Anda di halaman 1dari 19

Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang melintasi daerah pabean (suatu daerah geografis

dimana barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai/bea pabean). Tarif merupakan suatu rintangan
yang membatasi kebebasan perdagangan internasional.

Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis antara lain :

Exports Duties (bea ekspor)

Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain. Jadi pajak untuk
barang-barang yang keluar dari custom area suatu negara yang memungut pajak. Custom area adalah
daerah di mana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini
biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara.

2. Transit Duties (bea transit)

Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain.

3. Import Duties (bea impor)

Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu negara
dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.

Aplikasi atau penerapan dari pengenaan tarif terutama dalam bentuk bea masuk adalah sebagai berikut :

Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% sampai dengan 5%, yang dikenakan untuk
bahan kebutuhanpokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat militer dan lain-lain.
Tarif sedang antara 5% sampai dengan 20%, yang dikenakan untuk barang setengah jadi dan barang-
barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negri.

Tarif tinggi diatas 20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-barang lain yang sudah
cukup diproduksi di dalam negri dan bukan barang kebutuhan pokok.

Perdagangan Internasional

Rabu, 27 Juni 2012

PENGERTIAN TARIF, BEA MASUK DAN BEA CUKAI

A. Pengertian tarif

Tarif merupakan suatu pembebanan atas barang yang melintas daerah pabean. Sementara daerah
Pabean itu adalah suatu daerah geografis yang mana barang-barang bebas bergerak tanpa dikenakan
cukai.

B. Cara pengenaan tarif

Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk dapatdibedakan menjadi
beberapa jenis antara lain :

1. Tarif atas dasar nilainya (ad valerum)

Yaitu pungutan yang didasarkan pada persentase tarif dikalikan nilai total barang yang di impor

2. Tarif atas dasar jumlah barangnya (ad spesific duties)

Yaitu pungutan yang didasarkan pada jumlah barang yang di impor, di Indonesia system tarif ini
digunakan sebelum tahun 1991.

3. Tarif Campuran
adalah gabungan kedua bentuk tarif diatas, misalnya suatu barang dikenakan 10 % tarif ad valorem
ditambah tarif spesific sebesar Rp 1000 per unit barang.

Keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk tersebut,
antra lain :

Ø Dasar nilai (ad valerum) bersifat proprsional.

Keuntungan

a. dapat mengikuti perkembangan tingkat harga atau inflasi

b. terdapat diferensiasi harga produk sesuai lualitasnya.

Kerugian

a. memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi bagi pemerinta, khususnya bea cukai karena
memerlukan data dan perincian harga yang lengkap.

b. Sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk perhitungan bea masuk antara
importir dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasiatau kemacetan arus barang di pelabuhan.

Ø Dasar jumlah barang (ad specific) bersifat regresif.

Keuntungan

mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan perincian harga barang sesuaikualitasnya. b.dapat
digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri dalam negri.

Kerugian

pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil karena tidak membedakanharga dan kualitas barang.
b.hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi yang bersifat statis.

Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis antara lain :

1. Exports Duties (bea ekspor)

Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negaralain. Jadi pajak untuk
barang-barang yang keluar dari custom area suatu negarayang memungut pajak. Custom area adalah
daerah di mana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini
biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara.
2. Transit Duties (bea transit)

Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatunegara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalahnegara lain.

3. Import Duties (bea impor)

Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu negara
dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.

Jenis tarif apapun yang digunakan, tujuan pokoknya adalah untuk melindungi pasar dalam negeri dari
serbuan barang-barang impor. Karena akibat langsung dari Pengenaan tarif adalah turunnya volume
impor. pengenaaan tarif akan menyebabkan naiknya harga barang-barang yang di impor. Sedangkan
produksi dalam negeri akan meningkat karena dengan kenaikan harga akan mendorong produsen dalam
negeri meningkatkan produksinya.

Menurut tujuannya, kebijakan tarif bea masuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Tarif proteksi, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk mencegah datau membatasi
impor barang-barang tertentu.

