Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
LATAR BELAKANG..........................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
TUJUAN PENULISAN.......................................................................................3
MANFAAT PENULISAN....................................................................................3
STUDI LITERATUR...........................................................................................4
PENELITIAN TERDAHULU.............................................................................7
METODOLOGI PENULISAN..........................................................................13
KERANGKA BERFIKIR...................................................................................13
2
BAB V PENUTUP................................................................................................25
KESIMPULAN..................................................................................................25
SARAN...............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada perkembangan dunia yang semakin hari menjadi semakin komplek saat ini,
negara memerlukan kerjasama di dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan
pendidikan. Hal ini dipicu karena satu negara dengan negara lainnya saling membutuhkan
satu sama lain, terlebih dalam bidang ekonomi dan politk karena dua aspek tersebut saling
bersinggungan satu sama lain dan menjadi bahasan penting dalam sebuah studi hubungan
internasional. Munculnya sebuah MNCs (Multinational Corporations) merupakan salah satu
dari perkembangan dunia ekonomi politik internasional pasca Perang Dunia II.
Di beberapa dekade akhir abad ke-20, transformasi pesat dunia industri menimbulkan
perubahan disegala bidang. Kemajuan ilmu dan teknologi sebagai mesin penggerak suatu
masyarakat memberikan dampak di berbagai bidang dalam kehidupan. Perekonomian adalah
salah satu bidang yang mengalami berbagai perubahan mencolok di masa-masa tersebut.
Yang ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan multinasional hingga membuka
peluang bagi globalisasi ekonomi.
Perkembangan ekonomi yang terjadi pada saat ini, memberikan suatu pengaruh yang
besar bagi pola bisnis dan sikap para pelaku bisnis. Investasi yang semakin aktif dilakukan
4
oleh para investor, terlebih oleh para investor asing yang telah mengakibatkan terjadinya
transaksi-transaksi yang bersifat internasional (cross border transaction).
Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam dua bentuk. Yang
pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan oleh pihak swasta (private foreign
investment) dan investasi portofolio, terutama berupa penanaman modal asing “langsung”
(PMI). Penanaman modal seperti ini juga dapat disebut Foreign Direct Investment (FDI). FDI
(Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting
dari sistem ekonomi yang semakin mengglobal. Ini bermula saat sebuah perusahaan dari satu
negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebsuah perusahaan di negara lain.
Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut ‘home country‘) bisa
mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut ‘host country‘)
baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan penanam modal membeli perusahaan di luar
negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana
atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
5
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman
kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka
pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga
dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI
seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi. Sebagian besar FDI ini
merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga
perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan
perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya
disebut sindikasi (atau ‘syndicates‘) dan biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti
konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan
berbagai jenis keahlian dan sumberdaya.
6
1.4. MANFAAT PENULISAN
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain dalam penulisan mengenai
pembangunan ekonomi nasional.
BAB II
LANDASAN TEORI
7
1. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan.
2. Pertumbuhan ekonomi memiliki dua segi pengertian yang berbeda, di satu pihak
istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan bahwa suatu
perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai kemakmuran
yang lebih tinggi, seperti yang dikemukakan ”Michael Todaro”, pertumbuhan
ekonomi atau yang populer juga disebut ”Economic Growth”, adalah suatu proses
mantap dimana kemampuan berproduksi meningkat dari waktu ke waktu, sehingga
menaikkan tingkat pendapatan nasional (National Income).
Aspek pertama; masalah pertumbuhan itu berasal dari perbedaan tingkat pertumbuhan
potensial yang dapat dicapai, dan tingkat pertumbuhan yang dapat di capai, dan tingkat
pertumbuhan yang sebenarnya tercapai dari satu tahun ke tahun lain, sumber daya alam dalam
suatu negara akan mengalami pertambahan. Pertambahan ini dapat mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, yaitu tingkat Produksi ekonomi yang bertambah besar. Investasi dimasa kini akan
menambah potensi suatu negara menghasilkan barang dan jasa. Di samping itu kemajuan
teknologi memungkinkan sumber daya yang ada menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak, selanjutnya perkembangan penduduk dan perkembangan produktivitas mereka juga
akan meningkatkan kegiatan ekonomi ke taraf yang lebih potensial, sebagai akibatnya
8
pertumbuhan kemakmuran lebih lambat, pengangguran semakin besar dan masalah politik
sosial semakin memburuk.
