Anda di halaman 1dari 18

BISNIS INTERNASIONAL

KEKUATAN FISIK, LINGKUNGAN DAN SOSIOKULTURAL

Dosen Pengampu:
Adhi Krisna Yuliawan, SE., MM

Oleh:
Luh Gede Sintya Dhama Yanti (01/2002612010399)
Ni Luh Gede Apriana Dewi (02/2002612010403)
Nyoman Narayana (28/2002612010670)
Kadek Adi Pratama Hendra (29/2002612010672)
Kadek Agustini Dwi Putri (31/2002612010693)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas berkat rahmat-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Makalah ini
ditulis guna memenuhi tugas.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala yang penulis hadapi. Akan
tetapi, berkat bimbingan dosen pengajar, kendala itu berangsur-angsur dapat
diatasi. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada Beliau sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan
guna penyempurnaan tulisan-tulisan berikutnya. Kepada yang telah rela
memberikan kritik dan saran, penulis ucapkan terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 10 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Kekuatan Fisik dan Lingkungan ............................................................... 3

2.1.1 Lokasi ..................................................................................................... 3

2.1.2 Topografi ................................................................................................ 4

2.1.3 Iklim ....................................................................................................... 5

2.1.4 Sumber Daya .......................................................................................... 6

2.2 Kekuatan Sosiokultural ............................................................................. 7

2.2.1 Budaya ....................................................................................................... 7

2.2.2 Komponen-komponen Sosiokultural.......................................................... 9

2.2.3 Budaya-budaya Nasional ......................................................................... 12

BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14

3.2 Kritik dan Saran .......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu
negara dengan pemerintah negara lain.Bila dibandingkan dengan pelaksanaan
perdagangan didalam negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan
kompleks. Lingkungan bisnis internasional adalah seluruh kekuatan yang
melingkungi dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Kekuatan ini ada yang dapat dikontrol (controllable) dan tidak dapat dikontrol
(uncontrollable) oleh perusahaan.
Kekuatan yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah unsur-unsur yang
ada di dalam perusahaan itu sendiri, seperti penyediaan faktor produksi (modal,
bahan baku, tenaga kerja dan teknologi yang dipilih) dan aktivitas organisasi
(produksi, personalia, keuangan dan pemasaran). Sedangkan kekuatan yang tidak
dapat dikontrol pada umumnya adalah unsur- unsur yang berada di luar perusahaan,
seperti politik negara, persaingan, agen distribusi, kondisi ekonomi, ketentuan
hukum dan perundang-undangan, keuangan internasional, budaya penduduk dan
lain-lain. Kekuatan lingkungan seperti lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan teknologi yang terus berkembang dengan cepat membuat organisasi harus
senantiasa siaga dan cepat tanggap untuk merespons dan mengantisipasi setiap
perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi. Hal ini membawa pengaruh tidak
hanya pada perusahaan dan pekerja, namun juga pada lingkungan perusahaan.
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia perbankan dengan banyaknya
kompetitor membawa arus persaingan yang tidak lagi hanya pada price competition
dan bunga, melainkan juga pada non-price competition.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa kekuatan fisik dan lingkungan dalam bisnis internasional?
2. Apa kekuatan sosiokultural dalam bisnis internasional?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kekuatan fisik dan lingkungan dalam bisnis internasional.
2. Untuk mengetahui kekuatan sosiokultural dalam bisnis internasional.

2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Kekuatan Fisik dan Lingkungan
Unsur fisik dan lingkungan sebagai kekuatan yang tidak dapat dikendalikan
karena unsur-unsur fisik dan lingkungan ini memiliki banyak aspek kekuatan
lingkungan luar negeri. Demikian pula sebagaimana akan dijelaskan di bagian
selanjutnya, para manajer harus menyesuaikan strategi mereka untuk
mengkompensasikan perbedaan-perbedaan di antara pasar-pasar dengan kekuatan
fisiknya, persis seperti yang mereka lakukan untuk kekuatan-kekuatan lainnya yang
tidak dapat dikendalikan.
Lingkungan dalam konteks bisnis adalah keseluruhan kekuatan yang
menyelimuti dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.
Kekuatan-kekuatan itu sendiri dapat diklasifikasikan sebagai kekuatan lingkungan
eksternal dan kekuatan lingkungan internal (Dyahjatmayanti; 2023). Manajemen
perusahaan dalam melalukan kontrol terhadap kekuatan lingkungan tersebut, dapat
dilakukan secara tidak langsung, serta dapat menghindari pengaruh-pengaruh
seperti dengan melakukan lobi kepada pemerintah untuk mengubah undang-undang
dan mempromosikan suatu produk dengan besar-besaran yang memerlukan
perubahan dalam sikap budaya (Ball et al., 2005).