2. Tarif revenue, yaitu pengenaan tarif yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara.

Berdasarkan tujuan tersebut maka fungsi tarif bea masuk adalah sebagai berikut:

1. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur perlin-dungan kepentingan ekonomi/industri


di dalam negeri.

2. Fungsi budgeter, yaitu sebagai salah satu sumber penerima-an negara.

3. Fungsi demokrasi, yaitu penetapan tarif bea masuk melalui persetujuan DPR.

4. Fungsi pemerataan, yaitu untuk pemerataan distribusi pen-dapatan nasional, misalnya dengan
pengenaan tarif yang tinggi untuk barang-barang mewah.

C. Sistem Tarif
Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan
secara internasional, para pelaku perdagangan internasional (eksportir-importir) menggunakan pedoman
berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Tarif tunggal (single column tariff)

Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang besarnya (presentasenya) berlaku sama
untuk impor komoditi tersebut dari negara manasaja, tanpa terkecuali.

2. Tarif umum atau konvensional (general convensional tariff)

Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu pengenaansatu tarif untuk satu
komoditi yang besar prosentase tarifnya berbeda antara satu negara dengan negara lain.

3. Tarif preferensi (preferensi tariff)

Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang persentasenya diturunkan, bahkan
untuk beberapa komoditi sampai menjadi 0% yangdiberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang
diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya hubungan khusus antara negara pengimpor dengan
negara pengekspor.

D. Alasan Menggunakan Tarif

Alasan dalam penggunaan tarif antara lain :

1. Untuk mencegah Dumping

Dimana menjual barang yang dipasarkan keluar negeri dengan harga yang lebih rendah atau murah dari
pada dipasar dalam negeri.

2. Melindungi produk dalam negeri

3. Alat untuk mencegah pelarian devisa negara

4. Dapat meningkatkan pendapaan nasional

5. Alat untuk membatasi impor

E. Efek Tarif

Ada beberapa efek tarif terhadap barang impor, antara lain :

1. Efek tarif terhadap produsen


Pengenaan tarif akan memberikan manfaat bagi para produsen dalam negeri yang menghadapi
persaingan impor karena tarif itu merupakan pajak terhadap barang-barang produksi luar negeri.
Semakin besar tarif yang dibebankan bagi para konsumen untuk membeli barang luar negeri, akan
semakin banyak yang beralih

2. Efek tarif terhadap konsumen

Beban dari pengenaan tarif terhadap konsumen diukur dan jumlahnya mungkin bisa menjadi besar.
Besarnya jumlah tersebut sebagian disebabkan karena tarif membuat para konsumen harus membayar
lebih banyak, baik bagi barang-barang produksi dalam negeri maupun barang impor. Pada saat tarif
pertama kali dikenakan, para konsumen secara perorangan akan mencoba untuk menghindari biaya
tambahan dengan lebih banyak memproduksi barang dalam negeri, akan tetapi penawaran (supply)
barang yang diproduksi dalam negeri tidak mungkin dapat ditingkatkan tanpa meningkatkan biaya
marginal.

3. Efek tarif terhadap pemerintah.

Ø Pertimbangan dalam penetapan tarif

Disamping bahan-bahan pengusulan besaran tarif, Pemerintah (Menteri), Gubernur, Bupati / Walikota
juga mempertimbangkan :

Kemampuan pengguna jasa atau daya bayar masyarakat

Keberlangsungan hidup dan pengembangan usaha angkutan penyeberangan

Kepentingan nasional, seperti : pembangunan ekonomi, kestabilan politik / keamanan nasional,


kelancaran administrasi pemerintah, bencana alam, bencana nasional.

Setelah tarif ditetapkan oleh Pejabat Pemerintah terkait : Menteri, Gubernur, Bupati / Walikota, Direktur
Jenderal, Kepala Dinas Propinsi, Kepala Dinas Kabupaten / Kota mengumumkan kepada masyarakat luas
melalui media masa selambat-lambatnya 30 hari tarif diberlakukan. Dan pejabat-pejabat ini sekaligus
mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan tarif baru tersebut. Untuk menghitung tarif, perlu ada
ukuran-ukuran standar dan pengelompokan atau penggolongan agar terhindar dari masalah
keberagaman obyek. Misalnya penumpang, ada dewasa dan anak, kelas utama dan kelas ekonomi,
kendaraan ada truk, bus, sedan, alat berat, kelas ekonomi, kelas binis dan lain-lainnya.