3. Teori Peranan
9
Merupakan transaksi antar negara itu biasanya dilakukan dengan cara
tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan
impor tersebut maka akan timbul “Neraca Perdagangan Antar Negara” atau “Balance
Of Trade”.
10
5. Perusahaan Domestik / Lokal
Perusahaan bisnis domestik adalah suatu unit bisnis yang tingkat operasional
dan pangsa pasarnya berada dalam suatu wilayah saja tanpa melewati batas negara.
Jenis perusahaan ini masih bersifat sederhana dan tidak kompleks karena hanya
memperhitungkan berbagai variabel yang berlaku di sekitarnya saja mulai dari besar
kecil kompensasi, budaya perusahaan, rekrutmen tenaga kerja, analisis pasar, dan lain
sebagainya.
6. Perusahaan Internasional
Perusahaan bisnis internasional adalah suatu unit bisnis yang sudah
memperluas atau ekspansi produksi dan pemasaran produk baik barang maupun jasa
ke luar negari dari negara asalnya. Hal ini terkadang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan bisnis di kala pasar yang ada di dalam negri sudah berada dalam tahap
jenuh, sehingga sulit untuk dapat berkembang lebih besar lagi. Dengan memasuki
pasar internasional perusahaan harus mampu beradaptasi di semua bidang dengan
kultur budaya di negara setempat agar tidak menimbulkan permasalahan sosial.
7. Perusahaan Global
Perusahaan global adalah unit bisnis yang memiliki kantor pusat di banyak
negara lain dengan sistem pengambilan keputusan desentralisasi. Sistem partisipasi
bisnis global digunakan karena sudah semakin pudar dan hilangnya batasan-batasan
pasar suatu negara dengan negara lainnya (globalisasi). Biasanya perusahaan global
memiliki ciri distribusi sudah ekspor, memiliki unit produksi di luar negara asal dan
melakukan aliansi dengan perusahaan asing.
8. Perusahaan Multinasional (MNC) adalah perusahaan yang memiliki kantor pusat di
suatu negara dan melakukan kegiatan-kegiatannya di wilayah banyak negara. Status
yang dimiliki oleh MNC adalah Perusahaan swasta dan merupakan kesatuan non
pemerintah dan tidak berstatus international legal person. MNC pada umumnya tidak
mempunyai hak dan kewajiban sesuai hukum internasional dan tidak memiliki
standing untuk berperkara di International Court of Justice (ICJ). Namun, dalam hal-
hal tertentu MNC dapat membuat persetujuan dengan pemerintah suatu negara dengan
memberlakukan prinsip hukum internasional atau prinsip hukum umum untuk
transaksi mereka dan bukan diatur oleh hukum nasional suatu negara.
9. FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu
ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah
11
perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut ‘home country‘) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut ‘host country‘) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya
dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau
menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli
sahamnya sekurangnya 10%.
10. Hukum perusahaan multinasional adalah ketentuan hukum yang mengatur perusahaan
internasional atau transnasional yang kantor pusatnya berada di suatu negara.
11. Pengaturan hukum di Indonesia terhadap perusahaan multinasional melalui
Penanaman Modal Asing yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 Tentang Penanaman Modal.
2.2. PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian
12
of Conduct memiliki kekuatan
mengikat terhadap MNC karena
adanya kepentingan MNC
sebagai bagian dari strategi usaha
untuk membangun citra yang
baik bagi kegiatan usaha mereka.
Code of conduct sebagai
kesepakatan internasional
mengatur tentang MNC salah
satunya adalah The Coalition for
Environmentally Responsible
Economics yang merumuskan
The CERES principles dan
menimbulkan kerusakan
lingkungan.
