A. Pendahuluan
Inflasi adalah momok ekonomi modern. Ini adalah salah satu ancaman
utama yang terus-menerus akan merusak atau bahkan menghancurkan dekade
pertumbuhan ekonomi jika dilepaskan dan tidak dikekang. Dikhawatirkan oleh
gubernur bank sentral global dan memaksapelaksanaan kebijakan moneter yang
secara inheren tidak populer. Ini membuat beberapa orang tidak adil antara orang
kaya dan memiskinkan orang lain. Secara historis inflasi telah menghancurkan
seluruh ekonomi dan mengubah jalannya sejarah manusia. Inflasi adalah salah
satu kekuatan yang terurai, pada kekaisaran Romawi dua ribu tahun yang lalu dan
kekaisaran Uni Soviet dua dekade lalu. Padakali ini sedang ditulis negara
Venezuela pulih dari tingkat inflasi di atas 100% dan Mesir yang terjadi
kerusuhan tentang bahan bakar yang lebih tinggi harganya.
1. INFLASI
A. Pengertian Inflasi
Saat ini masyarakat merasakan bahwa harga barang dan jasa sebagai
kebutuhan pokok terbilang lebih mahal dibandingkan dengan harga barang dan
jasa pada beberapa tahun lalu. Bahkan bagi sebagian masyarakat kenaikan
hargaharga pada kebutuhan pokok sehari-hari telah menjadi beban hidup yang
sangat berat. Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) maupun tarif dasar listrik (TDL), selalu membawa dampak pada kenaikan
hargaharga terutama harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat. Kenaikan
hargaharga tersebut kemudian mendorong laju inflasi menjadi semakin tinggi.
Inflasi yang tinggi akan menjadi beban bagi semua pihak. Dengan inflasi, maka
daya beli suatu mata uang menjadi lebih rendah atau menurun. Dengan
menurunnya daya beli mata uang, maka kemampuan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik barang maupun jasa akan semakin rendah.
Laju inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan perencanaan bagi dunia usaha,
tidak mendorong masyarakat untuk menabung dan melakukan investasi,
menghambat perencanaan pembangunan oleh pemerintah, merubah struktur
APBN maupun APBD dan berbagai dampak negatif lain yang tidak kondusif bagi
perekonomian secara keseluruhan.
Dalam hal ini tingkat harga umum mencerminkan keterkaitan antara arus
barang atau jasa dan arus uang. Bila arus barang lebih besar dari arus uang maka
akan timbul deflasi, sebaliknya bila arus uang lebih besar dari arus barang maka
tingkat harga akan naik dan terjadi inflasi. Secara umum pendapat ahli ekonomi
menyimpulkan bahwa inflasi yang menyebabkan turunnya daya beli dari nilai
uang terhadap barang-barang dan jasa, besar kecilnya ditentukan oleh elastisitas
permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Faktor lain yang juga turut
menentukan fluktuasi tingkat harga umum diantaranya adalah kebijakan
pemerintah mengenai tingkat harga, yaitu dengan mengadakan kontrol harga,
pemberian subsidi kepada konsumen dan lain sebagainya.
Dari definisi yang ada tentang inflasi dapatlah ditarik tiga pokok yang
terkandung di dalamnya (Gunawan, 1991), yaitu :
3. GDP Deflator
B. Penggolongan Inflasi
Inflasi merupakan suatu masalah ekonomi yang sangat besar khususnya bagi
negara-negara berkembang. Sumber inflasi di negara berkembang berasal dari
beberapa faktor, seperti defisit anggaran belanja pemerintah yang kemudian
berdampak pada peningkatan jumlah uang beredar. Dilihat dari faktor-faktor utama
yang menyebabkan inflasi, inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi
penawaran dan ekspektasi, maupun gabungan dari ketiga faktor tersebut. Adapun
faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut :
Inflasi permintaan atau demand pull inflation adalah inflasi yang timbul
sebagai hasil interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa
domestik dalam jangka panjang. Tekanan inflasi dari sisi permintaan akan timbul jika
permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau potensi output yang
tersedia. Perbedaan antara permintaan agregat dan penawaran agregat disebut output
gap. Jika permintaan agregat lebih besar dibandingkan penawaran agregat, maka
tekanan terhadap inflasi akan semakin besar, dan sebaliknya. Berdasarkan hal
tersebut, output gap dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tekanan
terhadap laju inflasi. Namun, output gap hanya dapat digunakan dalam kondisi
ekonomi yang nornal, bukan pada keadaan ekonomi yang tidak baik seperti dalam
keadaan ekonomi pasca mengalami krisis moneter.
