Anda di halaman 1dari 11

E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |1

Copyright © September 2022

PERTEMUAN 3

KEBIJAKAN EKONOMI DAN


PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. PENGERTIAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Kebijakan ekonomi internasional diartikan sebagai berbagai tindakan
dan peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah
perdagangan internasional dari/ke negara tersebut.
Dalam implementasinya, perdagangan antara dua negara sering
merugikan negara lemah (less developing countries). Negara maju (developing
countries) mendominasi perdagangan internasional. Tingkat harga lebih banyak
ditentukan oleh negara maju, hal ini disebabkan tingkat ketergantungan Negara
berkembang relatif lebih besar kepada Negara maju daripada sebaliknya.

Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional


1. Kebijakan Perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah
terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) pada neraca
pembayaran internasional (BOP), khususnya tentang ekspor dan impor
barang dan jasa.
2. Kebijakan pembayaran internasional meliputi tindakan/ kebijakan pemerintah
terhadap rekening modal (capital account) dalam neraca pembayaran
internasional (BOP) yang berupa pengawasan terhadap pembayaran
internasional.
3. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan/ke bijakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yang
bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan
militer terhadap negara lain.

EKONOMI INTERNASIONAL 1
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © September 2022

B. KEBIJAKAN BIDANG EKSPOR


Kebijakan bidang ekspor, yaitu: berbagai tindakan dan peraturan yang
dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang akan
mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah transaksi serta kelancaran usaha
untuk peningkatan devisa ekspor suatu negara.

Kebijakan Ekspor Dalam Negeri


1. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan,
pengembalian pajak ataupun pengenaan pajak ekspor/PET untuk barang-
barang ekspor tertentu. contoh: pajak ekspor atas CPO.
2. Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor
barangbarang tertentu.
3. Penetapan prosedur/tata laksana ekspor yang relatif mudah.
4. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor.
5. Pembentukan asosiasi eksportir.
6. Pembentukan kelembagaan seperti Bounded Warehouse (Kawasan Berikat
Nusantara), Bounded Island Batam, export processing zone, dan lain-lain.
7. Larangan/pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor CPO (Crude
Palm Oil) oleh Menperindag.

Kebijakan Ekspor Luar Negeri


1. Pembentukan International Trade Promotion Centre (ITPC) di berbagai
negara, seperti di Jepang (Tokyo), Eropa, AS, dan lain-lain.
2. Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu fasilitas keringanan
bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang manufaktur
yang berasal dari negara yang sedang berkembang seperti Indonesia
sebagai salah satu hasil UNCTAD (United Nation Conference on Trade
and Development).
3. Menjadi anggota Commodity Association of Producer, seperti OPEC dan
lain-lain.

EKONOMI INTERNASIONAL 2
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © September 2022

4. Menjadi anggota Commodity Agreement between Producer and Comsumer,


seperti ICO (International Coffee Organization), MFA (Multifibre
Agreement), dan lain-lain.
Secara umum, bentuk kebijakan ekspor baik dalam negri maupun luar
negri meliputi: diskriminasi harga, pemberian premi, dumping, politik dagang
bebas, larangan ekspor.

C. KEBIJAKAN BIDANG IMPOR


Kebijakan bidang impor, yaitu: berbagai tindakan dan peraturan yang
dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang akan
mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk
melindungi/mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan penghematan
devisa.

Kebijakan Tariff Barrier


Tarif adalah pungutan bea masuk yang dikenakan atas barang impor yang
masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.
1. Pembebasan bea masuk/tariff rendah (0% - 5%):
Untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin vital,
alat-alat militer/pertahanan/ keamanan, dan lain-lain.
2. Tarif sedang (> 5% - 20%):
Dikenakan untuk barang setengah jadi dan barang-barang lain yang belum
cukup diproduksi di dalam negeri.
3. Tarif tinggi (>20%):
Dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-barang lain yang sudah
cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok.

Jenis Tarif
Pembebanan tarif dapat dikelompokkan menjadi :
1. Bea Ekspor (export duties): pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju ke negara lain. Jadi pajak untukbarang-barang yang
keluar dari custom area suatu negara yang memungut pajak.

