Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Disusun Oleh :

 Adrianus Lede Padaka (210404020013)


 Dewinson Didu Dima (210404020041)
 Kristina Jelita (210404020023)
 Melania Hartati Ngato (210404020034)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya, kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Kebijakan Akuntansi” dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun
demi untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah. Untuk
itu kami tidak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu, atas materi yang sudah diberikan.

Kami berharap dengan tersusunnya makalah ini dapat menambahkan


pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Kami berharap juga jika makalah ini
bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari. Bagi kami penyusunan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu
jika ada salah kata kami sebagai penyusun meminta maaf dan dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 5

BAB II .................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .................................................................................................... 6

A. Pengertian Kebijakan Akuntansi .................................................................. 6

B. Pertimbangan Kebijakan Akuntansi ............................................................. 7

C. Tujuan Kebijakan Akuntansi........................................................................ 8

D. Ketentuan Penyusunan Kebijakan Akuntansi ............................................ 12

E. Kesalahan Proses Akuntansi yang Sering Terjadi ..................................... 14

F. Pemilihan dan Perubahan Kebijakan Akuntansi ........................................ 15

G. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya ................ 18

BAB III ................................................................................................................. 22

PENUTUP ............................................................................................................ 22

A. Kesimpulan ................................................................................................ 22

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari penyajian laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Dalam
menghasilkan suatu laporan keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna maka terdapat hal yang harus diperhatikan oleh manajemen seperti
prinsip-prinsip, dasar, peraturan serta praktik dilaksanakan dalam penyusunan
laporan keuangan yang semuanya tercakup dalam kebijakan akuntansi,
kebijakan akuntansi itu sendiri telah diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan.
Menurut PSAK No. 25, kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang
digunakan oleh perusahan merupakan hasil keputusan manajemen yang
berguna sebagai alat penghubung antara teori akuntansi yang sifatnya luas
dengan praktiknya yang spesifik dalam perusahaan. Pihak manajemen
diperbolehkan untuk memilih salah satu dari beberapa kebijakan akuntansi
yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan. Landasan manajemen
dalam menentukan kebijakan akuntansi mana yang akan diterapkan dalam
perusahaan tergantung kepada situasi, kondisi dan karakteristik perusahaan
tersebut. Saat manajemen memilih kebijakan akuntansi yang tidak sesuai
dengan situasi, kondisi, dan karakteristrik dalam perusahaan, maka
dikhawatirkan kebijakan akuntansi yang dipilih dapat menimbulkan masalah
dalam proses penyediaan informasi keuangan kepada para pemakai informasi
laporan keuangan tersebut. Pemilihan kebijakan akuntansi yang tepat akan
menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk

4
keadaan keuangan dan hasil operasi. Secara umum kebijakan akuntansi diatur
dalam sebuah standar yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 25.
Standar ini mengatur mengenai pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan periode
sebelumnya. Kebijakan yang lebih spesifik berkaitan dengan teknis
pelaksanaan diatur dalam standar masing-masing pos yang ada dalam laporan
keuangan.

B. Rumusan Masalah
Adapula permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini antara lain :

 Apa itu kebijakan akuntansi?


 Apa saja pertimbangan dalam kebijakan akuntansi?
 Apa saja tujuan kebijakan akuntansi?
 Bagaimana ketentuan penyusunan kebijakan akuntansi?
 Apa saja kesalahan proses akuntansi yang sering terjadi?
 Bagaimana pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi?
 Apa saja keanekaragaman kebijakan akuntansi dan
pengungkapannya?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini :
 Untuk mengetahui apa itu kebijakan akuntansi?
 Untuk mengetahui apa saja pertimbangan dalam kebijakan akuntansi?
 Untuk mengetahui apa saja tujuan kebijakan akuntansi?
 Untuk mengetahui bagaimana ketentuan penyusunan kebijakan
akuntansi?
 Untuk mengetahui apa saja kesalahan proses akuntansi yang sering
terjadi?
 Untuk mengetahui bagaimana pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi?
 Untuk mengetahui apa saja keanekaragaman kebijakan akuntansi dan
pengungkapanny

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi adalah suatu kebijakan yang berupa prinsip,
dasar, peraturan, konvensi, dan tindakan atau praktik tertentu yang
diterapkan untuk menyusun dan menyajikan sebuah laporan
keuangan.Kebijakan akuntansi merupakan kebijakan yang dirumuskan
oleh badan pemerintah, yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan Departemen Keuangan yang bekerjasama dengan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang memberikan cara dalam hal mengatur
aktivitasaktivitas ekonomi, khususnya mengenai informasi keuangan.

Kebijakan akuntansi adalah proses pemilihan metode pelaporan,


alternatif, sistem pengukuran dan teknik pengungkapan tertentu diantara
semua yang mungkin tersedia untuk pelaporan keuangan oleh suatu
perusahaan” menurut Elden S Hendriksen diterjemahkan oleh Marianus
Sinaga (1996:109). Sedangkan kebijakan akuntansi menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2002:1) adalah : “ Kebijakan akuntansi meliputi
pilihan prinsip - prinsip, dasar - dasar, konvensi, peraturan dan prosedur
yang digunakan manajemen untuk penyusunan dan penyajian laporan
keuangan”.

Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-


prinsip akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-
prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai
yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara
wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan
hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar,


konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam

6
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan
akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan
atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran
pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi
perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi.

B. Pertimbangan Kebijakan Akuntansi


Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi
yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:

a. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya
diakui dalam penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak
membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan.
b. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan
disajikan sesuai dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak
semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian.
c. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang
cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-
keputusan.
Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada
kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan
perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara.
Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan
dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti.
Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat
membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang
perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu
komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan
lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih.

7
C. Tujuan Kebijakan Akuntansi
Secara singkat tujuan kebijakan akuntansi berfokus pada para
pemakai informasi keuangan. Akan tetapi hal ini hanya mungkin
dilakukan melalui cara umum dengan menggunakan cara parsial dari teori
- teori induktif deduktif atau dari analisa penelitian dalam bentuk
pemrosesan informasi individu. Kesulitannya adalah bahwa pendapatan
individu, badan (perusahaan) dan kelompok tidak dapat dikombinasikan
untuk membentuk suatu pendapatan secara keseluruhan yang unik.
Alternatifnya adalah memfokuskan tujuan kebijakan akuntansi pada
konsekuensi yang menguntungkan dan merugikan ini bukanlah hal yang
mudah, tetapi paling tidak penyeimbang. Ini menetapkan tujuan yang
benar bagi penetapan kebijakan akuntansi.Kebijakan akuntansi sebagai
berikut:
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan
prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam dan LK).
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep
biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu
disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain
persediaan yang dinyatakan sebesar nilai uang lebih rendah antara
biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net
realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan
metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan
metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.Mata uang pelaporan yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
mata uang Rupiah (Rp).

8
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan
Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana
Perusahaan memiliki lebih dari 50 %, baik langsung maupun tidak
langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan
kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut.
Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat
pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut
diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan
anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.
Saldo atas transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang
belu direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk
mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak
perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis
dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan
kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan
penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak
perusahaan tersebut.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan
dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba
bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan presentase
kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan
tersebut.
Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada
suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor.
Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian
pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang

9
saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat
pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan
pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila
pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka
laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang
saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham
minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat
ditutup.
Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban anak perusahaan diukur
sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika biaya perolehan
lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva dan
kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal
transaksi, maka nilai wajar aktiva non moneter yang diakuisisi harus
diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut
tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aktiva dan
kewajiban nonmoneter tersebut diakui sebagai goodwill negative, dan
diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai
pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang
Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Mayora
Nederland B.V, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi–
transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan
kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca,
aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan
untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan dan kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau
dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang
bersangkutan.

10
d. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
 Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan
atau dikendalikan oleh atau berada dibawah pengendalian bersama,
dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan
fellow subsidiaries;
 Perusahaan asosiasi;
 Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak
langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang
berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari
perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat
adalah mereka yang dapat diharapaka mempengaruhi atau
dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan
perusahaan pelapor);
 Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempengaruhi
wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin,
dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota
dewan komisaris, direksi dan manager dari Perusahaan serta
anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
 Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara
dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap
orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang
tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut.
e. Pajak Penghasilan
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku
atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak
tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi,
kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung
ke ekuitas.

11
f. Laba per Lembar
Laba perlembar dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang
bersangkutan.
g. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang
dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha
sedangkan segemen sekunder adalah segmen geografis.

D. Ketentuan Penyusunan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi disusun dan ditetapkan berdasarkan dua


kondisi. Hal ini tergantung ada atau tidak adanya SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) yang spesifik. Berikut ini penjelasan tentang pemilihan
kebijakan akuntansi berdasarkan dua kondisi tersebut, yaitu:

1. Terdapat SAK Spesifik

Ketika ada suatu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) spesifik yang


dapat digunakan, maka SAK tersebut dapat digunakan dalam
penerapan atau pelaksanaan kebijakan akuntansi. Tentunya
diperlukan panduan dalam SAK tersebut agar dapat digunakan
secara tepat.

2. Tidak Ada SAK Spesifik

Jika Standar Akuntansi Keuangan (SAK) spesifik tidak ada, maka


pihak manajemen suatu perusahaan dapat menggunakan
kebijakannya sendiri. Artinya, pihak manajemen dapat
menggunakan pertimbangannya untuk mengembangkan dan
menggunakan suatu kebijakan akuntasi. Tentunya kebijakan
tersebut harus bisa menghasilkan informasi yang relevan dan andal.

12
Arti andal di sini artinya laporan keuangan yang dihasilkan dari
kebijakan akuntansi tersebut memiliki lima kriteria, yaitu:

 Menampilkan kejujuran (kebenaran sesuai fakta) posisi


keuangan, kinerja keuangan, dan juga arus kas.
 Mencerminkan substansi ekonomi secara nyata, bukan hanya
hukum dari suatu transaksi, kondisi atau peristiwa.
 Netral
 Mempertimbangkan pertimbangan sehat. Artinya, jika
laporan keuangan harus mengakui hal-hal yang tidak pasti.
 Lengkap.

Manajemen dapat mempertimbangkan atau menggunakan berbagai


sumber untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan
akuntansi. Berikut ini beberapa sumber yang bisa digunakan oleh
pihak manajemen, yaitu:

 Ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang


berkaitan.
 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.

Pihak manajemen juga bisa menggunakan beberapa pertimbangan


di bawah ini, yaitu:

 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terbaru yang


dikeluarkan badan penyusun standar lain. Tentunya standar
ini harus mengacu pada KDPPLK yang sama.
 Literatur akuntansi.
 Praktik akuntansi industri yang berlaku.

13
E. Kesalahan Proses Akuntansi yang Sering Terjadi

Kesalahan kebijakan akuntansi dalam proses penerapannya dapat


terjadi. Kesalahan tersebut terjadi dalam pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan unsur-unsur dalam laporan
keuangan.Laporan keuangan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) jika ditemukan kesalahan material atau tidak material
yang disengaja agar mencapai posisi dan kinerja keuangan atau arus kas
tertentu.

Kesalahan dapat terjadi pada dua kondisi, yaitu:

1. Kesalahan Pada Periode Berjalan

Jika kesalahan ditemukan saat periode berjalan atau ketika


laporan keuangan belum diterbitkan, maka kesalahan tersebut
harus segera diperbaiki di periode yang sama.

2. Kesalahan Pada Periode yang Lalu (Telah Terlewat)

Jika kesalahan ditemukan pada periode sebelumnya maka


harus dilakukan koreksi secara retrospektif terhadap laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah kesalahan
ditemukan. Cara yang bisa digunakan untuk melakukan koreksi
dan perbaikan, yaitu:

 Penyajian kembali jumlah komparatif periode sebelumnya


yang terdapat kesalahan.
 Penyajian kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk
periode sebelumnya di bagian paling awal.

Berikut ini contoh kesalahan proses akuntansi yang sering terjadi,


yaitu:

14
 Kesalahan dalam mencatat dan rekonsiliasi ketika proses
akuntansi.
 Laporan hanya dianggap sebagai catatan.
 Tidak menyimpan bukti transaksi.
 Kesalahan matematis dalam perhitungan proses akuntansi.
 Kesalahan proses akuntansi yang sering terjadi harus
dievaluasi dan mendapat solusi yang tepat agar kesalahan-
kesalahan tersebut tidak terjadi atau terulang kembali.
 Kebijakan akuntansi harus dibuat secara teliti agar
penerapannya bisa menghasilkan laporan keuangan yang tepat.
Berbagai contoh kebijakan akuntansi bisa menjadi contoh
untuk membuat atau menetapkan kebijakan akuntansi lainnya.

F. Pemilihan dan Perubahan Kebijakan Akuntansi


1. Pemilihan Kebijakan Akuntansi
IAS 8 telah menetapkan hirarkhi pedoman pemilihan
kebijakan akuntansi sesuai dengan IFRS. Dalam hirarkhi IAS 8
dipaparkan urutan logis tentang tingkat keotoritatifan kebijakan
akuntansi ketika disandingkan dengan atau dibandingkan
dengan pedoman yang telah ada sebelumnya. Disebabkan oleh
relatif terbatasnya pedoman yang otoritatif di bawah IFRS, yang
dipandang memiliki kualitas relevansi lebih tinggi bagi
penganut standar yang berbasis prinsip, dibanding standar yang
berbasis aturan sebagaimana yang sering dikonotasikan sebagai
US GAAP, maka pemilihan metode sangat mengandalkan pada
alasan-alasan analogis berdasarkan standar yang telah ada dan
juga berdasarkan alasan-alasan yang diperoleh dari berbagai
sumber yang tidak otoritatif
Berdasarkan IAS 8, pada saat memilih kebijakan
akuntansi terhadap elemen tertentu dalam laporan keuangan,
sumber otoritatif dari kebijakan akuntansi hanya IFRS, yaitu yang
terdiri dari IFRS itu sendiri, IAS, dan interpretasi yang
dikembangkan oleh IFRIC atau komite yang ada sebelumnya,

15
yaitu SIC (Standing Interpretation Committee). Penyempurnaan
IFRS, yang dipublikasikan pada tahun 2008 menyatakan bahwa
hanya pedoman yang menjadi bagian integral dari IFRS yang
bersifat mandatori, dan konsekuensinya, pedoman yang tidak
menjadi bagian integral dari IFRS tidak diwajibkan untuk
diterapkan pada laporan keuangan.
Pada saat tidak terdapat standar pada IFRS atau
interpretasinya yang secara spesifik dikenakan pada laporan
keuangan, transaksi, peristiwa, atau keadaan, maka manajemen
harus menggunakan pertimbangan profesional di dalam
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi,
dengan prinsip dasar bawah kebijakan yang ditempuh harus
menghasilkan informasi yang relevan dengan kebutuhan
pengambilan keputusan dan juga informasi yang reliabel, dalam
pengertian:
 Menyajikan secara terpercaya posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas entitas.
 Merefleksikan substansi transaksi, kejadian, dan kondisi, dan
tidak hanya merefleksikan bentuk legalnya.
 Netral, tidak bias atau memihak pada kepentingan tertentu.
 Hati-hati (prudent)
 Lengkap dalam menyajikan semua hal yang bersifat material.
Dalam membuat pertimbangan pemilihan kebijakan akuntansi, manajemen
harus mempertimbangkan dua hal sebagai berikut:
 Ketentuan dalam IFRS dan interpretasinya, yang berhubungan
dengan hal yang sama atau berhubungan dengan isu-isu yang
memiliki keterkaitan.
 Definisi, kriteria konsep pengakuan dan pengukuran untuk aset,
utang, pendapatan, dan beban sesuai dengan framework akuntansi
keuangan.

16
2. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan kebijakan akuntansi adalah perubahan dari satu
prinsip akuntansi ke prinsip akuntansi yang lain. Berdasarkan IAS
8, istilah kebijakan akuntansi mencakup penggunaan prinsip
akuntansi, basis, konvensi, aturan, dan praktik akuntansi yang
digunakan. Sebagai contoh perubahan penilaian persediaan dari
“rata-rata bergerak” menjadi “masuk pertama, keluar pertama”
adalah termasuk perubahan kebijakan akuntansi. Contoh lain pilihan
kebijakan akuntansi dalam IFRS adalah basis kos versus basis
revaluasi untuk akuntansi aset tetap (PPE) dan untuk aset tidak
berwujud (IAS 16 dan IAS 38), kos versus nilai wajar untuk
akuntansi investasi (IAS 40), proportionate consolidation versus
equity accounting untuk jointly controlled entities (IAS 31).

Perubahan kebijakan akuntansi diperkenankan sepanjang:

(1) Perubahan diperkenankan oleh standar atau interpretasi


standar, atau

(2) Perubahan akan menghasilkan pelaporan transaksi keuangan


atau peristiwa ekonomi yang terjadi pada suatu entitas
secara lebih relevan dan reliabel.

IAS 8 tidak mengklasifikasi sebagai perubahan kebijakan akuntansi


untuk dua hal sebagai berikut:

(1) Penggunaan kebijakan akuntansi untuk peristiwa atau


transaksi yang secara substansi berbeda dengan peristiwa
atau transaksi yang pernah terjadi pada periode sebelumnya,

(2) Penggunaan kebijakan akuntansi baru untuk peristiwa atau


transaksi yang belum pernah terjadi pada periode
sebelumnya, atau yang pada periode sebelumnya jumlahnya
tidak material. Ketentuan dalam IAS 8 tidak berlaku untuk
kasus implementasi awal pelaporan aset sebesar nilai

17
revaluasi, meskipun implementasi semacam ini masuk dalam
kategori perubahan kebijakan akuntansi, dengan argumen
bahwa kebijakan akuntansi semacam ini berhubungan
dengan kententuan revaluasi berdasarkan IAS 16 atau IAS
38, tergantung pada situasi yang melatarbelakangi.

G. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya


Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika
menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan,
akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah akuntansi yang berbeda
(wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain).
Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi
dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari
daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar
pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa.
Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan
kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan
akuntansi terpilih:
1. Umum
 Kebijakan konsolidasi
 Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan
keuntungan dan kerugian pertukaran
 Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli
umum, nilai penggantian
2. Aktiva
 Piutang
 Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok
penjualannya
 Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan
3. Kewajiban dan Penyisihan
 Jaminan
 Komitmen dan kontinjensi
 Biaya pensiun dan tunjangan hari tua

18
4. Keuntungan dan kerugian
 Metode pengakuan pendapatan
 Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan–
penambahan (improvement)
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara
penuh diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih
terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada
dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus
diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan
akuntansi yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi
yang penting lain tidak diungkapkan.
Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas
kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin
keseragaman metode pengungkapan. Pertumbuhan perusahaan
multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan internasional telah
memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas
negara.
Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka
dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi
berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak
perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan.
Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh
material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh
secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang.

19
Contoh soal

Perubahan kebijakan akuntansi terjadi pada PT masraffi yang melakukan


perubahan metode persediaan dari rata-rata tertimbang (average) menjadi FIFO.
Perubahan estimasi akuntansi memiliki laporan laba rugi komprehensif pada
tahun 2019-2020 sebagai berikut ini.

2019 2020

Penjualan 800 750

Pembelian 300 275

Beban Operasi 450 440

Arus Kas Operasi 200 150

Perubahan metode persediaan dari average ke fifo akan memberikan perbedaan


dalam estimasi sebagai berikut ini.
Average Fifo Selisih

31 Desember
2019 80 90 10

31 Desember
2020 90 105 15

Kemudian, terdapat perbandingan penggunaan metode persediaan berupa beban


pokok penjualan pada tahun 2019-2020 sebagai berikut ini.
Average Fifo Selisih

2019 300 265 35

2020 280 260 20

20
Cara menghitung perubahan kebijakan akuntansi yang dikerjakan berdasarkan
penggunaan metode persediaan yakni sebagai berikut ini.
Pertama harus menghitung laba bersih hasil perubahan kebijakan akuntansi
sebagai berikut ini.
Laba Rugi 2020 2019

Penjualan 750 800

BPP 260 265

Laba Kotor 490 535

Beban Operasi 440 450

Laba Bersih 50 85

Kemudian cara perhitungan perubahan kebijakan akuntansi harus menyesuaikan


terhadap laporan perubahan ekuitas yakni.

Perubahan Modal 2020 2019

Saldo Awal 0 200

Penyesuaian 0 10

Saldo Awal disajikan


Kembali 285 210

Laba Bersih 50 85

Saldo Akhir 335 295

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam penjelasan makalah diatas dapat kami simpulkan bahwa kebijakan
akuntansi adalah suatu kebijakan yang berupa prinsip, dasar, peraturan,
konvensi, dan tindakan atau praktik tertentu yang diterapkan untuk menyusun
dan menyajikan sebuah laporan keuangan.
Saat manajemen memilih kebijakan akuntansi yang tidak sesuai dengan
situasi, kondisi, dan karakteristrik dalam perusahaan, maka dikhawatirkan
kebijakan akuntansi yang dipilih dapat menimbulkan masalah dalam proses
penyediaan informasi keuangan kepada para pemakai informasi laporan
keuangan tersebut. Pemilihan kebijakan akuntansi yang tepat akan
menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk
keadaan keuangan dan hasil operasi.

Secara umum kebijakan akuntansi diatur dalam sebuah standar yakni


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 25. Standar ini mengatur
mengenai pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi dan koreksi kesalahan periode sebelumnya. Kebijakan yang lebih
spesifik berkaitan dengan teknis pelaksanaan diatur dalam standar masing-
masing pos yang ada dalam laporan keuangan.

22
Daftar Pustaka

https://www.obligasi.co.id/2022/01/pengertian-kebijakan-akuntansi-cara-
menyusun-dan-contoh.html

https://www.slideshare.net/ijupwah/kebijakan-akuntansi-9588995

23

Anda mungkin juga menyukai