupan. Perekonomian adalah
salah satu bidang yang mengalami berbagai perubahan mencolok di masa-masa tersebut.
Yang ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan multinasional hingga membuka
peluang bagi globalisasi ekonomi.

Pengalaman pertumbuhan ekonomi pada abad kesembilan belas di negara-negara


maju banyak bersumber dari pergerakan modal internasional yang cukup deras pada waktu
itu. Mobiltas faktor-faktor produksi yang terjadi antar negara mencapai titik puncaknya
dengan hadirnya perusahaan-perusahaan multinasional. Mungkin perkembangan yang
terpenting dalam hubungan-hubungan ekonomi internasional selama dua dasawarsa terakhir
ini adalah meningkatnya kekuatan dan pengaruh perusahaan-perusahaan multinasional.
Perusahaan multinasional merupakan penyalur utama berbagai faktor produksi, mulai dari
modal, tenaga kerja dan teknologi produksi, semuanya dalam skala besar dari satu negara ke
negara lainnya.

Perkembangan ekonomi yang terjadi pada saat ini, memberikan suatu pengaruh yang
besar bagi pola bisnis dan sikap para pelaku bisnis. Investasi yang semakin aktif dilakukan

4
oleh para investor, terlebih oleh para investor asing yang telah mengakibatkan terjadinya
transaksi-transaksi yang bersifat internasional (cross border transaction).

Pertumbuhan perusahaan multinasional semakin berkembang pesat. Sejak awal


kehadirannya hingga pertengahan tahun 1980-an MNC sudah tumbuh berkali-kali lipat lebih
cepat dibandingkan pertumbuhan perdagangan dunia. MNC memiliki jenis-jenis yang
beragam, mulai dari perusahaan eksplorasi tambang migas dan mineral, perusahaan-
perusahaan manufaktur, hingga ke bidang pendidikan serta gerai-gerai pangan.

Meskipun perusahaan multinasional telah mendapat perhatian luas masyarakat


internasional, namun dalam konteks kedudukannya sebagai subyek hukum internasional
masih menjadi sesuatu yang kontroversial. Karena beberapa sarjana berpendapat bahwa
bukanlah subyek hukum internasional.

Dalam operasinya ke berbagai negara dunia ketiga, mereka menjalankan berbagai


macam operasi bisnis yang inovatif dan kompleks. Perusahaan-perusahaan raksasa, seperti
IBM, Ford, Exxon, Philips, Hitachi, British Petroleum, Renault, Volkswagen, dan Coca-Cola,
telah sedemikan rupa mendunia dalam operasinya sehingga kalkulasi atas distribusi
keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh produksi internasional itu kepada penduduk
setempat dan pihak asing menjadi semakin sulit dilakukan.

Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam dua bentuk. Yang
pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan oleh pihak swasta (private foreign
investment) dan investasi portofolio, terutama berupa penanaman modal asing “langsung”
(PMI). Penanaman modal seperti ini juga dapat disebut Foreign Direct Investment (FDI). FDI
(Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting
dari sistem ekonomi yang semakin mengglobal. Ini bermula saat sebuah perusahaan dari satu
negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebsuah perusahaan di negara lain.
Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut ‘home country‘) bisa
mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut ‘host country‘)
baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan penanam modal membeli perusahaan di luar
negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana
atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.

5
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman
kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka
pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga
dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI
seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi. Sebagian besar FDI ini
merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga
perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan
perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya
disebut sindikasi (atau ‘syndicates‘) dan biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti
konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan
berbagai jenis keahlian dan sumberdaya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud perusahaan multinasional ?

2. Apakah faktor pendorong pertumbuhan perusahaan multinasional ?

3. Bagaimana karakteristik perusahaan multinasional?

4. Bagaimana peranan perusahaan multinasional?

5. Bagaimana pengaturan perusahaan swasta multinasional ?

6. Bagaimana dampak dari adanya perusahaan swasta multinasional ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud perusahaan multinasional.
2. Untuk mengetahui factor pendorong pertumbuhan perusahaan multinasional.
3. Untuk mengetahui karakteristik perusahaan multinasional.
4. Untuk mengetahui peranan perusahaan multinasional.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan perusahaan multinasional.
6. Untuk mengetahui dampak dari adanya perusahaan multinasional.

6
1.4. MANFAAT PENULISAN

1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Seminar Ekonomi Perencanaan.

2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain dalam penulisan mengenai
pembangunan ekonomi nasional.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. STUDI LITERATUR

7
1. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan.

Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin


tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan
pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi
ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan
pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.

2. Pertumbuhan ekonomi memiliki dua segi pengertian yang berbeda, di satu pihak
istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan bahwa suatu
perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai kemakmuran
yang lebih tinggi, seperti yang dikemukakan ”Michael Todaro”, pertumbuhan
ekonomi atau yang populer juga disebut ”Economic Growth”, adalah suatu proses
mantap dimana kemampuan berproduksi meningkat dari waktu ke waktu, sehingga
menaikkan tingkat pendapatan nasional (National Income).

Dipihak lain istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan tentang masalah


ekonomi yang dihadapi dalam jangka panjang. Masalah pertumbuhan ekonomi jangka
panjang yang dihadapi suatu negara dapat dibedakan pada tiga aspek, yaitu:

Aspek pertama; masalah pertumbuhan itu berasal dari perbedaan tingkat pertumbuhan
potensial yang dapat dicapai, dan tingkat pertumbuhan yang dapat di capai, dan tingkat
pertumbuhan yang sebenarnya tercapai dari satu tahun ke tahun lain, sumber daya alam dalam
suatu negara akan mengalami pertambahan. Pertambahan ini dapat mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, yaitu tingkat Produksi ekonomi yang bertambah besar. Investasi dimasa kini akan
menambah potensi suatu negara menghasilkan barang dan jasa. Di samping itu kemajuan
teknologi memungkinkan sumber daya yang ada menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak, selanjutnya perkembangan penduduk dan perkembangan produktivitas mereka juga
akan meningkatkan kegiatan ekonomi ke taraf yang lebih potensial, sebagai akibatnya

8
pertumbuhan kemakmuran lebih lambat, pengangguran semakin besar dan masalah politik
sosial semakin memburuk.

