Pokok bahasan pada pertemuan ini adalah lanjutan dari pertemuan minggu yang lalu,
yaitu korelasi peringkat (rank correlation). Terdiri dari tiga bahasan utama yaitu koefisien
korelasi peringkat parsial, ukuran asosiasi untuk tabel kontingensi dan koefisien korelasi
biserial.
ˆXY ˆXZˆYZ
ˆXY .Z
(1 ˆXZ
2
)(1 ˆYZ
2
)
Kaidah Keputusan
Nilai kritis untuk ukuran contoh dan taraf nyata tertentu diberikan pada tabel korelasi
parsial tau-Kendall (Tabel A.24). Pengambilan keputusan mengenai XY.Z adalah sebagai
berikut :
a. Tolak H0 jika nilai statistik uji ˆXY .Z lebih besar daripada ˆXY .Z pada tabel untuk n
dan 1 – α/2 tertentu.
b. Tolak H0 jika nilai statistik uji ˆXY .Z lebih besar daripada ˆXY .Z pada tabel untuk n
dan 1 – α tertentu.
c. Tolak H0 jika nilai statistik uji ˆXY .Z lebih kecil daripada ˆXY .Z pada tabel untuk n
dan 1 – α tertentu.
Contoh :
Berikut ini adalah data tinggi (dalam cm) dan berat badan (dalam kg) dan lingkar dada
(dalam cm) beberapa mahasiswa dari suatu kelas. Hitung nilai korelasi tau Kendall antara
tinggi dan berat badan jika lingkar dada konstan. Apakah dapat disimpulkan bahwa tinggi
dan berat badan saling bebas!
Hipotesis : H0 : TB.L = 0
H1 : TB.L ≠ 0
Statistik uji : Nilai korelasi parsial tau Kendall dapat diperoleh dengan prosedur berikut ini.
Korelasi tau Kendall antara tinggi dan berat badan, sebagai mana sudah
dibahas pada bab 7, adalah ˆTB 0.6833 . Dengan cara yang sama dapat
diperoleh korelasi tau kendall antara tinggi badan dan lingkar dada serta berat
badan dan lingkar dada : ˆTL 0.6000 dan ˆBL 0.8833 . Sehingga apabila
lingkar dada konstan, korelasi tau Kendall antara tinggi badan dan berat
badan adalah :
2/5
ˆTB ˆTLˆBL
ˆTB. L
(1 ˆTL
2
)(1 ˆBL
2
)
0.6833 (0.6000)(0.8833)
ˆTB.L 0.40886
(1 0.60002 )(1 0.88332 )
Statistik uji : Untuk n = 16 dan 1 – α/2 = 0.975 diperoleh titik kritis sebesar 0.361 (Tabel
A.24). Karena statistik uji lebih besar dari titik kritisnya, maka hipotesis nol
ditolak dan simpulkan bahwa saat lingkar dada konstan, tinggi badan dan
berat badan tidak saling bebas.
Asosiasi antara peubah kategori X dan peubah kategori Y dapat dihitung dengan
menggunakan beberapa cara, diantaranya :
Koefisien phi Dihitung dengan menggunakan rumus :
ad bc
(a b)(c d )(a c)(b d )
Koefisien phi bernilai dari 1 sampai dengan +1. Jika nilai mutlak dari
koefisien phi mendekati satu, berarti ada asosiasi yang kuat antara dua
peubah. Koefisien phi memiliki hubungan dengan khi-kuadrat, yaitu :
2 X 2 / n
Q Yule Hanya dapat digunakan untuk tabel kontingensi 2 2. Rumusnya adalah
ad bc
Q
ad bc
Statistik Cramer Dapat digunakan untuk mengukur asosiasi antara dua peubah dalam
berbagai dimensi tabel kontingensi. Statistik Cramer dihitung dengan
rumus :
X2
C
n(t 1)
Dalam hal ini, X 2 adalah nilai khi-kuadrat, n ukuran contoh dan t adalah
banyaknya baris dan kolom yang paling kecil.
3/5
Contoh :
Hitunglah ukuran asosiasi antara jenis kelamin dan kebiasaan merokok yang datanya
ditampilkan dalam tabel kontingensi berikut :
Kebiasaan merokok
Jenis kelamin
Ya Tidak Total
Laki-laki 28 11 39
Perempuan 4 32 36
Total 32 43 75
Nilai khi-kuadrat untuk tabel kontingensi di atas adalah X 2 28.1809 (prosedur perhitungan
khi-kuadrat ada pada Bab 5). Sehingga dapat dihitung :
(28)(32) (4)(11)
Koefisien phi 0.6130
(39)(36)(32)(43)
(28)(32) (4)(11)
Q Yule Q 0.9064
(28)(32) (4)(11)
28.1809
Statistik Cramer C 0.6130
75(2 1)
Selain ketiga statistik tersebut, asosiasi dalam tabel kontingensi juga dapat diukur dengan
koefisien Goodman – Kruskall G. Penjelasan lengkap tentang koefisien G disampaikan pada
Daniel (1990, pp. 404 – 408).
n1n0 x1 x0
rpb
n ( x x ) 2
Dengan n1 dan x1 adalah banyaknya pengamatan dan rata-rata X jika Y = 1, n0 dan x0
adalah banyaknya pengamatan dan rata-rata X untuk Y = 0.
Contoh :
Tabel berikut menunjukkan IPK dan keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studi
tepat waktu. Hitunglah rpb !
4/5
Selesai studi tepat waktu? (Y=1, T=0) 1 0 1 1 1 1 0
Tugas : Buku Daniel (1990) hal. 400 latihan 9.19 (soal: korelasi parsial antara x dan y
saat z konstan dan korelasi parsial antara w dan z saat y konstan, α=0.01), dan
hal. 417 latihan 9.47 tentang korelasi point biserial.
5/5