Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi utama yang
dihadapi setiap Negara. Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan
beberapa pengaruh buruk yang bersifat ekonomi, politik, dan sosial. Untuk
menghindari pengaruh buruk yang timbul, berbagai kebijakan ekonomi
perlu dijalankan. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang
dialami oleh banyak Negara. Begitu seriusnya masalah ini sehingga dalam
setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi masyarakat selalu dikatakan
dengan tujuan untuk menurunkan angka pengangguran.

Namun, kebijaksanaan pemecahan sudah tentu harus di alamatkan


kepada apa yang menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, setiap analisis
masalah-masalah ini selalu berminat untuk mengetahui profil
permasalahannya. Dalam analisis ini bertujuan untuk menerangkan tentang
bentuk bentuk masalah pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu
perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan
untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain dari kedua masalah itu, uang juga menjadi hal yang sangat
berpengaruh terhadap perekonomian yang ada saat ini dan seterusnya.
Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar.
Uang digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk myimpan kekayaan dan untuk
membayar hutang. Berdasarkan hal tersebut maka pembahasan tentang uang
akan dibahas dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inflasi ?
2. Apa jenis – jenis inflasi ?
3. Apa efek yang ditimbulkan inflasi ?
4. Bagaimana cara mencegah inflasi ?
5. Apa pengertian pengangguran?
6. Apa jenis – jenis pengangguran ?
7. Apa penyebab pengangguran ?
8. Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?

C. Tujuan
Berkenaan dengan judul makalah ini yaitu tentang inflasi,
pengangguran dan uang, maka tujuan kami membuat makalah ini yaitu :
1. Untuk memberikan pemahaman kepada rekan rekan mahasiswa tentang
inflasi, pengangguran dan uang., serta dampaknya dalam perekonomian
2. Sebagai referensi belajar untu rekan rekan mahasiswa khususnya kami
pribadi sehingga menambah referensi belajar selain referensi dalam bentuk
buku dan dari dosen dalam mata kuliah Ekonomi Makro.
3. Untuk diajukan kepada dosen pengampu mata kuliah ekonomi makro
sebagai pemenuhan atas tugas yang diberikan, serta untuk dipresentasikan
kepada rekan rekan mahasiswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. INFLASI
A. Pengertian dan Definisi Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Inflasi juga dapat didefinisikan dengan kenaikan
harga barang – barang yang bersifat umum dan terus menerus. Tingkat
inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke
periode lainnya, dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Dari
definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan
telah terjadi inflasi :
a. Kenaikan Harga
b. Bersifat Umum
c. Berlangsung Terus-menerus
a. Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi
daripada harga periode sebelumnya.
b. Bersifat Umun
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum dapat dikatakan
inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara
umum naik.
c. Berlangsung Terus Menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan
inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi
dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan
akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus –
menerus.
B. Faktor –Faktor Penyebab Inflasi
a. Tingkat permintaan barang dan jasa yang meningkat namun persediaan
barang dan jasa terbatas.

3
b. Kenaikan harga bahan dan biaya produksi.
c. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
d. Kenaikan harga-harga barang yang diimpor.
e. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru.
f. Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang
kurang bertanggung jawab.
g. Uang yang beredar terlalu banyak.
h. Perang.
C. Macam – macam Inflasi
1. Berdasarkan tingkat keparahannya :
a. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
b. Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
c. Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
d. Inflasi liar atau hyper inflasi yaitu kenaikan harga-harga barang
lebih dari 100% tahun.
2. Berdasarkan dari penyebabnya :
a. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand- Pull Inflation)
Inflasi tekanan permintaan (Demand- Pull Inflation) adalah inflasi
yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat. Pada
diagram 19.5 tekanan permintaan menyebabkan output
perekonomian bertambah, tetapi disertai inflasi, dilihat dari makin
tingginya tingkat harga umum. Dalam inflasi tekanan permintaan,
tidak selalu berarti penawaran agregat (AS) tidak bertambah. Yang
pasti kalaupun terjadi pertambahan penawaran agregat, jumlahnya
lebih kecil dibanding peningkatan agregat.
Diagram :

b. Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation)


