Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DIGITAL MARKETING SEBAGAI MEDIA PROMOSI DI ERA 4.0

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Islamic Marketing


Dosen Pengampu : Dr. H. Fathul Aminudin Aziz MM.
Disusun oleh:

1. Umi Amalia Nur Hidayah 214110201181

2. Mely Nur Arifah 214110201275

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

PROF.K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2022/2023
LATAR BELAKANG

Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan teknologi internet


(interconected network) yang dapat dioperasikan oleh setiap orang di dunia ini.
Internet memungkinkan individu untuk berkomunikasi dan menyampaikan
informasi tanpa adanya halangan ruang dan waktu, ditambah dengan fiturnya yang
sangat mudah digunakan. Di Indonesia, perkembangan internet dan penggunanya
terus bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan akhir-akhir ini pengguna internet di
Indonesia mengalami lonjakan jumlah yang luar biasa hingga menyentuh angka
171,77 juta jiwa (apjii.org, 2019). Angka tersebut bagi pebisnis pengguna
internet tersebut merupakan peluang bagus untuk bisnis di internet dengan
menggunakan metode digital marketing.
Adapun platform yang sering digunakan dalam digital marketing adalah
media sosial atau jejaring sosial. Jejaring sosial yang tersedia terkadang memiliki
karakteristik yang berbeda. Ada yang sifatnya untuk pertemanan seperti Facebook,
Path, Instagram, dan Twitter, dan ada pula yang khusus untuk mencari dan
membangun relasi seperti yang ditawarkan Linkedin. Selain itu tersedia pula
media yang lebih pribadi seperti e-mail dan pesan teks. Search engine seperti
Google dan Yahoo juga dapat diberdayakan. Selain itu pelaku usaha juga dapat
memanfaatkan media blog atau situs pribadi.
Demikian halnya dengan upaya pengembangan ekonomi dan bisnis di
kecamatan Cimanggu, Cilacap. Idealnya, di era revolusi industri saat ini, petani dapat
memasarkan sendiri hasil pertaniannya. Berbagai start-up dan aplikasi bermunculan
untukmembantu petani dalam memasarkan hasil pertaniannya. Namun hal tersebut
tidak efektif karena masih banyak petani yang kurang melek teknologi.
Media promosi melalui website dan media sosial menjadi pilihan sebagai
media promosi hasil pertanian dan wisata kerajinan Rajapolah, karena merupakan
salah satu media yang dianggap efektif dalam menjangkau target pasar yang luas
(Darmastuti, 2012). Hal ini dikarenakan internet kini mudah diakses kapan pun dan di
mana pun, serta telah marak digunakan oleh masyarakat.
Rencana peralihan model pemasaran konvensional ke digital ini merupakan
terobosan baru yang
memilki dampak positif. Sehingga dibutuhkan strategi yang jitu dalam mengorganisir
segala kemungkinankemungkinan di masa pengembangan sistem baru ini (Hidetoshi
Nakayasu & Masao Nakagawa, 2010).
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Digital Marketing
a. Definisi Digital Marketing
Digital marketing adalah kegiatan pemasaran termasuk branding
atau pengenalan merek yang menggunakan berbagai media berbasis
web seperti blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring sosial.
Digital marketing bukan hanya berbicara mengenai internet marketing
tapi lebih dari itu.1 E-Marketing mengalami proses evolusi tiga tahap;
Pertama, information publishing (penyedia konten/brosur interaktif)
dimana mengguakan website semata-mata sebagai sumber informasi.
Kedua, Transactional sites, situs yang memfasilitasi transaksi online;
dan Ketiga, Mass customization yaitu pemanfaatan kapabilitas
teknologi online untuk mempersonalisasi pesan dan layanan kepada
konsumen individu.2
Digital marketing atau pemasaran digital memiliki arti yang
hampir sama dengan pemasaran elektronik (e-marketing) keduanya
menggambarkan manajemen dan pelaksanaan pemasaran
menggunakan media elektronik, digital marketing adalah penerapan
teknologi digital yang membentuk saluran online (channel online) ke
pasar (website, email, database, digital TV dan melalui berbagai
inovasi terbaru lainnya termasuk di dalamnya blog, feed, podcast, dan
jejaring sosial) yang memberikan kontribusi terhadap kegiatan
pemasaran yang bertujan untuk mendapat keuntungan serta
membangun dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.