EKONOMI INTERNASIONAL 3
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © September 2022

2. Bea Transit (transit duties): pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut
sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain.
3. Bea Impor (import duties): pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan bahwa
negara tersebut sebagai tujuan akhir.

Sistem Tarif
Besarnya tarif berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang
diperdagangkan secara internasional, digunakan pedoman sistem tarif
internasional, yaitu:
1. Tarif Tunggal (Single Column Tariff), satu tarif untuk satu jenis barang dari
negara mana pun berasal
2. Tarif ganda (double coloum tariff), satu tarif untuk satu komoditi yang
besarnya tarif berbeda antara satu negara dengan negara lain.
3. Tarif Preferensi (preferensi tariff): tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif
internasional GATT (General Agreement on Tariff and Trade) yang
persentasenya disesuaikan karena adanya hubungan tertentu antara negara
pengimpor dengan negara pengekspor.

Cara Perhitungan Tarif


1. Dasar Nilai (Ad Valeroom)
Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat
persentase tarif dikalikan harga tetap dari barang tersebut.
Contoh:
Harga suatu barang adalah US$ 100 dan besarnya tarif bea masuk 10%,
sedangkan kurs US$1=Rp. 5.000. Maka besarnya bea masuk yang dikenakan
sebesar: 10% x US$100 x Rp. 5.000,- = Rp. 50.000,-.
Keuntungan
 Dapat mengikuti perkembangan tingkat harga atau inflasi.
 Terdapat perbedaan harga produk sesuai kualitasnya.
Kerugian

EKONOMI INTERNASIONAL 4
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © September 2022

 Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintah,


khususnya bea cukai karena memerlukan data dan perincian harga yang
lengkap.
 Sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk perhitungan
bea masuk antara importir dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan
stagnasi atau kemacetan arus barang di pelabuhan.
2. Dasar Jumlah Barang (Ad Specific)
Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu dari
barang impor.
Contoh:
Bea masuk yang dikenakan atas barang-barang atau komoditi seperti dibawah ini:
 Semen : Rp. 3.000,- per ton.
 Sepatu : Rp. 14.500,- per pasang.
 Piring : Rp. 5.000,- per lusin.
 Jeruk : Rp. 500,- per Kg.
Keuntungan:
 Mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan perincian harga barang sesuai
kualitasnya.
 Dapat digunakan sebagai alat kendali proteksi industri dalam negeri.
Kerugian:
 Pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil karena tidak membedakan
harga dan kualitas barang.
 Hanya dapat digunakan sebagai alat kendali proteksi yang bersifat statis.

3. Compound Duties
Pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari ad valeroom dan ad
spesific. Contoh: sejenis barang tertentu dikenakan bea 10% Ad Valeroom
ditambah Rp. 50.000,- setiap unit.

Dampak Tarif
Pembebanan tarif terhadap suatu komoditi atau barang dapat mempunyai
dampak (effect) terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar
barang tersebut. Dampak (effect) pengenaan tariff antara lain:

EKONOMI INTERNASIONAL 5
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |6
Copyright © September 2022

1. Terjadi kenaikan harga


2. Terjadi penurunan konsumsi dalam
3. Kenaikan produksi dalam negeri
4. Pemerintah akan mendapat pendapatan dalam bentuk bea masuk
5. Redistribusi pendapatan atau subsidi dari konsumen kepada produsen
6. Penurunan impor
Jenis Tarif Lain
1. Tarif Nominal dan Tarif Proteksi Efektif
Besarnya prosentase tarif suatu barang tertentu yang tercantum dalam Buku
Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) berdasarkan ketentuan harmonized
system atau HS menggunakan penggolongan barang dengan sistem 10 digit.
2. Tarif Proteksi Efektif
Tarif proteksi efektif (Effective Rate of Protection/ ERP), yaitu kenaikan
Value Added Manufacturing (VAM) yang terjadi karena perbedaan antara
prosentase tarif nominal untuk barang jadi dengan tarif nominal untuk
bahan baku/komponen input impor.
3. Infant Industry Argument
Kebijaksanaan untuk melindungi industri-industri dalam negeri yang baru
lahir/tumbuh dengan "proteksi edukatif', sehingga dapat bersaing baik di
pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pembangunan ekonomi di negara-
negara berkembang seperti Indonesia berlandaskan pada Infant Industry
Argument

