Jawab :
b. Jenis Tarif:
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase
dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran
fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10%
tarif ad valorem ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit.
c. Sistem Tarif :
1. Single-column tariffs : sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan
negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara
lain disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs : sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)
tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
d. Efek tarif :
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
sfek tarif tersebut adalah :
- Efek terhadap harga (price effect)
- Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
- Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
- Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
e. Effective Rate of Protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila
tarif hanya dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik.
Hubungan antara tarif terhadap barang jadi dan tarif terhadap bahan mentah dapat
dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh
produsen yang memproses barang jadi tersebut. apabila barang jadi dan juga
bahan mentah impor itu dikenakan tarif, maka effective rate of protection bagi
produsen barang tersebut makin tinggi apabila makin rendah tarif terhadap bahan
mentah.
f. Alasan pembebanan tarif :
b) Infant-industry
4. Import charges
a. Import deposits
b. Supplementary duties
c. Variable levies
3. Tarif
Definisi tariff
Tarif dapat difenisikan sebagai pajak atu cukai yang dikenakan pada suatu
komoditi yang diperdagangkan dalam hal ini yang diimpor dan diekspor.
Pembebanan pajak inidiberlakukan terhadap produk-produk yang melewati batas-
batas Negara.
Alasan- alasan pembebanan tarif
Beberapa alasan yang dikemukakan mengenai pembebanan tarif ini untuk:
a. Melindungi tenaga kerja dan produsen dalam negeri
b. Stabilitasi harga barang
c. Mengurangi penganggguran dalam negeri.
d. Menghilangkan defisit neraca pembayarn nasional
e. Memperbaiki kesejahteraan nasional
f. Mendorong sector industri dalam negeri untuk bersaing
denganprodusen luar negeri.
g. Melindungi industry penting nasional.
Dari alasan di atas,dapat kita lihat betapa bagusnya tujuan dari
pemberlakuan restriksi tariff ini. Namun pada kenyataannya hal tersebut lebih
bertolak pada kepentingan invidu ataukelompok-kelompok tertentu. Hanya
sekelompok oranglah yang mengalami kejumlah besarkeuntungan Alasan lain
diberlakukannya pembebanan tarif adalah:
a. Secara ekonomis:
1. Memperbaiki nilai tukar.
2. Infant-industri, dalam hal ini merupakan perlindungan bagi
industri-industri terhadap persaingan luar negeri.
3. Diversivikasi, penitikberatan produksi Negara pada satu atau
bebrapa barang saja.
4. Employment, pembebanan tariff akan menurunkan import
dan menaikkanproduksi dalam negeri sehingga akan terbuka
banyak lapangan kerja di dalam negeri.
5. Anti dumping atau penjualan produk keluar negeri dengan
harga murah daripadadi dalam negeri.
b. Secara non ekonomis:
1. Pertahanan nasional.
2. Cita-cita membangun suatu perekonomin nasional yang
tangguh dan mandiri.
3. Perlindungan terhadap kegiatan- kegiatan tertentu yang
mempunyai nilai social budaya yang ingin dilestarikan.
4. Menunjang tujuan politik luar negeri tertentu