2.1.1 Lokasi
Lokasi adalah penting karena merupakan faktor untuk menerangkan politik
dan hubungan perdagangan sebuah bangsa, banyak diantaranya yang secara
langsung mempengaruhi operasi perusahaan.
1. Hubungan politik
Pada puncak perang dingin, lokasi Australia memungkinkan negeri itu
menjadi jembatan politik antara bangsa-bangsa nonkomunis dengan
bangsa-bangsa komunis di Timur. Karena perubahan-perubahan politik dan
ekonomi akhir-akhir ini, baik yang terjadi di Eropa Barat maupun Eropa
Timur, Australia mengambil keuntungan dari lokasinya untuk
- meningkatkan perdanganan dengan Eropa Timur
- menjadi perantara keuangan utama antar kedua kawasan
- memperkuat peranannya sebagai kantor pusat regional bagi operasi
bisnis internasional di Eropa Timur.

3
Lokasi Australia memungkinkan negara itu untuk mengembangkan
hubungan dagang yang erat dengan negara-negara Uni Eropa, terutama
dengan dua negara yang ada di perbatasannya: Jerman dan Italia. Setelah
bertahun-tahun berhubungan erat dengan Uni Eropa, Australia telah
menjadi anggota penuh pada tahun 1995.
2. Hubungan Perdagangan
Kedekatan geografis sering kali merupakan alasan pokok terjadinya
perdagangan antar bangsa-bangsa. Kedekatan geografis selalu merupakan
faktor utama dalam pembentukan kelompok dagang, seperti Uni Eropa,
AFTA, dan NAFTA.

2.1.2 Topografi
Topografi adalah fitur permukaan tanah dari suatu wilayah. Fitur-fitur
permukaan memberikan kontribusi terhadap perbedaan-perbedaan dalam struktur
tanah perekonomian, kebudayaan, struktur politik dan sosial, baik antara bangsa-
bangsa maupun di antara wilayah-wilayah di dalam suatu negara. Distribusi fisik
dibantu oleh beberapa fitur tetapi terhambat oleh fitur-fitur lain. Perbedaan-
perbedaan dalam topografi mungkin mengharuskan suatu produk untuk diubah.
1. Pegunungan dan Daratan Rendah
Pegunungan merupakan hambatan yang cenderung memisahkan dan
menghalangi pertukaran dan interaksi, sementara daerah yang rata (dataran
dan plato) memudahkannya. Sejauh mana pegunungan berfungsi sebagai
hambatan bergantung pada ketinggian, luas, panjang, dan ketidakrataan
daerahnya, serta apakah terdapat lembah yang dapat ditempuh.
2. Pegunungan membagi pasar.
Suatu masalah yang lebih besar bagi para pelaku bisnis ditimbulkan oleh
bangsa- bangsa yang terbagi oleh jajaran pegunungan menjadi pasar-pasar
regional yang lebih kecil, masing-masing dengan industri, iklim, dialek dan
kadang-kadang bahkan bahasa masing-masing yang berbeda.
3. Konsentrasi penduduk.
Pegunungan-pegunungan juga menciptakan konsentrasi penduduk baik
karena iklimnya lebih menyenangkan pada ketinggian yang lebih besar atau
karena pegunungan merupakan hambatan bagi perpindahan penduduk.

4
Kecuali di daerah tropis, kepadatan penduduk umumnya menurun dengan
meningkatnya ketinggian.
4. Gurun Pasir dan Hutan Tropis
Gurun pasir dan hutan tropis memisahkan pasar, meningkatkan biaya
transportasi, dan menciptakan konsentrasi penduduk.
5. Padang pasir.
Lebih dari sepertiga permukaan bumi terdiri atas wilayah yang kering dan
setengah kering, yang terletak baik di pantai-pantai dimana angin bertup
dari daratan, maupun di pedalaman dimana pegunungan atau jarak yang
jauh menyebabkan angin kehilangan kelembabannya sebelum mencapai
wilayah itu. Karena penduduk, tumbuhan, dan binatang harus memperoleh
air untuk hidup, maka padang pasir iklim dan tumbuhan juga merupakan
padang pasir bagi manusia.
6. Hutan Hujan Tropis.
Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan hambatan yang efektif terhadap
pembangunan dan pemukiman manusia, terutama apabila digabungkan
dengan iklim yang keras dan tanah yang gersang. Hal ini terjadi di hutan
hujan tropis dunia yang terletak di lembah Amazon, asia ternggara dan
Kongo. Kecuali di bagian- bagian tertentu dari Asia Barat dan Jawa,
kawasan ini merupakan daerah yang penduduk sedikit dan secara ekonomi
tidak begitu berkembang.
7. Canadian Shield.
Canadian Shield merupakan suatu daerah karang yang banyak menutupi
separuh dari tanah Kanada yang luas. Seperti gurun pasir dan hutan tropis,
kepadatan penduduk daerah ini sangat rendah.
8. Relevansi Bagi Pelaku Bisnis
Para manajer mengetahui bahwa di negara-negara yang penduduknya lebih
padat, biaya untuk memasarkan produk-produknya menjadi lebih murah,
lebih banyak orang yang tersedia yntuk dipekerjakan, dan seterusnya.

