Anda di halaman 1dari 20

Kebijakan

Ekspor & Impor


serta Pendanaan
- PEMASARAN GLOBAL-
Disusun oleh Kelompok 4
Anggota Kelompok
01 Safitri Ayuning Tyas

21190000259

02 Rhena Yudanti
21190000265

03 Ananda Nursyahfitri
211900000275
Topik Pembahasan

01 02 03
Definisi Ekspor Perbandingan Kebijakan nasional
dan Impor penjualan ekspor dan yang mengatur
pemasaran ekspor ekspor dan impor

04 05
Sisitem Tarif Pembiayaan
Internasional perdagangan dan
metode pembayaran
01
Definisi
Definisi Ekspor dan Impor
Ekspor
Ekspor merupakan kegiatan atau aktivitas mengeluarkan produk dan barang dari dalam negeri ke luar
negeri dengan mengikuti standar peraturan beserta ketentuan yang berlaku. Kegiatan ekspor umumnya
dilakukan oleh suatu negara yang mampu menghasilkan produk barang dalam jumlah besar dan jumlah
tersebut sudah terpenuhi di dalam negeri.

Impor
Merupakan suatu aktivitas atau kegiatan memasarkan produk barang dari daerah pabean atau membeli
suatu produk barang dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri.
Perlu diketahui, tidak semua produk atau barang diperbolehkan masuk sebagai barang impor. Pihak
Direktorat Bea Cukai telah menetapkan peraturan yang memperbolehkan dan melarang masuknya
barang impor.
02
Perbandingan penjualan
ekspor dan pemasaran
ekspor
Pertama-tama, penjualan ekspor tidak melibatkan
penyesuaian produk, harga, atau bahan promosi yang
sesuai dengan persyaratan pasar global. Juga, satu-
satunya elemen bauran pemasaran yang berbeda adalah
"tempat," yaitu, negara tempat produk tersebut dijual.

Pemasaran ekspor menargetkan pelanggan dalam


konteks lingkungan pasar total. Pemasar ekspor tidak
hanya mengambil produk dalam negeri "sebagaimana
adanya" dan menjualnya kepada pelanggan
internasional.
03
Kebijakan nasional
yang mengatur ekspor
dan impor
Berikut Kebijakan Nasional yang mengatur Ekspor dan Impor :

1. Politik Dumping 2. Kebijakan perdagangan bebas

Politik dumping merupakan barang atau Merupakan perjanjian antara kedua


jasa di luar negeri dan memasang harga negara yang tidak membuat peraturan
yang lebih rendah dibandingkan harga di apapun terhadap kegiatan jual beli
dalam negeri. barang.
Berikut Kebijakan Nasional yang mengatur Ekspor dan Impor :

3. Tarif 4. Pembatasan Impor / Impor Quota 5. Subsidi ekspor

Tarif merupakan pajak yang Pembatasan impor dilakukan Subsidi ekspor merupakan
dikenakan kepada objek atau apabila suatu negara kebijakan dari pemerintah guna
barang yang akan masuk ke mengalami peningkatan dalam mendorong ekspor barang dan
wilayah suatu negara proses produksinya. mengurangi penjualan barang di
pasar domestik.
04
Sistem Tarif
Sistem tarif dalam export dan import digunakan untuk menentukan besarnya tarif yang berlaku ke setiap
barang atau komoditi yang diperdagangkan secara internasional. Sistem tarif yang dimaksud adalah
sebagai berikut :

Tarif Tunggal Yaitu pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang
(Single Column Tariff) besarnya berlaku sama untuk impor komoditi tersebut dari negara mana
saja tanpa terkecuali.

Tarif Umum / Konvensional Pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar presentase tarifnya
berbeda antara satu negara dengan negara lain.
(General Conventional/Tariff)

Tarif Preferensi Yaitu tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang
presentasenya diturunkan. Bahkan untuk beberapa komoditi sampai
(Preferensi Tariff)
menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang
diimpor dari negara-negara tertentu.
Perhitungan Tarif
Dalam pelaksanaanya, sistem tarif dalam export dan import
atau cara pemungutan tarif bea masuk dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, antara lain :

1. Compound Duties

Yaitu pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari


ad valeroom dan ad specific.
Contoh : sejenis barang tertentu dikenakan bea 10% ad
valeroom ditambah dengan Rp. 50.000 setiap unit.
2. Dasar Nilai (Ad Valeroom)
Yaitu besarnya pungutan bea masuk atas barang impor
ditentukan oleh tingkat presentase tarif dikalikan harga
CIF dari barang-barang tersebut.
 
Sebagai contoh, harga CIF suatu barang adalah US100
dan besarnya tarif bea masuk 10%, sedangkan kurs US1 =
Rp. 5.000,

Maka besarnya bea masuk yang dikenakan sebesar : 10%


x US100 x Rp. 5.000 = Rp. 50.000
3. Dasar Jumlah Barang (Ad Specific)
Yaitu pungutan bea masuk yang didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu
dari barang impor.

Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan atas barang-barang atau komoditi
seperti di bawah ini:

Semen : Rp. 3.000/ton


Sepatu : Rp. 14.000/pasang
Piring : Rp. 5.000/lusin
Jeruk : Rp. 5.00/kg
VCR : Rp. 250.000/unit
05
Pembiayaan
perdagangan dan
metode pembayaran
1. Advance Payment (Pembayaran Di Muka)

Dalam metode ini, importir harus melakukan pembayaran di awal


kepada eksportir sebelum barang-barang tersebut dikirimkan.

Pembayaran di muka ini bisa dilakukan dengan tunai atau melalui


Telegraphic Transfer (T/T).

2. Open Account (Rekening Terbuka)

Metode pembayaran dimana importir tidak akan melakukan


pembayaran apapun sebelum barang diterima oleh importir di negara
tujuan. Metode ini akan memberikan keuntungan dan kepastian bagi
importir.
3. Consignment (Konsinyasi)

Eksportir mengirimkan barang kepada importir sebagai titipan untuk


dijualkan oleh importir. Namun, barang yang tidak terjual akan dikirimkan
kembali ke eksportir. Pembayaran pun juga akan dilakukan setelah barang
terjual dan sesuai nilai yang terjual, tanpa adanya jaminan apapun.

4. Documents Against Payment (D/P)

Eksportir mengirimkan barang ke port tujuan sedangkan dokumen


pengiriman barang dikirimkan ke pihak Bank sebagai perantara.
5. Document againts acceptance (D/A)

Metode ini memerlukan akseptasi pembayaran terlebih dahulu oleh importir


agar importir dapat menerima dokumen pembayaran dari Bank. Akseptasi
pembayaran ini merupakan janji pembayaran pada tanggal tertentu, biasanya
30, 60 atau 90 hari setelah akseptasi.

6. Letter of Credit (L/C)

Jaminan yang diterbitkan oleh issuing Bank atas perintah applicant (Buyer)
kepada eksportir agar Importir melakukan pembayaran sejumlah tertentu
Thanks
!
FOR YOU ATTENTION :)

Anda mungkin juga menyukai