Jarak lintas ada yang pendek, sedang dan jauh. Kapal ada berkapasitas beraneka ragam dan fasilitas yang
bermacam-macam. Ada beraneka ragam fasilitas dan jasa yang dapat ditawarkan oleh penyedia jasa.
Dan untuk masalah penafsiran, kita perlu pula memperoleh kesepakatan atau definisi dan atau
terminologi.

Bab9.3.jpg
Ø Kebijakan Tarif

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penetapan tarip angkutan sungai dan danau diantaranya:

Biaya untuk memberikan pelayanan biaya sangat tergantung kepada skala ekonomi, semakin besar
demand semakin rendah biaya produksi, disamping itu masih bisa dilakukan optimasi ukuran kapal yang
akan digunakan untuk memberikan pelayanan. Langkah yang biasanya dilakukan adalah dengan
mengoptimasi headway pelayanan yang ditoleransi, besarnya permintaan, dengan ukuran sarana
angkutannya.

Tingkat pendapatan konsumen yang kaitannya erat dengan kemampuan membayar masayarakat
pemakai sistem transportasi yang disediakan yang disebut juga sebagai ability to pay.

Kesediaan untuk membayar atau disebut juga sebagai willingness to pay, kesediaan ini sangat tergantung
kepada tingkat pendapatan, kualitas pelayanan. Bila Tarip yang berlaku di atas kemampuan membayar,
maka biasanya diambil langkah untuk memberikan subsidi. Subsidi yang diberikan dapat berupa subsidi
tidak langsung yang dapat berupa pembebasan berbagai jenis pajak dan bea terhadap sarana ataupun
pelayanan angkutan, subsidi bahan bakar. Sedang subsidi langsung diberikan kepada pengusaha
langsung untuk memberikan pelayanan yang disebut sebagai subsidi keperintisan.

F. Bea dan Cukai

1. Pengertian bea dan cukai

Istilah Bea Cukai terdiri dari 2 kata: bea dan cukai. Bea dipakai sebagai istilah ongkos barang yang keluar
atau masuk suatu negara, yakni bea masuk dan bea keluar. Instansi pemungutnya disebut pabean.
Sedangkan pengertian cukai menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
“Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat
atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut.

Maksud dari barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik adalah barang yang :

Ø konsumsinya perlu dikendalikan;

Ø peredarannya perlu diawasi;

Ø pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup; atau

Ø pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan, dikenai cukai
berdasarkan undang-undang ini.

Sedangkan Undang-Undang yang mengatur tentang cukai pada saat ini adalah Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1995 Tentang Cukai dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai.
Faktor yang turut mempengaruhi penentuan jumlah penggunaan jumlah Bea dan Cukai, antara lain:

a. Harga pokok. Yaitu harga yang diperoleh dari jumlah biaya pengorbanan terhadap barang itu
sendiri. Sedangkan harga jual yaitu harga yang dipengaruhi oleh pangsa pasar.

b. Kebijakan perdagangan internasional, dimana kebijakan tersebut meliputi kebijakan proteksi,


kebijakan perdagangan bebas, larangan impor, subsidi bagi produk dalam negeri, pengendalian devisa
negara dan tentang neraca pembayaran suatu negara.

c. Kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan pemerintah untuk Melindungi kepentingan ekonomi


nasional dari pengaruh buruk atau negative dari situasi perdagangan internasional yang tidak baik,
Melindungi kepentingan industry di dalam negeri, Melindungi lapangan kerja, Menjaga keseimbangan
BOP, Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, Menjaga stabilitas nilai tukar.

