Anda di halaman 1dari 33

BAB 12.

RISIKO SPEKULATIF LAINNYA

Manajemen Risiko 1
RISIKO PERUBAHAN KURS
Kurs adalah nilai suatu mata uang
relative terhadap mata uang lainnya.
Sebagai contoh, kurs Rp/$ barangkali
dituliskan sebagai berikut ini:
Rp10.000/$. Kurs tersebut mempunyai
arti bahwa satu dolar Amerika Serikat
nilainya sama dengan 10,000 Rupiah.

Manajemen Risiko 2
Mata uang menguat Mata uang melemah
Sistem Kurs Bebas Apresiasi Depresiasi
Sistem Kurs Tetap Revaluasi Devaluasi
Indonesia pernah mengalami dua sistem
kurs yang berbeda: (1) Ditetapkan oleh
Pemerintah, dan (2) Mengambang
Manajemen Risiko 3
Tabel 1. Apresiasi dan Depresiasi Rupiah terhadap $
Rupiah Melemah Terhadap $ Rupiah Menguat Terhadap $
Kurs Awal Tahun Rp10.000/$ Rp10.000/$
Kurs Akhir Tahun Rp12.000/$ Rp8.000/$
Berapa persen (12.000 – 10.000)/(10.000) x (8.000 – 10.000)/(10.000) x
pelemahan/penguatan 100% 100%
$ terhadap Rp = 20% = -20%
Berapa persen (10.000 – 12.000)/12.000 x (10.000 – 8.000) / 8.000 x
pelemahan/penguatan 100% 100%
Rp terhadap $ = -16,67% = 25%
Manajemen Risiko 4
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Perubahan Kurs
Perbedaan inflasi
Perbedaan tingkat bunga
Independensi Bank Sentral
Pertumbuhan Ekonomi
Ekspektasi terhadap nilai mata uang di
masa mendatang

Manajemen Risiko 5
Pada waktu Paul Volcker, gubernur bank sentral Amerika Serikat,
mengundurkan diri pada tahun 1978, nilai mata uang dolar jatuh
signifikan. Pada saat itu tidak berita lain yang berarti selain berita
pengunduran diri gubernur bank sentral tersebut. Kenapa terjadi
demikian? Paul Volcker dikenal sebagai orang yang sangat anti inflasi.
Dia akan melakukan banyak cara untuk mengendalikan inflasi. Ditangan
dia, investor merasa inflasi bisa dikendalikan, sehingga nilai dolar
menjadi stabil. Pada waktu dia mengundurkan diri, investor belum
dengan penggantinya. Jangan-jangan penggantinya tidak sekeras dia
dalam memerangi inflasi. Jika penggantinya lebih lunak, maka dolar bisa
dipastikan akan terpengaruh, yaitu turun nilainya. Sebelum dolar benar-
benar turun nilainya, investor menjual dolarnya cepat-cepat, karena
mereka mempunyai pengharapan yang negatif terhadap dolar.
Karenanya nilai dolar jatuh. Untunglah penggantinya adalah Alan
Greenspan, yang mempunyai komitmen yang sama kuatnya untuk
memerangi inflasi. Contoh tersebut menunjukkan pengharapan bisa
mempengaruhi nilai suatu mata uang.

Manajemen Risiko 6
Tabel 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs
Faktor Pengaruh terhadap Kurs
Inflasi tinggi Depresiasi
Tingkat bunga nominal tinggi Depresiasi
Tingkat bunga riil tinggi Apresiasi
Pertumbuhan ekonomi tinggi Apresiasi
Independensi bank sentral tinggi Apresiasi
Ekspektasi positif (negatif) Apresiasi (depresiasi)

Manajemen Risiko 7
Eksposur Terhadap Perubahan
Kurs
Literatur keuangan internasional membagi
tiga jenis eksposur yang dihadapi oleh
perusahaan berkaitan dengan
perubahan kurs, yaitu:
Eksposur transaksi
Eksposur akuntansi
Eksposur operasi

Manajemen Risiko 8
Bagan 1. Eksposur Terhadap Perubahan Kurs

Eksposur akuntansi Eksposur operasi

Perubahan kurs terjadi

Eksposur transaksi
Kontrak ditandatangani kontrak diselesaikan

Manajemen Risiko 9
Eksposur Transaksi
Eksposur transaksi adalah eksposur yang terjadi
karena perusahaan memasuki kontrak tertentu, yang
kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang
rentan terhadap perubahan kurs. Sebagai contoh,
misalkan importer Indonesia membeli barang dari
Amerika Serikat senilai $1 juta. Pembayaran
dilakukan tiga bulan mendatang. Kewajiban melunasi
hutang dagang tersebut senilai $1 juta rentan
terhadap perubahan kurs di masa mendatang.

