PEMBAHASAN
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek kebijakan
ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum adalah tarif atas
barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah membatasi
permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan
produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya,
semakin tinggi pula tarif pajak yang di kenakan
Aplikasi atau penerapan dari pengenaan tarif terutama dalam bentuk bea masuk adalah
sebagai berikut :
1. Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% sampai dengan 5%, yang
dikenakan untuk bahan kebutuhanpokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-
alat militer dan lain-lain.
2. Tarif sedang antara 5% sampai dengan 20%, yang dikenakan untuk barang setengah
jadi dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negri.
1
3. Tarif tinggi diatas 20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negri dan bukan barang kebutuhan
pokok.
Sebagai contoh :
Harga CIF suatu barang adalah US$100 dan besarnya tarif bea masuk 10 %
sedangkan kurs US$1 = Rp. 5.000,- .
Maka besarnya bea masuk yang dikenakan sebesar
= 10% x US$100 x Rp. 5.000,- = Rp. 50.000,-
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuktiap ukuran
fisik daripada barang.Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau
satuan tertentu dari barang impor. Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan
atas barang-barang atau komoditi seperti dibawah ini :
Semen : Rp. 3.000,- per ton
2
yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan
dengan negara lain). Kalau tingginya tarifditentukan dengan perjanjian
dengan negara lain disebutconventional tariffs.
2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukansendiri dengan undang-
undang, maka namanya : bentukmaksimum dan minimum.
3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negarapenjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada doublecolumn tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariffpreference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasipolitiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
preferentialsystem.
3
b. Penetapan harga pabean.
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forexcontrol).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
g. Quality and testing standard.
h. Pungutan administasi (fees).
i. Tariff classification.
4
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu
jikabergantung pada negara lain.
5
6