Kebijakan Nontariff Barrier


Kebijakan Nontariff Barrier (NTB) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional, terbagi menjadi:
1. Pembatasan spesifik (specific limitation)
2. Peraturan bea cukai (customs administration rules)
3. Partisipasi pemerintah

Sistem Kuota

EKONOMI INTERNASIONAL 6
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |7
Copyright © September 2022

Kuota adalah pembatasam fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas


pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari/ke
suatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Sistem
kuota hanya dapat digunakan dalam hal:
1. Untuk melindungi hasil pertanian.
2. Untuk menjaga keseimbangan balance of payment.
3. Untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional.

Kuota Impor
1. Absolute/ unilateral kuota; sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak
2. Negotiated/ bilateral kuota; sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan
atau menurut perjanjian
3. Tarif kuota
4. Pembatasan impir yang dilakukan dengan kombinasi sistem tarif dan kuota
Efek Kuota Impor
1. Terjadi kenaikan harga
2. Penurunan konsumsi dalam negeri
3. Kenaikan produksi dalam negeri
4. Keuntungan bagi pemegang/ pemilik kuota
5. Terdapat redistribusi pendapatan atau subsidi dari konsumen terhadap
produsen
6. Penurunan impor

Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan
atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain. Tujuan dari
subsidi, antara lain:
1. Menambah produksi dalam negeri.
2. Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri.
3. Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor.
Kelebihan Subsidi

EKONOMI INTERNASIONAL 7
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |8
Copyright © September 2022

 Subsidi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok


masyarakat banyak.
 Subsidi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oleh masyarakat

D. KEBIJAKAN PERDAGANGAN LAINNYA


Dumping
Suatu kebijakan diskriminasi harga secara internasional yang dilakukan
dengan menjual suatu komuditas di luar negri dengan harga yang relatif murah
dibandingkan dengan konsumen di dalam negeri.
Beberapa tipe dumping, diantaranya:
1. Persistant dumping
Kecenderungan monopoli yang berkelanjutan dari suatu perusahaan di pasar
domestik untuk memperoleh profit maksimum dengan menetapkan harga
yang lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar negeri.
2. Predatory Dumping
Tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di luar negeri dengan harga
yang relatif murah untuk sementara, sehingga dapat menggusur atau
mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis.
3. Sporadic Dumping
Tindakan perusahaan dalam menjual produknya di luar negeri dengan harga
yang lebih murah sacara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena
adanya surplus produksi di dalam negeri

Anti Dumping Duties


Suatu negara melakukan anti dumping apabila sudah ada penyelidikan
tentang apakah telah terjadi perdagangan luar negri yang tidak jujur, sehingga
menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.

International Cartel

EKONOMI INTERNASIONAL 8
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |9
Copyright © September 2022

Suatu bentuk organisasi dari beberapa negara/ perusahaan pemasok


(supplier) produk tertentu yang sepakat membatasi produksi dan ekspor mereka
dengan tujuan memonopoli sehingga dapat memaksimalkan keuntungannya

E. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah khususnya dalam perdagangan
internasional memiliki tujuan, antara lain:
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau
negatif dan dari situasi/kondisi ekonomi/perdagangan internasional yang
tidak baik atau tidak menguntungkan.
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.
3. Melindungi lapangan kerja (employment).
4. Menjaga keseimbangan dan stabilitas balance of payment (BOP) atau
neraca pembayaran internasional.
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil.
6. Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas.

E. GATT (GENERAL AGREEMENT ON TRADE AND TARIFFS)


General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) atau "Persetujuan
Umum tentang Tarif dan Perdagangan" ditandatangani pada 1947 merupakan
suatu kesepakatan multilateral yang mewajibkan negara anggotanya untuk
melakukan kerjasama ekonomi internasional. Indonesia tergabung dalam
anggota GATT. Jumlah anggota GAAT tercatat 159 negara.
Tujuan didirikannya organisasi GATT adalah membuat perdagangan luar
negeri sebebas mungkin melalui penurunan tingkat tarif dan penghapusan
hambatan kuota impor, dan untuk memberikan pengarahan tertentu terhadap
kebijakan perdagangan luar negeri negara-negara anggotanya.
GAAT memiliki prinsip-prinsip pokok dalam melaksanakan kebijakannya
seperti yang tertuang dalam GATT Clause, yaitu:
1. Prinsip free trade, yaitu:
Perdagangan dengan menghilangkan/mengurangi berbagai hambatan
perdagangan intemasional, baik Tariff Barrier (TB) maupun Nontariff
Barrier (NTB).

