4.1 Pendahuluan
Walaupun liberalisasi mampu memperluas serta memperbesar cakupan pasar
dan peluang bagi setiap negara dalam memasarkan produk nasionalnya, dan
mendorong terjadinya perdagangan bebas. Perdagangan bebas (free trade)
yang sedang berlangsung sekarang bertujuan untuk memaksimalkan produksi
(output) dunia yang bermanfaat bagi setiap negara di dunia melalui spesialisasi
internasional. Dengan perdagangan bebas akan tercipta pangsa pasar yang luas
atas berbagai produk yang dihasilkan setiap negara dan juga masing-masing
negara dapat mendatangkan (mengimpor) komoditas yang dibutuhkan di
negaranya dari negara dianggap lebih berkualitas dan lebih murah tanpa
adanya hambatan dalam impor maupun ekspor.
Akan tetapi dalam kenyataannya seluruh negara masih menerapkan hambatan
dalam perdagangan internasional seperti hambatan tarif (tariff barriers) baik
untuk impor maupun ekspor. Hambatan perdagangan pada awalnya adalah
kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam memproteksi perusahaan-
perusahaan domestik dengan cara melakukan pembatasan kuota produksi yang
38 Ekonomi Internasional
2. Tarif transito yaitu tarif atau bea yang dikenakan terhadap komoditas-
komoditas yang melalui suatu negara tetapi tujuan komoditas tersebut
tersebut bukan negara itu tetapi negara lain.
3. Tarif impor adalah tarif atau bea yang dikenakan terhadap komoditas-
komoditas yang masuk kedalam suatu negara dengan ketentuan
negara bahwa negara yang mengenakan tarif sebagai tujuan akhir
komoditas tersebut.
Keterangan:
a. Dimisalkan suatu negara sedang berkembang di mana sektor
industri di negera tersebut pada sekitar tahun 1969/70 masih baru
tumbuh sehingga tergolong infant industry, misalnya seperti
negara Indonesia yang memeluai rencana pembangunan lima
tahun (Pelita). Pada tahun tersebut industry tekstil masih baru
tumbuh. Oleh karena karena industri tersebut baru lahir (infant
industry) dan belum mampu bersaing dengan produk impor maka
harga produk dalam negeri Pd relatif jauh lebih tinggi
dibandingkan harga produk di luar negeri atau harga dunia yaitu
Pw, atas dasar itu agar produksi dalam negeri dapat bersaing
dengan komoditas impor maka perlu industry di dalam negeri
diproteksi, terutama dengan tarif bea masuk yang relatif tinggi
(Hady, 2009).
b. Industri yang baru tumbuh dan belum berkembang di dalam
negeri (Infant industry) yang dilindungi atau diproteksi ini
dicerminkan oleh bidang M. Karena harga produk tekstil dalam
negeri masih lebih tinggi daripada harga luar negeri (Pd>Pw),
maka:
• Perlu diberikan proteksi tarif yang edukatif minimal sebesar
jarak Pd – Pw.
• Terdapat “subsidi” dari konsumen kepada produsen karena
konsumen membayar harga tekstil dalam negeri mahal
daripada luar negeri.
• Dengan teori experience curve atau learning curve dengan
perlindungan yang disertai dengan edukasi terhadap industri
dalam negeri, maka harga tekstil dalam negeri akan semakin
menurun sehingga akhirnya pada tahun 1979/1980 harga
tekstil dalam negeri akan sama dengan luar negeri (Pd=Pw).
2. Penerapan proteksi edukatif yang semakin menurun dan sejalan
dengan perkembangan serta pertumbuhan infant industry yang
semakin dewasa dan kuat seperti dicerminkan oleh bidang N,
sehingga pada tahun berikutnya yaitu tahun 2004/2005 harga produk
46 Ekonomi Internasional
tekstil dalam negeri lebih rendah dari harga produk textile luar negeri
(Pd < Pw), dampak proteksi edukatif adalah (Apridar, 2009):
a. Industri tekstil dalam negeri mampu mengekspor produknya ke
luar negeri.
b. Konsumen dalam negeri akan mendapat “kompensasi” dari
produsen tekstil karena dapat membeli dengan harga yang relatif
lebih murah.