2.1.3 Iklim
Iklim merupakan kondisi-kondisi metereologis termasuk suhu udara,
hujan/salju, dan angin yang terdapat di suatu wilayah. Iklim mungkin merupakan

5
elemen kekuatan fisik yang paling penting karena iklim, lebih dari faktor manapun,
menetapkan batasan-batasan mengenai apa yang dapat dilakukan oleh manusia,
baik secara fisik maupun ekonomi. Faktor-faktor yang bukan iklim, seperti
kandungan mineral, akses ke suatu wilayah, organisasi ekonomi dan politik, tradisi
budaya, ketersediaan modal dan perkembangan teknologi, adalah lebih penting
dibandingkan iklim dalam pengembangan perdagangan dan manufaktur.
Perbedaan dalam kondisi iklim diantara pasar-pasar perusahaan dapat
mempunyai dampak yang signifikan atas bauran produknya, apabila terdapat iklim
yang ekstrem di suatu pasar dan produknya sensitif terhadap suhu udara atau
kelembaban, maka perusahaan harus memproduksi dan menyimpan dua versi yang
berbeda untuk memenuhi seluruh pasar. Semua kondisi tersebut tentu saja
mempunyai pengaruh yang sebaliknya terhadap profitabilitas.

2.1.4 Sumber Daya


Sumber daya alam dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
diberikan oleh alam tempat manusia bergantung. Beberapa jenis sumber daya alam
yang penting bagi para pelaku bisnis adalah energi dan mineral-mineral nonbahan
bakar.
1. Energi
Beberapa macam energi utamanya minyak antara lain:
- Sumber konvensional.
Menurut beberapa analis, dunia sedang menuju kepada kondisi
kehabisan minyak, tetapi menurut sumber-sumber lain terdapat
beberapa cadangan yang dapat bertahan sampai 50 tahun mendatang
pada tingkat konsumsi sekarang ini.
- Sumber inkonvensional
Berbagai sumber inkonvensional dari minyak sintetis diantaranya
adalah pasir minyak, serpihan batu yang mengandung minyak, batu
bara, dan gas alam. Sebagaimana diketahui, dua sumber yang terakhir
juga digunakan tanpa konversi ke minyak sintetis untuk menghasilkan
energi.
2. Batubara dan Tenaga Nuklir

6
Batubara akan terus menjadi bagian yang semakin menyusut dari konsumsi
energi utama dunia. Sedangkan karena lebih sedikit pabrik nuklir yang
dihentikan kegiatannya dan adanya pemanfaatan kapasitas yang lebih tinggi
dari pabrik nuklir yang sedang berjalan, maka penurunan yang telah
diestimasikan dalam pembangkit energi nuklir telah berkurang.
3. Gas Alam
Gas alam diproyeksikan sebagai sumber energi yang tumbuh paling cepat,
dengan tingkat pertumbuhan yang hampir dua kali lipat antara tahun 1999
dan 2020. Penggunaannya melampaui penggunaan batubara (dalam BTU)
untuk pertama kalinya pada tahun 1999 dan diperkirakan akan melampaui
penggunaan batubara sebesar 38 persen pada tahun 2020.
4. Sumber-sumber Energi yang Dapat Diperbarui
Hampir semua orang di dalam industri energi percaya bahwa pada suatu hari
sumber-sumber energi yang dapat diperbarui akan menggantikan bahan
bakar fosil. Sekurang-kurangnya ada 8 jenis hidroelektrik, matahari, angin,
panas bumi, gelimbang, arus pasang, biomass, dan konversi energi termal
lautan.tidak ada yang universal, tetapi semuanya itu memiliki suatu aplikasi
dalam kondisi yang sesuai.
5. Relevansi Bagi Pelaku Bisnis.
Para manajer harus waspada terhadap perubahan-perubahan dalam
infrastruktur suatu negara. Jalan-jalan, jembatan-jembatan, dan terobosan-
terobosan baru sering kali membuka pasar-pasar baru di negara-negara maju
maupun berkembang.