Nugraha Kebijakan Deskriptif Kebijakan Indonesia terhadap
Velatio Indonesia Terhadap Kualitatif Perusahaan Multinasional
Perusahaan dalamimplementasi program
Jurusan
Multinasional tanggung jawab sosial
Ilmu
(Studi Kasus perusahaan di Kabupaten Siak
Hubungan
Implementasi adalah dengan membentuk
Internasiona
Program Tanggung Forum Tanggung Jawab Sosial
l
Jawab Perusahaan se Kabupaten Siak
Fakultas
Sosial Perusahaan dan mengadakan pertemuan rutin
Ilmu Sosial
Di Kabupaten Siak setiap tahunnya. Secara nasional,
Ilmu Politik
Tahun 2013-2016) maka perbincangan mengenai
Universitas
Corporate Social Responsibility
Riau
(CSR) semakin menguat setelah
dinyatakan dengan tegas dalam
Undang-Undang RI No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Disebutkan bahwa
Perseroan Terbatas yang
menjalankan usaha di bidang
13
dan/atau bersangkutan dengan
sumber daya alam wajib
menjalankan tanggung jawab
sosial dan lingkungan (Pasal 74
ayat (1)).Peraturan lain yang juga
mengatur tentang Corporate
Social Responsibility (CSR)
adalah Undang- Undang RI No.
25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Dalam Pasal
16 (b) menyatakan bahwa:
“Setiap penanaman modal
berkewajiban melaksanakan
tanggung jawab sosial
perusahaan.
Juwita Perusahaan Deskriptif Perusahaan multinasional adalah
Sinaga Multinasional Kualitatif perusahaan yang berada di satu
Departemen (Multinational negara yang mempunyai operasi
Manajemen Corporate) produksi dan penjualan di
Fakultas beberapa Negara lain. Jumlah
Ekonomi Negara tempat MNC beroperasi
Dan Bisnis sekurang-kurangnya 5 sampai 6
Universitas negara. Serta merupakan sebuah
Sumatera induk perusahaan ( holding
Utara company), dengan sejumlah
Medan operasi luar negeri, masing-
masing diberi wewenang untuk
menyesuaikan produk-produk
dan strategi pasarnya dengan apa
yang dianggap oleh para manajer
lokal sebagai aspek-aspek unik
dari pasar-pasar individual
mereka.
Suatu perusahaan domestik untuk
14
menjadi perusahaan
multinasional tidak harus melalui
tahap ekspor, lisensi, kemudian
FDI. Tetapi sebaiknya
perusahaan domestik tersebut
harus mempelajari cara apa yang
paling efektif untuk memasarkan
produknya di luar negeri.
Ardiana Tinjauan Yuridis Analisis Dalam rangka melakukan
Hidayah, Perusahaan Deskriptif pengaturan hukum terhadap
SH, MH Multinasional Kualitatif perusahaan multinasional melalui
Di Indonesia Penanaman Modal Asing yang
akan menginvestasikan modalnya
di Indonesia, maka Menteri
Negara Penggerak Dana
Investasi/Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal
telah mengeluarkan suatu
keputusan Nomor: 15/SK/ 1993
tentang Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal dalam Negeri
dan Penanaman Modal Asing.
Keputusan ini jika dilihat dari
sudut esensinya, merupakan
penyempurnaan dari Keputusan
Presiden Rl Nomor 97 Tahun
1993 tentang Tata Cara
Penanaman Modal.
Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal yang diundangkan
mencakupi semua kegiatan
penanaman modal langsung di
semua sektor. Undang-Undang
15
ini juga memberikan jaminan
perlakuan yang sama dalam
rangka penanaman modal. Selain
itu, Undang-Undang ini
memerintahkan agar Pemerintah
meningkatkan koordinasi
antarinstansi Pemerintah,
antarinstansi Pemerintah dengan
Bank Indonesia, dan antarinstansi
Pemerintah dengan pemerintah
daerah. Koordinasi dengan
pemerintah daerah harus sejalan
dengan semangat otonomi
daerah.