1
Ridwan Sanjaya dan Josua Tarigan, Creative digital marketing, (Jak arta: Elex Media
Komputindo, 2009) 47.
2
Fandy Tjiptono dan Gregorius, Pemasaran Strategik Mengupas Pemasaran Startegik, Branding
Starategy, Cusoemer Satisfaction, Stategi Kompetitif Hingga E-Marketing Edisi 3, (Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2017) 540.
Teknologi digital telah mengubah cara manusia dalam
berbicar, berkomunikasi, bertindak, dan mengambil keputusan. Setiap
hari kita selalu berhubungan dengan berbagai macam teknologi mulai
dari internet hingga telepon genggam. Hal ini membuktikan bahwa
dunia digital telah menjadi dunia kita. Konsep yang perlu menjadi
perhatian khusus para marketer dalam melakukan aktivitas marketing,
branding, dan selling di dunia digital, saat ini adalah memperhatikan
konten yang dipaparkan oleh pemasar sehingga membentuk pemikiran
irasional yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan pembelian
para konsumen.3
b. Dalil Pendukung Digital Marketing
Dalam fatwa yang ditandatangani oleh Ketua DSN MUI DR. KH.
Sahal Mahfudz dan Sekretaris KH. Drs. Ichwan Sam pada tanggal 25
Juli 2009, dijelaskan ada 12 persyaratan bagi Digital Network
Marketing terkategori sesuai syariah, yaitu :
1. Ada obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau
produk jasa;
2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang
diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang
haram;
3. Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur gharar,
maysir, riba’, dharar, dzulm, maksiat;
4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-
up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan
kualitas;
5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota, besaran
maupun bentuknya harus berdasarkan prestasi kerja yang terkait

3
Mohammad Trio Febrianto dan Debby Arisandi, “Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean”, Jurnal Manajemen Dewantra,
Vol.1 No.2 Desember (2018) : 65-66
langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan produk, dan
harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS;
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota harus jelas
jumlahnya, saat transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan
barang dan atau produk jasa yang ditetapkan perusahaan;
7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh
secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan
barang dan atau jasa;
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota
(mitra usaha) tidak menimbulkan ighra’.
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus
antara anggota pertama dengan anggota berikutnya;
10. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang
dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan
aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat
dan sebagainya;
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan wajib
membina dan mengawasi anggota yang direkrutnya;
12. Tidak melakukan kegiatan money game.
c. Marketplace
Marketplace merupakan media online berbasis internet (web-
based) tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli
dan penjual. Sedangkan Menurut Brunn, Jensen, & Skovgaard,
marketplace adalah wadah komunitas bisnis interaktif secara
elektronik yang menyediakan pasar dimana perusahaan dapat ikut
berperan dalam B2B e-Commerce dan atau kegiatan e-Business lain.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa marketplace
merupakan sebuah wadah pemasaran produk secara elektronik yang
mempertemukan banyak penjual dan pembeli untuk saling
bertransaksi.
Beberapa komponen yang menunjang sebuah marketplace itu
sendiri, yaitu:
1. Pelanggan berasal dari seluruh dunia, yang surf melalui Web.
2. Penjual jutaan toko ada di Web, iklan dan menawarkan barang yang
sangat bervariasi.
3. Barang dan jasa mempunyai tipe fisik dan digital. Digital produk ini
adalah barang yang dibuah menjadi format digital dan di kirim melalui
Internet.
4. Infrastruktur Network, hardware, software dan lainnya adalah
infrastuktur yang harus disiapkan dalam menjalankan marketplace.
5. Front-end Penjual dan pembeli berhubungan dalam marketplace
melalui sebuah front-end. Front-end ini berisi portal penjual, catalog
elektronik, shopping cart, mesin pencari, mesin lelang
6. Back-end Aktivitas yang berhubungan dengan pemesanan dan
pemenuhan pemesanan, manajemen persediaan, pembelian dari
pemasok, akuntansi dan finansial, proses pembayaran, pengepakan,
dan pengiriman dilakukan di backend.
7. Intermediaries Pihak ke tiga yang mengoperasikan antara penjual
dan pembeli. Kebanyakan dioperasikan secara komputerisasi.4
d. Kekuatan dan Kelemahan Digital Marketing
Pemanfaatan digital marketing memiliki beberapa keunggulan, antara
lain:
1) Target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup, dan
bahkan kebiasaan;
2) Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan
koreksi atau perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai;
3) Biaya jauh lebih murah dari pada pemasaran konvensional;
4) Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis;
5) Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu;

4
Deni Apriadi dan Arie Yandi Saputra, “E-Commerce Berbasis Marketplace Dalam Upaya
Mempersingkat Distribusi Penjualan Hasil Pertanian”, Jurnal Rekayasa Sistem dan Teknologi
Informasi Vol.1 No.2 (2017): 132-133.
6) Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah
konsumen yang melakukan pembelian online;
7) Kampanya bisa dipersonalisasi;
8) Bisa melakukan manajemen atau meraih konsumen karena
komunikasi terjadi secara langsung dan dua arah sehingga pelaku
usaha membina relasi dan menumbuhkan kepercayaan konsumen.
Di sisi lain, digital marketing juga memiliki kelemahan di
antaranya:
1) Mudah ditiru oleh pesaing;
2) Dapat disalah gunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung
jawab;
3) Reputasi menjadi menurun ketika ada respon negatif;
4) Tidak semua orang menggunakan teknologi internet atau
digital.5
e. Indikator Digital Marketing
Menurut Kotller & Keller E-marketing adalah upaya sebuah
perusahaan untuk menginformasikan, mengkomunikasikan,
mempromosikan, serta menjual produk dan jasanya melalui media
internet.6 Online marketing merupakan sistem pemasaran interaktif
yang menggunakan berbagai media komunikasi untuk meningkatkan
respon yang sifatnya sepesifik dan terukur.7 Eun Young Kim
menetapkan emapat dimensi Digital Marketing yaitu :
1) Cost/ Transaction.
Merupakan salah satu teknik dalam promosi yang memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi sehingga dapat menekan biaya dan waktu.
2) Interactive

5
Mohammad Trio Febrianto dan Debby Arisandi, “Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean”, 67-68.
6
Yoyo Sudaryo dkk, Digital Marketing dan Fine Tech di Indonesia, (Yogyakarta: Andi OFFSET,
2020) 36-37.
7
Fandy Tjiptono dan Gregorius, Pemasaran Strategik Mengupas Pemasaran Startegik, Branding
Starategy, Cusoemer Satisfaction, Stategi Kompetitif Hingga E-Marketing Edisi 3, 445
Hubungan dua arah antara pihak perusahaan dengan konsumen
yang dapat memberikan informasi dan dapat diterima dengan
jelas.
3) Incentiv program
Program-program yang menarik menjadi keunggulan dalam setiap
promosi yang dilakukan. Program-program ini menjadi timbal
balik dan nilai lebih kepada perusahaan.
4) Site Design
Tampilan fitur menarik dalam sosial media digital marketing yang
dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan.8
2. Ragam produk
a. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Sedangkan menurut Philip Kotler,
produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau
dikomsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.9
Produk merupakan kumpulan berbagai atribut fisik, psikologis,
jasa, dan simbolik yang secara kolektif membentuk kepuasan atau
manfaat bagi para pembeli atau pemakai. Jadi, produk bisa
mencakup aspek fisik (tangible, seperti bentuk, warna, fitur, dan
sebagainya) maupun non-fisik (intangible, seperti citra, reputasi,
dan seterusnya).10
b. Ragam Produk
Keragaman produk adalah kumpulan seluruh produk dan
barang yang ditawarkan oleh perodusen tertentu kepada kosumen.
Kanekaragaman merupakan kelengkapan produk yang
8
Daniel Laksana And Diah Dharmayanti, “Pengaruh Digital Marketing terhdap Organizational
Performance Dengan intellectual capital Dan perceived Quality Sebagai Variabel Intervening Pada
Industri Hotel Bintang Empat Di Jawa Timur”, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 12, No.1 April
(2018):13.
9
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisni Edisi revisi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014) 52
10
Tjiptono Fandy dan Gregorius Chandra, Pemasaran Global (konteks Offline & Online),
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012) 274.
menyangkut kedalaman, luas dan kualitas produk yang ditawarkan
juga ketersediaan produk tersebut setiap di toko. Kelengkapan
semua jenis produk yang ditawarkan untuk dimiliki, dipakai atau
di konsumsi. Kelengkapan yang dihasilkan oleh produsen akan
meningkatkan minat beli konsumen, apabila keinginan dan
kebutuhan konsumen terpenuhi.11
Teori dari Kotler dan Keller mengenai keragaman produk
yaitu memiliki lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu;
lebar mengaacu pada berapa banyak lini produk yang berbeda
memiliki yang dimiliki perusahaan tersebut. Kedalamn, mengacu
pada jumlah seluruh barang pada bauran tersebut. Keluasan,
mengacu pada berapa banyak jenis yang ditawarkan masing-
masing produk pada lini tersebut. Kosistensi bauran produk,
mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam
penggunaan akhir, ketentuan produksi, salauran didtribusi atau
lainya.12
c. Klasifikasi Produk
Adapun klasifikasi produk berdasarkan kebiasaan belanja
konsumen yaitu:
1) Convenience Goods: barang yang dibeli konsumen dengan
frekuensi tinggi, dalam waktu singkat, dan dengan usaha
minimum. Misalnya, sabun, makanan, dan surat kabar.
2) Shopping Goods: barang yang dalam proses pemilihan dan
pembelian dibandingkan karakteristiknya untuk melihat
kecocokannya, mutu, harga, dan model. Misalnya perabot
rumah tangga, pakaian dan peralatan rumah tangga lainnya.
3) Specialty Goods: barang-barang yang memiliki karakteristik
unik dan identifikasi merek yang berbeda dengan pasaran,