2.2 Kekuatan Sosiokultural


2.2.1 Budaya
Secara terminologi budaya adalah keseluruhan kepercayaan, aturan, teknik,
kelembagaan dan artefak buatan manusia yang mencirikan populasi manusia. Jadi
budaya dapat diartikan yaitu budaya terdiri atas pola-pola yang dipelajari
mnengenai perlaku umum bagi anggota dari masyarakat tertentu yaitu gaya hidup
yang unik dari suatu kelompok atau orang tertentu. Tantangan utama dalam
melakukan bisnis internasional adalah untuk menyesuaikan secara efektif pada
perbedaan budaya, seperti penyesuaian membutuhkan pemahaman dari keragaman

7
budaya, persepsi, klise dan nilai. Dalam beberapa tahun belakangan ini, penelitian
menghubungkan antara dimensi kebudayaan dan perilaku-perilaku dan penelitian
telah terbukti berguna dalam penyediaan profil integrative dari budaya
internasional. Dalam kenyataanya budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran
dalam dunia bisnis baik dalam perkembangna dalam bisnis skala nasional maupun
skala internasional. Sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan suatu
bangsa akan sulit diterima atau berkembang didalam Negara tersebut.
1. Karakteristik Budaya
Karakteristik kebudayaan perlu diperhatikan karena mempunyai relevansi
dengan bisnis internasional
- Kebudayaan mencerminkan perilaku yang dipelajari (learned behavior)
yang ditularkan dari satu anggota masyarakat yang lainnya.
- Unsur-unsur kebudayaan saling terkait (interrelated)
- Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri (adaptive), artinya kebudayaan
berubah sesuai dengan kekuatankekuatan eksternal yang mempengaruhi
masyarakat tersebut.
- Kebudayaan dimiliki bersama (shared) oleh anggotaanggota
masyarakata tersebut dan tentu saja menentukan keanggotaan
masyarakat itu.Orang-orang yang sama-sama memiliki suatu
kebudayaan adalah anggota suatu masyarakat; orang orang yang tidak
memilikinya berada diluar batas-batas masyarakat itu.
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat menentukan bagaimana anggota-anggotanya
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Unsur-unsur dasar
kebudayaan adalah struktur sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai-
nilai serta sikap. Interaksi unsur- unsur ini mempengaruhi lingkungan lokal
yang merupakan tempat bisnis internasional dijalankan.
3. Pendekatan Kelompok Budaya
Pendekatan kelompok budaya adalah teknik lain dalam mengklasifikasi dan
memahami budaya-budaya nasional dan Kesamaan-kesamaan pendapat
dalam banyak budaya, dengan demikian mengurangi sebagian kebutuhan
menyesuaikan praktik- praktik bisnis untuk memenuhi permintaan-

8
permintaan budaya lokal. Antropolog, sosiolog, dan para sarjana bisnis
internasional telah menganalisa faktor-faktor seperti kepuasan kerja, peran
kerja, dan hubungan antar pribadi di tempat kerja dalam upaya untuk
mengenali kelompok-kelompok Negara yang memiliki nilai-nilai budaya
serupa yang dapat mempengaruhi praktik bisnis internasional. Suatu
kelompok budaya terdiri atas Negara-negara yang memiliki banyak
kesamaan budaya walaupun juga terdapat perbedaan budaya.

2.2.2 Komponen-komponen Sosiokultural


1. Estetika
Estetika berkaitan dengan rasa keindahan, budaya dan selera yang baik
dan dilengkapkan dalam seni, drama, music, cerita rakyat dan tari-
tariannya.Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita,
dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang
dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki
nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala
peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan
efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan
membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan
buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi
di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut (Cateora).