3. Memperbaiki dasar tukar (term of trade)
Pengenaan tarif atas komoditas impor dapat mengurangi impor
negara yang bersangkutan. Hal ini berarti dengan ekspor sebanyak
tertentu diharapkan jumlah impor yang lebih besar. Pengurangan
impor akibat pembebanan tarif impor sedangkan jumlah ekspor
tertentu, maka kekuatan negara yang mengurangi atau membatasi
impornya untuk menukarkan komoditas semakin kuat
4. Membuka kesempatan kerja (employment)
Pembatasan jumlah impor untuk melindungi industri di dalam negeri
akan mendorong industri di dalam negeri untuk berkembang melalui
peningkatan produk yang dihasilkan. Peningkatan produksi berarti
akan memperluas usaha melalui peningkatan modal usaha atau
peningkatan investasi, dan peningkatan investasi akan membuka
kesempatan kerja baru yang pada akhirnya akan mengurangi
pengangguran. Perluasan kesempatan kerja akibat pembebanan tarif
impor akan sekaligus peningkatan kemampuan sumber daya manusia
dibidang teknologi yang berkaitan dengan perkembangan industri
tersebut
5. Penganekaragaman produksi (diversification/differentiated product)
Pembebanan tarif akan komoditas impor yang dapat diharapkan dapat
melindungi industri di dalam negeri sekaligus peningkatan teknologi
dan kemampuan pengetahuan di bidang teknologi yang akan
membuat perusahaan industri di dalam negeri suatu saat akan
mencapai skala ekonomi (economies of scale). Jika suatu perusahaan
industri mencapai skala ekonomi akan membuka kesempatan untuk
menghasilkan berbagai jenis produksi (differentiated product) yang
Bab 4 Hambatan Tarif (Tariff Barriers) 47
…… (Hady, 2009)
Keterangan:
tj = Tarif/bea masuk untuk komoditas jadi (CBU atau Completely Built Up)
tn = Tarif bea masuk untuk bahan baku atau komponen input impor (CKD
atau Completely Knock Down)
rij = Bagian atau prosentase komponen bahan baku impor (rasio dari bahan
baku impor dengan harga komoditas jadi saat tidak ada tarif).
∆VAM = Value Added Manufacturing (nilai tambah fabrikasi)
Contoh:
Dengan anggapan harga komoditas X adalah $ 100 dan merupakan bahan
baku industri di dalam negeri untuk menghasilkan komoditas Z. Harga
komoditas Z dalam situasi perdagangan bebas $ 120. Tarif nominal untuk
setiap komoditas Z yang diimpor adalah 10 persen. Harga komoditas Z bagi
konsumen di dalam negeri menjadi $132 yang terdiri dari harga impor
komoditas X $100, nilai tambah $20 dan tarif $12. Tarif efektif adalah dihitung
dari nilai tambah di dalam negeri yaitu: $12/$20 = $60
Berdasarkan uraian di atas maka tj = 0,1 atau 10 %; rij = $100/$120 = 0,833; tn
= 0, maka tarif proteksi efektif (TPE) dapat dihitung:
Jika tarif nominal sebesar 5 persen dikenakan pada bahan baku impor atau tij=
0,05, maka besar tarif proteksi efektif (TPE) adalah:
50 Ekonomi Internasional
Perhitungan tarif proteksi efektif di atas pada dasarnya akan sama dengan
tingkat kenaikan value added manufacturing suatu sektor cabang industri.
Contoh perhitungan disajikan sebagai berikut:
Pada keadaan awal dilakukan impor sepeda motor Honda baik dalam keadaan
CBU maupun CKD tanpa pengenaan bea masuk. Hitungan yang diperoleh
adalah sebagai berikut: