Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan
karunia-Nya Makalah Teori Ekonomi ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan Makalah Teori Ekonomi ini.

Kami menyadari di dalam Makalah Teori Ekonomi ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami mengharapkan
Makalah Teori Ekonomi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bekasi, 18 Oktober 2014

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Model ekonomi adalah suatu konstruksi teoritis atau kerangka analisis ekonomi yang
terdiri dari himpunan konsep, definisi, anggapan, persamaan, kesamaan (identitas) dan
ketidaksamaan dari mana kesimpulan akan diturunkan (Insukindro, 1992: 1).

Pengambilan keputusan manajerial merupakan proses penentuan solusi terbaik dari


berbagai alternative solusi terhadap suatu masalah tertentu. Manajer menggunakan alat ekonomi
manajerial untuk membantu dalam proses menemukan keputusan tindakan yang terbaik.

Keputusan optimal (optimal decision) adalah tindakan yang memberikan hasil yang
paling konsisten dengan tujuan pengambil keputusan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Masalah pokok ekonomi
2. Model-model teoritis dan verifikasi model
3. Perkembangan teori ekonomi tentang nilai ekonomi
4. Batas kemungkinan produksi
5. Maksimisasi fungsi dengan satu variable
6. Maksimisasi fungsi dengan beberapa variable
7. Dalil amplop, dualitas.

C. TUJUAN
1. Menjelaskan bagaimana para ekonom merancang dan memverifikasi model-model
ekonomi yang sederhana.
2. Mampu menggunakan beberapa metode yang dipergunakan untuk memecahkan masalah
maksimisasi dan minimisasi.
3. Melakukan analisis matematis untukmenurunkan implikasi perilaku ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASALAH POKOK EKONOMI

Menurut aliran Klasik : aliran ekonomi klasik menyebutkan bahwa ada 3 Masalah Pokok
Ekonomi yaitu : Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Ketiga aspek ini harus dikelola sedemikian
rupa agar tercipta hasil yang maksimal demi kemakmuran masyarakat, sedangkan Menurut aliran
Modern: Ekonomi modern mengakomodasikan masalah ekonomi dalam 3 masalah pokok, yaitu
barang apa yang di produksi dan berapa jumlahnya (What), bagaimana cara memproduksi
(How), dan untuk siapa barang tersebut di produksi (For Whom).

Barang apa dan berapa jumlah barang yang harus diproduksi?(What?) ,Karena sumber
daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan di produksi (what). Sangat
tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan. Setelah ditentukan apa
yang akan diproduksi, kemudian diputuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi
sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi.

Bagaimana cara memproduksi? (How?), Masalah dalam hal ini adalah:

1. Teknologi atau metode produksi apa yang digunakan untuk memproduksi suatu barang:
berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin, serta bahan mentah apa yang akan digunakan.
2. Bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil dan berdaya
guna.
3. Untuk Siapa diproduksi ? (For Whom?) , Siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa
saja yang menikmati hasilnya. Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan
didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan atau kelompok tersebut di masyarakat

Dalam konteks ini, berdasarkan kasus 6 jika ditanyakan manakah yang termasuk masalah
what, how dan manakah yang termasuk masalah for whom?

Maka dapat disimpulkan bahwa What disini adalah permasalahan tentang komoditi apa
yang dihasilkan. Berhubung pada kasus ini komoditi yang akan dihasilkan adalah jagung yang
diperkirakan sebanyak 1 ton maka itulah yang menjadi topik permasalahnya. Sedangkan untuk
How adalah permasalahan tentang bagaimana menghasilkan komoditi tersebut, yaitu jagung
yang tadi diperkirakan sebanyak 1 ton, apakah dengan menggunakan cara tradisional dalam
pengolahan tanah, penanaman bibit, perawatan dan memetik hasil (panen), ataukah dengan
menggunakan cara modern. Lalu untuk permasalahan For whom disini dimaksudkan untuk siapa

3
komoditi tersebut dihasilkan. Komoditi pada kasus ini dihasilkan untuk kemudian dijual kepada
para pembeli di pasar-pasar tradisional.

B. MODEL-MODEL TEORITIS DAN VERIFIKASI MODEL

Teori Teori dan Model Model Pertumbuhan

1. Teori Klasik

Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh sistem
liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan
keuntungan maksimal. Jika keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi
juga akan bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal yang ada. Skala produksi
meningkat dan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat upah juga
meningkat. Yang terakhir ini selanjutnya akan mengakibatkan jumlah suplay tenaga kerja
meningkat yang akhirnya akan menurunkan tingkat produktivitas dan keuntungan karena
berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing of return) karena
terbatasnya jumlah sumber daya alam (SDA), seperti luas tanah.

Proses ini selanjutnya mengakibatkan produksi, permintaan tenaga kerja, dan juga
tingkat upah menurun. Menurut pemikiran klasik, pada kondisi seperti ini perekonomian
mengalami tingkat kejenuhan atau keadaan stasioner. Ini adalah sebuah keadaan di mana
perekonomian telah dewasa, mapan, dan masyarakat telah sejahtera, tetapi tanpa
perkembangan lebih lanjut.

Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut :

a. Teori Pertumbuhan Adam Smith

Di dalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses produksi / pertumbuhan, yakni
SDA, SDM, dan barang modal.

b. Teori Pertumbuhan David Ricardo

Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA yang jumlahnya
terbatas, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang
menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah minimal.
David Ricardo juga melihat adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi, yang
membuat meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses
diminishing return kemerosotan tingkat upah an keuntungan ke arah tingkat

4
minimumnya. David Ricardo juga melihat pertanian sebagai sector utama sebagai motor
penggerak pertumbuhan ekonomi.

c. Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus

Menurutnya, ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah


kesejahteraan negara, yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sector yang dominan
adalah pertanian dan industry. Jika output di kedua sector tersebut ditingkatkan, maka
PNB potensialnya akan bisa ditingkatkan. Ada dua kelompok faktor yang sangat
menentukan pertumbuhan, yakni faktor faktor ekonomi seperti tanah, tenaga kerja,
modal dan organisasi. Dan faktor faktor nonekonomi, seperti keamanan atas kekayaan,
konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin pekerjaan yang tinggi. Di antara
faktor faktor ekonomi tersebut yang paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal.
Tanpa penambahan modal (peningkatan investasi), proses produksi akan berhenti dan
berarti PNB potensial akan berkurang atau hilang. Sumber utama akumulasi modal
adalah keuntungan dari pengusaha, bukan penghematan konsumsi atau tabungan
masyarakat.

d. Teori Marx

Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian, yakni:

1) Perekonomian komunal primitive


2) Perekonomian perbudakan
3) Perekonomian feudal
4) Perekonomian kapitalis
5) Perekonomian sosialis

Titik krisis dari teori marx ini adalah pada transisi dari perekonomian kapitalis dan
perekonomian sosialis.

2. Teori Neo Keynes

Model pertumbuhan yang masuk di dalam kelompok teori Neo Keynes adalah
modal dari Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai
keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat
pengaruh dari investasi, baik AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang
pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dapat dikatakan bahwa model
pertumbuhan Harrord Domar adalah suatu gabungan dengan modifikasi dari model
pertumbuhan dari Dumar dan model pertumbuhan dari Harrord. Model dari Domar lebih

5
memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi. Di dalam modelnya, investasi ditetapkan
harus tumbuh dalam suatu presentase yang konstan.

3. Teori Neo Klasik

Pemikiran dari teori neo klasik didasarkan pada kritik atas kelemahan
kelemahan atau penyempurnaan terhadap pendangan / asumsi dari teori klasik.

Beberapa model neo klasik antara lain :

a. Model Pertumbuhan A. Lewis

Model ini yang dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas
adalah satu di antara model neo klasik yang meneliti gejala di negara negara
berkembang (NSB).

Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah


NSB yang mempunyai dua sector dengan sifat yang berbeda, yakni pertanian
tradisional yang subsistem di pedesaan dan industri yang modern di perkotaan. Dalam
model ini, pertumbuhan ekonomi terjadi karena pertumbuhan industry dengan proses
akumulasi modal yang pesat, sedangkan di pertanian pertumbuhan nya relative
rendah dengan akumulasi capital yang rendah sekali. Keunggulan komparati di sector
industry adalah upah buruh yang murah dikarenakan suplai tenaga kerja yang
berlimpah di pertanian. Akibat terlalu banyaknya tenaga kerja di pertanian membuat
rendahnya marjinal produktivitas tenaga kerja di sector tersebut, sehingga
perpindahan tenaga kerja dari pertanian ke industry tidak sampai mengakibatkan
turunnya produksi di pertanian.

b. Model Pertumbuhan Paul A. Baran

Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikiran
nya disebut sebagai tesis neomarxis, karena ia menolak pemikiran marxis yang
menyatakan bahwa NSB akan maju seperti di Eropa karena sentuhan nya dengan
negara negara maju (NM) atau negara negara kapitalis. Sedangkan Baran
berpendapat bahwa akibat pengaruh dari NM, ekonomi NSB akan menjadi buruk.
Menurut Baran, proses kapitalisme di NSB berbeda dengan yang terjadi di NM. Di
NM proses kapitalisme yang memakan waktu cukup panjang mempunyai ciri ciri
sebagai berikut :

1) Pertumbuhan ekonomi meningkat bersamaan dengan perpindahan masyarakat


petani dari pedesaan ke industri di perkotaan.

6
2) Peningkatan produksi barang dan jasa berbarengan dengan terjadinya pembagian
dan spesialisasi kerja. Sebagian menjadi buruh dan sulit berkembang dan sebagian
lainnya menjadi kaya dan terus menumpuk capital.
Sedangkan, di NSB proses akumulasi modal tidak terjadi. Yang terjadi justru
sebaliknya yaitu modal asing yang datang ke NSB justru mengambil surplus
ekonomiyang terjadi, sehingga capital yang ada justru berkurang, dan masyarakat
menjadi miskin karena tidak menikmati surplus tersebut.

c. Teori Ketergantungan Neokolonial

Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa pembangunan ekonomi di NSB
sangat tergantung pada NM, terutama dalam investasi langsung di sector
pertambangan dan impor barang-barang industri. Pekerja-pekerja di NSB di
bekerjakan sebagai buruh di perusahaan-perusahaan asing yang berlokasi di NSB di
sector pertanian dan pertambangan , sementara semua kebutuhan produk-produk
manufaktur, mulai dari barang-barang konsumsi hingga peralatan dan mesin industri
di impor dari NM.

d. Model Pertumbuhan WW. Rostow

Menurut Rostow pembangunan ekonomi di manapun juga merupakan proses


yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke
masyarakat maju.

Proses ini, dengan berbagai variasinya pada dasarnya berlangsung sama di


manapun dan kapanpun juga. Dalam modelnya, proses pembangunan terdiri atas lima
tahapan, yaitu :

1) Masyarakat tradisional
2) Prakondisi untuk lepas landas
3) Lepas landas
4) Menuju kedewasaan
5) Era konsumsi missal tinggi

Kriteria yang digunakan untuk membedakan tahap satu dengan tahap tahap
berikutnya adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi, sosial, politik, serta
budaya dalam sebuah perekonomian.

e. Model Pertumbuhan Solow

Model pertumbuhan Solow adalah penyempurnaan model pertumbuhan


Harrod-Domar. Dalam model Solow, proporsi faktor produksi diasumsikan dapat
berubah dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bisa berubah. Jika jumlah

7
tenaga kerja tumbuh melebihi jumlah stok capital, upah akan turun relative dengan
suku bunga, atau sebaliknya, jika pertumbuhan capital melebihi pertumbuhan tenaga
kerja, suku bunga akan turun relatif terhadap upah. Fleksibilitas harga faktor produksi
ini yang memungkinkan jalur pertumbuhan dalam model ini bisa menjadi stabil,
berbeda dengan model H-O yang bisa mengalami ketidakstabilan yang
berkepanjangan jika syarat -syarat untuk mencapai pertumbuhan warranted tidak
terpenuhi. Model ini menganalisis pertumbuhan ekonomi (Y) dengan menggunakan
fungsi produksi. Fungsi produksi yakni capital (K) dan tenaga kerja (L), dapat
tumbuh pada tingkat yang berbeda : Y = K(AL)

Di mana A = konstanta yang nilainya berbeda beda untuk perekonomian


yang berbeda dan dan adalah elastisitas output terhadap capital dan tenaga kerja.
Dalam fungsi produksi Cobb Douglas, + = 1 yang artinya bahwa peningkatan
output sama persis dengan produktivitas fisik marginal dari kedua faktor produksi
tersebut dikalikan dengan kenaikan nya. Hal ini mengimplikasikan skala hasil yang
konstan.

4. Teori Modern

Seperti yang telah di jelaskan di atas, model model pertumbuhan di atas hanya
melihat pada satu sumber pertumbuhan saja, yakni konstribusi dari penambahan jumlah
dari factor-faktor produksi. Padahal sumber pertumbuhan yang terpenting adalah
peningkatan produktivitas , bukan jumlah dari faktor faktor produksi yang di gunakan
dan ini mencerminkan adanya suatu progres teknologi.

Dalam teori modern ini, faktor faktor produksi yang krusial tidak hanya
banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi,
energy, kewirausahaan, bahan baku, dan material. Bahkan dalam era globalisasi dan
perdagangan bebas dunia saat ini, kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor
dalam satu paket yang menjadi penentu utama dalam keberhasilan suatu bangsa / negara.

Selain itu, faktor faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan dan kondisi
infrastuktur, hukum serta peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi,
dan dasar tukar internasional.

Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teeori modern tersebut, ada sejumlah
perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori klasik dan neoklasik atau Neo-Keynes,
diantaranya adalah yang mencakup tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Dalam
kelompok teori modern, kualitas tenaga kerja lebih penting dari pada kuantitasnya.

8
Demikian juga dengan modal, kualitasnya lebih penting dari pada kuantitas. Dan juga
kewirausahaan, termasuk kemampuan seseorang untuk melakukan inovasi, merupakan
salah satu faktor krusial bagi pertumbuhan ekonomi.