2. Sikap dan Kepercayaan


Setiap budaya memiliki seperangkat sikap-sikap dan kepercayaan yang
mempengaruhi hampir seluruh perilaku manusia dan membantu
membawa ketertiban kepada masyarakat dan individu-individunya.
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system
kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan
mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem
keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai
dengan cara bagaimana berkomunikasi(Cateora).Semakin bannyak

9
yang dapat dipelajari para manajer tentang sikap-sikap kunci tertentu,
semakin siap mereka untuk memahami mengapa orang-orang
berperilaku seperti yang telah diperbuat, utamanya ketika reaksi-reaksi
mereka berbeda dari harapan yang telah dipelajari para manajer itu
dalam berurusan dengan masyarakatnya sendiri.
3. Agama
Agama, suatu komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab
atas banyak dari sikap kepercayaan yang mempengaruhi perilaku
manusia. Suatu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dasar dari
beberapa agama besar akan memberikan pemahaman yang yang lebih
baik mengapa sikap ornag-orang begitu jauh berbeda dari satu negara
kenegara lain. Etika kerja Protestan dan Konfusius adalah untuk
memuliakan Tuhan dengan bekerja keras dan mempraktikkan prinsip-
prinsip.
4. Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci sedangkanKebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak
yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,
cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional( Cateora).Kebudayaan
material merujuk kepada semua obyek buatan manusia dan
berhubungan dengan bagaimana orang membuat benda-benda
(teknologi) dan siapa membuat apa dan mengapa (ilmu ekonomi).
Teknologi.
5. Pendidikan
Meskipun pendidikan dalam anti yang paling luas dapat dianggap
sebagai bagian dari proses belajar yang memperlengkapi seorang

10
individu untuk mengambil peranannya di dalam masyarakat dewasa,
hampir setiap orang menyamakan pendidikan dengan sekolah formal.
6. Bahasa
Perbedaan budaya yang paling kelihatan bagi para pendatang baru
dalam bisnis internasional adalah cara berkomunikasi. Perbedaan dalam
bahasa percakapan sudah dapat dilihat, dan setelah berada beberapa saat
dalam budaya baru itu, menjadi jelaslah bahwa ada juga variasi dalam
bahasa yang baik diucapkan (sikap dan adat kebiasaan).
- Bahasa Percakapan
Bahasa adalah kunci bagi kebudayaan, dan tanpa bahasa, orang
menemukan dirinya terisolasi dari semua hal kecuali lingkaran
budaya. Pada saat yang sama, dalam mempelajari suatu bahasa,
orang tidak dapat memahami nuansa-nuansa, arti ganda dari kata-
kata, dan bahasa sehari-hari, kecuali mereka juga mempelajari
aspek-aspek lain dari budaya itu; Untunglah, mempelajari keduanya
berjalan secara berbarengan.
- Bahasa Menggambarkan Budaya
Bahasa percapakan memisahkan budaya persis seperti hambatan-
hambatan fisik. Faktanya, tidak ada yang menyamai bahasa
percakapan untuk membedakan suatu budaya dari budaya lain.
Apabila ada dua bahasa percakapan dalam suatu negara, maka akan
ada dua budaya yang terpisah (Belgia), apabila ada empat bahasa
percakapan, maka akan ada empat kebudayaan (Swiss); dan
seterusnya.
- Bahasa Inggris, Bahasa Penghubung Bisnis.
Ketika seorang pelaku bisnis berkebangsaan Swedia berbicara
dengan seorang pebisnis Jepang, percakapan tersebut pada
umumnya akan dilakukan dalam bahasa Inggris. Penggunaan bahasa
Inggris sebagai lingua franca bisnis telah berkembang demikian
cepat di Eropa sehingga lebih dari setengah orang dewasa di Uni
Eropa dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Hampir 40% dari
penduduk Uni Eropa menggunakannya sebagai bahasa kedua. Dan

11
bahkan persentase yang lebih besar, yaitu 69 persen, setuju bahwa
“setiap orang sebaiknya berbicara dalam bahasa Inggris.”
7. Organisasi Kemasyarakatan
Setiap masyarakat memiliki suatu struktur atau organisasi yang
pengaturan hubungan yang terpola, yang mendefinisikan dan mengatur
cara dengan mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Para
antropolog pada umumnya mempelajari aspek budaya penting ini
dengan membaginya menjadi dua golongan kelembagaan yang
berdasarkan pertalian keluarga dan yang berdasarkan asosiasi bebas dari
individu-individu.