2. Pengaruh ekspor dan impor terhadap pemerintah

a. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutama dalam bidang
sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam memproduksi barang lebih
banyak dengan waktu yang singkat.

b. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.

c. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkejadi dalam negeri.

d. Mendorong peningkatan sumber daya dalam negeri

e. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

f. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.

g. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas


ekonomi nasional.

h. Menambahkan atau meningkatkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan
impor

Tarif

Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor. Apabila suatu
barang impor dikenakan tarif, maka harga jual barang tersebut di dalam negeri menjadi mahal. Hal ini
menyebabkan masyarakat enggan untuk membeli barang tersebut, sehingga barang-barang hasil
produksi dalam negeri lebih banyak dinikmati oleh masyarakat.

Definisi tariff

Tarif dapat difenisikan sebagai pajak atu cukai yang dikenakan pada suatu komoditi yang diperdagangkan
dalam hal ini yang diimpor dan diekspor. Pembebanan pajak inidiberlakukan terhadap produk-produk
yang melewati batas-batas Negara.

Alasan- alasan pembebanan tarif

Beberapa alasan yang dikemukakan mengenai pembebanan tarif ini untuk:

® Melindungi tenaga kerja dan produsen dalam negeri

® Stabilitasi harga barang

® Mengurangi penganggguran dalam negeri.

® Menghilangkan defisit neraca pembayarn nasional

® Memperbaiki kesejahteraan nasional

® Mendorong sector industri dalam negeri untuk bersaing denganprodusen luar negeri.

® Melindungi industry penting nasional.

Dari alasan di atas,dapat kita lihat betapa bagusnya tujuan dari pemberlakuan restriksi tariff ini. Namun
pada kenyataannya hal tersebut lebih bertolak pada kepentingan invidu ataukelompok-kelompok
tertentu. Hanya sekelompok oranglah yang mengalami kejumlah besarkeuntungan Alasan lain
diberlakukannya pembebanan tarif adalah:

a. Secara ekonomis:

1. Memperbaiki nilai tukar.

2. Infant-industri, dalam hal ini merupakan perlindungan bagi industri-industri terhadap


persaingan luar negeri.

3. Diversivikasi, penitikberatan produksi Negara pada satu atau bebrapa barang saja.

4. Employment, pembebanan tariff akan menurunkan import dan menaikkanproduksi dalam


negeri sehingga akan terbuka banyak lapangan kerja di dalam negeri.
5. Anti dumping atau penjualan produk keluar negeri dengan harga murah daripadadi dalam
negeri.

b. Secara non ekonomis:

1. Pertahanan nasional.

2. Cita-cita membangun suatu perekonomin nasional yang tangguh dan mandiri.

3. Perlindungan terhadap kegiatan- kegiatan tertentu yang mempunyai nilai social budaya yang
ingin dilestarikan.

4. Menunjang tujuan politik luar negeri tertentu

Kebijakan perdangangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi
kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional.

Tujuan kebijakan perdagangan internasional adalah :

· Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negative dari situasi
perdagangan internasional yang tidak baik.

· Melindungi kepentingan industry di dalam negeri.

· Melindungi lapangan kerja.

· Menjaga keseimbangan BOP.

· Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

· Menjaga stabilitas nilai tukar

Macam-macam kebijakan perdagangan internasional yang biasa dilakukan pemerintah:

1. Tarif atau bea masuk

Pemerintah menetapkan kebijakan bahwa setiap barang yang diimpor harus membayar pajak, yang
dikenal sebagai tarif atau bea masuk. Tujuan penerapan tarif atau bea masuk adalah sebagai berikut :

· Menghambat mpor barang-barang/ jasa luar negeri.

· Melindungi barang / jasa produksi dalam negeri.

Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor, sehingga diharapkan harga
barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga barang produksi luar negeri yang diimpor
tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri karena lebih murah dan lebih bisa
bersaing untuk memperebutkan pelanggan.
· Menambah pendapatan pemerintah dari pajak.

2. Kuota

Adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah maksimum yang dapat diimpor suatu negara.
Akibatnya:

· Naiknya harga barang impor dalam negri

· Mempertinggi daya saing produksi dalam negri dipasar dalam negri

· Produksi dalam negri meningkat

3. Larangan ekspor

Melarang ekspor ke luar negri untuk jenis barang tertentu .