J. Peranan Deskriptif Pada pertengahan 1960-an di
Heryanto Multinational Kualitatif dunia ketiga sedang menggejala
Corporations mengundang masuknya modal
Staf
DalamIndustrialisas asing dalam bentuk Multinational
Pengajar
i Di Corporations dengan tujuan
Universitas
Indonesia Pada Era untuk membantu meningkatkan
Bina
OrdeBaru pertumbuhan ekonominya,
Nusantara
menciptakan lapangan kerja dan
Jakarta
meraih teknologi. Kehadiran
dan
modalasing dalam bentuk
Staf
Multinational Corporations
Pengajar
diharapkan
Universitas
menumbuhkan/melahirkan
Kristen
usaha-usahalain (forward linkage
Petra
and backward linkage), yang
Surabaya
juga akan meningkatkan daya
belimasyarakat (trickle down
effect). Model pembangunan
dengan teori modernisasi yang
pernah berhasil diterapkan
16
misalnya di Jepang setelah
perang dunia kedua, hendak
diulangi di dunia ketiga. Nilai
yang kontekstual diangkat
menjadi universal. Sejarah
ditransformasi menjadi ideologi
atau menjadi hukum ahistoris.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Perkembangan
Pengaturan Perusahaan
Teknologi dan Investasi
Swata Multinasional
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
companies, hudson's bay trading company dan union minier haut-katanga yang tumbuh
dengan payung proteksi kerajaan penjajah. Saat ini, MNC jenis ini masih dijumpai pada
MNC yang menggarap pertambangan dan minyak.
3. Melayani pasar secara langsung
Sebagai contoh IBM, Volkswagen, Unilever, Coca Cola, Philips Dan Singer.
4. Meminimumkan biaya
MNC jenis ini mencari dan melakukan investasi di luar negeri agar tetap kompetitif
baik di negara asal maupun luar negri. Banyak MNC semacam ini bergerak dalam industri
elektronik, misalnya texas instruments, atari, zenith. Hal ini sejalan dengan konsep relokasi
industri dari negara macan Asia.
5. Berdasarkan jalur evolusi suatu MNC
Pendekatan evolusioner dalam melakukan ekspansi ke luar negeri adalah suatu
tanggapan untuk meminimumkan resiko untuk beroperadi di lingkungan asing.
20
f. Menempatkan cabang pada negara-negara maju
g. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan
mengingat kedua faktor tersebut merupakan keuntungan kompetitif
perusahaan multinasional
h. Pengembangan sistem managemen dan distribusi yang melintasi batas-batas
negara, terutama sistem modal ventura, lisensi, franchise.
21
perubahan penting dalam pandangan politik ekonomi negara berkembang. Oleh karena itu,
akhirnya negara-negara ini yang dulu menolak perusahaan multinasional sekarang berusaha
untuk memperoleh keberuntungan dari perusahaan multinasional.
Masuknya perusahaan multinasional dalam pembangunan ekonomi negara, penerima
modal membuat negara-negara penerima modal asing melakukan pengawasan langsung
terhadap penanaman modal asing langsung yang dilakukan oleh perusahaan multinasional.
Menurut Peter T. Muchlinski pengawasan oleh negara penerima modal terhadap penanaman
modal asing langsung dapat dilakukan dalam tiga hal utama, yaitu:
Pertama, melakukan pembatasan-pembatasan terhadap penanaman modal asing
langsung yang masuk baik secara keseluruhan atau terhadap sektor-sektor atau
industri tertentu.
Kedua, penanaman modal asing langsung diizinkan setelah melewati beberapa proses
dan memenuhi persyaratan masuk (Entry Requirements).
Ketiga, terhadap perusahaan-perusahaan penanaman modal asing yang didirikan,
semua aktivitas dari investor tunduk kepada hukum tempat penanaman modal asing
langsung tersebut didirikan.
Persyaratan pertama dan kedua merupakan persyaratan masuknya suatu penanaman
modal asing dan merupakan hak berdaulat dari negara penerima modal untuk mengontrol
keberadaan perusahaan multinasional yang masuk ke wilayahnya. Sedangkan persyaratan
ketiga, artinya secara umum penerapan hukum terhadap Peranan perusahaan multinasional di
negara-negara industri dapat dilihat sebagai menyatunya berbagai ekonomi serta menambah
kebergantungan antara negara,sedangkan bagi negara sedang berkembang terdapat suatu
laporan bahwa jumlah modal yang berasal dari perusahaan multinasional sudah lebih besar
dibandingkan dengan modal yang datang dari negara-negara industri dan modal domestik.