Jadi, model model pertumbuhan baru memasuki aspek aspek enogenitas dan eksternalitas di
dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu asumsi dari teori modern ini adalah sifat
keberadaan teknologi yang tidak eksogen, tetapi merupakan salah satu faktor produksi yang
dinamis.

C. PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI TENTANG NILAI EKONOMI


1. Perkembangan Teori Ekonomi Mikro-Makro
a. Teori Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik

Titik awal perkembangan ilmu ekonomi modern dianggap dimulai pada saat
Adam Smith (1723-1790) menerbitkan bukunya yang berjudul An Inquiri into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth of Nations
(1776).

Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur,
system ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment), karena
ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan-tangan tak terlihat (invisible hands).
Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu
mekanisme alokasi sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan
dan penawaran.

Adam Smith sangat percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi
sumber daya yang efisien, jika ikut campur dalam perekonomian.

Para ekonomi klasik begitu yakin akan keampuhan mekanisme pasar?


Jawabannya terletak pada asumsi-asumsi yang melatarbelakangi model mekanisme pasar
tersebut. Asumsi-asumsi tersebut adalah struktur pasar merupakan persaingan sempurna;
informasi sempurna dan simetris; input dan output adalah homogeny; para pelaku
ekonomi bersifat rasional dan bertujuan memaksimumkan kegunaan atau keuntungan.
Untuk lebih memperdalam pengertian Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik), ada dua
asumsi penting yang harus ditambahkan.

Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai
seketika itu juga. Pasar adalah institusi yang tak terbatasi waktu dan tempat (timeless of
exchange). Asumsi kedua adalah tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi.

9
Asumsi tersebut dikenal sebagai asumsi netralitas uang (money neutrality) yang
mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price
flexibility). Asumsi tersebut juga dikenal sebagai pemisahan antara sektor moneter
dengan sektor riil oleh teori klasik (classical dichotomy).

Asumsi-asumsi klasik mempunyai konsekuensi bahwa proses pertukaran adalah


satu-satunya cara untuk saling berineraksi. Akibatnya fokus pembahasan klasik adalah
sektor analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai
keseimbangan. Teori klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Karena berdasarkan
hokum say permintaan relative tidak terbatas, maka masalah sentral perekonomian adalah
penawaran, baik penawaran input maupun output. Karena itulah ilmu ekonomi klasik
juga dikenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat menekan sisi penawarannya (supply side
economics).

b. Revolusi Keynes : Lahirnya Teori Ekonomi Makro

Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum depresi besar adalah
perilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan
umum (general equilibrium), digunakan model Walras (Walrasian economics).

Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan


perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap perilaku ekonomi yang
terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh keuntungan.

Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik mengakibatkan


masyarakat dalam perekonomian makin makmur dan adil. Kemakmuran muncul karena
makin tingginya produktivitas manusia. Sedangkan produktivitas yang membaik adalah
buah dari persaingan yang memaksa manusia melakukan spesialisasi.

Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran tentang keampuhan


mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes,
kelemahan teori klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu
idealis (utopian)dan terlaluditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran.

Pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal


dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat
(makro) dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang
menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukannya peranan pemerintah dalam analisis
ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan pemerintah dalam analisis ilmu
ekonomi telah menimbulakan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis).
Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi
empiris. Dengan demikian terjadi perubahan/ penyempurnaan metodologi dalam analisis

10
ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi juga menggunakan metode
induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro,
sekaligus ekonom perintis studi induktif.

D. BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI

Batas kemungkinan produksi menunjukkan jumlah maksimum alternatif kombinasi


barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh sebuah masyarakat pada suatu waktu ketika sumber
daya ekonomi dan teknologi didayagunakan sepenuhnya.

Kurva batas kemungkinan produksi tidak hanya menggambarkan kapabilitas produksi


yang terbatas dan masalah kelangkaan. Namun, kurva batas kemungkinan produksi juga
mencerminkan konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Sebagai ilustrasi pengalokasian
tersebut dicontohkan oleh suatu perekonomian yang menggunakan seluruh sumber daya untuk
memproduksi makanan dan memproduksi pakaian. Contoh diatas merupakan dua kemungkinan
ekstrim. Diantara dua kemungkinan tersebut masih terdapat banyak kemungkinan lainnya.

Asumsi yang digunakan adalah :

a. Sumber daya menghasilkan dua macam produk (makanan dan pakaian)


b. Menggunakan teknologi yang berlaku
c. Seluruh sumber daya digunakan secara penuh.