4. Larangan impor

Larangan produksi luar negri masuk ke dalam suatu negeri. Akibatnya:

· Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan

· Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran

5. Subsidi

Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan subsidi kepada
produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli,
keringanan pajak, fasilitas kredit, dll.

Akibatnya:

· Harga produksi dalam negri menjadi murah

· Mempertinggi daya saing produksi dalam negri di pasar dalam negri

6. Politik dumping

Dumping adalah salah satu kebijakan perdangan internasional dengan cara menjual suatu komoditi di
luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga yang dijual di dalam negeri. Namun
pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang
tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan orang lain.

7. Premi

Pengertian premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan pemerintah untuk para
produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Akibatnya:

· Produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri.

8. Dumping

Menjual produksi dalam negri di luar negri lebih murah daripada dalam negri

Akibatnya:

· Pemasaran lebih luas

· Menghabiskan stok barang

9. Politik dagang bebas

Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor

Akibat:

· Mutu barang tinggi

· Harga relative murah

Penggolongan tarif

Penggolongan tarif dapat dilakukan ke dalam kategori.

1. Menurut aspek komoditi dibagi atas:

- Bea ekspor, adalah bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain.

- Bea transito, adalah bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu
Negara dengan tujuan lain.

- Bea impor, adalah bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang masuk ke dalam suatu
negara, dimana negara tersebut adalah tujuan akhirnya.

2. Menurut mekanisme perhitungannya, dibagi atas:

- Ad valorem duties, yakni biaya pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentasi dari nilai
barang yang dikenakan bea tersebut.

- Specific duties, yakni biaya pabean yang tingginya dinyatakan untuk setiap ukuran fisik dari
barang yang dikenakan bea tersebut.
- Compound duties, yakni biaya pabean yang tingginya adalah hasil kombinasi dari ad valorem
dan specific duties.

Sistem tarif

Ada beberapa sistem tarif dalam perdagangan internasional :

1. Single – column tarifs.

System di mana untuk masing-masing barang hanya mempunyai 1 macam tariff atau sifatnya
autonomous tarifs.

2. Double- column tarifs.

System di mana untuk masing-masing barang mempunyai dua tariff. Keduatariff ini ditentukan sendri
oleh undang-undang. Namanya bentuk maksimumdan minimum.

3. Triple- column tarifs

System ini digunakan oleh suatu Negara yang menjajah Negara lain. Sistem ini merupakan perluasan dari
sistem double- column tariffs. Di sini ditambah dengan satu macam tarif preference.

Efek tariff

Pembebanan tariff atas suatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomiansuatu Negara.
Khususnya di dalam pasar barang tersebut. Beberapa efek yang terjadi karena diberlakukannya tariff
dalam perdagangan.

1. Efek terhdap harga, dapat menyebabkan naik turunyya harga suatu barang di dalam negeri.

2. Efffek terhadap konsumsi, dapat menyebabkan naik turunnya jumlah konsumsi atas suatu barang di
dalam negeri.

3. Efek terhadap produk, dapat menyebabkan naik turunnya jumlah produksi suatu barang dalam
negeri.

4. Efek terhadap distribusi pendapatan, dapat menyebabkan perubahan pola dalam pendapatan
masyarakat di dalam negeri.

¥ Analisis dasar tentang tarif membuktikan bahwa perdagangan bebas lebih baik daripada tarif, dan
bahwa tarif mengakibatkan kerugian secara netto bagi negara secara keseluruhan.
¥ Suatu negara di rugikan oleh adanya tarif yang dikenakan sendiri adalah asumsi bahwa kita tidak
dapat mempengaruhi harga barang impor di pasar dunia.

¥ Biaya dan keuntungan tarif atu kebijakan perdagangan lainnya boleh jadi bisa diukur dengan
mengunakan konsep surplus konsumen dan surplus produsen.

Efek tariff terhadap konsumen

¥ Surplus konsumen mengukur besarnya keuntungan konsumen dari pembelian karena perbedaan
antara harga yang sebenarnya dibayar dengan harga yang bersedia dibayar.