Dengan mengandalkan berbagai keunggulan yang dimilikinya, perusahaan
multinasional dapat berperan membantu pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya
negara-negara sedang berkembang. Oleh karena itu minimal terdapat empat fungsi dari
perusahaan multinasional, yaitu:
1. Selaku penanam modal asing bagi negara-negara yang sedang membutuhkannya.
2. Merupakan pemasok teknologi ke negara tempat beroperasinya perusahaan
multinasional tersebut.
22
3. Dapat berfungsi sebagai penyalur bantuan dari negara-negara maju maupun
dari lembaga-lembaga internasional kepada negara-negara berkembang atau
yang membutuhkannya.
4. Sebagai suatu tempat untuk mendapatkan keterampilan dalam bekerja, melalui
suatu pengkaderan tenaga kerja dari negara di mana perusahaan tersebut
beroperasi.
Pertumbuhan perusahaan multinasional di Indonesia dan dampaknya terhadap
produktivitas dalam perkembangan industri atau pabrikan telah dimulai pada awal tahun
1990-an dan terus berkembang hingga Indonesia mengalami krisis moneter. Bahkan,
setelah krisis moneter perusahaan multinasional ini jumlahnya semakin meningkat melalui
pendirian anak-anak perusahaan atau perndirian cabang atau dengan melakukan usaha
patungan dengan perusahaan swasta nasional maupun dengan badan usaha milik negara.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, keberadaan perusahaan-perusahaan
multinasional bertambah terus antara tahun 1986 hingga 1997 dengan rata-rata kenaikan
20% dan bertambah lagi setelah makin dibukanya peluang masuknya penanaman modal
asing ke Indonesia setelah tumbangnya era Orde Baru.Perkembangan keberadaan
perusahaan-perusahaan multinasional saat ini sangat jelas terutama setelah adanya
deregulasi pada tahun 1992 dan deregulasi tahun 1994 serta penandatanganan letter of
intend antara Indonesia dengan IMF yang mensyaratkan dibukanya atau dihapusnya
rintangan-rintangan penanaman modal asing dan perdagangan internasional dan
membolehkan kepemilikan saham penanam modal asing 100% tanpa ada persyaratan untuk
mengalihkan kepada perusahaan nasional baik swasta nasional maupun badan usaha milik
negara atau keharusan menanamkan modalnya kembali dari keuntungan yang didapat
perusahaan yang ada di Indonesia.
Meningkatnya keberadaan perusahaan multinasional terutama pada era reformasi
terus bertambah terutama pada industri-industri berat dengan kepemilikan melalui merger
atau akuisisi, misalnya hal ini terjadi pada perusahaan-perusahaan Jepang antara lain
Honda, Nisan, Daihatsu, Suzuki, Hino, dan Toyota. Selain itu, perusahaan multinasional
juga menguasai industri plastik dan baja.
Keberadaan perusahaan multinasional juga meningkatkan lapangan pekerjaan, pada
tahun 2000 hingga 2005 bertambah 7%. Tenaga kerja Indonesia pada perusahaan-
perusahaan multinasional meningkat terutama pada industri makanan olahan, tekstil,
produk baja, alas kaki, kimia, karet, plastik, pakaian luar, produk elektik, dan alat-alat
transportasi.
23
Produktivitas tenaga kerja banyak dibutuhkan terutama oleh perusahaan-perusahaan
multinasional yang beroperasi pada industri berat dengan kepemilikan saham mayoritas
pada perusahaan atau pabrik tersebut. Adapun kepemilikan perusahaan-perusahaan
multinasional di Indonesia selain dengan kepemilikan 100% juga banyak yang mempunyai
kepemilikan mayoritas sekitar 90% - 100%, 50% - 89%.
Bagi Indonesia dampak positif keberadaan perusahaan multinasional pada
peningkatan standar kehidupan masyarakat terutama yang bekerja pada pabrik-pabrik yang
dimiliki oleh perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut
membayar upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan atau
pabrik-pabrik yang dimiliki oleh pengusaha swasta nasional.
Dalam bidang perdagangan internasional, keberadaan perusahaan-perusahaan
multinasional di Indonesia berperan penting. Hal ini disebabkan sebagian ekspor dari
Indonesia ke negara lain dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional dengan
kemampuan dan penguasaan jaringan yang luas, dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan domestik.
