Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AUDITING

“ Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern “

Nama Kelompok : 1. Ni Made Kinanti Widyasari (A0C017125)

2. Ni Putu Astiti Wulandari (A0C017127)

3. Nely Nurnanigsih (A0C017122)

4. Nunik Nurhidayati (A0C017133)

5. Nur Anisa (A0C017134)

6. Rima Aprilina (A0C017149)

7. Siti Sarah (A0C017160)

8. Tia Fitrianti (A0C017166)

9. Widya Wininggrum (A0C017171)

D III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami dalam memenuhi
tugas Mata Kuliah Auditing. Dan dengan tersusunnya makalah ini diharapkan juga bisa
menjadi pedoman bagi yang membaca.

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap kemampuan,
sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik
saran-saran anda kami butuhkan agar makalah ini menjadi lebih baik dan digunakan
sebagimana fungsinya.

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi
dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas
kebaikan yang telah diberikan kepada kami.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermamfaat sebagimana mestinya.


DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 7
C. TUJUAN ............................................................................................................ 7
BAB II ........................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 9
1. Pentingnya Pengendalian Intern ......................................................................... 9
2. Definisi Pengendalian Intern Serta Komponennya ............................................ 9
3. Tujuan Pengendalian Intern yang Relevan dengan Suatu Audit...................... 10
4. Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern sebagai
berikut:..................................................................................................................... 11
5. Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian intern beserta
perannya sebagai berikut: ........................................................................................ 11
6. Komponen dalam Pengendalian Intern ............................................................ 12
7. Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman ....................................................... 14
8. Cara mendokumentasikan pemahaman tersebut .............................................. 16
BAB III ....................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................... 18
KESIMPULAN ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengendalianinternal yang sering juga disebut sebagai pengendalian