Manajemen Risiko 10
Bagan 2. Posisi Spot Importir: Short $

Posisi spot importer yaitu short $


(membutuhkan $)

Rp/$

Manajemen Risiko 11
Misalkan seorang eksportir Indonesia
menjual barang ke Amerika Serikat, dan
akan menerima $1 juta tiga bulan
mendatang. Posisi spot yang dihadapi oleh
eksportir tersebut akan terlihat seperti
berikut ini.
Dengan diagram yang serupa dengan
sebelumnya, gambarkan posisi spot
eksportir tersebut

Manajemen Risiko 12
Bagan 3. Posisi Spot Eksportir: Long $

Posisi spot eksportir yaitu long $


(mempunyai $)

Rp/$

Manajemen Risiko 13
Eksposur Akuntansi
Eksposur akuntansi terjadi karena laporan
keuangan dengan mata uang tertentu,
kemudian dikonversikan ke laporan keuangan
dengan mata uang lain, rentan (terekspos)
terhadap perubahan kurs. Perubahan kurs
bisa menyebabkan proses konversi semacam
itu menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Sebagai ilustrasi, misalkan suatu perusahaan
multinasional Amerika Serikat, memiliki anak
perusahaan di Indonesia. Misalkan neraca
anak perusahaan tersebut pada awal tahun
terlihat berikut ini (lihat kolom 2).
Manajemen Risiko 14
Tabel 3. Eksposur Akuntansi
Dalam Rp Awal tahun ($) Akhir tahun ($)
Kurs= Rp5.000/$ Kurs=
Rp10.000/$
Kas 1.000.000 200 100
Piutang Dagang 2.000.000 400 200
Persediaan 2.000.000 400 200
Aktiva Tetap 5.000.000 1.000 500
Total Aset 10.000.000 2.000 1.000
Hutang Dagang 2.000.000 400 200
Hutang Jangka Panjang 2.000.000 400 200
Modal Saham 6.000.000 1.200 600
Total Pasiva 10.000.000 2.000 1000
Manajemen Risiko 15
Kolom (4) menyajikan hasil konversi dengan
menggunakan kurs yang baru yaitu Rp10.000/$.
Terlihat total aset turun menjadi $1.000, modal
saham turun nilainya menjadi $600. Penurunan
modal saham tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan mengalami kerugian, yang
menyebabkan modal sahamnya berkurang
nilainya. Perhatikan bahwa kerugian tersebut
bukan dikarenakan perubahan nilai ekonomis
perusahaan, tetapi semata-mata karena
perubahan kurs. Nilai ekonomis perusahaan
sama antara awal tahun dengan akhir tahun.

Manajemen Risiko 16
Eksposur Operasi
Eksposur operasi adalah operasi perusahaan
yang rentan (terekspos) terhadap perubahan
kurs. Sebagai ilustrasi, misalkan produsen
mobil Jepang Toyota menjual mobilnya ke
Amerika Serikat. Jika yen menguat terhadap
dolar AS, maka harga mobil Toyota di
Amerika Serikat akan menjadi lebih mahal
dibandingkan dengan sebelumnya. Akibatnya
daya saing mobil Toyota di Amerika Serikat
menjadi turun.
Manajemen Risiko 17
Harga Toyota (dalam yen) Harga Toyota ($) Harga Toyota (S)
Kurs adalah Y100/$ Kurs adalah Y50/$
Yen 1.000 $ 10 $ 20
Terlihat harga mobil Toyota (dalam $) menjadi
lebih mahal dibandingkan sebelumnya, hanya
karena perubahan kurs. Harga mobil dalam yen
masih tetap sama.
Manajemen Risiko 18
Karena harga mobil Toyota di Amerika Serikat
semakin mahal, akibat selanjutnya adalah
penjualan Toyota di AS berkurang, yang
mengakibatkan kas masuk Toyota dari penjualan
di Amerika Serikat berkurang. Di sisi lain, Toyota
harus membayar input, tenaga kerja di Jepang.
Jika pemasukan terganggu, maka operasi Toyota
bisa terganggu karena pemasukan menjadi lebih
sedikit, padahal pengeluaran tetap sama. Toyota
dalam contoh di atas dikatakan mempunyai
eksposur operasi, karena operasi Toyota rentan
terhadap perubahan kurs.

Manajemen Risiko 19
Eksposur Ekonomi
Eksposur operasi digabung dengan eksposur
transaksi menjadi eksposur ekonomi.
Eksposur Ekonomi = Eksposur operasi + Eksposur
transaksi
Eksposur ekonomi adalah nilai perusahaan yang
rentan terhadap perubahan kurs. Sebagai ilustrasi,
kembali ke contoh Toyota, karena penjualan Toyota
berkurang, akibatnya adalah menurunnya aliran kas
untuk Toyota. Karena aliran kas berkurang, nilai atau
harga saham Toyota bisa turun. Dengan demikian
harga saham Toyota terekspos (rentan) terhadap
perubahan kurs.
Manajemen Risiko 20
RISIKO TEKNOLOGI
Teknologi di satu sisi mempunyai manfaat, di sisi lain
memunculkan risiko baru. Perusahaan yang
menggunakan teknologi yang tepat bisa mendorong
bisnis perusahaan (meningkatkan penjualan dan
menurunkan biaya). Tetapi penggunaan teknologi
yang tidak tepat bisa merugikan perusahaan dengan
signifikan. Dalam kasus yang lebih ekstrim, teknologi
baru bisa menghancurkan perusahaan yang tidak
menguasai teknologi baru tersebut.
Sayangnya risiko yang berkaitan dengan tekonologi
relative lebih sulit dipahami karakteristiknya, lebih
sulit dikuantifisir, dan lebih sulit diantisipasi,
meskipun risiko teknologi tersebut merupakan
sesuatu yang riil.
Manajemen Risiko 21
Bagan 4. Kurva Biaya Rata-Rata Perusahaan Dengan Teknologi

Biaya rata-rata (Average Cost)

AC1=TEKNOLOGI RENDAH
AC2=TEKNOLOGI TINGGI

AC1

AC2
OUTPUT

Manajemen Risiko 22
Bagan 5. Biaya Total Perusahaan Dengan Teknologi Intensif versus Teknologi Ringan

TC1
Biaya (Rp)
TC2

FC2

FC1

Output
Q*
Manajemen Risiko 23
Perusahaan yang melakukan investasi yang signifikan di
bidang teknologi. Perusahaan tersebut ditandai dengan
TC2 (total cost atau biaya total). Karena perusahaan
melakukan investasi yang signifikan di bidang teknologi,
kemudian di kapitalisasi, maka depresiasi yang
dibebankan menjadi tinggi. Dengan kata lain biaya tetap
perusahaan tersebut cukup tinggi (FC2).Tetapi biaya
variabel perusahaan tersebut lebih rendah. Karena itu
slope dari TC2 cenderung lebih datar.
Perusahaan yang investasi di bidang teknologinya lebih
sedikit akan menggunakan mesin yang lebih sedikit.
Karena itu depresiasinya lebih sedikit, dan biaya
tetapnya lebih kecil, seperti yang ditunjukkan oleh FC1.
Tetapi biaya variabelnya lebih besar, sehingga slope dari
TC1 lebih besar dibandingkan dengan slope dari TC2

Manajemen Risiko 24
Ilustrasi risiko teknologi.
 IBM pada tahun 1970-an merupakan perusahaan
yang terkemuka dengan produk andalannya yaitu
computer mainframe. Pangsa pasar computer
mainframe mencapai lebih dari 90%. Pada tahun
1980-an, computer PC mulai populer. IBM termasuk
salah satu perusahaan yang mempopulerkan PC.
Tetapi PC tersebut tidak pernah dianggapsebagai
produk serius. Ketika PC semakin baik, semakin
andal, banyak perusahaan yang beralih dari
mainframe ke PC, karena biayanya yang lebih murah.
IBM terlambat mengantisipasi sehingga penjualan
mainframe jatuh. IBM berada dalam krisis besar.
Untungnya Direktur baru berhasil melakukan
perubahan sehingga IBM bisa bertahan sampai
sekarang.
Manajemen Risiko 25
 Pada tahun 1990-an, floppy disk sempat mendapat persaingan dari
produk baru yaitu Zip-drive (buatan Iomega). Zip-drive mirip
dengan disk drive, bedanya Zip-drive lebih tebal, dan mempunyai
kapasitas lebih besar. Secara ekonomis Zip-drive tersebut lebih baik
dibandingkan dengan disk-drive. Karena itu beberapa PC mulai
memasang Zip-drive tersebut bersamaan dengan floppy disk-drive.
Nampaknya Zip-drive akan menjadi standar baru menggantikan
floppy-drive. Tetapi karena sesuatu hal, Zip-drive tidak pernah
berkembang pesat apalagi menggantikan floppy-drive. Beberapa
analis menganggap kesalahan ada pada perusahaan karena tidak
bisa memanfaatkan momentum dengan cepat. Tetapi sumber
penghalang lain adalah munculnya teknologi penyimpanan data
yang lebih baik, seperti CD recordable dan writeable, yang lebih
murah dan mempunyai kapasitas yang jauh lebih banyak. Flash disk
juga mulai populer dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan floppy-disk atau CD. Zip-drive gagal menjadi standar dalam
PC karena munculnya teknologi baru yang lebih baik.

Manajemen Risiko 26
RISIKO LAINNYA
Disamping risiko perubahan kurs dan
risiko teknologi, masih banyak risiko
spekulatif lainnya yang dihadapi oleh
perusahaan, seperti:
Risiko Likuiditas
Risiko Politik (Sovereign Risk)

Manajemen Risiko 27
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan
membayar kewajiban jangka pendek.
Jika risiko likuditas tidak ditangani dengan baik, risiko tersebut bisa
meningkat menjadi risiko solvabilitas atau solvency risk, yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan.
Sebagai contoh, misalkan perusahaan tidak bisa melunasi hutang
dagangnya  risiko likuiditas. Kreditor meminta untuk merubah
hutang dagang menjadi hutang wesel. Sekarang hutang wesel
mempunyai kekuatan hukum, karena perusahaan secara tertulis
berjanji untuk melunasi hutang wesel pada tanggal tertentu di masa
mendatang. Jika perusahaan gagal melunasi hutang wesel,
bukannya tidak mungkin kreditor tersebut meminta pengadilan
untuk membangkrutkan perusahaan  risiko solvency.

Manajemen Risiko 28
Pengukuran Risiko Likuditas
Perusahaan biasa bisa menggunakan rasio
likuiditas seperti rasio lancar dan acid ratio
untuk mengukur risiko likuditas tersebut,
seperti berikut ini.
Rasio lancar = ( Aktiva Lancar / Hutang
Lancar)
Acid ratio = ( Aktiva Lancar – Persediaan ) /
Hutang Lancar
Anggaran kas atau peramalan kas untuk
melihat potensi risiko likuiditas.
Manajemen Risiko 29
Risiko Likuiditas Perbankan
Bank sektor yang paling rentan
terhadap risiko likuiditas karena struktur
modalnya (sebagian besar adalah dana
pihak ketiga)
Sumber risiko likuditas perbankan:
(1) sisi aktiva
(2) sisi pasiva

Manajemen Risiko 30
Sisi Aset : Jika bank memberikan jaminan atau komitmen untuk
memberikan hutang sejumlah tertentu di masa mendatang (misal tiga
bulan). Misalkan tiga bulan mendatang calon debitur datang ke bank
untuk memanfaatkan janji bank tersebut, maka bank harus bisa
menyediakan sejumlah uang yang telah dijanjikan. Jika bank gagal
memberikan sejumlah uang tersebut, maka bank menghadapi risiko
likuditas.
Sisi Pasiva: Sumber dana bank sebagian besar berasal dari dana pihak
ketiga dalam bentuk tabungan dan deposito yang sangat likuid. Jika
penarikan dana oleh masyarakat terjadi lebih besar dari yang diperkirakan,
maka bank tersebut bisa menghadapi krisis likuiditas. Jika krisis tersebut
tidak ditangani, perusahaan bisa terancam kelangsungannya. Misalkan
masyarakat menjadi panic karena tidak bisa mengambil tabungannya,
atau muncul rumor tertentu yang tidak baik, masyarakat bisa mengalami
krisis kepercayaan terhadap bank tersebut. Sebagai akibatnya, masyarakat
akan menarik dananya secara bersamaan dari bank tersebut. Bank bisa
jatuh karena sumberdana menghilang, ditarik masyarakat secara
bersamaan.

Manajemen Risiko 31
Risiko Politik (Soverign Risk)
Jika perusahaan merupakan perusahaan
multinasional yang beroperasi di banyak
Negara, maka perusahaan tersebut akan
menghadapi risiko politik. Risiko politik bisa
didefinisikan sebagai kejadian di Negara
tujuan investasi (host) yang bisa menggangu
aliran kas perusahaan multinasional.
Risiko politik merupakan garis kontinum dari
yang paling ringan sampai ke yang paling
berat.
Manajemen Risiko 32
Bagan 6. Risiko Politik

Paling ringan Paling berat

Perubahan peraturan kerusuhan sosial Pengambilalihan

Salah satu indikator untuk melihat risiko politik di suatu


Negara adalah risiko Negara (country risk). Beberapa
lembaga menerbitkan risiko Negara-negara di dunia, mulai
dari Negara dengan risiko rendah, tinggi, sampai terlarang.
Perusahaan multinasional akan memperhatikan risiko
Negara jika mereka memutuskan untuk melakukan
investasi di Negara tersebut.
Manajemen Risiko 33

Anda mungkin juga menyukai