Peluang ekspor yang dilakukan oleh perusahaan multinasional ini juga disebabkan
oleh kebijakan pemerintah di kebanyakan negara berkembang termasuk Indonesia
memberikan perlakuan yang istimewa kepada perusahaan-perusahaan multinasional ini
terutama kepada perusahaan-perusahaan multinasional yang berorientasi kepada ekspor.
Sekitar 50% ekspor Indonesia dilakukan oleh perusahaan multinasional terutama bidang
makanan olahan, perkayuan, dan perkakas rumah tangga dan kimia termasuk karet dan
plastik, rokok, baja, dan produk-produk baja kulit dan tekstil.
24
perundang-undangan. Orang yang dimaksud dalam pendirian perseroan terbatas itu adalah
orang-perorangan, baik warga negara Indonesia maupun orang asing atau badan hukum.
b. Akta pendirian berbentuk akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia
Syarat kedua dalam mendirikan perusahaan multinasional di Indonesia adalahharus
dibuat secara tertulis dalam bentuk akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia, tidak
boleh akta dibawah tangan.Keharusan akta pendirian mesti berbentuk akta notaris, tidak
hanya berfungsi sebagai probationis causa, maksudnya akta notaris tersebut tidak hanya
berfungsi sebagai alat bukti atas perjanjian pendirian perseroan. Tetapi akta notaris itu
sekaligus bersifat dan berfungsi sebagai solemnitatis causa yakni apabila tidak dibuat
dalam akta notaris, akta pendirian perseroan itu tidak memenuhi syarat, sehingga tidak
dapat diberikan pengesahan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM.
c. Setiap pendiri wajib mengambil bagian saham
Pada saat pendiri menghadap notaris untuk dibuat akta pendirian, setiap pendiri sudah
mengambil bagian saham perseroan. Tidak sah jika apabila pengambilan saham perseroan
dilakukan sesudah perseroan didirikan.
d. Memperoleh keputusan pengesahan status badan hukum dari menteri
Syarat sahnya pendirian perusahaan multinasional di Indonesia, harusmemperoleh
status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan
sebagai badan hukum perseroan di Indonesia
25
mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan
pemasaran sampai ke tingkat internasional.
d. Perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu
saja dinilai sangat maju dan maju oleh negara berkembang mengenai proses
produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada
negara-negara dunia ketiga.
Dampak Negatif
Selain dampak positif yang telah dikatakan diatas, tentu saja dalam
pelaksanaan kegiatan ekonominya, perusahaan multinasional juga mempunyai
dampak negatif yang terjadi pada negara tamu maupun negara asal.
Terhadap negara asal
1. Hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Ini karena perusahaan multinasional
mengalihkan sebagian modal dan aktivitas bisnisnya ke luar negeri.
2. Ekspor teknologi, yang oleh sebagian pengamat, secara perlahan-lahan akan
melunturkan prioritas teknologi negara asal dan pada akhirnya mengancam
perekonomian negara bersangkutan.
3. Kecenderungan praktik pengalihan harga sehingga mengurangi pemasukan
perpajakan
4. Mempengaruhi kebijakan moneter domestik.
26
Kemudian kita juga harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan
mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu negara.
Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi keuntungan atau tingkat
hasil finansial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan. Perusahaan-perusahaan
multi nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan,
dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatian kepada soal-soal
kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan lonjakan pengangguran. Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan multinasional hanya sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga
setempat. Operasi mereka cenderung terpusat di sektor modern yang mampu
menghasilkan keuntungan yang maksimal yaitu di daerah perkotaan.
Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu mengatasi masalah
ketenagakerjaan di Negara tuan rumah, mereka bahkan seringkali memberi
pengaruh negatif terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka biasanya
memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi
ketimbang gaji gaji rata-rata kepada para karyawannya, baik itu yang berasal
dari negara setempat atau yang didatangkan dari negara-negara lain. Di atas
telah dikatakan bahwa kekuatan mereka juga ditunjang oleh posisi oligopolitik yang
mereka genggam dalam perekonomian domestik atau bahkan internasional pada
sektor atau jenis-jenis produk yang mereka geluti. Hal ini bertolak berlakang dari
keyataan bahwa mereka cenderung beroperasi di pasar-pasar yang dikuasai oleh
beberapa penjual dan pembeli saja. Situasi seperti ini memberi mereka kemampuan
serta kesempatan yang sangat besar untuk secara sepihak menentukan harga-harga
dan laba yang mereka kehendaki, bersekongkol dengan perusahaan lainnya dalam
membagi daerah operasinya serta sekaligus untuk mencegah atau membatasi
masuknya perusahaan-perusahaan baru yang nantinya dikhawatirkan akan menjadi
saingan mereka.
Hal-hal tersebut mereka upayakan dengan menggunakan kekuatan yang
mereka miliki dalam penguasaan teknologi-teknologi baru yang paling canggih dan
efisien, keahlian-keahlian khusus, diferensiasi produk, serta berbagai kegiatan
periklanan secara gencar dan besar-besaran untuk mempengaruhi, kalau perlu
mengubah selera dan minat konsumen. Kemudian walaupun dampak-dampak awal
(berjangka awal) dari penanaman modal perusahaan multinasional memang dapat
memperbaiki posisi devisa negara yang menerima mereka (negara tuan rumah), tetapi
dalam jangka panjang dampak-dampaknya justru negatif, yakni dapat mengurangi
27
penghasilan devisa itu, baik dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca
modal. Neraca transaksi berjalan bisa memburuk karena adanya impor besar-besaran
atas barang-barang setengah jadi dan barang modal oleh perusahaan multinasional itu,
dan hal tersebut masih diperburuk lagi oleh adanya pengiriman kembali keuntungan
hasil bunga, royalty, dan biaya-biaya jasa manajemen ke negara asalnya. Jadi praktis
pihak negara tuan rumah tidak memperoleh bagian keuntungan yang adil dan wajar.
Selain itu perusahaan-perusahaan multinasional berpotensi besar untuk
merusak perekonomian tuan rumah dengan cara menekan timbulnya semangat
bisnis para usahawan lokal, dan menggunakan tingkat penguasaan pengetahuan
teknologi mereka yang superior, jaringan hubungan luar negeri yang luas dan tertata
baik, keahlian dan agresivitas di bidang periklanan, serta penguasaan atas berbagai
berbagai jenis jasa pelengkap lainnya untuk mendorong keluar setiap perusahaan lokal
yang cukup potensial yang dianggap mengganggu atau mengancam dalam kancah
persaingan, dan sekaligus untuk menghalangi munculnya perusahaan-perusahaan baru
yang berpotensi untuk menjadi saingan mereka. Perusahaan-perusahaan multinasional
juga sering menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk mempengaruhi, menyuap,
dan memanipulasi berbagai kebijakan pemerintah di negara tuan rumah ke arah yang
tidak menguntungkan bagi pembangunannya.
28
presure antara lain, konsumen, investor, pekerja dan LSM. Menurut Wegner-
Tsukamoto, kelompok ini dapat menciptakan apa yang disebut “ethical capital”
yang artinya nilai yang merasuki empat kelompok tadi untuk melakukan gerakan
moral secara aktif. Contoh nyatanya di Indonesia yang terkenal adalah kasus
Freeport di mana LSM bentukan masyarakat/ suku lokal bernama LEMASA
(Lembaga Masyaraka Adat Komoro) mengajukan gugatannya di pengadilan New
Orleans, kota dimana kantor pusat Freeport berada.
3. Pendekatan melalui transformasi konflik. Konflik itu seperti pedang bermata dua,
di satu sisi bisa menghambat tetapi jika dikelola dengan baik dapat menjadikannya
sesuatu yang konstruktif. Kalau dinamika konflik dikelola secara tepat akan
berdampak pada perubahan sosial yang transformatif dan signifikan bagi
kepentingan rakyat banyak. Negosiasi dan mediasi konflik merupakan cara
pendekatan yang berprinsip pada nonkekerasan dan dialog untuk mengakomodasi
kepentingan semua pihak yang bertikai. Para pihak yang berkonflikperlu duduk
bersama dan setara di meja perundingan negosiasi guna mencari titik temu dan
menjembatani perbedaan persepsi dan kepentingan dan secara bersama-sama
membangun consensus yang membangun dan mengakomodasi semua pihak.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Perusahaan Multinasional (MNC) adalah perusahaan yang memiliki kantor pusat di
suatu negara dan melakukan kegiatan-kegiatannya di wilayah banyak negara dengan
pengelolaannya (keputusan dan kontrol utamanya) dilakukan oleh perusahaan induknya di
negara asal. Status yang dimiliki oleh MNC adalah perusahaan swasta dan merupakan
kesatuan non pemerintah dan tidak berstatus international legal person. Menurut Kamus
Ekonomi, Multinasional Corporation (MNC) adalah sebuah perusahaan yang wilayah
operasionalnya meliputi sejumlah negara dan memiliki fasilitas produksi dan service di luar
negaranya sendiri.
30
perusahaan multinasional tersebut, (3) Dapat berfungsi sebagai penyalur bantuan dari negara-
negara maju maupun dari lembaga-lembaga internasional kepada negara-negara berkembang
atau yang membutuhkannya, (4) Sebagai suatu tempat untuk mendapatkan keterampilan
dalam bekerja, melalui suatu pengkaderan tenaga kerja dari negara di mana perusahaan
tersebut beroperasi.
Bagi Indonesia dampak positif keberadaan perusahaan multinasional pada
peningkatan standar kehidupan masyarakat terutama yang bekerja pada pabrik-pabrik yang
dimiliki oleh perusahaan multinasional. Ekspor lebih tinggi dalam bidang perdagangan
internasional, perusahaan multinasional lebihmenguasai kemampuan dan penguasaan
jaringan yang luas, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan domestik. Kebanyakan
negara berkembang termasuk Indonesia memberikan perlakuan yang istimewa kepada
perusahaan-perusahaan multinasional ini terutama kepada perusahaan-perusahaan
multinasional yang berorientasi kepada ekspor. Sekitar 50% ekspor Indonesia dilakukan
oleh perusahaan multinasional terutama bidang makanan olahan, perkayuan, dan perkakas
rumah tangga dan kimia termasuk karet dan plastik, rokok, baja, dan produk-produk baja
kulit dan tekstil.
Pendirian perusahaan multinasional yang didirikan di Indonesia mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang selanjutnya
disebut UUPT sebagaimana yang terdapat di dalam Pasal 7 sampai dengan 14 UUPT.
Syarat yang harus dipenuhi dalam pendirian perusahaanmultinasional sebagai badan hukum
yang sah di Indonesia, terdiri atas :
a) Harus didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih
b) Akta pendirian berbentuk akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia
c) Setiap pendiri wajib mengambil bagian saham
31
Dampak negatif dengan adanya perusahaan multinasional yaitu bias berupa ;merusak
perekonomian negara tuan rumah karena perusahaan domestik dalam produktifitas masih
kalah efisien dengan perusahaan multinasional sehingga bias menguasai memonopoli pasar
domestik, memberi pengaruh negatif terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka biasanya
memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi ketimbang gaji
rata-rata kepada para karyawannya,perusahaan-perusahaan mutinasional ini tidak tertarik
untuk menunjang usaha pembangunan suatu negara karena lebih mementingkan keuntungan
perusahaan.
5.2 SARAN
Pengaruh ekonomi yang dimiliki MNC dapat merusak maupun membangun
perekonomian suatu negara. Maka dibutuhkan aturan yang kuat sebagai bentuk pembebanan
tanggung jawab MNC terhadap kegiatan usahanya .ketergantungan negara terhadap
perusahaan MNC membuat negara justru meringankan tanggung jawab MNC . Negara yang
enggan disetarakan dengan MNC menjadi alas an MNC tidak dijadikan subjek hokum
internasional. Hukum internasional berupaya melalui code of conduct yang ternyata upaya
tersebut kurang efektif membebankan tanggung jawab kepada MNC. Negara melalui
kewenangannya seharusnya berupaya memberikan ketegasan terhadap pelanggaran yang
dilakukan MNC.
32
DAFTAR PUSTAKA
Rambisa, Lila Sitha dan Ni Made Suksma Prijandhini Devi Salain. 2013.
Kedudukan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Multinasional (MNC)
Dalam Hukum Internasional. Bagian Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Udayana
33