Inflasi tidak hanya disebabkan oleh faktor permintaan dan penawaran, namun
inflasi dapat disebabkan oleh adanya ekspektasi para pelaku ekonomi atau disebut
inflasi ekspektasi (Gordon,2007:15). Inflasi ekspektasi adalah inflasi yang terjadi
akibat adanya perilaku masyarakat secara umum yang bersifat adatif atau foward
looking. Dalam hal ini, masyarakat menilai bahwa di masa yang akan datang kondisi
ekonomi menjadi semakin baik dari masa sebelumnya. Harapan masyarakat tersebut
dapat menyebabkan terjadinya demand pull inflation maupun cost push inflation,
tergantung pada harapan masyarakat dan kondisi persediaan barang dan faktor
produksi saat itu dan masa mendatang.
di mana α adalah berat badan yang sesuai (perubahan berkala, tapi tidak setiap
bulan) dan P adalah salah satu dari ribuan hadiah. Dijumlahkan, nilai tertimbang
dibagi dengan dasar, rata-rata dari CPI baku (pada dasarnya rumus kekiri tanda divisi)
untuk 36 bulan pada tahun 1982 sampai 1984. Hal ini akan ditafsirkan bahwa jika CPI
menyamai110, maka harga telah meningkat sekitar 10% sejak periode dasar.
Bobot tersebut, yang mengubah lebih atau kurang setiap dua tahun, didasarkan
pada survei konsumsi disediakan oleh ribuan rumah tangga. Pada waktu tertentu
sekitar 7.000 keluarga diminta untuk menjaga buku harian pribadi benar-benar segala
sesuatu yang mereka beli untuk jangka waktu dua minggu, yang kemudian
dikumpulkan oleh BLS. Selama periode survei dua tahun BLS akan mengumpulkan
sekitar 28.000 buku harian mingguan dan, untuk informasi tambahan, akan
melakukan sekitar 60.000 wawancara per kuartal.
TABEL 2
Tabel 2 menunjukkan bobot dan komponen dari beberapa kategori CPI utama
bersama dengan beberapa komponen yang lebih kecil (dipilih secara acak untuk
kepentingan) untuk rilis Januari 2013. CPI dirilis dengan data yang musiman
disesuaikan (SA) (di mana perilaku harga musiman statistik merapikan) dan tidak
musiman disesuaikan (NSA). Bobot dibahas di atas dapat dilihat (mereka bulat) serta
nomor indeks kategori agregat dan individu. Juga ditampilkan adalah tingkat inflasi
tahunan selama dua belas bulan sebelumnya untuk masing-masing kategori (metode
untuk menghitung yang dijelaskan di bawah ini).
Seperti dapat dilihat, indeks secara keseluruhan sekarang berdiri di 230,3,
yang berarti bahwa harga pada umumnya memiliki lebih dari dua kali lipat sejak
periode dasar. Melihat ke bawah kolom di indeks individu, dapat dilihat bahwa
perawatan medis telah mengalami tingkat inflasi yang lebih tinggi dari indeks secara
keseluruhan, sedangkan pakaian (pakaian) telah meningkat hanya 24,7% atas seluruh
periode 30- tahun, dan biaya rekreasi bahkan kurang. Biaya peralatan komunikasi
(komputer, telepon danseperti) telah benar-benar kempes - jatuh nilai nominal (yang
berarti bahwa perangkat ini lebih murah daripada mereka dulu dalam dolar absolut).
yang merupakan ukuran berapa banyak dolar akan membeli sekarang dibandingkan
dengan apa yang dibeli pada periode dasar. pada Januari 2013 dolar bernilai empat
puluh tiga sen dibandingkan dengan 1982-1984 dolar.
Sebuah indeks harga adalah nilai tunggal dikenal dengan basis, tetapi nilai
tersebut tidak memiliki makna yang melekat. Setiap indeks inflasi menjadi lebih
berguna ketika berubah menjadi tingkat inflasi. Bagian ini menunjukkan bagaimana
Indeks Harga Konsumen berubah menjadi tingkat inflasi.