Aspek kedua; mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan


pertumbuhan itu sendiri, adakalanya pertambahan potensi dari kemampuan menghasilkan
pendapatan nasional tidak mencukupi untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

Aspek ketiga; mengenai keteguham pertumbuhan ekonomi yang berlakudari satu


tahun ke tahuin yang lainnya. Pertumbuhan ekonomi tidaklah berkembang secara liniear
adakalanya perekonomian berkembang dengan pesat dan ada kalanya pergerakan lambat dan
kadang-kadang berlaku mundur, yaitu tingkat kegiatannya lebih rendah dari sebelumnya.

3. Teori Peranan

Secara umum, pengertian peranan adalah kehadiran di dalam menentukan


suatu proses keberlangsungan. Peranan merupakan bagian dari tugas utamanya yang
harus dilakukan seseorang dalam menyelesaikan suatu kasus dalam suatu kelompok
yang mempunyai hubungan sebab akibat. Peranan (role) merupakan proses dinamis
kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan


kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan
peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-
pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peranan
mencakup 2 hal, antara lain:
 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat.
 Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi, peranan juga dapat dikatakan sebagai
perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
4. Perdagangan Internasional (International Trade)

9
Merupakan transaksi antar negara itu biasanya dilakukan dengan cara
tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan
impor tersebut maka akan timbul “Neraca Perdagangan Antar Negara” atau “Balance
Of Trade”.

10
5. Perusahaan Domestik / Lokal
Perusahaan bisnis domestik adalah suatu unit bisnis yang tingkat operasional
dan pangsa pasarnya berada dalam suatu wilayah saja tanpa melewati batas negara.
Jenis perusahaan ini masih bersifat sederhana dan tidak kompleks karena hanya
memperhitungkan berbagai variabel yang berlaku di sekitarnya saja mulai dari besar
kecil kompensasi, budaya perusahaan, rekrutmen tenaga kerja, analisis pasar, dan lain
sebagainya.
6. Perusahaan Internasional
Perusahaan bisnis internasional adalah suatu unit bisnis yang sudah
memperluas atau ekspansi produksi dan pemasaran produk baik barang maupun jasa
ke luar negari dari negara asalnya. Hal ini terkadang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan bisnis di kala pasar yang ada di dalam negri sudah berada dalam tahap
jenuh, sehingga sulit untuk dapat berkembang lebih besar lagi. Dengan memasuki
pasar internasional perusahaan harus mampu beradaptasi di semua bidang dengan
kultur budaya di negara setempat agar tidak menimbulkan permasalahan sosial.
7. Perusahaan Global
Perusahaan global adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak
negara lain dengan sistem pengambilan keputusan desentralisasi. Sistem partisipasi
bisnis global digunakan karena sudah semakin pudar dan hilangnya batasan-batasan
pasar suatu negara dengan negara lainnya (globalisasi). Biasanya perusahaan global
memiliki ciri distribusi sudah ekspor, memiliki unit produksi di luar negara asal dan
melakukan aliansi dengan perusahaan asing.
8. Perusahaan Multinasional (MNC) adalah perusahaan yang memiliki kantor pusat di
suatu negara dan melakukan kegiatan-kegiatannya di wilayah banyak negara. Status
yang dimiliki oleh MNC adalah Perusahaan swasta dan merupakan kesatuan non
pemerintah dan tidak berstatus international legal person. MNC pada umumnya tidak
mempunyai hak dan kewajiban sesuai hukum internasional dan tidak memiliki
standing untuk berperkara di International Court of Justice (ICJ). Namun, dalam hal-
hal tertentu MNC dapat membuat persetujuan dengan pemerintah suatu negara dengan
memberlakukan prinsip hukum internasional atau prinsip hukum umum untuk
transaksi mereka dan bukan diatur oleh hukum nasional suatu negara.
9. FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu
ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah

11
perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut ‘home country‘) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut ‘host country‘) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya
dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau
menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli
sahamnya sekurangnya 10%.
10. Hukum perusahaan multinasional adalah ketentuan hukum yang mengatur perusahaan
internasional atau transnasional yang kantor pusatnya berada di suatu negara.
11. Pengaturan hukum di Indonesia terhadap perusahaan multinasional melalui
Penanaman Modal Asing yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 Tentang Penanaman Modal.
2.2. PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian

Lila Sitha Kedudukan Dan Penelitian Kegiatan perusahaan


Rambisa Tanggung Jawab hukum multinasional mendorong
dan Perusahaan normatif terjadinya diskusi-diskusi
Ni Made Multinasional dengan mendalam yang menghasilkan
Suksma (Mnc) Dalam menggunaka upaya-upaya untuk menyusun
Prijandhini Hukum n pendekatan peraturan peraturan internasional
Devi Salain Internasional analisis guna mengatur kegiatan-kegiatan
Bagian konsep mereka dan menetapkan
Hukum hukum dan persyaratan-persyaratan
Internasiona pendekatan mengenai hubungan mereka
l Fakultas kasus. dengan negara-negara tempat
Hukum didirikannya perusahaan
Universitas cabang.Code of conduct adalah
Udayana pedoman untuk suatu perusahaan
yang berisikan system nilai, etika
bisnis, etika kerja, komitmen
serta penegakan terhadap
peraturan-peraturan perusahaan
bagi individu dalam menjalankan
bisnis dan aktvitas lainnya. Code

12
of Conduct memiliki kekuatan
mengikat terhadap MNC karena
adanya kepentingan MNC
sebagai bagian dari strategi usaha
untuk membangun citra yang
baik bagi kegiatan usaha mereka.
Code of conduct sebagai
kesepakatan internasional
mengatur tentang MNC salah
satunya adalah The Coalition for
Environmentally Responsible
Economics yang merumuskan
The CERES principles dan
menimbulkan kerusakan
lingkungan.
Nugraha Kebijakan Deskriptif Kebijakan Indonesia terhadap
Velatio Indonesia Terhadap Kualitatif Perusahaan Multinasional
Perusahaan dalamimplementasi program
Jurusan
Multinasional tanggung jawab sosial
Ilmu
(Studi Kasus perusahaan di Kabupaten Siak
Hubungan
Implementasi adalah dengan membentuk
Internasiona
Program Tanggung Forum Tanggung Jawab Sosial
l
Jawab Perusahaan se Kabupaten Siak
Fakultas
Sosial Perusahaan dan mengadakan pertemuan rutin
Ilmu Sosial
Di Kabupaten Siak setiap tahunnya. Secara nasional,
Ilmu Politik
Tahun 2013-2016) maka perbincangan mengenai
Universitas
Corporate Social Responsibility
Riau
(CSR) semakin menguat setelah
dinyatakan dengan tegas dalam
Undang-Undang RI No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Disebutkan bahwa
Perseroan Terbatas yang
menjalankan usaha di bidang