¥ Pembeli barang impor akan dirugikan dengan adanya tarif. Sebagian barang yang di impor berarti
konsumen merasa lebih baik membeli barang dari luar negeri daripada membeli barang produksi dalam
negeri.

¥ Apabila pemerintah mengenakan tarif terhadap impor barang maka konsumen akhirnya harus
membayar lebih tinggi, membeli barangnya lebih sedikit atau kedua-duanya.

Efek tariff terhadap produsen

¥ Pengenaan tarif akan memberikan manfaat bagi para produsen dalam negeri yang menghadapi
persaingan impor karena tarif tsb merupakan pajak pada barang-barang produksi luar negeri.

¥ Semakin besar tarif yang dibebankan bagi para konsumen untuk membeli barang luar negeri akan
semakin banyak yg beralih ke pemasok dalam negeri yg mendapatkan keuntungan karena adanya
tambahan penjualan dan harga yang lebih tinggi karena adanya tarif.
Vehicle Currency: Mata uang yang digunakan sebagai kendaraan untuk perdagangan internasional atau
intervensi

Intervension Currency: Mata uang yang digunakan oleh sebuah negara untuk mengintervensi pasar mata
uang asing (misal menggunakan beberapa dolar AS untuk membeli dan karena itu memperkuat mata
uangnya sendiri).

Perhitungan Kurs Valuta Asing

Penentuan kurs valuta asing yaitu nilai suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. AS$
memiliki permintaan yang besar diseluruh dunia karena beberapa alasan termasuk aspek safe haven

Safe Heaven: Keamanan kekayaan dan dapat diterima dimana saja. Walaupun peluang investasi dan suku
bunga menarik dan terjadi kenaikan inflasi di AS, banyak negara merasa uangnya dan kekayaannya masih
aman karena terjamin properti dan sekuritas AS.

Cross Rate: Pertukaran mata uang asing secara langsung antara mata uang non-US$, biasanya ditentukan
dengan membandingkan nilai tukar US$ terhadap mata uang lain. Kurs Spot: Kurs diantara dua mata
uang atau penyerahan didalam dua hari bisnis

Forward rate: Kurs diantara dua mata uang untuk penyerahan di masa yang akan datang biasanya 30, 60,
90, atau 180 hari.

Trading at a premium: Apabila kurs berjangka suatu mata uang lebih kuat daripada spot. Trading at a
Discount, Apabila perhitungan kurs berjangka suatu mata uang lebih lemah daripada spot.
Kurs yang berfluktuasi Menimbulkan Resiko: Pengendalian Kurs Mata Uang.

Pengendalian pemerintah yang membatasi pemakaian yang sah suatu mata uang dalam transaksi
internasional.

Neraca Pembayaran: Intensif Ekspor

Masa bebas pajak, pendanaan biaya rendah, bantuan luar negeri atau keuntungan-keuntungan lain yang
diberikan pemerintah untuk mendorong bisnis mengekspor dan pelanggan luar negeri membeli barang-
barang dan jasa-jasa.

Perpajakan: Pajak di Berbagai Negara Berbeda-beda

Tarif dan bea merupakan pajak atas barang impor. Tarif dan bea dapat diklasifikasikan sebagai kekuatan
keuangan. Tarif yang lebih rendah merupakan salah satu faktor yang akan dipertimbangkan oleh suatu
negara ketika memutuskan apakah akan bergabung dalam suatu kelompok bangsa-bangsa, namun
bukanlah faktor satu-satunya. Pajak pendapatan di kebanyakan negara merupakan pendapatan negara
yang terbesar. Pendapatan negara lainnya diantaranya bersumber dari pajak penjualan atau
pertambahan nilai barang dan jasa, pajak perolehan laba, pajak kekayaan dan jaminan sosial. Besarnya
pajak yang harus dibayar dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Pengaruh Inflasi pada Suku Bunga