11
Meithiana Indrasari, “Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan”, (Surabaya: UNITOMO PRESS,
2019) 31.
12
Meithiana Indrasari, “Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan”, 31.
tidak banyak yang memiliki. Misalnya barang-barang mewah
dengan jenis dan merek tertentu.
3. Minat Beli
a. Pengertian Minat Beli
Kotler dan Keller mendefinisikan teori minat beli sebagai
proses yang ada diantara evaluasi alternatif dan keputusan
pembelian, setelah konsumen melakukan evaluasi terhadap
alternatif yang ada.13 Dua faktor yang mempengaruhi minat beli
seseorang yaitu situasi tidak terduga (unexpected situation) dan
sikap terhadap orang lain (respect to others).
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Swastha dan Irawan menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan
emosi. Apabila merasa senang dan puas dalam membeli barang
atau jasa, seseorang akan memiliki minat yang kuat untuk
membeli lagi. Begitupun sebaliknya apabila tidak sesuai dengan
keinginan maka dapat menghilangkan minat konsumen. Tidak ada
pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari
kebutuhan dan keinginannya sudah terpenuhi. Pengenalan masalah
terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan antara
produk yang dimiliki dan produk yang dibutuhkan.
Berdasarkan pengenalan masalah, selanjutnya konsumen
mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang
produk yang diinginkan. Ada sumber informasi yang digunakan
ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari
tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi
kosnumen lain. Selanjutnya, informasi-informasi yang telah
diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki
sebelumnya. Semua input berupa informasi membawa konsumen
pada saat mengevaluasi setiap pilihan dan mendapat keputusan
Citra Sugiono Putri, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Cherie
13

Melalui Minat Beli”, 596.


terbaik yang memuaskan dari perspektif sendiri. Tahapan terakhir
adalah tahap konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak
membeli produk.14
c. Tahapan Minat Beli
Tahapan minat pembelian konsumen dapat dipahami melalui
model AIDA yang diuraikan oleh Kotler dan Keller sebagai
berikut:
1) Perhatian (Attention)
Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk
atau jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan, dan
mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.
2) Tertarik (Interest)
Calon pelanggan tertarik untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan setelah mendapatkan informasi yang lebih
terperinci mengenai prduk atau jasa yang ditawarkan.
3) Hasrat (Desire)
Calon pelanggan memikirikan serta berdiskusi mengenai
produk atau jasa yang ditawarkan karena adanya hasrat dan
keinginan untuk membeli. Dalam tahapan ini, calon pelanggan
mulai berminat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Tahap ini ditandai dengan munculnya minat yang kuat dari
calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk atau jasa
yang ditawarkan.
4) Tindakan (Action)
Calon pelanggan mempunyai kemantapan yang tinggi untuk
membeli atau menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan.15
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