13
dan/atau bersangkutan dengan
sumber daya alam wajib
menjalankan tanggung jawab
sosial dan lingkungan (Pasal 74
ayat (1)).Peraturan lain yang juga
mengatur tentang Corporate
Social Responsibility (CSR)
adalah Undang- Undang RI No.
25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Dalam Pasal
16 (b) menyatakan bahwa:
“Setiap penanaman modal
berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial
perusahaan.
Juwita Perusahaan Deskriptif Perusahaan multinasional adalah
Sinaga Multinasional Kualitatif perusahaan yang berada di satu
Departemen (Multinational negara yang mempunyai operasi
Manajemen Corporate) produksi dan penjualan di
Fakultas beberapa Negara lain. Jumlah
Ekonomi Negara tempat MNC beroperasi
Dan Bisnis sekurang-kurangnya 5 sampai 6
Universitas negara. Serta merupakan sebuah
Sumatera induk perusahaan ( holding
Utara company), dengan sejumlah
Medan operasi luar negeri, masing-
masing diberi wewenang untuk
menyesuaikan produk-produk
dan strategi pasarnya dengan apa
yang dianggap oleh para manajer
lokal sebagai aspek-aspek unik
dari pasar-pasar individual
mereka.
Suatu perusahaan domestik untuk

14
menjadi perusahaan
multinasional tidak harus melalui
tahap ekspor, lisensi, kemudian
FDI. Tetapi sebaiknya
perusahaan domestik tersebut
harus mempelajari cara apa yang
paling efektif untuk memasarkan
produknya di luar negeri.
Ardiana Tinjauan Yuridis Analisis Dalam rangka melakukan
Hidayah, Perusahaan Deskriptif pengaturan hukum terhadap
SH, MH Multinasional Kualitatif perusahaan multinasional melalui
Di Indonesia Penanaman Modal Asing yang
akan menginvestasikan modalnya
di Indonesia, maka Menteri
Negara Penggerak Dana
Investasi/Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal
telah mengeluarkan suatu
keputusan Nomor: 15/SK/ 1993
tentang Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal dalam Negeri
dan Penanaman Modal Asing.
Keputusan ini jika dilihat dari
sudut esensinya, merupakan
penyempurnaan dari Keputusan
Presiden Rl Nomor 97 Tahun
1993 tentang Tata Cara
Penanaman Modal.
Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal yang diundangkan
mencakupi semua kegiatan
penanaman modal langsung di
semua sektor. Undang-Undang

15
ini juga memberikan jaminan
perlakuan yang sama dalam
rangka penanaman modal. Selain
itu, Undang-Undang ini
memerintahkan agar Pemerintah
meningkatkan koordinasi
antarinstansi Pemerintah,
antarinstansi Pemerintah dengan
Bank Indonesia, dan antarinstansi
Pemerintah dengan pemerintah
daerah. Koordinasi dengan
pemerintah daerah harus sejalan
dengan semangat otonomi
daerah.
J. Peranan Deskriptif Pada pertengahan 1960-an di
Heryanto Multinational Kualitatif dunia ketiga sedang menggejala
Corporations mengundang masuknya modal
Staf
DalamIndustrialisas asing dalam bentuk Multinational
Pengajar
i Di Corporations dengan tujuan
Universitas
Indonesia Pada Era untuk membantu meningkatkan
Bina
OrdeBaru pertumbuhan ekonominya,
Nusantara
menciptakan lapangan kerja dan
Jakarta
meraih teknologi. Kehadiran
dan
modalasing dalam bentuk
Staf
Multinational Corporations
Pengajar
diharapkan
Universitas
menumbuhkan/melahirkan
Kristen
usaha-usahalain (forward linkage
Petra
and backward linkage), yang
Surabaya
juga akan meningkatkan daya
belimasyarakat (trickle down
effect). Model pembangunan
dengan teori modernisasi yang
pernah berhasil diterapkan

16
misalnya di Jepang setelah
perang dunia kedua, hendak
diulangi di dunia ketiga. Nilai
yang kontekstual diangkat
menjadi universal. Sejarah
ditransformasi menjadi ideologi
atau menjadi hukum ahistoris.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.RUANG LINGKUP PENULISAN


Pembahasan dalam makalah ini terfokus pada pengertian perusahaan multinasional,
faktor pendorong pertumbuhan perusahaan multinasional, karakteristik perusahaan
multinasional, peranan perusahaan multinasional, kekuatan perusahaan multinasional,
pengaturan perusahaan swasta multinasional, serta dampak dari adanya perusahaan swasta
multinasional.

3.2. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini
mengambil suatu fenomena yang sebenarnya. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristitwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Metode deskriptif memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah – masalah aktual
sebagaimana adanyaa pada saat penelitian dilaksanakan. Metode kualitatif meruparakan suatu
prosedur pengambilan data yang menghasilkan data desktiptif berupa kata – kata tertulis dari
fenomena dan perilaku tertentu. Suatu pendekatan penelitian, yang diarahkan pada latar dan
individu secara alami.

3.3. KERANGKA BERPIKIR


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perusahaan domestik,
perkembangan teknologi dan investasi, kemunculan perusahaan multinasional yang
menimbulkan dampak positif dan negatif serta bagaimana pengaturannya sehinga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Perusahaan Domestik Peningkatan
Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan
Pengaturan Perusahaan
Teknologi dan Investasi
Swata Multinasional

Perusahaan Dampak Positif dan


Multinasional Negatif

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. PENGERTIAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL


Perusahaan multinasional merupakan suatu bentuk asosiasi bisnis yang paling banyak
dibicarakan dalam rangka globalisasi dunia dan ekonomi. Peran dari globalisasi sebagai
ideologi dan perkembangan kebijakan peraturan terkait denganperusahaan multinasional.
Menurut Kamus Ekonomi, Multinasional Corporation (MNC) adalah sebuah
perusahaan yang wilayah operasionalnya meliputi sejumlah negara dan memilikifasilitas
produksi dan service di luar negaranya sendiri.
Istilah yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terhadap perusahaan
multinasional ini adalah perusahaan transnasional. Hal ini dapat terlihat di dalam draft yang
di buat oleh PBB dengan judul Draft United Nations Code ofConduct on Transnational
Corporations, yang dengan jelas menggunakan istilah transnational corporation atau
perusahaan transnasional.