Pengaruh Inflasi pada Suku Bunga: Inflasi jelas merupakan faktor kekuatan keuangan eksternal, oleh
karena itu manajer keuangan suatu perusahaan harus mampu mengantisipasinya dengan baik. Hampir
semua perusahaan memerlukan uang pinjaman segera yang menimbulkan inflai dan kenaikan suku
bunga riil. Suku bunga ini dapat dihitung dari selisih inflasi dan suku bunga nominal. Fenomena kenaikan
harga untuk semua barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu disebut inflasi.Tingkat inflasi
menentukan biaya riil dari pinjaman. Suku bunga rill diperoleh dengan cara mengurangkan inflasi dari
suku bunga nominal. Ketika uang pinjaman dikembalikan di masa depan setelah inflasi terjadi, maka
uang tersebut nilainya lebih rendah bagi di pemberi pinjaman, dan tentu saja lebih murah bagi si
peminjam .

Kebijakan Moneter dan Fiskal Mempengaruhi Inflasi: Kebijakan fiskal dan moneter suatu negara dapat
menimbulkan kenaikan atau penurunan inflasi. Kebijakan moneter misalnya untuk mengawasi sirkulasi
uang. Sedangkan kebijakan fiskal yaitu untuk mengatur pendapatan dan belanja pemerintah. Negara-
negara dapat melaksanakan kebijakan fiskal dan moneter sehingga menyebabkan
peningkatan/penurunan inflasi. Kebijakan fiskal yang berhasil memiliki 2 penyebut utama, yaitu :
Menghilangkan pengendalian ekonomi artifisial, seperti pengendalian upah dan harga.Menerapkan
pengendalian fiskal dan moneter dengan menerapkan pajak yang lebih rendah dan pertumbuhan
penawaran uang yang lebih lambat. Kebijakan yang berhasil ditandai dengan:

1. Terhapusnya pengendalian ekonomi artifisial seperti upah dan harga.

2. Terlaksananya pengetatan fiskal dan moneter.

Pengetatan disini termasuk pajak yang rendah dan terhambatnya pertumbuhan penawaran mata uang.

Pentingnya Inflasi Bagi Bisnis


Tingkat inflasi yang tinggi mempersulit perencanaan pengeluaran modal. Tingkat inflasi yang tinggi
mendorong dilakukannya pinjaman (utang). Tetapi tingkat inflasi yang tinggi juga menimbulkan tingkat
bunga tinggi sehingga mungkin menghambat pemberian pinjaman.

Inflasi dan Perusahaan Internasional:

Tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan harga barang dan jasa yang dihasilkan atau ditawarkan oleh
negara yang memiliki angka inflasi tinggi, menjadi lebih mahal dan berdampak perusahaan kurang
mampu bersaing sehingga tidak dapat menjual produk ekspornya.

Inflasi juga mempengaruhi bisnis internasional dengan tingkat inflasi yang berbeda di negara yang
berbeda. Manajemen perusahaan internasional harus memprediksi tingkat inflasi untuk setiap negara
dimana perusahaan itu berada . Tingkat inflasi mempengaruhi perusahaan internasional untuk
meningkatkan dan melakukan infestasi modal. Suku bunga cenderung akan lebih tinggi ketika inflasi
tinggi sehingga menghambat investasi baru

Penyebab Meningkatnya Utang Negara Berkembang

Melonjaknya harga minyak

Suku bunga meningkat

Menguatnya AS$ di pasar valuta asing menambah beban negara berkembang

Solusi Masalah Utang

ž Solusi Jangka Pendek


— Penjadwalan ulang pembayaran utang untuk negara-negara yang tidak mampu membayar sesuai
jatuh temponya.

— Negara berkembang penerima pinjaman dapat mengurangi utangnya hanya dengan mengekspor
lebih banyak daripada impor.

ž Solusi Jangka Panjang

— Menurut Baker Plan: negosiasi kembali utang dengan program rencana penghematan yang ketat,
strattegi berorientasi pasar untuk mendorong pertumbuhan dan mengendalikan inflasi

— Menurut Brady: menukar utang lama dengan yang baru dengan diskon, menukar utang lama dengan
yang baru dengan suku bunga lebih rendah, membeli kembali utang dari bank pemberi pinjaman dengan
diskon

Anda mungkin juga menyukai