a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah menurunnya nilai uang dikarenakan banyaknya uang yang beredar sehingga
menyebabkan kenaikan harga – harga barang yang bersifat umum dan berlangsung terus
menerus.
b. Pengertian Konjungtur
Gelombang konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya kegiatan ekonomi dari waktu
ke waktu (Business Cycle). Naik turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang.
Kegiatan ekonomi: a. Menaik (recovery) b. Sampai pada puncak paling atas (prosperity) c.
Menurun (recession) 2 d. Sampai puncak paling bawah (depression)
a. Penyebab Inflasi
b. Penyebab Konjungtur
Ada beberapa teori penyebab gelombang konjungtur, yaitu:
a. Jevons dan Moore (1923) Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya perubahan
alam.
b. Pigou (1927) Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis para
pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis).
c. Malthus (1936) Penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan konsumsi
(under consumption). Alasannya adalah sektor industri manufaktur makin berkembang dan
masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
d. Mitchell (1951) Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem ekonomi
kapitalisliberalis.
e. Hawtrey (1928) dan Friedman (1957) Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem moneter
dan sistem kredit.
g. Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997) Ekspektasi masyarakat yang
rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
h. Keynes Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat. Penyebab
utama adalah tidak stabilnya investasi.
1. Menurut Derajatnya
2. Menurut Penyebabnya
Demand pull inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan
aggregate demand masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil produksi di pasar
barang. Akibatnya, akan menarik (pull) kurva permintaan agregat ke arah kanan atas,
sehingga terjadi excess demand , yang merupakan inflationary gap. Dan dalam kasus
inflasi jenis ini, kenaikan harga-harga barang biasanya akan selalu diikuti dengan
peningkatan output (GNP riil) dengan asumsi bila perekonomian masih belum
mencapai kondisi full-employment. Pengertian kenaikkan aggregate demand
seringkali ditafsirkan berbeda oleh para ahli ekonomi. Golongan moneterist
menganggap aggregate demand mengalami kenaikkan akibat dari ekspansi jumlah
uang yang beredar di masyarakat.
Cost push inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate supply
curve ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan aggregate supply curve
bergeser tersebut adalah meningkatnya harga faktor-faktor produksi (baik yang
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri) di pasar faktor produksi, sehingga
menyebabkan kenaikkan harga komoditi di pasar komoditi. Dalam kasus cost push
inflation kenaikan harga seringkali diikuti oleh kelesuan usaha.
3. Menurut Asalnya
Imported inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga
komoditi di luar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan
negara yang bersangkutan). Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang menganut
sistem perekonomian terbuka (open economy system). Dan, inflasi ini dapat ‘menular’
baik melalui harga barang-barang impor maupun harga barang-barang ekspor.
Inflasi pada dasarnya perlu dihindari sebagaimana permasalahan ekonomi yang lain
dikarenakan dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Inflasi cenderung
menurunkan taraf kemakmuran masyarakat suatu negara. Salah satu dampak yang dirasakan
dari adanya inflasi adalah merosotnya nilai uang yang secara riil dipegang masyarakat.
Pendapatan masyarakat yang jumlahnya tetap yang tidak dapat mengikuti kenaikan harga
akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat tersebut menurun. Inflasi juga menurunkan
daya beli, terutama bagi masyarakat miskin atau masyarakat berpenghasilan tetap atau
rendah. Inflasi juga dapat menurunkan minat masyarakat untuk menabung karena nilai mata
uang semakin menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Inflasi juga dapat memperlebar kesenjangan pendapatan antara si kaya dan si
miskin. Kreditur atau pihak yang meminjamkan uang juga akan tekena imbas inflasi karena
nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi sehingga dapat menghambat investasi produktif yang
dilakukan produsen, sehingga produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen
bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan bila tidak sanggup mengikuti
laju inflasi, bisa gulung tikar. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi
semakin tidak baik atau semakin memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi akan
cenderung menjadi bertambah cepat apabila tidak segera diatasi. Inflasi yang bertambah
serius cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor, dan
menaikkan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi (Sukirno,
1997:16).
11.4 CARA – CARA MENGATASI INFLASI
`Mungkin dalam masa krisis ekonomi mengurangi defisit APBN tidak dapat
dilaksanakan, tetapi dalam jangka panjang (setelah krisis berlalu) perlu dilakukan. Untuk
mengurangi defisit anggaran belanja, pemerintah harus dapat meningkatkan penerimaan
rutinnya, terutama dari sektor pajak dengan benar dan tepat karena hal ini juga dapat
menekan excess demand. Dengan semakin naiknya penerimaan dalam negeri, diharapkan
pemerintah dapat mengurangi ketergantungannya terhadap pinjaman dana dari luar negeri.
Dengan demikian anggaran belanja pemerintah nantinya akan lebih mencerminkan sifat yang
relative independent.
Pertama, perlu memperbaiki posisi neraca perdagangan luar negeri (current account),
terutama pada perdagangan jasa, agar tidak terus menerus defisit. Dengan demikian
diharapkan cadangan devisa nasional akan dapat ditingkatkan. Juga, diusahakan untuk
meningkatkan kinerja ekspor, sehingga net export harus semakin meningkat. Kedua,
diusahakan agar dapat mengurangi ketergantungan industri domestik terhadap barang-barang
luar negeri, misalnya dengan lebih banyak memfokuskan pembangunan pada industri hulu
yang mengolah sumberdaya alam yang tersedia di dalam negeri untuk dipakai sebagai bahan
baku bagi industri hilir. Selain itu juga perlu dikembangkan industri yang mampu
memproduksi barang-barang modal untuk industri di dalam negeri. Ketiga, mengubah sifat
industri dari yang bersifat substitusi impor kepada yang lebih bersifat promosi ekspor, agar
terjadi efisiensi di sektor harga dan meningkatkan net export. Keempat, membangun industri
yang mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan memiliki kandungan komponen
lokal yang relatif tinggi pula.
Dimana:
PDBt0 = Nilai PDB tahun dasar yang umumnya adalah tahun sebelumnya
Ada beberapa model pertumbuhan ekonomi yang berkembang hingga saat ini, yaitu : Teori
Pertumbuhan Ekonomi Klasik, Teori Pertumbuhan Neo Klasik, Model Pertumbuhan
Interegional, Teori Pertumbuhan Harrod-Domar dan Teori Pertumbuhan Kuznet.
Teori pertumbuhan ekonomi klasik merupakan salah satu dasar dari teori pertumbuhan yang
dipakai baik dari dulu sampai sekarang. Teori pertumbuhan ekonomi klasik dikemukakan
oleh tokoh-tokoh ekonomi seperti Adam Smith dan David Ricardo. Menurut Smith (dalam
Arsyad,1999) membedakan dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu :
Pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
Pada pertumbuhan output total sistem produksi suatu negara dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Sumber Daya Alam yang Tersedia Apabila sumber daya alam belum dipergunakan secara
maksimal maka jumlah penduduk dan stok modal merupakan pemegang peranan dalam
pertumbuhan output. Sebaliknya pertumbuhan output akan terhenti apabila penggunaan
sumber daya alam sudah maksimal.
2. Sumber Daya Insani Jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan
angkatan kerja yang bekerja dari mayarakat.
3. Stok Barang Modal Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju
pertumbuhan stok modal.
Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh dua orang ekonom yaitu : Robert Solow
dan Trevor Swan. Teori neoklasik berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi bersumber pada
penambahan dan perkembangan faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Teori
pertumbuhan ini juga menekankan bahwa perkembangan faktor-faktor produksi dan
kemajuan teknologi merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi (Sukirno,2005).
Teori neoklasik juga membagi tiga jenis input yang berpengaruh dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu :
3. Pengaruh angkatan kerja yang bekerja dalam pertumbuhan ekonomi Teori neoklasik
memiliki pandangan dari sudut yang berbeda dari teori klasik yaitu dari segi penawaran.
Pertumbuhan ekonomi ini bergantung kepada fungsi produksi, persamaan ini dinyatakan
dengan :
Y = TKt α Lt 1−α
dimana Y adalah output, K adalah modal, L adalah angkatan kerja yang bekerja dan T adalah
teknologi. Karena tingkat kemajuan teknologi ditentukan secara eksogen maka model neo
klasik Solow juga disebut model pertumbuhan eksogen.
b. Setengah menanggur: tenaga kerja yang bekerja,tetapi bila diukur dari sudut jam kerja,
pendapatan dan produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal
c. Pengangguran terselubung: tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan keahliannya
b. Dampak Pengangguran:
1. Pengertian Konjungtur
Pengertian Gelombang konjungtur (economic cycle) adalah naik turunnya kegiatan ekonomi dari
waktu ke waktu (Business Cycle). Naik turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang.
Kegiatan ekonomi:
a. Menaik (recovery)
c. Menurun (recession)
a. Jevons dan Moore (1923) Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya perubahan alam.
b. Pigou (1927) Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis para pelaku bisnis
(harapan pesimistis atau optimistis).
c. Malthus (1936) Penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan konsumsi (under
consumption). Alasannya adalah sektor industri manufaktur makin berkembang dan masyarakat
lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
d. Mitchell (1951) Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem ekonomi
kapitalisliberalis.
e. Hawtrey (1928) dan Friedman (1957) Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem moneter dan
sistem kredit.
g. Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997) Ekspektasi masyarakat yang rasional
sebagai penyebab fluktuasi ekonomi. h. Keynes Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi
merupakan akibat.
Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi. Beberapa siklus konjungtur kegiatan ekonomi
yang menurut Ellis (1991) dapat berbeda-beda, sebagai berikut:
Kurniawan, S., & Nugroho, S.B. (2014). Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi
inflasi di Indonesia. Diponegoro Journal of Economic, 3, 2-3.
Forum Tentor Indonesia. 2018. The King Bedah Kisi – Kisi SBMPTN Soshum.
Jogjakarta: Forum Edukasi.
Paul, A.S, dan William, D.N. 1992. Makroekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.