11
Berbagai kemungkinan tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1

Alternatif Kemungkinan Produksi

Kemungkinan Makanan Pakaian

(ribuan unit) (ribuan unit)

A 15 0

B 14 1

C 12 2

D 9 3

E 5 4

F 0 5

Dalam memilih apa saja yang diproduksi, para pembuat keputusan memiliki pilihan
untuk memproduksi. Ketika sebuah perekonomian terletak pada batas kemugkinan produksi pada
titik A, semua sumber daya dipergunakan untuk menghasilkan makanan (15.000 unit),
sedangkan pakaian sama sekali tidak diproduksi. Sebaliknya, jika mengambil pilihan F semua
sumber daya dipergunakan seluruhnya untuk memproduksi pakaian (5.000 unit), sedangkan
makanan sama sekali tidak diproduksi.

Pilihan A dan F disebut pilihan esktrim berarti pilihan yang sangat kecil kemungkinannya
untuk terjadi. Sebab tidak mungkin orang hanya membutuhkan makanan saja atau pakaian saja.
Pilihan B, C, D, dan E adalah kombinasi diantara A dan F yang rasional. Untuk bergerak dari
alternatif D (9.000 makanan dan 3.000 pakaian) ke alternatif C (12.000 makanan dan 2.000
pakaian), biaya oportunitas tambahan 3.000 unit makanan adalah berkurangnya 1.000 unit
pakaian.

12
Kurva 1.1 Batas Kemungkinan Produksi

Kurva 1.1 memperlihatkan jumlah produksi maksimum bias dicapai oleh sebuah
perekonomian. Selain itu kurva 1.1 juga menggambarkan daftar pilihan yang tersedia bagi
masyarakat untuk memproduksi barang atau jasa pada jumlah sumber daya dan tingkat teknologi
tertentu.

Batas kemungkinan produksi disebut juga sebagai kurva transformasi


karena memperlihatkan bagaimana suatu jenis barang tertentu dapat dialihkan pada barang
lain, dengan memindahkan sumber daya dari produksi barang tersebut ke produksi barang lain.

Titik G yang berada di luar batas tidak mungkin bisa dicapai, sedangkan setiap titik
di dalam garis batas, seperti titik H memperlihatkan sumber daya yang tidak
dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang terbaik.

Jika perekonomian memproduksi kedua barang tersebut pada sepanjang garis batas
kemungkinan produksi, dapat dikatakan bahwa perekonomian berjalan secara efisien. Efisiensi
diartikan sebagai penggunaan sumber daya ekonomi secara efektif untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan masyarakat. Efisiensi produksi terjadi jika produksi barang tertentu tidak dapat
ditingkatkan lagi tanpa mengurangi produksi barang lain, yaitu selama perekonomian masih
berada pada garis batas kemungkinan produksi.

Dapat disimpulkan bahwa batas kemungkinan produksi mengungkapkan tiga konsep,


yaitu keterbatasan (limited), pilihan (choice), dan biaya kesempatan (opportunity cost).
Keterbatasan ditunjukkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak bisa dicapai di atas garis batas.
Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih dari sekian titik alternatif yang bisa dicapai
sepanjang garis batas. Biaya kesempatan diperlihatkan oleh kemiringan batas tersebut ke kana n
bawah, artinya satu jenis barang bisa diproduksi lebih banyak jika barang lain diproduksi lebih
sedikit.

13
Keseimbangan Pasar (Equilibrium Market)

Keseimbangan pasar adalah suatu kondisi dimana ditandai dengan tidak terjadinya
kelebihan penawaran (excess suplly) karena harga terlalu tinggi atau kelebihan permintaan
(excess demand) karena harga terlalu rendah

Secara matematik, QSx=QDx

Secara grafis terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran.

Contoh ekuilibrium pasar

Fungi permintaan pasar QDx=60-10px dan fungsi penawarannya QSx=-15+5px

Jawab :

QDx = QSx

60-10px = -15+5px

15px = 75

Px = Rp5

Masukan harga dalam salah satu fungsi

QDx = 60 - 10px

= 60 - 10.5

= 60 - 50

= 10 unit

Variasi perubahan keseimbangan pasar

1. Permintaan meningkat (demand increase)


2. Permintaan meningkat dan penawaran inelastis sempurna (demand increase when supply is
inelastic)
3. Permintaan meningkat dan penawaran elastis sempurna (demand increase when supply is
elastic)

14
4. Penawaran menurun (supply descrease)
5. Penawaran menurun dan permintaan inelastis sempurna (supply descrease when demand is
inelastic)
6. Permintaan dan penawaran naik (demand and supply increase)

E. MAKSIMISASI FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL

Elemen-elemen dasar dari aljabar dinamai variabel. Variabel-variabel ini biasanya


disebut X dan Y yang mempunyai sembarang nilai numerik. Kadang-kadang nilai-nilai dari satu
variabel (Y) berkaitan dengan nilai-nilai dari variabel yang lain (X) menurut suatu hubungan
fungsional tertentu yang spesifik. Bentuk persamaan matematis ini ditunjukkan dengan notasi
fungsional :

Y = f(X)

Persamaan ini dapat dibaca bahwa variabel (Y) merupakan fungsi variabel (X). Hal ini dapat
ditafsirkan bahwa nilai varibel (Y) bergantung pada nilai variabel (X).

Biasanya variabel yang berada pada sebelah ruas kiri pada suatu persamaan adalah
variabel (Y), yang biasa disebut variabel dependen. Sedangkan variabel (X) berada di sebelah
kanan, yang biasa disebut variabel independen. Tentu saja variabel (Y) ini dalam kenyataannya
tidak selalu bergantung pada satu atau dua variabel. Oleh karena itu dalam persamaan matematis
dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y = f(X1, X2, X3, ., Xn)

Hubungan fungsional merupakan hubungan antara variabel ekonomi tertentu yang dapat
dinyatakan secara matematis. Satu variabel ditempatkan sebagai variabel dependen yang ingin
diketahui nilainya, dan variabel-variabel lain merupakan variabel independen yang
mempengaruhi dan menjelaskan nilai dependen variabel. Selain dari itu hubungan antara dua
atau lebih variabel ekonomi tersebut dapat juga ditunjukkan dengan tabel atau grafik.

Tata hubungan fungsional antara (X) dan (Y) mempunyai beberapa bentuk. Dua bentuk yang
paling banyak dijumpai adalah :

1. (Y) adalah fungsi linear dari (X), persamaan ini ditunjukkan sebagai berikut :

Y = a + bX

(Y) adalah fungsi kuadrat dari (X), persamaannya sebagai berikut :

Y = a + bX + cX2

15
F. MAKSIMISASI FUNGSI DENGAN BEBERAPA VARIABEL

Fungsi dengan dua variabel dapat ditulis dalam notasi fungsional sebagai :

Y = f(X,Z)

Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai (Y) bergantung pada nilai dua variabel bebas
(independen), (X) dan (Z).

Fungsi dua variabel dapat dimengerti melalui :

Tabel
Plot daripada peta kontur
Plot daripada irisan kurva permukaan
Plot kurva permukaan

Peta Kontur

Misalkan f(x,z) fungsi dengan dua perubah; dan c adalah konstanta. Himpunan semua titik (x,z)
dimana fungsi bernilai c:

{(x,z)| f(x,z) = c}

disebut kurva tingkat dari fungsi f. Himpunan kurva-kurva tingkat disebutpeta kontur.

Contoh Kontur dari f(x,y) = x + y

16
Metode-metode mengekpresikan hubungan ekonomi

Hubungan fungsional

Kemungkinan cara termudah untuk meneliti berbagai cara untuk mengekpresikan


persamaan ekonomi dan, pada saat yang bersamaan, memperoleh pendalaman optimisasi
ekonomi adalah memprtimbangkan sejumlah hubungan fungsional yang memainkan peran kunci
dalam model penilaian dasar. Pertimbangan hubungan pertama antara keluaran, Q dan
pendapatan total TR. Dengan menggunakan notasi fungsional, kita dapat mengekpresikan
hubungan tersebut dalam bentuk umum dengan persamaan :

TR=f(Q)

Pendapatan total adalah fungsi keluaran nilai variabel dependen - pendapatan total di
tentukan oleh variabel dependen keluaran. Dalam persamaan seperti ini, variabel di sisi kiri
tanda sama dengan disebut variabel dependen, karena nilainaya bergantung pada ukuran variabel
atau variabel variabel di sisi kanan tanda sama dengan di sebut variabel independen, karena
nilai nilai mereka di asumsikan di tetapkan di luar, atau secara independen, dari model yang di
ekpresikan dalam persamaan tersebut.

Hubungan Total, Rata Rata, dan Marginal

Difinisi marginal didefenisikan sebagai perubahan dalam variabel dependen sebuah


fungsi yang berkaitan dengan perubahan satu unit dalam satu variabel independen. Dalam fungsi

17
pendapatan total di atas, pendapatan marginal adalah perubahan dalam pendapatan total yang
berkaitan dengan perubahan satu unit dalam keluarga.

Hubungan antara Total dan marginal

Pentingnnya hubungan antara nilai marginal dan nilai total dalam analisis keputusan
terletak dalam fakta bahwa ketika marginal positif, total meningkat dan ketika marginal negative
total menurun. Laba marginal yang brkaitan dengan tujuan unit keluaran pertama positif, dan
laba total meningkatkan dengan keluaran dalam kisaran ini, tetapi karena laba marginal di unit
kedelapan keluaran dalam kisaran ini. Tetapi karena laba marginal di kedelapan negative laba
total menurun jika keluaran di naikan keatas tingkat tersebut.

Hubungan antara Rata Rata dan marginal

Hubungan antara nilai rata rata dan marginal juga penting dalam beberapa analisi
keputusan, karena marginal mewakili perubahan dalam total, maka ketika marginal lebih besar
dari pada rata rata, rata rata akan meningkat.

Marginal sebagai derivatif fungsi

Walaupun tabel dan grafik berguna untuk menjelaskan konsep, persamaan sering kali
lebih sesuai untuk pemecahan masalah, salah satu alasaannya adalah teknik analisis yang kuat
dari kalkulus deferensial diterapkan untuk menemukan nilai maksimum atau minimum dari
sebuah fungsi tujuan, di samping itu konsep konsep kalkulus dasar dapat dengan mudah di
perluas untuk masalah masalah keputusan di batasi oleh satu batasan atau lebih, jadi
pendekatan kalkulus terutama berguna untuk masalah optimisasi yang di batasi yang sering kali
mencirikan pengambilan keputusan manajerial.

Konsep Deriviatif

Derivatif adalah spesifikasi yang tepat bagi hubungan marginal yang umum,

Y/X. menemukan derivatif melibatkan pencarian nilai rasio Y/X untuk perubahan yang
sangat kecil dalam X.

Notasi matematis untuk sebuah derivatif adalah :

18
Konsep derivative ini sebagai limt rasio tepat setara dengan kemiringan kurva di satu
titik.demikian pula kemiringan rata rata dari kurva tersebut dapat di ukur dalam interval X
yang semakin kecil dan di perlihatkan dengan garis garis lainya. Derivatif ini mengukur
perubahan marginal dalam Y yang berkaitan dengan perubahan yang sangat kecildalam X di titik
tersebut.

Analisis marginal dalam pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan Manajerial sering kali mengharuskan seseorang untuk


menemukan nilai maksimum atau minimum dari sebuah fungsi. Agar sebuah fungsi berada pada
nilai maksimum atau minimum, maka kemiringan atau nilai marginal fungsi tersebut harus nol.
Deriviatif sebuah fungsi merupakan ukuran yang sangat tepat untuk kemiringan atau nilai
marginal tersebut di titik tertentu. Jadi, maksimisasi atau minimisasi sebuah fungsi terjadi ketika
derivatif fungsi tersebut sama dengan nol.

Contoh Kasus

= -$10.000+$400Q - $2Q2

Di sisni =laba total Q adalah keluaran dalam unit.laba meningkat sementara keluaran meningkat
menjadi 100 unit keluaran, di mana laba di maksimumkan pada @10.000

Dari fungsi tersebut lalu menetapkan dai mana derifatif ( marginal )tersebut sama dengan nol.

Laba marginal ( M )= =$400 - $4Q

Menetapkan derivative tersebut sama dengan nol menghasilkan

$400 - $4Q=0

$4Q=$400

Q=100 unit

Jadi, ketika Q=100, laba mmarginal adlah nol dan laba total berada pada maksimum melewati
Q=100, laba marginal negatif dan laba menurun.

Membedakan Maksimum dengan Minimum

Sebuah masalah dapat timbul ketika derivatif di pergunakan untuk menentukan


maksimum atau minimum. Derivative pertama dari fungsi total memberikan ukuran apakah
fungsi tersebut menaik atau menurun di setiap titik. Untuk di maksimumkan atau di

19
minimumkan, fungsi tersebut harus tidak menaik dan tidak pula menurun:yaitu, kemiringan
seperti di ukur oleh derivatif pertama harus nol. Tetapi , karena nilai marginal atau derivative
akan nolbaik untuk nilai maksimum maupun nilai minimum dari sebuah fungsi,analisis lebih
lanjut di perlukan untuk menetapkan apakah nilai maksimum atau minimum yang di temukan.

Menggunkan marginal untuk Memaksimumkan Selisih antara dua fungsi

Maksimisasi laba adalah tingkat keluaran dengan laba terbesar di mana pendapatan
marginal sama dengan biaya marginal dan laba marginal adalah nol. Laba total sama dengan
pendapatan total di kurangi biaya total, dan karena itu sama dengan jarak vertical antara kedua
kurva tersebut di setiap tinkat keluaran, jarak ini di maksimumkan oleh Qb, di mana kemiringan
kurva pendapatan dan kurva biaya adlah sama. Karena kemiringan kurva pendpatan total dan
biaya total mengukur pendapatan marginal, MR, dan biaya marginal, MC, maka ketika kedua
kemiringan ini sama, MR = MC

Alasan bahwa Qb merupakan tingkat keluaran yang memaksimumkan laba dapat dilihat dengan
mempertimbangkan bentuk kedua kurva di sisi kanan titik Qa.sebuah contoh akan membantu
menjelaskan penggunaan marginal ini.pertimbangan fungsi pendapatan, biaya, dan laba berikut
ini