EKONOMI INTERNASIONAL 9
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © September 2022

2. Prinsip resiprositas (timbal balik)/most favorised nation clause ), yaitu:


Prinsip multilateralisasi dalam perlakuan (treatment) hubungan
ekonomi/keuangan/ perdagangan intemasional dengan pengecualian sebagai
berikut: hubungan preferential history (commonwealth dan france union),
kesatuan ekonomi regional (freetrade area dan customs union)
3. Prinsip nondiskriminasi /nation treatment clause (NTC), yaitu:
Memberi perlakuan yang sama terhadap produk luar negeri maupun produk
dalarn negeri. Misalnya dengan mengenakan tarif PPN yang sama
terhadap produk irnpor maupun produk lokal.
Terdapat beberapa Isi kesepakatan yang berlaku bagi negara-negara yang
tergabung dalam GATT, meliputi:
1. Peningkatan standar-standar kehidupan global, yang mengusahakan
tercapainya suatu tingkat penyerapan tenaga kerja sepenuhnya (full-
employment),
2. Menjamin pertumbuhan pendapatan riil yang tinggi dan terusmenerus,
3. Mengamankan permintaan efektif,
4. Mengeksploitasi sepenuhnya sumber-sumber daya dunia,
5. Meningkatkan produksi, dan menukarkan komoditas dan barang.
6. Mendukung pelaksanaan tujuan penandatanganan persetujuan dalam
menghilangkan tarif dan hambatan-hambatan perdagangan lainnya.

F. DAYA SAING SUMBER DAYA INDONESIA


Dalam melakukan pembangunan, pemerintah Indonesia senantiasa
berlandaskan pada visi dan misi dari pembangunan tersebut. Hal ini agar
pembangunan dapat mencapai tujuan yang telah dicita-citakan.

Visi pemerintah
Indonesia menjadi negara industri baru yang sejajar dengan bangsa-bangsa
lain di kawasan Asia-Pasifik.

Misi pemerintah:

1
EKONOMI INTERNASIONAL
0
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |11
Copyright © September 2022

1. Fokus pada sektor industri dan perdagangan yaitu sebagai penggerak utama
dan pendobrak hambatan perdagangan di luar negeri dengan mematuhi
aturan main (rule of game) tata perdagangan dunia di bawah koordinasi
WTO (World Trade Organization), dan
2. Mengamankan kebijakan industri dan perdagangan nasional melalui
penataan ulang strategi pemasaran internasional dan diplomasi
perdagangan yang unggul.
Peringkat daya saing global Indonesia dalam Global Competitiveness
Index 2019 menduduki peringkat ke 50 dunia dibawah Malaysia di posisi ke 27
dan Thailand di posisi ke 40 (World Economic Forum Report).
Indikator penurunan daya saing Indonesia disebabkan oleh
1. Kinerja perdagangan internasional mengalami penurunan terutama sisi
ekspor.
2. Impor barang-barang meningkat
3. Pertumbuhan ekonomi dalam negri yang melambat
4. Menurunnya nilai investasi luar negri.
Agar Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara lain maka diperlukan
berbagai strategi guna dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah
internasional. Beberapa strategi yang ditetapkan oleh pemerintah, diantaranya:
1. Fokus pada core business akan jalankan, memperkuat sektor-sektor yang
menjadi keunggulan Indonesia.
2. Membuat ekonomi Indonesia lebih kompetitif dan berdaya saing
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur, (pelabuhan, bandara dan jalan tol).
dengan tujaun untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya logistik.
4. Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi (penyederhanaan aturan, regulasi,
prosedur yang berbelit-belit).

1
EKONOMI INTERNASIONAL
1

Anda mungkin juga menyukai