Inflasi dorongan biaya (cost push inflation) terjadi karena kenaikan
biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja atau upah
buruh.
Diagram

4
c. Stagflasi
Stagflasi menerangkan kombinsai dari dua keadaan buruk, yaitu
stagnasi dan inflasi. Stagnasi adalah kondisi dimana tingkat
pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen per tahun. Jumlah output
relative tidak bertambah. Sayangnya kondisi ini disertai dengan
inflasi. Secara grafis dalam diagram 19.7 terlihat stgaflasi akan
terjadi jika permintaan agregat (AD) bertambah, sedangkan
penawaran agregat (AS) berkurang.
D. Indicator Inflasi
Ada beberapa indicator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui
laju inflasi selama satu periode tertentu. Tiga diantaranya yaitu :
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)
Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukkan
tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu
periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-
harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu
periode tertentu. Masing-masing harga barang dan jasa tersebut diberi
bobot (weighted) berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa
yang dianggap paling penting diberi bobot yang paling besar.
Inflasi = (IHK-IHK-1) x 100%
IHK-1
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh
karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen
(producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang
diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
Prinsip menghitung inflasi berdasarkan IHPB adalah sama dengan cara
berdasarkan IHK :
Inflasi = (IHPB-IHPB-1) x 100%
IHPB-1

5
3. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator)
Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan gambaran
laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab dilihat dari metode
perhitungannya, kedua indicator tersebut hanya melingkupi beberapa
puluh atau mungkin ratus jenis barang dan jasa, di beberapa puluh kota
saja. Padahal dalam kenyataan, jenis barang dan jasa yang diproduksi
atau dikonsumsi dalam sebuah perekonomian dapat mencapai ribuan,
puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu jenis. Kegiatan ekonomi
juga terjadi tidak hanya di beberapa kota saja, melainkan seluruh
pelosok wilayah. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling
mewakili keadaan sebenarnya, ekonom menggunakan indeks harga
implisit (GDP deflator), disingkat IHI.
Inflasi = (IHI-IHI-1) x 100%
IHI-1
E. Dampak Inflasi
1. Dampak Positif
Apabila inflasi itu ringan, maka akan memberikan dampak yang baik
seperti dapat mendorong perekonomian masyarakat, dimana
masyarakat dapat meningkatkan pendapatan nasional, dan membuat
orang menjadi semangat untuk menabung, bekerja ataupun melakukan
investasi karena semakin mereka merasa jika semakin banyak mereka
bekerja semakin banyak uang yang akan mereka dapat untuk
kebutuhan hidupnya.
2. Dampak Negatif
Apabila inflasi tinggi maka akan menimbulkan atau menyebabkan
berbagai masalah sosial, bahkan keadaan perekonomian menjadi kacau
dan terjadi ketidakstabilan ekonomi. Terjadinya inflasi ini bisa
membuat masyarakat menjadi merosot dan terpuruk dari waktu ke
waktu.
Ada beberapa masalah sosial yang mucul dari inflasi yang tinggi :
a. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat

6
b. Memburuknya distribusi pendapatan
c. Terganggunya stabilitas ekonomi

2. PENGANGGURAN

A. Pengertian dan Definisi pengangguran


Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja.
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif
mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.

B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran


Perbandingan diantara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan
angkatan kerja keseluruhannya disebut tingkat pengangguran. Untuk
mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari
persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat Pengangguran = Jumlah yang menganggur x 100%
Jumlah angkatan kerja
C. Klasifikasi Pengangguran
1) Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach)
Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja
yang tidak bekerja.
2) Pendekatan Pemanfaat Tenaga Kerja ( Labour Utilization Approach)
Dalam pendekatan ini angkatan kerja dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu :
1. Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering
disebut juga pengangguran terbuka (open employment).
Berdasarkan definisi ini, tingkat pengangguran di Indonesia
umumnya relative rendah, yaitu 3% - 5% per tahun.

7
2. Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang
bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya jam
kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan
definisi ini tingkat pengangguran di Indonesia relative tinggi,
karena angkanya berkisar 35% per tahun.
3. Bekerja penuh (employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh
atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
D. Jenis –Jenis Pengangguran
1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus menerus
mengalami perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat
pengangguran akan menjadi semakin rendah. Pada akhirnya
perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
(full employment), yaitu apabila pengangguran tidak melebihi 4%.
Pengangguran ini dinamakan pengangguran friksional (frictionsl
employement). Pengangguran friksional bukan lah wujud sebagai
akibat dar ketidakmampuan memperoleh pekerjaan, melainkan sebagai
akibat dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik. Di dalam
proses mencari kerja yang lebih baik itu adakalanya mereka harus
menganggur. Namun pengangguran ini tidak serius karena bersifat
sementara.
2. Pengangguran Struktural ( Structural Unemployment)
Dikatakan pengangguran structural karena sifatnya yang mendasar.
Dilihat dari sifatnya, pengangguran structural lebih sulit diatasi
disbanding pengangguran friksional. Selain membutuhkan pendanaan
yang besar, juga waktu yang lama. Bahkan untuk Indonesia,
pengangguran structural merupakan masalah besar dimasa mendatang,
jika tidak ada perbaikan kualitas SDM.
3. Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment)
Pengangguran siklis atau pengangguran konjungtur adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam
tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan ekonomi

8
mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi
kegiatan memproduksi. Dalam pelaksanaannnya berarti jam kerja
dikurangi. Sebagian mesin produksi tidak digunakan, dan sebagian
tenaga kerja diberhentikan. Dengan semikian, kemunduran ekonomi
akan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran. Pengangguran
konjungtur hanya dapat dikurangi atau diatasi masalahnya apabila
pertumbuhan ekonomi yang terjadi setelah kemunduran ekonomi
cukup besar juga dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang lebih
besar dari pertambahan tenaga kerja yang terjadi.
4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployement)
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek, terutama terjadi di sector pertanian. Misalnya, di luar
musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai
menunggu musim tanam dan panen berikutnya.
E. Penyebab Pengangguran
 Penduduk yang relative banyak
 Pendidikan dan keterampilan yang rendah
 Teknologi yang semakin modern
 Ketidakstabilan perekonomian
F. Dampak negative pengangguran
- Peningkatan tindakan kriminalitas
- Tingkat kesehatan menurun
- Menghilangkan keterampilan
- Ketidakstabilan sosial dan politik
G. Cara mengatasi pengangguran
a. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
b. Mengadakan pelatihan tenaga kerja
c. Mendirikan industry di wilayah yang mengalami banyak
pengangguran.

3. UANG

A. Definisi Dan Pengertian Uang

9
Uang adalah sesuatu yang diterima / dipercaya masyarakat sebagai alat
pembayaran atau transaksi.karena itu uang dapat berbentuk apa saja, tetapi tidak
berarti segala sesuatu itu adalah uang. Misalnya kita mengenal dan menggunakan
uang kertas yang digunakan sebagai alat transaksi tetapi, tidak semua kertas
adalah uang, bukan karena harga kertasnya yang sangat murah, melainkan karena
tidak diterima atau dipercaya oleh masyarakat umum sebagai alat pembayaran.

Berdasarkan kepada ciri-ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam


berbagai masyarakat (dimasa lalu dan pada masa kini), perekonomian dapat
dibedakan kepada : “perekonomian barter” dan “perekonomian uang”. Yang
diartikan “perekonomian barter” adalah suatu sistem kegiatan ekonomi
masyarakat di mana kegiatan produksi dan perdagangan masih sangat sederhana,
kegiatan tukar-menukar masih terbatas, dan jual beli dilakukan secara pertukaran
barang dengan barang atau barter. Yang diartikan dengan “perekonomian uang”
adalah perekonomian yang sudah menggunakan uang sebagai alat pertukaran
dalam kegiatan perdagangan. Semua Negara didunia ini digolongkan sebagai
“perekonomian uang”. Kebanyakan perdagangan dilakukan dengan menggunakan
uang. Semakin modern sesuatu Negara semakin penting peranan uang dalam
menggalakkan kegiatan perdagangan.

Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah


benda itu memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.


2. Mudah dibawa-bawa.
3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya.
4. Tahan lama.
5. Jumlahnya terbatas.
6. Bendanya mempunyai mutu yang sama.

B. Bentuk Bentuk Uang


1) Uang Flat (Flat Money atau Taken Money)

10
Uang Flat (Flat Money atau Taken Money) adalah komoditas yang
diterima sebagai uang, namun nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai
komoditas itu sendiri (nilai instrinsiknya atau intrinsic value-nya).
Contohnya adalah uang kertas Rp 100.000,00 yang anda terima. Nilai
nominal uang kertas tersebut adalah jauh lebih tinggi dari nilai kertasnya.
Tetapi masyarakat menerima bahwa selembar kertas yang nilainya tidak
seberapa itu dapat digunakan untuk berbelanja senilai Rp. 100.000,00.
2) Uang Komoditas (Commodity Money)
Uang Komoditas (commodity money) adalah uang yang nilainya sebesar
niali komoditas itu sendiri. Contohnya, pada masa lalu nilai sekeping uang
perunggu adalah lebih kecil dari nilai satu keeping uang perak, tetapi satu
keeping uang perak nilainya lebih kecil dari nilai satu keeping uang emas,
sebab nilai perunggu lebih murah dari perak, sedangkan nilai perak lebih
murah dari emas.
3) Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money)
Salah satu syarat suatu asset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah
likuiditasnya. Uang flat dan uang komoditas adalah uang yang likuid
sempurna, sehingga untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau
dicairkan terlebih dahulu. Selain kedua jenis uang tersebut ada juga asset
finansial yang berfungsi sebagai auang namun untuk menggunakannya
harus ditukarkan/dicairkan terlebih dahulu. Contohnya, seperti cek yang
dapat dipakai dibeberapa tempat sebagai alat pembayaran yang dapat
dicairkan menjadi uang sungguhan.

C. Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi penting, yaitu:
1. Uang Sebagai Perantara Tukar Menukar
Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah
dijelaskan kalau dibandingkan dengan di dalam kegiatan perdagangan
secara barter. Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang
untuyk memenuhi kebutuhannya, akan dapat dengan mudah
memperolehnya apabila ia memiliki uang yang cukup untuk membeli

11
kebutuhan tersebut. Uang yang dimilikinya dapat dengan mudah
ditukarkan dengan barang-barang yang diingininya. Kegiatan tukar
menukar adalah lebih rumit di dalam perdagangan secara barter. Tukar
menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat menawarkan
sesuatu barang yang diingini oleh sesorang lainnya, dan orang lain itu
memiliki barang yang diinginkan oleh orang yang pertama.
2. Uang Sebagai Satuan Nilai
Yang dimaksud dengan satuan nilai adalah satuan ukuran yang
menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang. Sengan adanya
uang, nilai sesuatu barang dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu
dengan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh
barang tersebut.
3. Uang Sebagai Alat Pembayaran Tertunda
Transaksi-transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang
banyak sekali dilakukan dengan pembayaran yang ditunda, atau
penjualan secara kredit. Para pembeli memperoleh barangnya terlebih
dahulu dan membayarnya pada masa yang akan datang. Penggunaan
uang sebagai alat perantara dalam tukar menukar dapat mendorong
perkembangan perdagangan yang bersifat demikian karena para penjual
akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran yang ditunda itu sesuai
sengan yang diharapkan. Dengan perkataan lain, mutu benda yang akan
diperolehnya dimasa yang akan datang sebagai pembayaran
penjualannya, yaitu uang akan sesuai dengan yang diharapkan pada
waktu menjual barangnya.
4. Uang Sebagai Alat Penyimpanan Nilai
Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam
bentuk uang. Apabila harga harga barang stabil, menyimpan kekayaan
dalam bentuk uang lebih menguntungkan dari menyimpannya dalam
bentuk barang. Di dalam perekonomian yang sudah maju, jenis uang
yang terutama adalah uang bank dan uang giral. Uang jenis ini tidak
memerlukan biaya untuk menyimpannya dan mudah mengurusnya.
Jenis dari uang yang sekarang ini banyak digunakan adalah uang kertas.

12
D. Jenis-jenis Uang
1. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan
wajib diterima seluruh masyarakat pada perkonomian. Uang kartal
umunya berbentuk uang kertas dan uang logam yaitu di Indonesia
dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi hak
tunggal mencetak yang/hak oktroi. Uang dilindungi oleh undang-
undang di mana pelaku pemalsuan uang diancam oleh hukuman denda
dan kurungan penjara. Contoh uang kartal seperti uang logam Rp
100,00, uang kertas Rp 1000,00 dan lainnya.
2. Uang Giral
Uang giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat
dipergunakan sebagai alat pembayaran dan transakisi yang sah dan
masyarakat tidak wajib menerima pembayarannya. Contoh uang giral
yaitu adalah seperti cek, giro dan lainnya.
3. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan
sebagai alat pembayaran yang sah. Contoh uang kuasi adalah saham,
obligasi, dan lainnya.

E. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun
dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi
terbesar asetnya merupakan asset finansial. Fungsi utama lembaga
keuangan adalah sebagai perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang
modal (pemakai dana) dengan pihak-pihak yang memilikinya (pemilik
dana).
Jika uang dapat dianalogikan sebagai darah yang dibutuhkan untuk
kebutuhan ekonomi, maka lembaga keuangan adalah jantungnya. Sebab
melalui lembaga keuanganlah uang yang ada dalam perekonomian
dihimpun dan dialirkan kesektor yang membutuhkan. Tanpa adanya

13
lembaga keuangan, tidak mungkin mengharapkan alokasi sumberdaya
keuangan yang efisien, karena pasar uang modal tidak dapat bekerja
efisien. Maka lembaga keuangan mempunyai fungsi dan peranan penting
untuk meningkatkan efisiensi pasar uang modal. Lewat upaya lembaga
keuangan, kekuatan penawaran dan permintaan uang dipertemukan.
Di Indonesia lembaga keuangan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Lembaga Keuangan Perbankan (Banking Financial Institution)
Berdasarkan Undang-Undang nimor 7/1992 (sebagaimana diubah
dengan UU No. 10/1998) tentang perbankan, bank didefinisikan
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Selanjutnya undang-undang
tersebut mengklasifikasikan bank menjadi dua kelompok, yaitu Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatnnya memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan
usaha bank umum antara lain :
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan
dan/atau bentukj lainnya yang dipersamakan dengan itu
b) Memberikan kredit
c) Menerbitkan surat pengakuan utang
d) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya
e) Kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku
Kegiatan usaha yang tidak boleh dilakukan oleh bank umum
adalah :

14
a) Melakukan penyertaan modal, kecuali dalam hal tertentu
seperti yang diatur dalam undang-undang
b) Melakukan udaha perasuransian
c) Melakukan usaha lain seperti yang diatur undang-undang
2) Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatam usaha secara konveksional atau berdasarkan prinsip
syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Jadi BPR adalah bank yang menerima
simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Kegiatan-kegiatan usaha yang diperbolehkan dilakukan oleh BPR
menurut undang-undang adalah :
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b) Memberikan kredit
c) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
bagi hasil, dan
d) Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito dan atau
tabungan pada bank lain

Kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan oleh BPR


adalah :

a) Menerima simpanan dalam bentuk giro


b) Melakukan penyertaan modal
c) Melakukan perasuransian dan
d) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha tersebut diatas
b. Bank Sentral
Fungsi utama dan mendasar dari sebuah bank sentral suatu Negara
adalah mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian (to manage
nations money supply). Tetapi dalam praktiknya, bank sentral
menjalankan banyak fungsi mulai dari penanganan penyelesaian giro

15
(clearing and collecting check) sampai kepada pemberian izin,
pembinaan, dan pengawasan perbankan.
Secara umum fungsi utama bank sentral dalam dunia nyata :
1. Agen Fiscal Pemerintah (Fiscal Agent Of Government)
Di mana bank sentral berfungsi sebagai penasihat dan, memberi
bantuan untuk mengelola berbagai masalah/transaksi keuangan
pemerintah. Misalnya memberi pinjaman kepada pemerintah dan
menyimpan asset-aset finansial milik pemerintah.
2. Banknya Bank (Banker Of Bank)
Bank sentral memberi bantuan kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan likuiditas. Fungsi ini juga dikenal sebagai lender of last
resort.
3. Menentukan Kebijakan Moneter (Monetary Policy Maker)
Dalam hal ini terutama adalah pengendalian jumlah uang beredar
sebagai bagian dari kebijakan ekonomi yang bertujuan
mengarahkan kondisi makroekonomi kea rah yang lebih baik dan
atau diinginkan.
4. Pengawasan, Evaluasi, Dan Pembinaan Perbankan (Supervision,
Examination, And Regulation Of Members Bank)
Salah satu alasan yang mendasari pentingnya fungsi ini adalah
karena ketidaksempurnaan pasar (industry perbankan). Hal ini akan
menimbulkan eksternalitas yang merugikan dan penyebab
kegagalan pasar, yang sangat mengganggu stabilitas
perekonomian, walaupun harus diakui bahwa industry perbankan
menghasilkan eksternalitas yang menguntungkan. Melalui fungsi
ini bank sentral akan meminimumkan eksternalitas merugikan dan
memaksimumkan eksternalitas menguntungkan dari industry
perbankan.
5. Penanganan Transaksi Giro (The Clearing And Collection Of
Checks)
Dengan fungsi ini bank sentral mengefisienkan kegiatan transaksi
yang menggunakan alat pembayaran giro, sebab transaksi tersebut

16
terjadi dalam jumlah yang besar, antarbank, antar wilayah, dan
antar Negara. Tanpa bantuan bank sentral, bank-bank secara
individu tidak dapat menyelesaikan transaksi-transaksi tersebut.
6. Riset-Riset Ekonomi (Economic Research)
Riset riset ekonomi yang dilakukan bank sentral terutama adalah
yang berkaitan dengan masalah-masalah dan perkembangan sector
moneter. Riset-riset ini dibutuhkan sebagai masukan dalam
penentuan kebijakan ekonomi, khususnya kebijakan moneter.
c. Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Negara Republik Indonesia.
Didirikan pada tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank
N.V. (yang dinasionalisasi di tahun 1951) menjadi bank sentral
Indonesia. Dasar hukum pendirian BI adalah Undang-Undang Nomor
11/1953.
d. Lembaga Keuangan Bukan Perbankan (Non Banking Financial
Institution)
Sebagai lembaga keuangan yang tidak diizinkan menghimpun dana
dalam bentuk tabungan, maka kegiatan penghimpunan dana yang
dilakukan LKBB adalah mengeluarkan kertas berharga dan
menyalurkannya untuk membiayai kegiatan investasi dan atau
konsumsi individu perusahaan. Beberapa LKBB yang umumnya ada di
dalam suatu perekonomian yaitu :
1) Perusahaan Asuransi
2) Lembaga dana pensiun
3) Perusahaan investasi
4) Perusahaan pembiayaan
5) Pegadaian
F. Lembaga keuangan informal
Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi
lembaga keuangan namun tidak berlandaskan kekuatan hukum. Di
Indonesia lembaga-lembaga ini terutama beroperasi di pedesaan atau
masyarakat kelompok bawah. Umumnya prosedur dan perjanjian

17
peminjaman amat cepat, sederhana, dan bedasarkan perjanjian lisan atau
tertulis yang sederhana.
Bentuk bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia
antara lain riba dan ijon. Usaha riba adalah usaha memberi pinjaman
dengan mengenakan bunga yang sangat tinggi, sehingga sering disebut
sebagai lintah darat atau rentenir.
G. Permintaan Uang
Teori yang menjelaskan mengenai permintaan uang dapat dibedakan
menjadi teori klasik dan teori Keynesian.
1) Teori permintaan uang klasik
Menurut pandangan ekonom klasik, uang hanyalah sebagai alat tukar.
Karenanya jumlah uang yang diminta berbanding proposional dengan
tingkat output atau pendapatan. Bila tingkat output meningkat, maka
permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang
dipegang oleh masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya,
tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan
tingkat harga.

(M/P)d=k.Y …….
Di mana :
(M/P)d = permintaan uang riil
M = nilai nominal uang
P = tingkat harga
Y = pendapatan atau output
K = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau
output
karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral,
dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapat tersebut
dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik (Classical quantity
of money) dikemukakan oleh Irving Fisher.

MxV = PxT ………….

18
Atau
MV=PT
Di mana :
M = jumlah uang beredar
V = velositas uang
P = tingkat harga umum
T = jumlah unit transaksi
Dengan demikian :
Jumlah uang x velositas = harga x transaksi

2) Teori permintaan uang Keynesian


Menurt teori Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu
untuk transaksi, berjaga-jaga, dan memperoleh keuntungan.
a. Motivasi transaksi
Permintaan uang utntuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama
dengan permintaan uang dalam teori klasik. Masyarakat memegang
uang dalam rangka mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari.
Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan
tingkat pendapatan. Bila pendapatan meningkat, maka kebutuhan
uang untuk transaksi meningkat.
b. Motivasi berjaga – jaga
Hal lain yang memotivasi orang memegang uang adalah persiapan
untuk mneghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga,
misalnya mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-
jaga juga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Jika
pendapatan meningkat, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga
meningkat.
c. Motivasi Spekulasi
Konsekuensi dari fungsinya sebagai penyimpan nilai (store of
value), uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan
keuntungan. Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh
keuntungan disebut sebagai motivasi spekulasi (speculation

19
motive). Keynes mengembangkan teori ini berdasarkan asumsi
bahwa uang adalah salah satu dari dua asset finansial yang dapat
dimiliki masyarakat. Asset yang lainnya yaitu obligasi (bond),
yaitu surat utang yang disertai janji memberikan pendapatan
bunga. Jenis obligasi yang dimaksudkan oleh Keynes adalah
obligasi yang jatuh temponya tida terbatas dan tidak memiliki
resiko gagal ditagih.
d. Jumlah Uang Beredar
Yang dimaksud dengan jumlah uang beredar adalah nilai
keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang
beredar dalam arti sempit adalah jumlah uang beredar yang terdiri
atas uang kartal dan uang giral.

M1 = C + D …….
Dimana :
M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = uang kartal (currency) = uang kertas+ uang logam
D = uang giral atau cek (demand deposit)
Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah M1 ditambah ddeposito
berjangka,

M2 = M1+TD …………
Dimana :
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = deposito berjangka (time deposit)
e. Proses penciptaan uang
Proses penciptaan uang terjadi di dalam sistem perbankan, dimana
bank yang pertama kali memperoleh deposito akan
menyalurkannya kepada bank berikutnya (bank kedua) sebagai
pinjaman. Bank kedua akan menyalurkan pinjaman yang
diperolehnya dari bank pertama kepada bank ketiga. Begitu
seterusnya hingga jumlah tak terhingga.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang

21
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. Dan uang adalah sesuatu yang diterima/ dipercaya
masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi.

B. Saran
Setelah kita mempelajari materi mengenai “inflasi dan pengangguran”,
kita dapat melihat bahwa uraian tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari
dan di mengerti. Karena itu hendaknya kita tidak hanya membaca makalah
ini, tetapi dapat membandingkan atau mencari buku-buku lain untuk dapat
di baca dan dipahami.
C.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, MAKROEKONOMI Teori Pengantar, edisi ketiga. Jakarta : PT


RajaGrafindo Persada, 2008

Raharja,Prathama. Dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi


Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2008

23

Anda mungkin juga menyukai