14
Joko Rizkie Widokarti, Konsumen, Pemasaran dan Komunikasi Kontemporer, 136.
15
Rizkie, Joko Widokarti, Konsumen, Pemasaran dan Komunikasi Kontemporer, 133.
Dalam analisis yang kami lakukan menggunakan metode jenis
kualitatif. Oleh karena itu, peneliti tidak membuktikan ataupun
menolak hipotesis yang dibuat sebelum penelitian, tetapi mengolah
data dan mengalisis suatu masalah secara non-numerik. Metode
kualitatif ini untuk menguji hipotesis/teori (Sugiyono., 2016).
Adapun hasil dari penelitian yang kami lakukan sebagai
berikut :
Digital Marketing sebagai Strategi Pemasaran yang Efektif
Media sosial didefinisikan sebagai sekelompok aplikasi berbasis
internet yang menciptakan fondasi ideologi
dan teknologi dari Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user generated content (R.
Stockdale, A. Ahmed & H. Scheepers, 2012). Dalam konteks bisnis,
people engagement dapat mengarah kepada penciptaan profit.
Mengenai hal ini, berdasarkan hasil penelitiannya, Wardhana
menemukan bahwa strategi digital marketing
berpengaruh hingga 78% terhadap keunggulan bersaing UMKM dalam
memasarkan produkproduknyanya (Wardhana, 2015). Strategi tersebut
terdiri dari:
1. Ketersediaan informasi produk dan panduan produk;
2. Ketersediaan gambar-gambar seperti foto atau ilustrasi produk;
3. Ketersediaan video yang mampu memvisualisasikan produk atau
menampilkan presentasi pendukung;
4. Ketersediaan lampiran dokumen-dokumen yang berisi informasi
dalam berbagai format;
5. Ketersediaan komunikasi online dengan pengusaha;
6. Ketersediaan alat transaksi dan variasi media pembayaran;
7. Ketersediaan bantuan dan layanan konsumen;
8. Ketersediaan dukungan opini online;
9. Ketersediaan tampilan testimonial;
10. Ketersediaan catatan pengunjung;
11. Ketersediaan penawaran khusus;
12. Ketersediaan sajian informasi terbaru melalui SMS-blog;
13. Kemudahan pencarian produk;
14. Kemampuan menciptakan visibili-tas dan kesadaran merek;
15. Kemampuan mengidentifikasi dan menarik pelanggan baru;
16. Kemampuan penguatan citra merek yang diterima oleh konsumen.
Digital marketing didefinisikan pula sebagai kegiatan pemasaran yang
menggunakan media berbasis
internet (Wardhana, 2015). Adapun menurut Purwana, internet
merupakan media yang cukup
berpengaruh terhadap bisnis tertentu, yang ciri-cirinya sebagai berikut
(E.S. Purwana, Dedi., dkk., 2017):
1. Interactivity, yaitu kemampuan perangkat teknologi memfasilitasi
komunikasi antar individu seperti
bertatap muka langsung. Komunikasi terjalin sangat interaktif
sehingga para partisipan bisa
berkomunikasi dengan lebih akurat, efektif, dan memuaskan.
2. Demassification, yaitu pesan dapat dipertukarkan kepada partisipan
yang terlibat dalam jumlah besar.
3. Asynchronous, yaitu teknologi komunikasi mempunyai
kemampuan untuk mengirimkan dan
menerima pesan pada waktu yang dikehendaki setiap peserta.

Perkembangan penggunaan teknologi internet dalam bisnis menjadi


salah satu hal yang bertumbuh
sangat pesat. Internet dan bisnis menjadi sebuah fenomena yang saling
mendukung. Penelitian yang
dilakukan oleh Weebly menemukan bahwa 56% konsumen tidak
percaya kepada sebuah bisnis yang tidak
memiliki website. Berkembangnya teknologi internet dalam beberapa
dasawarsa ini menciptakan media
komunikasi pemasaran baru yang efektif, yang biasa disebut dengan
pemasaran digital. Pemasaran digital
adalah suatu kegiatan komunikasi kepada target pasar melalui media
internet. Beberapa bauran dari
pemasaran digital, seperti:
1. Email Marketing, yaitu tipe direct marketing yang menggunakan
email sebagai sarana komunikasi
utamanya. Adapun kekuatan dari strategi ini adalah personalisasi yang
dapat disesuaikan dan juga
efektifitas terkait target market, karena langsung dikirimkan kepada
target market.
2. Web Banner, yaitu strategi komunikasi melalui iklan baik gambar
yang ditaruh di halaman website yang
sering dikunjungi oleh target market.
3. Google Adwords merupakan sebuah layanan iklan digital melalui
platform yang disediakan oleh Google,
yang dapat menggunakan media mesin pencari, banner, dan video.
4. Social Media merupakan sebuah platform komunikasi digital
berbasis sosial, seperti Instagram,
Facebook, Path, dan Twitter.
5. Blog merupakan sebuah strategi pemasaran digital yang berfokus
kepada penyediaan konten informasi
yang akan dikaitkan dengan website ataupun brand tertentu. Untuk
melakukan komunikasi pemasaran
yang efektif diperlukan metode yang disesuaikan dengan perilaku
pembelian target konsumen. Hal
tersebut dapat dijelaskan dalam tahapan yang disebut AIDS
(Awareness, Interest, Desire, Action)
Perdagangan elektronik electronic commerce atau e-commerce
adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti
internet atau televisi, www, atau
jaringan komputer lainnya. E-commerce adalah pembelian,
penjualan dan pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik
(Wong, 2010), seperti Tokopedia, Bukalapak, Sophie, Tokobagus,
dan lain sebagainya. Selain teknologi
jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basis data
atau pangkalan data (databases), surat
elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non-komputer yang
lain seperti halnya sistem pengiriman barang
dan alat pembayaran untuk e-dagang. Beberapa aplikasi umum yang
berhubungan dengan e-commerce, antara lain: (1) E-mail dan
Messaging; (2) Content Management Systems; (3) Dokumen, Spread
Sheet, Database; (4) Akunting dan
Sistem Keuangan; (5) Informasi pengiriman dan Pemesanan; (6)
Pelaporan Informasi dari Klien dan
Enterprise; (7) Sistem Pembayaran Domestik dan Internasional; (8)
News Group; (9) Online Shopping;
(10) Conferencing; (11) Online Banking/Internet Banking; (12)
Product Digital/non-Digital; dan (13) Online
SEO. Adapun analisis terkait hal tersebut dihubungkan pada perangkat
komunikasi yang di antaranya
sebagai berikut:
a. Perkembangan Pengguna yang Semakin Tinggi: Pemasaran dengan
media digital tentu saja harus
dihubungkan dengan jumlah pengguna internet di Indonesia, semakin
besar akses internet, pengguna,
akan meningkatkan pula titik Untuk melakukan komunikasi
pemasaran yang efektif diperlukan metode
yang disesuaikan dengan perilaku pembelian target konsumen. Hal
tersebut dapat dijelaskan dalam
tahapan yang disebut AIDS (Awareness, Interest, Desire, Action).
b. Awareness: Dalam tahapan ini komunikasi dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan target market
mengenai brand ataupun produk tersebut. Pengetahuan mengenai
nama brand, lini produk, harga, dan
lain-lain.
c. Interest: Tahapan ini target market mulai mencari lebih jauh
informasi mengenai brand produk
tersebut, karena intensi pembelian telah lebih kuat.
d. Desire: Konsumen sudah mengetaui kelebihan/value dari brand
tersebut yang membuat mereka merasa
yakin dan percaya bahwa brand tersebut dapat menjawab ekspektasi
yang ada di benak mereka untuk
mencapai setiap tahapan tersebut dibutuhkan strategi, intensitas, dan
media komunikasi yang variatif.
e. Low Cost High Impact: Media digital adalah sebuah media iklan/
komunikasi yang lebih efisien dan
efektif. Dikarenakan dalam meraih pasar akan disesuaikan dengan
profil konsumen tersebut, yang dapat
dikonfigurasi oleh brand, apakah terkait lokasi, gender, hingga waktu
iklan yang akan dilakukan. Di
samping itu, budget yang lebih terkontrol dan cenderung lebih
murah, membuat komunikasi yang
dilakukan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan ekspektasi brand
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai