Pertumbuhan Ekonomi Cepat dan Intervensi Pemerintah yang Makin Kuat (1974-1982)
Sampai tahun 1982, pertumbuhan ekonomi tahunan yang cepat di atas minimum 5% dijaga. Fakta lain
yang juga penting adalah Indonesia diuntungkan secara siginifikan dari dua oil boom yang terjadi di
tahun 1970an. Oil boom yang pertama terjadi di tahun 1973/1974 ketika Organization of Petroleum-
Exporting Countries (OPEC), yang anggotanya termasuk Indonesia, memotong ekspornya dengan
drastis dan menyebabkan kenaikan harga minyak yang besar. Oil boom kedua terjadi di tahun
1978/1979 ketika Revolusi Iran mengganggu produksi minyak dan kembali terjadi kenaikan harga
yang besar. Karena kedua oil boom ini, pendapatan ekspor Orde Baru dan pendapatan Pemerintah
meningkat tajam. Ini memungkinkan sektor publik untuk memainkan peran yang lebih besar dalam
perekonomian dengan melakukan investasi-investasi publik yang penting dalam pembangunan
daerah, pembangunan sosial, infrastruktur dan pendirian industri-industri (dasar skala besar),
diantaranya termasuk industri-industri substitusi impor. Barang-barang modal dan bahan-bahan
mentah bisa diimpor karena pendapatan devisa yang makin membesar. Hal ini membangkitkan sektor
manufaktur yang berkembang.
Waktu harga minyak jatuh lagi di pertengahan 1980an, Pemerintah meningkatkan tindakan-tindakan
untuk mendukung pertumbuhan yang didorong oleh ekspor (seperti pembebasan bea cukai-bea cukai
impor dan pengulangan devaluasi rupiah). Perubahan kebijakan-kebijakan ini (dikombinasi dengan
paket deregulasi di tahun 1990an) juga mempengaruhi investasi asing di Indonesia. Investasi asing
yang berorientasi pada ekspor disambut secara khusus.
Sektor lain yang juga terpengaruh oleh tindakan-tindakan deregulasi yang mendalam adalah sektor
keuangan Indonesia. Bank-bank swasta baru diizinkan untuk didirikan, bank-bank yang sudah ada
bisa membuka cabang-cabang di seluruh negeri dan bank-bank asing bebas beroperasi di luar Jakarta.
Reformasi finansial ini kemudian akan menjadi masalah yang memperkuat krisis di Indonesia pada
akhir 1990an.
Penerapan sistem ekonomi di Indonesia menggunakan sistem ekonomi demokrasi, pancasila, dan
kerakyatan.
Sistem ekonomi demokrasi: suatu sistem ekonomi dimana rakyat merupakan pelaku utama dalam
kegiatan ekonomi di negara tsb
Sistem ekonomi pancasila: suatu sistem ekonomi yang memposisikan rakyat sebagai pelaku utama,
memperhatikan sektor koperasi, dan mengembangkan kekuatan moral masyarakat
Sistem ekonomi kerakyatan: suatu sistem ekonomi dimana rakyat tetap berperan sebagai pelaku
utama, namun kegiatan ekonominya banyak didasarkan pada mekanisme pasar.
Ketiga sistem ini cocok dengan kepribadian Indonesia yang mempunyai dasar ideologi Pancasila. Jika
sistem ekonomi tersebut dilaksanakan dengan baik dan jujur, Indonesia pasti akan menjadi negara
yang mempunyai tingkat ekonomi yang baik. Namun, dalam pelaksanaannya, terkadang para pelaku
ekonomi mengabaikan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem ekonomi tsb, sehingga sistem
ekonomi di Indonesia tidak terselenggara dengan baik.