3
lanjutan…
4
KEBIJAKAN BIDANG EKSPOR
3. Bea Impor (import duties): pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam custom area suatu negara
dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.
Sistem Tarif
Besarnya tarif berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang
diperdagangkan secara internasional, digunakan pedoman sistem
tarif internasional, yaitu:
1. Tarif Tunggal (Single Column Tariff), satu tarif untuk satu jenis
barang dari negara mana pun berasal
Contoh:
Harga suatu barang adalah US$ 100 dan besarnya tarif
bea masuk 10%, sedangkan kurs US$1=Rp. 5.000. Maka
besarnya bea masuk yang dikenakan sebesar: 10% x
US$100 x Rp. 5.000,- = Rp. 50.000,-.
lanjutan…
Keuntungan
Dapat mengikuti perkembangan tingkat harga atau
inflasi.
Terdapat perbedaan harga produk sesuai kualitasnya.
Kerugian
Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi
pemerintah, khususnya bea cukai karena memerlukan
data dan perincian harga yang lengkap.
Sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan
harga untuk perhitungan bea masuk antara importir
dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasi
atau kemacetan arus barang di pelabuhan.
15
lanjutan…
Contoh:
Bea masuk yang dikenakan atas barang-barang atau
komoditi seperti dibawah ini:
• Semen : Rp. 3.000,- per ton.
• Sepatu : Rp. 14.500,- per pasang.
• Piring : Rp. 5.000,- per lusin.
• Jeruk : Rp. 500,- per Kg.
lanjutan…
Keuntungan:
Mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan
perincian harga barang sesuai kualitasnya.
Dapat digunakan sebagai alat kendali proteksi industri
dalam negeri.
Kerugian:
Pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil
karena tidak membedakan harga dan kualitas barang.
Hanya dapat digunakan sebagai alat kendali proteksi
yang bersifat statis.
17
lanjutan…
3. Compound Duties
Pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari
ad valeroom dan ad spesific.
3. Tarif kuota
24
Efek Kuota Impor
25
Subsidi
Tujuan :
Menambah produksi dalam negeri.
Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri.
Menjual dengan harga yang lebih murah daripada
produk impor.
Kelebihan Subsidi
27
Kebijakan Perdagangan Lainnya
1. Dumping
Suatu kebijakan diskriminasi harga secara internasional yang
dilakukan dengan menjual suatu komuditas di luar negri
dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan
konsumen di dalam negeri.
28
lanjutan…
3. International Cartel
Suatu bentuk organisasi dari beberapa negara/
perusahaan pemasok (supplier) produk tertentu yang
sepakat membatasi produksi dan ekspor mereka dengan
tujuan memonopoli sehingga dapat memaksimalkan
keuntungannya
29
Dumping
Tipe dumping:
1. Persistant dumping
Kecenderungan monopoli yang berkelanjutan dari
suatu perusahaan di pasar domestik untuk
memperoleh profit maksimum dengan menetapkan
harga yang lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar
negeri.
2. Predatory Dumping
Tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di
luar negeri dengan harga yang relatif murah untuk
sementara, sehingga dapat menggusur atau
mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis.
30
lanjutan…
3. Sporadic Dumping
Tindakan perusahaan dalam menjual produknya di
luar negeri dengan harga yang lebih murah sacara
sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena
adanya surplus produksi di dalam negeri
31
TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI
INTERNASIONAL
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari
pengaruh buruk atau negatif dan dari situasi/kondisi
ekonomi/perdagangan internasional yang tidak baik
atau tidak menguntungkan.
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.
3. Melindungi lapangan kerja (employment).
4. Menjaga keseimbangan dan stabilitas balance of
payment (BOP) atau neraca pembayaran
internasional.
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi dan stabil.
6. Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas.
GATT (GENERAL AGREEMENT ON
TRADE AND TARIFFS)
Tujuan GATT :
Membuat perdagangan luar negeri sebebas mungkin
melalui penurunan tingkat tarif dan penghapusan
hambatan kuota impor, dan untuk memberikan
pengarahan tertentu terhadap
kebijakan perdagangan luar negeri negara-negara
anggotanya.
Prinsip pokok dalam GATT Clause