Biasanya tingkat tahunan dihitung sebagai tingkat pertumbuhan diskrit. Rumus umum
untuk transformasi diskrit ini dinyatakan sebagai titik desimal adalah
yang dapat diterjemahkan untuk mengatakan bahwa tingkat perubahan berakhir setiap
saat t sama dengan nilai indeks pada waktu t dibagi dengan nilai indeks pada periode
sebelumnya (t-1) minus satu. Untuk mengungkapkannya sebagai persentase, nilai
ini di atas adalah kali dikalikan 100.Oleh karena itu salah satu cara untuk menghitung
tingkat tahunan perubahan harga konsumen adalah untuk mengambil CPI Desember
untuk setiap tahun dan menghitung tingkat tahunan untuk tahun yang menggunakan
CPI Desember dari tahun sebelumnya. Misalnya, untuk menghitung tingkat inflasi
tahunan Desember- to-Desember untuk 2011, salah satu akan menggunakan rumus
berikut:
Sekali lagi, nilai ini dapat dikonversi ke keuntungan persentase dengan mengalika ali
100. Mengingat bahwa CPI untuk bulan Desember 2010 adalah 219,18 dan untuk
Desember 2011 adalah 225,67, maka tingkat inflasi Desember-to-Desember
sehingga analis dapat mengatakan bahwa tingkat inflasi untuk 2011 yang diukur
dengan IHK adalah sedikit di bawah tiga persen.
Karena CPI dihitung satu bulan dapat menghitung tingkat inflasi tahunan tersirat
dengan indeks bulanan dengan menggunakan rumus berikut:
Misalnya, mengingat bahwa CPI untuk bulan Desember 2010 adalah 219,18
dan untuk November 2010 adalah 218,80, maka tingkat inflasi tahunan untuk bulan
Desember ini Lebih dulu meskipun itu karena nilai-nilai bulanan bisa sangat volatile,
mengingat bahwa tingkat tahunan dihitung dengan peracikan, setiap volatilitas
dinomor bulanan akan menghasilkan volatilitas yang lebih besar dalam nilai-nilai
tahunan yang diperparah dihitung dari angka-angka. Sebagai contoh, kita lihat di atas
bahwa CPI untuk Desember 2011 adalah 225,67. Ternyata bahwa CPI untuk
November 2011 adalah jumlah yang lebih tinggi di 226,23! Ini akan berarti bahwa
laju inflasi tahunan (sebenarnya, tingkat deflasi) pada bulan Desember 2011 adalah
Selain CPI, Biro Statistik Tenaga Kerja juga menerbitkan serangkaian indeks
disebut Indeks Harga Produsen (PPI) untuk harga yang diterima oleh produsen
domestik untuk barang dan jasa yang dihasilkan mereka dan secara umum dibagi
menjadi dua kategori, harga komoditas seperti alami gas, berbagai produk pertanian,
dan bahan kimia industri, dan barang jadi, mulai dari produk roti dan kopi panggang
untuk makanan hewan, mobil penumpang, dan perhiasan imitasi. Lebih dari 10.000
produk yang diperinci dalam Indeks Harga Produsen, yang dulu disebut Indeks Harga
Grosir, nama mungkin lebih deskriptif dari aplikasi saat ini.
Kebijakan moneter pada dasarnya dilaksanakan oleh Bank Sentral untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar yang menjadi wewenangnya, melalui 3 (tiga) cara, yaitu:
2. Menaikkan pajak
Kebijakan non moneter adalah kebijakan untuk mengatasi inflasi diluar kedua cara
yang telah disebutkan diatas.
2. DEFLASI
A. Pengertian Deflasi
Dalam ekonomi ada istilah deflasi atau sering disebut disinflasi (disinflation)
adalah kecenderungan terjadinya penurunan harga secara menyeluruh atau suatu
periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi
adalah kebalikan dari inflasi, bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang
beredar di masyarakat maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang
beredar. Amerika Serikat pernah mengalami deflasi panjang tahun 1920-an dan 1930-
an saat perekonomian terjerumus dalam depresi besar (great depression). Dari tahun
1929 hingga 1933 tingkat harga di Amerika Serikat jatuh 25 persen, inilah deflasi
terbesar dalam sejarah perekonomian Amerika Serikat.
Menurut definisi Internasional Monetery Found (IMF), deflasi adalah suatu
fenomena ekonomi yang terjadi akibat berlangsungnya resesi panjang akibat
penurunan harga penjualan pasar kurang lebih 2 tahun. Deflasi dapat dikatakan suatu
gejala ekonomi yang berbahaya, seperti halnya inflasi, karena terus meningkatkan
situasi labil terhadap faktor subjek ekonomi secara psikologi. Dan bagaikan resesi
panjang deflasi dapat pula menjatuhkan nilai aset sekaligus menghantam berbagai
sektor perekonomian.
Deflasi akan mempengaruhi harapan yang akan datang dan psikologi para
pengusaha. Proses deflasi juga akan mempengruhi penurunan tingkat investasi yang
juga tentu saja akan membawa kesulitan bagi perekonomian. Deflasi dapat
menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan
depresi besar (seperti yang dialami Amerika) dan juga akan membuat pasar Investasi
(Saham) akan mengalami kekacauan. Dikarenakan harga barang mengalami
penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih
lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas
ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary
spiral). Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja
yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji
karyawannya.
B. Jenis-Jenis Deflasi
1. Deflasi strategis
2. Deflasi sirkulasi
Deflasi ini terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi menjadi kemerosotan
ekonomi, akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi. Gejala ini
mendorong penurunan harga penjualan pasar dalam resesi ekonomi, akibat semakin
kurangnya jumlah kebutuhan terhadap barang-barang ekonomis yang berlebihan.
C. Penyebab Deflasi
Istilah deflasi adalah lawan kata dari inflasi. Inflasi berkaitan erat dengan
gejala konsumsi yang berlebihan, sedangkan deflasi ada kaitannya dengan pemasokan
yang berlebihan. Dengan kata lain, apabila pemasokan barang-barang ekonomis
melampaui daya konsumsi, dapat mengakibatkan penurunan harga penjualan pasar.
Gejala ini mendorong kemerosotan investasi modal oleh perusahaan, dan memicu
turunnya suku bunga sehingga menimbulkan pengurangan baik jumlah tenaga kerja
maupun upah gaji. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga.
Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas
menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang
jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak
dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan.
Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami
kelumpuhan selamanya.
Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah
dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan
waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot
yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi
besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai
kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja
ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis
eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak
memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku
bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen
bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah
menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini akan memicu aksi spekulan
luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade sehingga nilai uang justru menjadi
jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan
kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan
semata-mata.
Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti
dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya
tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan
mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya. Selain itu, juga dapat diatasi
melalui kebijakan pemerintah dengan jalan melakukan tambahan pembelanjaan
sebesar (sejumlah) celah deflasi itu sendiri, kemudian menambahkan pengeluaran
masyarakat, baik untuk konsumsi maupun investasi.
- Dampak positif
1. Bagi perekonomian
Jika tingkat inflasi ringan, akan membawa pengaruh positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian yang lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan mendorong masyarakat untuk bekerja, menabung dan
berinvestasi.
2. Bagi pengusaha
Dampak inflasi terhadap penurunan nilai mata uang tidak akan merugikan
sebagian kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan tidak tetap.
Contohnya seperti pengusaha, karena para pengusaha mendapatkan
penghasilan berdasarkan keuntungan.
3. Bagi debitur
Debitur akan merasa diuntungkan dengan adanya inflasi, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam.
4. Bagi produsen
- Dampak negatif
1. Bagi perekonomian
4. Bagi produsen
Bagi produsen inflasi yang tinggi sangat berpengaruh pada kenaikan harga-
harga kebutuhan produksi yang kemudian berpengaruh pada meningkatnya
biaya produksi.
5. Bagi pemerintah
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu Negara menjadi nol
persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah sebagai berikut:
2. Negatif, deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka
mendepositokan uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang
tidak naik. Karena harga terus turun maka produsen cenderung kurang
berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang karena banyak
terjadi PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehingga pendapatan
Negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami
kemunduran.