Pendapatan total : TR = $41.5Q - $1.Q2

Biaya total = TC = $150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3

Laba total = TR TC

Keluaran yang memaksimumkan laba dapat di tentukan denganmensubtitusi funsi pendapatan


total ke dalam fungsi laba,lalu menganlisis derivative pertama dan keduadari persamaan itu

= TR TC

=$41,5Q - $1,1Q2 ( $150 + $10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3 )

=$41,5Q - $1,1Q2 - $150 + 10Q - $0,5Q2 + $0,02Q3

= - $150 + $31,5Q2 - $0,6Q2 + $0,02Q3

Laba marginal, derevatif pertaman dari fungsi laba tersebut adalah

M= =$31,5 - $1,2Q - $0,06Q2

20
Dengan menetapkan laba marginal sama dengan nol dan menggunakan persamaan kuadrat untuk
memecahkan kedua akar, kita memperoleh Q1= -35 dan Q2=+15. Karenajumalh keluaran negatif
tidak mungkin, Q1merupakan tinkat keluaran yang tidak layak dan dapat di tolak.

Evaluasi terhadap derivatif kedua dari fungsi laba tersebut di Q=15akan menunjukan apakah ini
merypakan titik maksimisasi laba atau minimisasi laba.

Derivatif kedua tersebut di ketahui,

= -$1,2 - $ 0,12Q

Mengevaluasi derivative ini di Q=15 menunjukan nilai sebesar -$3;karena itu, Q= 15 merupakan
titik maksimisasi laba.

Optimilisasi multivarian

Karena banyak hubungan ekonomi melibatkan lebih dari dua variabel, berguna bagi kita
untuk meneliti konsep optimisasi multivarian untuk persamaan dengaan tiga variabel atau lebih.
Optimisasi multivarian adalah menemukan titik optimal di sebuah fungsi yang melibatkan tiga
variabel atau lebih.derivatif parsial adalah konsep yang di pergunakan untuk analisis marginal
seperti ini. Peraturan untuk menetapkan derivative parsial pada dasarnaya sama dengan derivatif
sederhana, karena konsep derivative parsial melibatkan asumsi bahwa semua variabel tidak
berubah, kecuali yang bersangkutan di mana derivative tersebut di ambil variabel variabel
tersebut di perlukan sebagai konstansta dalam proses perhitungan derenfensial. Pertimbangan
persamaan :

Q=3.200 50P + 39A = 0,25PA 0,1A2

Dalam fungsi ini, terdapat dua variabel independen, P dan A sehingga dua derivative parsial
dapat di evaluasi. Untuk menetapkan parsial dalam kaitanya dengan P, bahwa fungsi tersebut
dapat di tulis ulang sebagai :

Q=3.200 50P + 39A + ( 0,25A)P 0,1A2

Karena A di perlukaan sebagai konstanta, derivative parsial dari Q dalam kaitanya dengan P
adalah :

=0 -50 + 0 + 0,25A 0

= - 50 + 0,25A

Dalam menetapkan parsial dari Q dalam kaitanya dengan A, P di perlukan sebagai sebuah
konstanta, sehingga kita dapat menulis:

21
Q=3.200 50P + 39A + ( 0,25P )A 0,1A2

Dan derivatif parsial dalam kaitannya dengan A adalah

= 0 0 + 39 + 0,25P 0,2A

=39 + 0,25P 0,2A

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masalah pokok ekonomi terdapat 3 jenis, yaitu :
1. Produksi
2. Konsumsi
3. Distribusi

Model-model teoritis terdiri dari beberapa teori, yaitu :


1. Teori Klasik
2. Teori Neo-Keynes
3. Teori Neo-Klasik
4. Teori Modern

Perkembangan teori ekonomi tentang nilai ekonomi, terdiri dari :


1. Teori Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
2. Revolusi Keynes : Lahirnya Teori Ekonomi Makro

Metode-metode mengekpresikan hubungan ekonomi, yaitu :


1. Hubungan fungsional
2. Hubungan Total, Rata Rata, dan Marginal
3. Hubungan antara Total dan marginal
4. Hubungan antara Rata Rata dan marginal
5. Marginal sebagai derivatif fungsi
6. Konsep Deriviatif

23
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.

Nicholson, Walter. 1995. Mikroekonomi Intermediate Jilid Satu Edisi Kelima.Jakarta:Binurupa


Aksara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian

http://darvanws-babel.blogspot.com/2012/04/masalah-pokok-ekonomi-indonesia.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/masalah-masalah-pokok-perekonomian-indonesia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro

http://chaharkudo.blogspot.com/2009/10/makalah-masalah-pokok-ekonomi.html

kk.mercubuana.ac.id/files/31011-2-950656274162.doc

http://yandipermadi.blogspot.com/p/masalah-pokok-ekonomi.html

24

Anda mungkin juga menyukai