2.2.3 Budaya-budaya Nasional


Geert Hofstede Seorang sosiolog Swedia, mewawancarai ribuan karyawan
di 67 Negara menemukan perbedaan jawaban atas 32 pertanyaan didasarkan atas
empat dimensi yaitu :
1. Individualisme Versus Kolektivisme
Menurut Hofstede kolektivisme merupakan bagian dari kelompok yang
seharusnya menjaga mereka dengan imbalan loyalitas, budaya
Individualisme diharapkan untuk mengurus diri mereka sendiri dan
keluarga dekat mereka. Kolektivisme lebih pada mengandalkan keputusan
kelompok dibandingkan individualisme yag penekanannya ada pada
pengambilan keputusan individual.
2. Jarak Kekuasaan Besar Versus Kecil
Jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota-anggota masyarakat
menerima distribusi kekuasaan yang tidak merata di antara indvidu. Dalam
masyarakat jarak kekuasaan besar karyawan percaya penyelia mereka
adalah benar meskipun mereka salah, dengan demikian para karyawan tidak
akan mengambil inisiatif dalam pengambilan keputusan yang nonrutin.
Gaya kepemimpinan manajemen partisipatif kemungkinan besar akan
produktif untuk organisasi di Negara yang memiliki kekuasaan yang kecil.
3. Penghindaran Ketidakpastian yang Kuat Versus yang Lemah
Tingkat di mana para anggota masyarakat merasa terancam oleh ambiguitas
dan menolak untuk mengambil risiko. Para karyawan di dalam budaya yang

12
menghindari risiko tinggi seperti Jepang, Yunani dll cenderung tetap tinggal
dalam organisasi mereka untuk waktu yang lama. Orang-orang yang berasal
dari Negara tingkat peghindaran risiko yang rendah seperti Amerika Serikat,
Singapura dll adalah jauh lebih pada sering berpindah-pindah pekerjaan.
Perubahan organisasidi Negara-negara memiliki tingkat penghindaran
tinggi atas ketidakpastian kemungkinan besar akan menerima penolakan
yang kuat dari para karyawan, sehingga implementasi perubahan sulit
dilaksanakan.
4. Maskulinitas Versus Femininitas
Tingkat dengan mana nilai-nilai dominan dalam suatu masyarakat
menekankan ketegasan, akuisasi uang dan status, serta pencapaian
penghargaan organisasional yang simbolis maupun yang kelihatan,
(maskulinitas) dibanding tingkat dengan mana nilai-nilai tersebut
menekanka pada hubungan perhatian terhadap orang lain, dan kualitas
hidup secara keseluruhan (femininitas)
Empat dimensi Hofstede telah memberikan suatu dasar bagi para manajer
untuk memahami bagaimana perbedaan budaya mempengaruhi organisasi dan
metode-metode manajemen. Empat dimensi itu membantu memperlihatkan bahwa
keterampilan manajemen adalah spesifik secara budaya yaitu: “suatu teknik atau
falsafah manajemen yang sesuai untuk suatu budaya nasional belum tentu sesuai
untuk budaya lain. “ jelaslah, manajemen di Negara-negara Barat yang berbeda
memerlukan aktivitas yang berbeda dan dengan demikian, generalisasi tidaklah
dibenarkan. Akan tetapi, para penelitian lain yang menggunakan data yang berbeda,
menemukan dimensi-dimensi yang sama atau serupa, yang mengarahkan Hofstede
untuk menyimpulkan bahwa “ada bukti yang kuat bahwa empat dimensi itu
memang universal.”

13
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Unsur fisik dan lingkungan sebagai kekuatan yang tidak dapat dikendalikan
karena unsur-unsur fisik dan lingkungan ini memiliki banyak aspek kekuatan
lingkungan luar negeri. Demikian pula sebagaimana akan dijelaskan di bagian
selanjutnya, para manajer harus menyesuaikan strategi mereka untuk
mengkompensasikan perbedaan-perbedaan di antara pasar-pasar dengan kekuatan
fisiknya, persis seperti yang mereka lakukan untuk kekuatan-kekuatan lainnya yang
tidak dapat dikendalikan. Lalu untuk kekuatan sosiokultural terdiri dari budaya,
Adapun komponen sosiokultural adalah estetika, sikap dan kepercayaan, agama,
budaya material, pendidikan, bahasa dan organisasi kemasyarakatan.

3.2 Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk
kedepannya penulis akan menjelaskan masalah secara lebih fokus dan detail dengan
sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis

14
DAFTAR PUSTAKA

Dyahjatmayanti, D. (2023). Bisnis Internasional Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Deepiblish Publisher

Simamora, Henry. (2000). Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 1. Salemba


Empat: Jakarta

Suhairi, dkk. (2023). Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Bisnis Internasional.


Jurnal Publikasi Ilmu Manajemen (JUPIMAN) Vol.2, No.1

15

Anda mungkin juga menyukai