Disusun oleh :
JEMBER
2020
A. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi
di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami
pelemahan.
A. Pembagian Inflasi
Berdasarkan area terjadinya, inflasi terbagi menjadi dua:
1. Inflasi domestik (domestic inflation)
Inflasi domestik terjadi karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di
dalam negeri, salah satunya kebijakan pemerintah (government policy)
dalam mengeluarkan deregulasi yang mampu mempengaruhi kondisi
kenaikan harga. Misalnya, kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga
bensin, solar, dan gas elpiji akan berimbas pada kenaikan harga barang
secara keseluruhan. Salah satu penyebabnya adalah adanya kenaikan biaya
angkutan dan biaya makan sebagai dampak dari kenaikan harga gas elpiji.
2. Inflasi impor (imported inflation)
Inflasi impor disebabkan faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar
negeri, seperti terjadinya goncangan ekonomi di Amerika Serikat yang
berpengaruh pada naiknya harga berbagai barang yang berasal dari negara
tersebut. Jika suatu negara memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi
pada ekonomi luar negeri terutama jika kurangnya kemampuan dalam
memproduksi barang dalan jenis tertentu maka pada saat inflasi terjadi,
salah satunya akan berdampak pada kenaikan harga jenis barang tersebut
dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
CP
CPI= X 100
BPP
CP = current price atau harga dari suatu jenis barang yang dilihat
pada periode berlangsung atau berjalan
BPP = base-period price atau harga dari suatu jenis barang yang
dilihat pada periode dasar
E. Perhitungan Inflasi
Setelah kita menghitung indeks harga konsumen, selanjutnya kita dapat
menghitung inflasi. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung inflasi
adalah:
IRx = (IHKx / IHKx-1 . 100) – 100
Keterangan :
IRx = inflation rate atau tingkat inflasi tahun x
IHKx = indeks harga konsumen tahun x
IHKx-1 = indeks harga konsumen tahun sebelumnya
Kita juga dapat menggunakan rumus lain untuk mendapatkan hasil yang
sama yaitu:
CPI x −CPI x−1
IR x = x 100
CPI x−1
Keterangan :
IRx = inflation rate atau tingkat inflasi tahun x
CPIx = indeks harga konsumen tahun x
CPIx-1 = indeks harga konsumen tahun sebelumnya
Contoh
Berdasarkan data CPI di bawah ini, hitunglah besarnya inflasi tahunan.
Jawaban:
Besarnya inflasi tahun 1991 adalah:
IR1991 = (IHK1991 / IHK1990 . 100) – 100
IR1991 = (408,01 / 391,4 . 100) - 100
IR1991 = (104,2) – 100
IR1991 = 4,2
Atau, dapat dihitung dengan cara berikut:
Selanjutnya, hasil perhitungan dapat kita lihat dalam tabel berikut ini:
Tahun CPI atau Tingkat Tahun CPI atau Tingkat
IHK Inflasi IHK Inflasi
1990 391,4 - 1995 456,5 2,8
1991 408,01 4,2 1996 469,9 2,9
1992 420,3 3,0 1997 480,0 2,3
1993 432,7 3,0 1998 488,3 1,6
1994 444,0 2,6 1999 497,6 1,9
F. Pengertian Deflasi
Deflasi adalah suatu kondisi diman harga barang dan jasa terus mengalami
penurunan dan nilai uang terus mengalami penguatan. Pada kondisi deflasi,
penurunan harga barang dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk menggairahkan produksi, industri, kesempatan kerja, dan
meningkatkan nilai uang.
2. Agar barang yang telah diproduksi terjangkau untuk dibeli oleh
masyarakat.
3. Membantu para pebisnis dalam memasarkan barangnya dan memperoleh
perputaran modal untuk kembali untuk memroduksi barang yang baru.
kondisi inflasi dan deflasi yang tidak terkendali dapat merusak tatanan
ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, deflasi yang dimaksud adalah deflasi yang
terkendali atau actual deflation (deflasi yang diharapkan) karena deflasi yang
terkendali memberikan banyak keuntungan yang diperoleh, terutama pada kinerja
keuangan di berbagai sektor bisnis.
Pertumbuhan
ekonomi
Penawaran atas
dana pinjaman
Inflasi
Suku bunga
Perilaku
menabung
Permintaan atas
dana pinjaman
Kebijakan
moneter
Dengan demikian, pada saat SBI dinaikkan maka persoalan yang timbul
bagi dunia perbankan adalah perbankan terpaksa melakukan kebijakan untuk
meningkatkan kenaikkan suku bunga kredir perbankan. Persoalan lain yang dapat
timbul adalah kenaikkan suku bunga kredit yang menyebabkan meningkatnya
jumlah kredit macet sehingga terjadi kenaikan pada rasio kredit bermasalah. Hal
ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan kreditor untuk mengembalikan
pinjaman yang diberikan oleh perbankan jika dihubungkan dengan aktivitas
penggunaan dana kredit untuk memberikan keuntungan (profit).
Fahmi Irham. 2015. Manajemen Investasi : Teori dan Soal Jawab. Edisi 2. Jakarta
Selatan, Selemba Empat.