Anda di halaman 1dari 15

Tarif

Kebijakan Tarif
• Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang
melintasi daerah pabean (suatu daerah geografis
dimana barang bebas bergerak tanpa dikenakan
cukai/bea pabean).

• Tarif merupakan suatu rintangan yang membatasi


kebebasan perdagangan internasional.

• Salah satu bentuk pengenaan tarif adalah Pajak barang


impor, dengan tujuan menaikkan harga produk tertentu
sehingga dapat mengurangi persaingan bagi produsen
lokal atau merangsang produksi lokal

2
• Tarif menimbulkan dampak berupa kenaikan
harga atau biaya pengiriman barang (produk
impor) ke suatu negara
• Maksud pengenaan tarif: memperoleh
pendapatan pengisi kas pemerintah(fungsi
budgeter), dan suatu metode untuk melindungi
sektor-sektor barang tertentu didalam negeri dari
tekanan persaingan produk impor (fungsi
regulend)
• contoh di indonesia : penerapan tarif impor 100%
pada mobil mewah
• Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang Tarif
persentasenya diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai Referensi
menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang
diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya hubungan khusus
antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.
Tarif
• Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu Konvensional
pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase tarifnya
berbeda antara satu negara dengan negara lain.
• Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang Tarif Tunggal
besarnya (prosentasenya) berlaku sama untuk impor komoditi
tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali.
SISTEM TARIF
Exsport Duties

Pengelompokan Jenis
Pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang diangkut
Tarif
menuju ke negara lain.
Transit Duties (bea transit)
Pajak atau bea yang dikenkan
terhadap barang-barang yang
melalui wilayah suatu negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut
sebagai tujuan akhirnya adalah
Import
negara Duties (bea impor)
lain.
Pajak (bea) yang dikenakan
terhadap barang-barang yang
masuk dalam custom area suatu
negara dengan ketentuan bahwa
negara tersebut sebagai tujuan
akhir
CARA PENGENAAN TARIF
Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
1. Dasar Nilai ( Ad Valorem )
– Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat
prosentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut.
– Sebagai contoh, harga CIF suatu barang adalah US$100 dan besarnya tarif bea
masuk 10%, sedangkan kurs US$1 = Rp. 5.000,- . Maka besarnya bea masuk
yang dikenakan sebesar = 10% x US$100 x Rp. 5.000,- = Rp. 50.000,-
2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific)
• Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu dari
barang impor. Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan atas barang-
barang atau komoditi seperti dibawah ini :
• Semen : Rp. 3.000,- per ton
• Sepatu : Rp. 14.500,- per pasang
• Piring : Rp. 5.000,- per lusin
• Jeruk : Rp. 500 per kg
• VCR : Rp. 250.000,- per unit
3. Compound Duties
– Pengenaan6 tarif yang merupakan kombinasi dari ad valorem dan ad specific
– Contoh : sejenis barang tertentu dikenakan bea 10 % Ad valeroom ditambah
dengan Rp. 50.000,- setiap unit.
• Menyebabkan harga barang di dalam
Dampak
Price Effect Pengenaan Tarif Impor
negeri naik.

• Menyebabkan jumlah barang yang diminta


Consumption di dalam negerimenjadi berkurang
Effect
• Pengenan tarif dapat meningkatkan jumlah
Import produksi barang substitusi di dalam
Subtitution Effect negeri

• Pendapatan yang diterima pemerintah


Redistribution akan meningkat kemampuan pemerintah
Effect dalam membiayai pembangunan
TUJUAN TARIF BEA MASUK
Menurut tujuannya tarif bea masuk dapat diklsifikasikan
sbb:
• Tarif proteksi : pengenaan tarif bea masuk yang tinggi
untuk mencegah/membatasi impor barang tertentu
• Tarif revenue : pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan
untuk meningkatkan penerimaan negara.
Sesuai dengan tujuannya, maka tarif bwrfungsi sebagai:
• Fungsi regulation; fungsi mengatur untuk melindungi
kepentingan industri dslsm negeri
• Fungsi budgeter; fungsi sebagai sumber penerimaan
negara
• Fungsi democration; ditetapkan olh persetujuan DPR
• Fungsi pemerataan; dikenakan pada barang mewah
Non tariff barriers

Quota
kuota
• Kuota impor adalah pembatasan secara
lansung terhadap jumlah barang yang boleh
diimpor dari luar negeri untuk melindungi
kepentingan industri dan konsumen.
• Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok
individu atau perusahaan domestik untuk
mengimpor suatu produk yang jumlahnya
dibatasi.

12
Macam-macam kuota
impor :
1) Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang
ditetapkan secara sepihak (tanpa negoisasi).

2) Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang


ditetapkan atas kesepakatan atau menurut perjanjian.

3) Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan


dengan mengkombinasikan sistem tarif dengan
sistem kuota.

4) Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku


tertentu 14
untuk melindungi industri dalam negeri.
SUBSIDI
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri
dalam bentuk keringanan pajak, fasilitas kredit, subsidi
harga, dll yang bertujuan untuk:
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan konsumsi dalam negeri
3. Menjual dengan harga lebih murah daripada produk impor

Kebaikan sistim subsidi untuk proteksi dibandingkan dengan


yang lain, adalah :
1. Subsisdi biasanya diberikan untuk barang-barang
kebutuhan pokok masyarakat banyak.
2. subsisdi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol
oleh masyarakat
Non tariff barriers

Dumping
DUMPING
DUMPING = adalah kebijakan deskiminasi harga secara internasional
(International Price Descrimination), yaitu menjual suatu komoditi di
luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
harga di Dalam Negeri.
JENIS-JENIS DUMPING :
1. Persisten dumping; cenderung menjadi monopoli yang
berkelanjutan, dari suatu perusahaan d pasar domestik untuk
memperoleh profit maksimum dengan menetapkan harga yang lebih
tinggi didalam negeri dibndingkandengan harga di luar negeri.
2. Predatory dumping; yaitu tindakan suatu perusahaan untuk
menjual barangnya di luar negeri dengan harga yang lebih murah
untuk sementara (temporary), sehingga dapat menggusur atau
mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis. Setelah dapat
memonopoli pasar, barulah harga dinsikkan untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimum.
3. Sporadic dumping; suatu tindakan perusahaan dalam menjual
produknya di luar negeri dengan harga jual yang lebih murah secara
sporadis dibandingkan harga di Dalam Negeri karena adanya
surplus produksi Dalam Negeri
End of Session

18

Anda mungkin juga menyukai