manajemen dalam pengertian yang paling luas mencakup lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
pemantauan.Pengendalian internalberfungsi sebagai lini depan untuk menjaga aktiva
dan mendeteksi terjadinya kesalahan, kecurangan, penyimpangan dan ketidakpatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundangan-undangan (Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara, 2007:72).
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen (S.P. Hariningsih,2006:129).Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal sangat penting dalam menjaga
asset perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan yang disengaja oleh pihak
tertentu.
Dalam buku Auditing dan Jasa Assurance jilid I (Alvin A. Arens, 2008:370)
menyebutkan bahwa manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem
pengendalian internal yang efektifyaitu: (1) reliabilitas pelaporan keuangan; (2)
efesiensi dan efektivitas operasi. (3) ketaatanpada hukum dan peraturan. Manajemen
merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai ketiga tujuan ini. Fokus
auditor, baik dalam audit atas laporan keuangan maupun audit atas pengendalian
internal, tertuju pada pengendalian atas reliabilitas pelaporan keuangan ditambah
pengendalian atas operasi dan ketaatan pada hukum serta peraturan yang dapat secara
material mempengaruhi pelaporan keuangan.
Fungsi dari auditor internal adalah memeriksa secara langsung pengendalian-
pengendalian internal (internal controls) yang dijalankan oleh perusahaan dan
memberikan rekomendasi serta perbaikan-perbaikan atas pengendalian internal ke
arah yang lebih baik, dengan harapan tercapainya tujuan-tujuan dari pengendalian
internal tersebut (R.Dian Marisa, 2007).
Tanggung jawab atas pengendalian internal berbeda antara manajemen dan
dan auditor. Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan
menyelenggarakan pengendalian internal entitas. Manajemen juga diharuskan untuk
melaporkan secara terbuka tentang keefektifanpelaksanaan pengendalian tersebut.
Sebaliknya, tanggung jawab auditor mencakup memahami dan menguji pengendalian
internal atas pelaporan keuangan. Auditor juga diwajibkan untuk menerbitkan laporan
audit tentang penilaian manajemen atas pengendalian internalnya, termasuk pendapat
auditor mengenai keefektifan pelaksanaan pengendalian tersebut (Alvin A. Arens,
2008:371)
.Dari penjabaran diatas, dapat dilihat bahwa manajemen dan auditor internal
memiliki perannya masing-masing dalam menjaga efektivitas pengendalian internal.
Manajemen dan auditor internal harus saling bekerjasama untuk melihat sistem
pengendalian internal yang ada dalam suatu perusahaan sudah berjalan dengan
semestinya atau tidak berjalan dengan semestinya. Pelaksanaan audit menjadi penting
guna mengurangi risiko informasi. Risiko informasi mencerminkan kemungkinan
bahwa informasi yang melandasi keputusan risiko bisnis ternyata tidak akurat.
Penyebab yang mungin bagi risiko informasi ini adalah kemungkinan tidak akuratnya
laporan keuangan. (Alvin A. Arens, 2008:7).Peran auditor internal menjadi sangat
penting untuk mengurangi segala bentuk risiko yang dapat terjadi dalam sebuah
perusahaan.
Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan
kerugian (Abbas Salim, 2007:4). Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu
kemungkinan hasil (outcome), dan hasil yang paling akhir ini tidak dapat diketahui.
Meskipun semua bisnis mengandung ketidakpastian, lembaga keuangan menghadapi
jenis-jenis risiko yang secara alamai muncul dari aktivitas yang mereka jalankan.
Tujuan dari setiap lembaga keuangan adalah untuk memaksimalkan profit dan nilai
tambah bagi pemegang saham dengan menawarkan berbagai bentuk layanan
keuangan, terutama dengan mengelola risiko (Ikhwan Abidin Basri, 2008:9)Risiko
dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara. Di antaranya, risiko dapat dibedakan
menjadi risiko bisnis dan risiko finansial. Risiko bisnis muncul secara alami dari
aktivitas bisnis yang dijalankan. Risiko bisnis berhubungan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi pasaran produk. Sedangkan risiko finansial muncul dari kemungkinan
kerugian dalam pasar keuangan, yaitu akibat adanya perubahan pada variable-
variabel keuangan (Ikhwan Abidin Basri, 2008:9)Risiko juga dapat dibedakan
menjadi risiko sistematik dan risiko nonsistematik.
Sementara risiko sistematik berhubungan dengan keseluruhan pasar atau
perekonomian, risiko nonsistematik berhubungan dengan asset atau perusahaan yang
spesifik. Sementara risiko sistematik dapat dimitigasi dalam diversifikasiportofolio
yang sangat luas, risiko nonsistematik tidak dapat didiversifikasi. Namun demikian,
sebagian risiko sistematik dapat direduksi melalui teknik mitigasi dan pengalihan
(transfer) risiko (Ikhwan Abidin Basri, 2008:10)Dari pemaparan diatas dapat kita
lihat bahwa salah satu komponen pengendalian internal harus dikaitkan dengan
proses penilaian risiko. Selain itu, penilaian risiko juga sangat penting bagi
perusahaan. Perusahaanharus dapat memprediksi risiko yang akan ditanggung. Dalam
hal ini enterprise risk management sangat dibutuhkan oleh perusahaanuntuk
mencegah terjadinya risiko yang akan ditanggung.
Dalam hal ini auditor internal mempunyai peran yang sangat penting untuk
mencegah atau meminimalisir terjadinya risiko-risiko tersebut. Hiro Tugiman
(1997:53) menyebutkan bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal
haruslah ditujukan pada berbagai risiko yang berhubungan dengan kegiatan yang
akan diperiksa. Tujuan dari pemeriksaan risiko ini adalah untuk menentukan area
yang penting dalam kegiatan yang akan diperiksa.Pengendalian internal harus terus
dikontrol untuk mencegah terjadinya kehilangan asset perusahaan dan atau terjadinya
pencurian dan penyalahgunaan wewenang yang menyebabkan kerugian pada sebuah
perusahaan.Selain itu auditor internal juga haruscermat dalam mengawasi segala
bentuk kecurangan yang akan terjadi. Alvin A. Arens(2010:337) menyebutkan bahwa
munculnya penyimpangan intern disebabkan oleh tiga kondisi, yaitu pertama
tekanan/insentif, yaitu keadaaan dimana seorang karyawan atau satu unit fungsi
mendapat tekanan untuk mencapai suatu kondisi (goals)tertentu dari manajemen yang
lebih tinggi, kedua adanya kesempatan, dan ketiga adalah sikap/rasionalisasi, yang
berhubungan dengan sejumlah nilai etika, oleh top-management.

Integritas dan nilai etika merupakan unsur pokok dalam lingkungan


pengendalian, yang memengaruhi pendesainan, pengurusan, dan pemantauan
komponen lain. Integritas sangat mempengaruhi terjaganya lingkungan pengendalian
suatu perusahaan. Lingkungan pengendalian internal haruslah berjalan dengan baik
agar aset perusahaan dapat dilindungi. Apabila pengendalian internal sebuah
perusahaan tidak baik,makadapat dipastikan aset dalam sebuah perusahaan tersebut
juga tidak akanterlindungi dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pentingnya pengendalian intern ?
2. Bagaimanakah definisi pengendalian intern serta komponennya ?
3. Apa saja tujuan pengendalian intern yang relevan dengan suatu audit ?
4. Bagaimana penjelasan suatu entitas memiliki keterbatasan dalam
melakukan pengendalian intern ?
5. Siapa dan apakah peran dan tanggung jawab atas pengendalian intern
suatu entitas ?
6. Apa sajakah komponen dalam pengendalian intern ?
7. Bagaimana prosedur untuk memperoleh pemahaman ?
8. Bagaimana mendokumentasikan pemahaman tersebut ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pentingnya pengendalian intern.
2. Untuk mengetahui definisi pengendalian intern serta komponennya.
3. Untuk mengetahui tujuan pengendalian intern yang relevan dengan
suatu audit.
4. Untuk mengetahui keterbatasan suatu entitas dalam melakukan
pengendalian intern.
5. Untuk mengetahui siapa, peran dan tanggung jawab atas pengendalian
intern suatu entitas.
6. Untuk mengetahui komponen dalam pengendalian intern.
7. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dalam memperoleh
pemahaman.
8. Untuk mengetahui bagaimana mendokumentasikan pemahaman
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pentingnya Pengendalian Intern

Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor


yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh
karena itu, sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang
tercantum dalam laporan keuangan, standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan
auditor memahami pengendalian intern yang berlaku dalam entitas.
Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi sebagai berikut:
“ Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan”.
Sebelum diuraikan secara mendalam maksud standar pekerjaan lapangan
kedua ini, akan diuraikan lebih dahulu konsep pengendalian intern sebagai
objek yang harus di pahami oleh auditor.

2. Definisi Pengendalian Intern Serta Komponennya

SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan


keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi operasi
Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:
1. Pengendalian intern merupakan proses. Artinya suatu rangkaian
tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan
hanya sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Artinya bukan hanya terdiri
dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap
jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan
personal lain.
3. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan
memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris
entitas.
4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling
berkaitan; pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

3. Tujuan Pengendalian Intern yang Relevan dengan Suatu Audit

Seperti telah disebutkan di atas, tujuan pengendalian intern adalah untuk


memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan. (1)
keandalan informasi keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, (3) efektivitas dan efisiensi operasi. Oleh karena itu tidak semua
tujuan pengendalian intern tersebut relevan dengan audit atas laporan
keuangan, tanggung jawab auditor dalam mematuhi standar pekerjaan
lapangan kedua sebagaimana disajikan di atas, hanya di batasi pada golongan
tujuan pertama keandalan pelaporan keuangan. Oleh karena itu, auditor
berkewajiban untuk memahami pengendalian intern yang ditujukan untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
4. Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern
sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali, manajemen dan personal


lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil
atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi,
kertebatasan waktu atau tekanan lain.
2. Gangguan. Personal secara keliru memahami perintah atau membuat
kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan, perubahan
yang bersifat sementara dalam personal atau dalam sistem dan prosedur.
3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan
yang dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun
untuk kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak
terdeteksi kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan
atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti
keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan,
atau kepatuhan semu.
5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari
pengendalian intern tersebut.

5. Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian intern beserta


perannya sebagai berikut:

1. Manajemen. Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan


menyelenggarakan secara efektif pengendalian intern
organisasinya.Direktur utama perusahaan bertanggung jawab untuk
menciptakan atmosfer pengendalian di tingkat puncak, agar kesadaran
terhadap pentingnya pengendalian menjadi tumbuh di seluruh
organisasi.
2. Dewan komisaris dan komite audit. Bertanggung jawab untuk
menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka
dalam mengembangkan dan menyelenggaran pengendalian intern.
3. Auditor intern. Bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi
memadai atau tidaknya pengendalian intern entitas dan membuat
rekomendasi peningkatannya.
4. Personal lain entitas. Peran dan tanggung jawab semua personal lain
yang menyediakan informasi atau menggunakan informasi yang
dihasilkan oleh pengendalian intern harus ditetapkan dan
dikomunikasikan dengan baik.
5. Auditor independen. Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap
laporan keuangan, auditor dpat menemukan kelemahan pengendalian
intern kliennya, sehingga ia dapat mengkomunikasikan temuan auditnya
tersebut kepada manajemen, komite audit, atau dewan komisaris.
6. Pihak luar lain. Bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas
adalah badan pengatur, seperti Bank Indonesia dan Bapepam.

6. Komponen dalam Pengendalian Intern

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)


Lingkungan pengedalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu
organisasi dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang pengendalian.
Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara
lain:
a) Nilai integritas dan etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Dewan komisaris dan komite audit
d) Filosofi dan gaya operasi manajemen
e) Struktur organisasi
f) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
2) Penaksiran resiko
Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap
risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti:
a) Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi
yang belum pernah dikenal.
b) Perubahan standar akuntansi.
c) Hukum dan peraturan baru.
d) Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang
digunakan untuk pengolahan informasi.
e) Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengelolaan
dan pelaporan informasi dan personal yang terlibat di dalam fungsi
tersebut.
3) Informasi dan Komunikasi
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,
menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas,
serta meynelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut.
4) Aktivitas Pengendalian
Adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat memberikan keyakinan bahwa
petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini
memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk
mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki
berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi.
5) Pengendalian Pengelolahan Informasi
Banyak perusahaan sekarang menggunakan komputer untuk pengolahan
informasi umumnya dan terutama informasi akuntansinya. Pengendalian
pengelolahan informasi dibagi menjadi dua, yaitu: pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.
6) Pemantauan
Adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan dilaksanakan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan
tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalain.

7. Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman

Dalam memperoleh suatu pemahaman mengenai pengendalian yang


relevan dengan perencanaan audit, auditor harus melaksanakan prosedur
untuk menyediakan pengetahuan yang cukup mengenai rancangan
pengendalian yang relevan berkenaan dengan keenam komponen
pengendalian intern dan apakah hal itu telah ditempatkan dalam operasi.
AU319.41 menyarankan agar prosedur untuk memperoleh suatu
pemahaman terdiri dari:
 Review pengalaman masa lalu dengan klien
 Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas, dan staf
personel yang tepat
 Memeriksa dokumen dan catatan
 Mengamati aktivitas dan operasi entitas
Sifat dan luas prosedur yang dilaksanakan secara umum bervariasi dari entitas
ke entitas lain dan dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas pengalaman
masa lalu auditor dengan entitas, sfat pengendalian terntentu.
Jika auditor memiliki pengalaman masa lalu dengan klien, maka kertas kerja
tahun lalu harus berisi sejumlah besar informasi yang relevan dengan audit tahun
berjalan.
Sebagai contoh, kesimpulan tahun lalu mengenai kekuatan dan
kelemahanpengendalian intern dapat digunakan sebagai titik awal, dengan cara
auditor mengajukan pertanyaan tentang perubahan yang terjadi pada tahun
berjalan yang akan mempengaruhi kondisi masa lau. Kertas kerja juga harus
berisi informasi mengenai jenis salah saji yang ditemukan sebelum audit dan
penyebabnya. Sebagai contoh, kertas kerja harus menunjukan apakah salah saji
masa lalu yang dihasilkan dari (1) kurangnya pengendalian yang mencukupi, (2)
pelaksanaan yang salah secara sengaja dari pengendalian yang ada, (3)
ketidakpatuhan yang tidak disengaja dari pengendalian yang ada oleh personel
yang tidak berpengalaman, atau (4) perbedaan dalam memberikan pertimbangan
proporsional mengenai estimasi akuntansi.
Auditor dapat menindaklanjuti informasi tersebut untuk menentukan apakah
tindakan perbaikan telah diambil. Dokumen dan catatan dari entitas yang relevan
harus diperiksa, contohnya termasuk agan organsasi, pedoman kebijakan, bagan
akun, buku besar akuntansi, junral, dokumen sumber, bagan arus transaksi, dan
laporan yang digunakan oleh manajemen dalam me-riview kinerja seperti laporan
komparatif yang menunjukan data anggaran dan data actual serta varians nya.
Pemeriksaan ini secara langsung akan mengarah pada penambahan pertanyaan
mengenai pengendalian spesifik dan perubahan kondisi. Pengamatan kinerja dari
beberapa pengendalian akan diperlukan untuk menentukan apakah pengendalian
tersebut telah ditempatkan dalam operasi.
Untuk memperkuat pemahaman mengenai beberapa aspek sistem akuntansi
serta beberapa aktivitas pengendalian tertentu, beberapa auditor melaksanakan
review transaksi walktrough (transaction walktrough review). Untuk
melaksanakan review tersebut, satu atau beberapa transaksi dalam setiap
golongan transaksi utama ditelusuri melalui jejak transaksi, dan kebijakan serta
prosedur pengendalian yang berhubungan diidentifikasi dan diamati.
8. Cara mendokumentasikan pemahaman tersebut

Ada tiga cara yang biasanya digunakan oleh auditor untuk


mendokumentasikan informasi mengenai pengendalian intern yang berlaku
dalam perusahaan:
1. Kuesioner pengendalian intern baku
Kuesioner merupakan cara yang banyak dipakai oleh auditor dalam
mendokumentasikan informasi pengendalian intern kliennya.
2. Uraian tertulis
Ini biasanya berisi identitas karyawan yang melaksanakan suatu fungsi dan
uraian terinci cara pelaksanaan fungsinya. Penggunaan uraian tertulis hanya
praktis diterapkan pada audit atas laporan keuangan perusahaan yang kecil
saja.
3. Bagan alir sistem
Cara ini suatu sistem yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu. Simbol-simbol yang dapat digunakan oleh auditor untuk membuat
deskripsi pengendalian intern kliennya.
Tabel keputusan (decision tables) adalah sebuah matriks yang digunakan
untuk mendokumentasikan logika dari suatu program komputer. Tabel
keputusan biasanya memiliki tiga komponen penting, (1) kondisi yang
berhubungan dengan transaksi akuntansi, (2) tindakan yang diambil oleh
program komputer, dan (3) peraturan keputusan yang digunakan untuk
mengatasi kondisi dengan tindakan selanjutnya.
Kondisi yang dimasukkan dalam tabel keputusan biasanya mewakili kondisi yang
berhubungan dengan prosedur pengendalian yang relevan dengan
audit. Tindakan mencerminkan tindakan-tindakan yang diambil oleh program
komputer ketika kondisi dipenuhi. Dan kombinasi dari kondisi dan tindakan
menggambarkan peraturan keputusan program.
Tabel keputusan tidak digunakan secara luas seperti bagan arus atau naratif, tetapi
bagan arus terutama berguna ketika memahami pengendalian aplikasi yang
terprogram. Keuntungan dari tabel keputusan adalah bahwa tabel keputusan
sederhana dan mudah dipahami, tabel tersebut menyediakan pendekatan sistematis
untuk menganalisis logikaprogram dan mudah untuk merancang pengujian
pengendalian dengan menggunakan tabel keputusan.

MEMORANDUM NARATIF
Memorandum naratif (narrative memorandum) terdiri dari komentar-komentar
tertulis berkenaan dengan pertimbangan auditor atas pengendalian intern.
Memorandum dapat digunakan untuk melengkapi bagan arus atau bentuk
pendokumentasian lain dengan meringkas keseluruhan pemahaman auditor mengenai
pengendalian intern, komponen individu dari pengendalian intern, atau kebijakan atau
prosedur spesifik. Dalam mengaudit entitas kecil, memorandum naratif dapat
berperan sebagai satu-satunya pendokumentasian dari pemahaman auditor.
Keuntungan dari memorandum naratif adalah efektif dalam hal biaya, mudah dibuat,
dan menggambarkan pengendalian intern yang digunakan oleh sebuah entitas.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit
laporan keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal
lain yang didesain untuk memberikan kenyakinan memadai tentang
pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini :
a. Keandalam pelaporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan pertauran yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikankenyakinan
memadaidalam pencapaian tiga komponen tujuan :
a. Keandalam pelaporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan pertauran yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
Untuk menentukan apakah informasi mengenai pengendalian yang
dikumpulkan oleh auditor benar-benar ada, auditor melakukan dua macam
pengujian :
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksaan transaksi tertentu.
b. Pegujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30751760/Auditing_SPI_aldiansyah
https://www.academia.edu/5280069/BAB_10_Pemahaman_Pengendal
ian_Intern
https://www.academia.edu/8899594/Pemahaman_Pengendalian_Intern

Anda mungkin juga menyukai