Menurut Robert L. Hulbroner, yang dimaksud dengan perusahaan multinasional


adalah perusahaan yang mempunyai cabang dan anak perusahaan yangterletak di berbagai
negara.
Demikian J. Panglaykim, menyatakan bahwa perusahaan transnasional adalah suatu
jenis perusahaan yang terdiri dari bermacam-macam kelompok perusahaan yang bekerja dan
didirikan di berbagai negara, tetapi semuanya diawasi oleh satu pusat perusahaan.
Rugman menyatakan bahwa perusahaan multinasional merupakan perusahaanyang
beroperasi melintasi batas negara, berproduksi di luar negeri selain di dalam negeri.
Helga Hernes menjelaskan bahwa perusahaan multinasional merupakan suatu
organisasi yang mempunyai kekuatan manajemennya menyatu, di bawah satu kontrol, dapat
mempengaruhi pasar dan dapat mentransfer teknologi dari negara maju ke negara yang
ditempati beroperasinya perusahaan transnasional, serta alat untuk membangun suatu negara.

4.2. FAKTOR PENDORONG PERTUMBUHAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL


1. Hasrat untuk mengejar keuntungan global (the pursuit of global profits)
Pada dasarnya perusahaan multinasional adalah perusahan kapitalis, maka tidak
mengherankan perilaku perusahaan multinasional mengikuti patokan dasar kapitalisme yaitu
mencari keuntungan.
2. Keinginan mencari dan memperoleh supply bahan mentah (raw material seekers)
Ini adalah jenis awal perusahaan multinasional yang banyak.dijumpai diakhir abad 19
dan awal abad 20. Mereka adalah perusahaan-perusahaan inggris, belanda, french east india

19
companies, hudson's bay trading company dan union minier haut-katanga yang tumbuh
dengan payung proteksi kerajaan penjajah. Saat ini, MNC jenis ini masih dijumpai pada
MNC yang menggarap pertambangan dan minyak.
3. Melayani pasar secara langsung
Sebagai contoh IBM, Volkswagen, Unilever, Coca Cola, Philips Dan Singer.
4. Meminimumkan biaya
MNC jenis ini mencari dan melakukan investasi di luar negeri agar tetap kompetitif
baik di negara asal maupun luar negri. Banyak MNC semacam ini bergerak dalam industri
elektronik, misalnya texas instruments, atari, zenith. Hal ini sejalan dengan konsep relokasi
industri dari negara macan Asia.
5. Berdasarkan jalur evolusi suatu MNC
Pendekatan evolusioner dalam melakukan ekspansi ke luar negeri adalah suatu
tanggapan untuk meminimumkan resiko untuk beroperadi di lingkungan asing.

4.3. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MULTINASIONAL


Pertama, adalah perusahaan domestik yang multinasional lokasi mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan jenis perusahaan multinasional ini. Perusahaan ini
memiliki pemasukan yang berasal dari aset-aset di lebih dari satu lokasi dan
penggunaannya digabung dengan bahan-bahan lokal untuk memproduksi barang dan
jasa.
Kedua, baik perusahaan multinasional maupun perusahaan domestik
multilokasi menikmati keuntungan yang kompetitif dari satu unit ekonomi yang lebih
besar apabila dibandingkan dengan perusahaan besar biasa yang mempunyai satu
pabrik.
Perusahaan multinasional secara garis besar memiliki ciri sebagaimana berikut ini:
a. Membentuk cabang-cabang di luar negeri
b. Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat
global (mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang
yang dapat digunakan di semua negara.
c. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan
multinasional melampaui batas-batas negara.
d. Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umumnya manufaktur.
e. Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi di dalam
lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara.

20
f. Menempatkan cabang pada negara-negara maju
g. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan
mengingat kedua faktor tersebut merupakan keuntungan kompetitif
perusahaan multinasional
h. Pengembangan sistem managemen dan distribusi yang melintasi batas-batas
negara, terutama sistem modal ventura, lisensi, franchise.

4.4. PERANAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL


Kebanyakan negara khususnya negara berkembang dan negara miskin mengharapkan
dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam menarik dan memaksimalkan keuntungan
dari penanaman modal asing langsung pada pembangunan perekonomian mereka. Walaupun
pemerintah dari hampir setiap negara industri atau negara berkembang terus mengenakan
beberapa pembatasan terhadap penanaman modal asing langsung yang masuk ke negaranya
dan menahan masuknya perusahaan multinasional terhadap perekonomian mereka, tetapi
kebanyakan pemerintah sadar bahwa apabila sebagai negara berkembang mereka tidak dapat
menarik penanaman modal langsung, negara-negara ini akan mendapat kesulitan untuk
memperoleh pembiayaan, (alih) teknologi dan masuk ke dalam pasar internasional yang
sangat dibutuhkan bagi pembangunan ekonomi negara-negara berkembang, walaupun
sebenarnya perusahaan multinasional melalui penanaman modal asing langsung merusak
ekonomi dan tujuan pembangunan negara-negara penerima modal.
Ketidakhadiran atau tidak adanya perusahaan-perusahaan multinasional dalam suatu
negara dapat merupakan suatu kerugian yang harus dipertimbangkan oleh suatu negara
berkembang karena perdagangan dunia dan penanaman modal asing langsung terdiri dan
dilakukan antar perusahaan-perusahaan multinasional melalui pendirian subsidiary atau anak-
anak perusahaan yang berada di negara-negara yang berbeda.Produksi barang-barang dan
jasa-jasa bagi pasar internasional dilakukan oleh kurang lebih 79.000 perusahaan
multinasional melalui penanaman modal asing langsung dengan pendirian kurang lebih
790.000 anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, khususnya di negara-negara
berkembang dan negara terbelakang, seperti Asia Selatan, Asia Tenggara, Amerika Latin,
Karibia, Afrika, dan Eropa. Sebagai konsekuensi utama dari perkembangan ekonomi seperti
ini adalah apabila negara berkembang tersebut tidak mempunyai perusahaan
multinasionalnya sendiri, akan berdampak pada peran negara tersebut dalam perdagangan
internasional. Keberadaan perusahaan multinasional sebagai pendorong globalisasi telah
mengubah pandangan negara-negara berkembang, transformasi ideologi mempengaruhi

21
perubahan penting dalam pandangan politik ekonomi negara berkembang. Oleh karena itu,
akhirnya negara-negara ini yang dulu menolak perusahaan multinasional sekarang berusaha
untuk memperoleh keberuntungan dari perusahaan multinasional.
Masuknya perusahaan multinasional dalam pembangunan ekonomi negara, penerima
modal membuat negara-negara penerima modal asing melakukan pengawasan langsung
terhadap penanaman modal asing langsung yang dilakukan oleh perusahaan multinasional.
Menurut Peter T. Muchlinski pengawasan oleh negara penerima modal terhadap penanaman
modal asing langsung dapat dilakukan dalam tiga hal utama, yaitu:
 Pertama, melakukan pembatasan-pembatasan terhadap penanaman modal asing
langsung yang masuk baik secara keseluruhan atau terhadap sektor-sektor atau
industri tertentu.
 Kedua, penanaman modal asing langsung diizinkan setelah melewati beberapa proses
dan memenuhi persyaratan masuk (Entry Requirements).
 Ketiga, terhadap perusahaan-perusahaan penanaman modal asing yang didirikan,
semua aktivitas dari investor tunduk kepada hukum tempat penanaman modal asing
langsung tersebut didirikan.
Persyaratan pertama dan kedua merupakan persyaratan masuknya suatu penanaman
modal asing dan merupakan hak berdaulat dari negara penerima modal untuk mengontrol
keberadaan perusahaan multinasional yang masuk ke wilayahnya. Sedangkan persyaratan
ketiga, artinya secara umum penerapan hukum terhadap Peranan perusahaan multinasional di
negara-negara industri dapat dilihat sebagai menyatunya berbagai ekonomi serta menambah
kebergantungan antara negara,sedangkan bagi negara sedang berkembang terdapat suatu
laporan bahwa jumlah modal yang berasal dari perusahaan multinasional sudah lebih besar
dibandingkan dengan modal yang datang dari negara-negara industri dan modal domestik.
Dengan mengandalkan berbagai keunggulan yang dimilikinya, perusahaan
multinasional dapat berperan membantu pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya
negara-negara sedang berkembang. Oleh karena itu minimal terdapat empat fungsi dari
perusahaan multinasional, yaitu:
1. Selaku penanam modal asing bagi negara-negara yang sedang membutuhkannya.
2. Merupakan pemasok teknologi ke negara tempat beroperasinya perusahaan
multinasional tersebut.

22
3. Dapat berfungsi sebagai penyalur bantuan dari negara-negara maju maupun
dari lembaga-lembaga internasional kepada negara-negara berkembang atau
yang membutuhkannya.
4. Sebagai suatu tempat untuk mendapatkan keterampilan dalam bekerja, melalui
suatu pengkaderan tenaga kerja dari negara di mana perusahaan tersebut
beroperasi.
Pertumbuhan perusahaan multinasional di Indonesia dan dampaknya terhadap
produktivitas dalam perkembangan industri atau pabrikan telah dimulai pada awal tahun
1990-an dan terus berkembang hingga Indonesia mengalami krisis moneter. Bahkan,
setelah krisis moneter perusahaan multinasional ini jumlahnya semakin meningkat melalui
pendirian anak-anak perusahaan atau perndirian cabang atau dengan melakukan usaha
patungan dengan perusahaan swasta nasional maupun dengan badan usaha milik negara.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, keberadaan perusahaan-perusahaan
multinasional bertambah terus antara tahun 1986 hingga 1997 dengan rata-rata kenaikan
20% dan bertambah lagi setelah makin dibukanya peluang masuknya penanaman modal
asing ke Indonesia setelah tumbangnya era Orde Baru.Perkembangan keberadaan
perusahaan-perusahaan multinasional saat ini sangat jelas terutama setelah adanya
deregulasi pada tahun 1992 dan deregulasi tahun 1994 serta penandatanganan letter of
intend antara Indonesia dengan IMF yang mensyaratkan dibukanya atau dihapusnya
rintangan-rintangan penanaman modal asing dan perdagangan internasional dan
membolehkan kepemilikan saham penanam modal asing 100% tanpa ada persyaratan untuk
mengalihkan kepada perusahaan nasional baik swasta nasional maupun badan usaha milik
negara atau keharusan menanamkan modalnya kembali dari keuntungan yang didapat
perusahaan yang ada di Indonesia.
Meningkatnya keberadaan perusahaan multinasional terutama pada era reformasi
terus bertambah terutama pada industri-industri berat dengan kepemilikan melalui merger
atau akuisisi, misalnya hal ini terjadi pada perusahaan-perusahaan Jepang antara lain
Honda, Nisan, Daihatsu, Suzuki, Hino, dan Toyota. Selain itu, perusahaan multinasional
juga menguasai industri plastik dan baja.
Keberadaan perusahaan multinasional juga meningkatkan lapangan pekerjaan, pada
tahun 2000 hingga 2005 bertambah 7%. Tenaga kerja Indonesia pada perusahaan-
perusahaan multinasional meningkat terutama pada industri makanan olahan, tekstil,
produk baja, alas kaki, kimia, karet, plastik, pakaian luar, produk elektik, dan alat-alat
transportasi.

23
Produktivitas tenaga kerja banyak dibutuhkan terutama oleh perusahaan-perusahaan
multinasional yang beroperasi pada industri berat dengan kepemilikan saham mayoritas
pada perusahaan atau pabrik tersebut. Adapun kepemilikan perusahaan-perusahaan
multinasional di Indonesia selain dengan kepemilikan 100% juga banyak yang mempunyai
kepemilikan mayoritas sekitar 90% - 100%, 50% - 89%.
Bagi Indonesia dampak positif keberadaan perusahaan multinasional pada
peningkatan standar kehidupan masyarakat terutama yang bekerja pada pabrik-pabrik yang
dimiliki oleh perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut
membayar upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan atau
pabrik-pabrik yang dimiliki oleh pengusaha swasta nasional.
Dalam bidang perdagangan internasional, keberadaan perusahaan-perusahaan
multinasional di Indonesia berperan penting. Hal ini disebabkan sebagian ekspor dari
Indonesia ke negara lain dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional dengan
kemampuan dan penguasaan jaringan yang luas, dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan domestik.
Peluang ekspor yang dilakukan oleh perusahaan multinasional ini juga disebabkan
oleh kebijakan pemerintah di kebanyakan negara berkembang termasuk Indonesia
memberikan perlakuan yang istimewa kepada perusahaan-perusahaan multinasional ini
terutama kepada perusahaan-perusahaan multinasional yang berorientasi kepada ekspor.
Sekitar 50% ekspor Indonesia dilakukan oleh perusahaan multinasional terutama bidang
makanan olahan, perkayuan, dan perkakas rumah tangga dan kimia termasuk karet dan
plastik, rokok, baja, dan produk-produk baja kulit dan tekstil.

4.5. PENGATURAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL


Pendirian perusahaan multinasional yang didirikan di Indonesia tetap mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
selanjutnya disebut UUPT sebagaimana yang terdapat di dalam Pasal 7 sampai dengan 14
UUPT. Syarat yang harus dipenuhi dalam pendirian perusahaanmultinasional sebagai badan
hukum yang sah di Indonesia, terdiri atas :
a. Harus didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih
Pengertian “pendiri” (promoters) menurut hukum adalah orang-orang yang
mengambil bagian dengan sengaja (intention) untuk mendirikan perseroan. Selanjutnya
orang-orang itu dalam rangka pendirian itu, mengambil langkah-langkah yang penting
untuk mewujudkan pendirian tersebut, sesuai dengan syarat yangditentukan peraturan

24
perundang-undangan. Orang yang dimaksud dalam pendirian perseroan terbatas itu adalah
orang-perorangan, baik warga negara Indonesia maupun orang asing atau badan hukum.
b. Akta pendirian berbentuk akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia
Syarat kedua dalam mendirikan perusahaan multinasional di Indonesia adalahharus
dibuat secara tertulis dalam bentuk akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia, tidak
boleh akta dibawah tangan.Keharusan akta pendirian mesti berbentuk akta notaris, tidak
hanya berfungsi sebagai probationis causa, maksudnya akta notaris tersebut tidak hanya
berfungsi sebagai alat bukti atas perjanjian pendirian perseroan. Tetapi akta notaris itu
sekaligus bersifat dan berfungsi sebagai solemnitatis causa yakni apabila tidak dibuat
dalam akta notaris, akta pendirian perseroan itu tidak memenuhi syarat, sehingga tidak
dapat diberikan pengesahan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM.
c. Setiap pendiri wajib mengambil bagian saham
Pada saat pendiri menghadap notaris untuk dibuat akta pendirian, setiap pendiri sudah
mengambil bagian saham perseroan. Tidak sah jika apabila pengambilan saham perseroan
dilakukan sesudah perseroan didirikan.
d. Memperoleh keputusan pengesahan status badan hukum dari menteri
Syarat sahnya pendirian perusahaan multinasional di Indonesia, harusmemperoleh
status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan
sebagai badan hukum perseroan di Indonesia

4.6. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI ADANYA PERUSAHAAN


MULTINASIONAL
Dampak Positif
a. Peranannya dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara
tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah aktual “tabungan domestik”
yang dapat dimobilisasikan.
b. Dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional dan ikut serta
secara financial dalam kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah
negara-negara berkembang berharap bahwa mereka tidak hanya akan
menyediakan sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja kepada negara-
negara miskin yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi mereka juga
menyediakan suatu “paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi proses
pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalaman dan kecakapan
manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang pada akhirnya nanti dapat
dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusaha-pengusaha domestik.
c. Perusahaan multinasional juga berguna untuk mendidik para manajer lokal agar
mengetahui strategi dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar negeri,

25
mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan
pemasaran sampai ke tingkat internasional.
d. Perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu
saja dinilai sangat maju dan maju oleh negara berkembang mengenai proses
produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada
negara-negara dunia ketiga.

Dampak Negatif
Selain dampak positif yang telah dikatakan diatas, tentu saja dalam
pelaksanaan kegiatan ekonominya, perusahaan multinasional juga mempunyai
dampak negatif yang terjadi pada negara tamu maupun negara asal.
Terhadap negara asal
1. Hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Ini karena perusahaan multinasional
mengalihkan sebagian modal dan aktivitas bisnisnya ke luar negeri.
2. Ekspor teknologi, yang oleh sebagian pengamat, secara perlahan-lahan akan
melunturkan prioritas teknologi negara asal dan pada akhirnya mengancam
perekonomian negara bersangkutan.
3. Kecenderungan praktik pengalihan harga sehingga mengurangi pemasukan
perpajakan
4. Mempengaruhi kebijakan moneter domestik.

Terhadap negara tuan rumah (tamu):


Pada umumnya pasar yang menjadi sasaran pemasaran perusahaan
multinasional ini memang adalah negara-negara yang notabenenya adalah negara-
negara yang sedang berkembang atau negara-negara dunia ketiga. Hal ini mereka
lakukan karena negara- negara dunia ketiga ini dinilai belum mempunyai
perlindungan yang baik atau belum mempunyai “kekuatan” yang cukup untuk
menolak “kekuatan” daripada perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini
sehingga bukan tidak mungkin mereka bisa melakukan intervensi terhadap
pemerintahan yang dilangsungkan oleh negara yang bersangkutan, atau dengan kata
lain negara-negara ini menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu
lemah untuk menerapkan prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan
raksasa ini sangat kuat menjalankan kepentingan ekonomi untuk keuntungan mereka
sendiri.

26
Kemudian kita juga harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan
mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu negara.
Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi keuntungan atau tingkat
hasil finansial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan. Perusahaan-perusahaan
multi nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan,
dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatian kepada soal-soal
kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan lonjakan pengangguran. Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan multinasional hanya sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga
setempat. Operasi mereka cenderung terpusat di sektor modern yang mampu
menghasilkan keuntungan yang maksimal yaitu di daerah perkotaan.
Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu mengatasi masalah
ketenagakerjaan di Negara tuan rumah, mereka bahkan seringkali memberi
pengaruh negatif terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka biasanya
memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi
ketimbang gaji gaji rata-rata kepada para karyawannya, baik itu yang berasal
dari negara setempat atau yang didatangkan dari negara-negara lain. Di atas
telah dikatakan bahwa kekuatan mereka juga ditunjang oleh posisi oligopolitik yang
mereka genggam dalam perekonomian domestik atau bahkan internasional pada
sektor atau jenis-jenis produk yang mereka geluti. Hal ini bertolak berlakang dari
keyataan bahwa mereka cenderung beroperasi di pasar-pasar yang dikuasai oleh
beberapa penjual dan pembeli saja. Situasi seperti ini memberi mereka kemampuan
serta kesempatan yang sangat besar untuk secara sepihak menentukan harga-harga
dan laba yang mereka kehendaki, bersekongkol dengan perusahaan lainnya dalam
membagi daerah operasinya serta sekaligus untuk mencegah atau membatasi
masuknya perusahaan-perusahaan baru yang nantinya dikhawatirkan akan menjadi
saingan mereka.
Hal-hal tersebut mereka upayakan dengan menggunakan kekuatan yang
mereka miliki dalam penguasaan teknologi-teknologi baru yang paling canggih dan
efisien, keahlian-keahlian khusus, diferensiasi produk, serta berbagai kegiatan
periklanan secara gencar dan besar-besaran untuk mempengaruhi, kalau perlu
mengubah selera dan minat konsumen. Kemudian walaupun dampak-dampak awal
(berjangka awal) dari penanaman modal perusahaan multinasional memang dapat
memperbaiki posisi devisa negara yang menerima mereka (negara tuan rumah), tetapi
dalam jangka panjang dampak-dampaknya justru negatif, yakni dapat mengurangi

27
penghasilan devisa itu, baik dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca
modal. Neraca transaksi berjalan bisa memburuk karena adanya impor besar-besaran
atas barang-barang setengah jadi dan barang modal oleh perusahaan multinasional itu,
dan hal tersebut masih diperburuk lagi oleh adanya pengiriman kembali keuntungan
hasil bunga, royalty, dan biaya-biaya jasa manajemen ke negara asalnya. Jadi praktis
pihak negara tuan rumah tidak memperoleh bagian keuntungan yang adil dan wajar.
Selain itu perusahaan-perusahaan multinasional berpotensi besar untuk
merusak perekonomian tuan rumah dengan cara menekan timbulnya semangat
bisnis para usahawan lokal, dan menggunakan tingkat penguasaan pengetahuan
teknologi mereka yang superior, jaringan hubungan luar negeri yang luas dan tertata
baik, keahlian dan agresivitas di bidang periklanan, serta penguasaan atas berbagai
berbagai jenis jasa pelengkap lainnya untuk mendorong keluar setiap perusahaan lokal
yang cukup potensial yang dianggap mengganggu atau mengancam dalam kancah
persaingan, dan sekaligus untuk menghalangi munculnya perusahaan-perusahaan baru
yang berpotensi untuk menjadi saingan mereka. Perusahaan-perusahaan multinasional
juga sering menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk mempengaruhi, menyuap,
dan memanipulasi berbagai kebijakan pemerintah di negara tuan rumah ke arah yang
tidak menguntungkan bagi pembangunannya.

Pemecahan Masalah pemerintah terhadap dampak negatif perusahaan


multinasional dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Dari akar masalah di atas paling tidak bisa dirumuskan 3 pendekatan dalam
menanggulangi masalah di atas sebagai berikut :
1. Pendekatan hukum. Dilema perusahaan akan profit oriented dapat dicegah melalui
legislasi, dimana peraturan perundang-undangan yang mengikat semua pihak akan
menempatkan perusahaan pada standar yang sama. Perusahaan yang berbisnis
dengan standar tinggi pasti akan menyambut baik hal ini. Perusahaan yang
berbisnis dengan standar tinggi, dalam menjalankan praktiknya akan
memperhatikan etika berbisnis (code of conduct). Peraturan dan legislasi akan
melindungi perusahaan tersebut terhadap kompetisi yang tidak fair dari
perusahaan yang tidak memenuhi standar yang sama.
2. Pendekatan sosial dan etika. Pendekatan lainnya untuk menjamin pertanggung
jawaban publik perusahaan multinasional ialah melalui berbagai macam tekanan
sosial dan etik masyarakat. Paling tidak ada 4 kelompok yang dapat mengadakan

28
presure antara lain, konsumen, investor, pekerja dan LSM. Menurut Wegner-
Tsukamoto, kelompok ini dapat menciptakan apa yang disebut “ethical capital”
yang artinya nilai yang merasuki empat kelompok tadi untuk melakukan gerakan
moral secara aktif. Contoh nyatanya di Indonesia yang terkenal adalah kasus
Freeport di mana LSM bentukan masyarakat/ suku lokal bernama LEMASA
(Lembaga Masyaraka Adat Komoro) mengajukan gugatannya di pengadilan New
Orleans, kota dimana kantor pusat Freeport berada.
3. Pendekatan melalui transformasi konflik. Konflik itu seperti pedang bermata dua,
di satu sisi bisa menghambat tetapi jika dikelola dengan baik dapat menjadikannya
sesuatu yang konstruktif. Kalau dinamika konflik dikelola secara tepat akan
berdampak pada perubahan sosial yang transformatif dan signifikan bagi
kepentingan rakyat banyak. Negosiasi dan mediasi konflik merupakan cara
pendekatan yang berprinsip pada nonkekerasan dan dialog untuk mengakomodasi
kepentingan semua pihak yang bertikai. Para pihak yang berkonflikperlu duduk
bersama dan setara di meja perundingan negosiasi guna mencari titik temu dan
menjembatani perbedaan persepsi dan kepentingan dan secara bersama-sama
membangun consensus yang membangun dan mengakomodasi semua pihak.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Perusahaan Multinasional (MNC) adalah perusahaan yang memiliki kantor pusat di
suatu negara dan melakukan kegiatan-kegiatannya di wilayah banyak negara dengan
pengelolaannya (keputusan dan kontrol utamanya) dilakukan oleh perusahaan induknya di
negara asal. Status yang dimiliki oleh MNC adalah perusahaan swasta dan merupakan
kesatuan non pemerintah dan tidak berstatus international legal person. Menurut Kamus
Ekonomi, Multinasional Corporation (MNC) adalah sebuah perusahaan yang wilayah
operasionalnya meliputi sejumlah negara dan memiliki fasilitas produksi dan service di luar
negaranya sendiri.

Ada beberapa faktor pendorong pertumbuhan perusahaan multinasional, (1) Hasrat


untuk mengejar keuntungan global, (2) Keinginan mencari dan memperoleh supply bahan
mentah, (3) Melayani pasar secara langsung, (4) Meminimumkan biaya, dan (5) Berdasarkan
jalur evolusi suatu MNC.
Perusahaan multinasional secara garis besar memiliki karateristik ciri sebagaimana
berikut ini :
a. Membentuk cabang-cabang di luar negeri
b. Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global
(mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapat
digunakan di semua negara.
c. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan
multinasional melampaui batas-batas negara.
d. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan mengingat
kedua faktor tersebut merupakan keuntungan kompetitif perusahaan multinasional
e. Pengembangan sistem manajemen dan distribusi yang melintasi batas-batas
negara, terutama sistem modal ventura, lisensi, franchise.
Dengan mengandalkan berbagai keunggulan yang dimilikinya, perusahaan
multinasional dapat berperan membantu pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya
negara-negara sedang berkembang. Oleh karena itu minimal terdapat empat fungsi dari
perusahaan multinasional, yaitu; (1) Selaku penanam modal asing bagi negara-negara yang
sedang membutuhkannya, (2) Merupakan pemasok teknologi ke negara tempat beroperasinya

30
perusahaan multinasional tersebut, (3) Dapat berfungsi sebagai penyalur bantuan dari negara-
negara maju maupun dari lembaga-lembaga internasional kepada negara-negara berkembang
atau yang membutuhkannya, (4) Sebagai suatu tempat untuk mendapatkan keterampilan
dalam bekerja, melalui suatu pengkaderan tenaga kerja dari negara di mana perusahaan
tersebut beroperasi.
Bagi Indonesia dampak positif keberadaan perusahaan multinasional pada
peningkatan standar kehidupan masyarakat terutama yang bekerja pada pabrik-pabrik yang
dimiliki oleh perusahaan multinasional. Ekspor lebih tinggi dalam bidang perdagangan
internasional, perusahaan multinasional lebihmenguasai kemampuan dan penguasaan
jaringan yang luas, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan domestik. Kebanyakan
negara berkembang termasuk Indonesia memberikan perlakuan yang istimewa kepada
perusahaan-perusahaan multinasional ini terutama kepada perusahaan-perusahaan
multinasional yang berorientasi kepada ekspor. Sekitar 50% ekspor Indonesia dilakukan
oleh perusahaan multinasional terutama bidang makanan olahan, perkayuan, dan perkakas
rumah tangga dan kimia termasuk karet dan plastik, rokok, baja, dan produk-produk baja
kulit dan tekstil.
Pendirian perusahaan multinasional yang didirikan di Indonesia mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang selanjutnya
disebut UUPT sebagaimana yang terdapat di dalam Pasal 7 sampai dengan 14 UUPT.
Syarat yang harus dipenuhi dalam pendirian perusahaanmultinasional sebagai badan hukum
yang sah di Indonesia, terdiri atas :
a) Harus didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih
b) Akta pendirian berbentuk akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia
c) Setiap pendiri wajib mengambil bagian saham

d) Memperoleh keputusan pengesahan status badan hukum dari menteri


Adanya perusahaan multinasional di suatu negara memiliki beberapa pengaruh positif
maupun pengaruh negatif, secara keseluruhan pengaruh positif yang dapat dilihat yaitu,
perusahaan multinasional dapat menambah modal pembangunan ekonomi dalam
penyelenggaraan perekonomian nasional melalui PMA, dapat mendidik para manajer lokal
agar mengetahui strategi dan dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar negeri,
mencari alternatif pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan pemasaran
sampai ke tingkat internasional, dan perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan
serta teknologi mengenai proses produksi sehinngga akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perusahaan domestik dalam jangka panjang.

31
Dampak negatif dengan adanya perusahaan multinasional yaitu bias berupa ;merusak
perekonomian negara tuan rumah karena perusahaan domestik dalam produktifitas masih
kalah efisien dengan perusahaan multinasional sehingga bias menguasai memonopoli pasar
domestik, memberi pengaruh negatif terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka biasanya
memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi ketimbang gaji
rata-rata kepada para karyawannya,perusahaan-perusahaan mutinasional ini tidak tertarik
untuk menunjang usaha pembangunan suatu negara karena lebih mementingkan keuntungan
perusahaan.

5.2 SARAN
Pengaruh ekonomi yang dimiliki MNC dapat merusak maupun membangun
perekonomian suatu negara. Maka dibutuhkan aturan yang kuat sebagai bentuk pembebanan
tanggung jawab MNC terhadap kegiatan usahanya .ketergantungan negara terhadap
perusahaan MNC membuat negara justru meringankan tanggung jawab MNC . Negara yang
enggan disetarakan dengan MNC menjadi alas an MNC tidak dijadikan subjek hokum
internasional. Hukum internasional berupaya melalui code of conduct yang ternyata upaya
tersebut kurang efektif membebankan tanggung jawab kepada MNC. Negara melalui
kewenangannya seharusnya berupaya memberikan ketegasan terhadap pelanggaran yang
dilakukan MNC.

32
DAFTAR PUSTAKA

Heryanto, J. 2003. Peranan Multinational Corporations Dalam Industrialisasi Di


Indonesia Pada Era Orde Baru. Staf Pengajar Universitas Bina
Nusantara Jakarta dan Staf Pengajar Universitas Kristen Petra Surabaya

Hidayah, Ardiana. 2016. Tinjauan Yuridis Perusahaan Multinasional Di Indonesia

Rambisa, Lila Sitha dan Ni Made Suksma Prijandhini Devi Salain. 2013.
Kedudukan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Multinasional (MNC)
Dalam Hukum Internasional. Bagian Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Udayana

Sinaga, Juwita. 2015. Perusahaan Multinasional (Multinational Corporate).


Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara Medan

Velatio, Nugraha. 2018. Kebijakan Indonesia Terhadap Perusahaan Multinasional


(Studi Kasus Implementasi Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Di Kabupaten Siak Tahun 2013-2016). Jurusan Ilmu
Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas
Riau

33

Anda mungkin juga menyukai