Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI INTERNASIONAL ESPA4226

Inisiasi 6

Kebijakan Perdagangan Internasional


Tarif dan Nontarif

A. Tarif Impor
Pengenaan tarif impor akan meningkatkan harga barang/jasa yang diimpor
dari negara lain.Terdapat dua macam tarif,yaitu :
1. Tarif spesifik (specific tariff)
Merupakan pumungutan impor yang dikenakan tetap besar nilai unit moneter
(misal rupiah) tertentu untuk setiap unit fisik (kuantitas) barang yang diimpor.
Dengan tarif ini suatu negara tidak perlu mempertimbangkan hal moneter
barang, tetapi memperhatikan kuantitas atau jumlah barang yang diimpor dari
negara lain.
2. Tarif ad valorem
Tarif yang dikenakan dalam persentase (%) dari harga (nilai) barang impor.
Pengenaan kebijakan tarif ini dapat relatif lebih melindungi produsen domestik
dari kerugian yang dapat diterima bila dibandingkan dengan kebijakan tarif
spesifik jika terjadi kenaikkan harga barang impor.
Tarif dan Nontarif

• Kebijakan lain terkait dengan import adalah subsidi impor (import


subsidies) yaitu subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada importir
untuk melakukan impor.
• Subsid impor pada hakekatnya adalah tarif impor negatif.
• Subsidi impor biasanya diberikan untuk mendukung kebijakan pemerintah.
Contoh :
Dengan alasan kebijakan industrialisasi,pemerintah memberikan subsidi
impor kepada importir untuk mengimpor barang-barang kapital,mesin dan
lain-lain.
Tarif dan Nontarif

Ukuran Tarif
• Isu yang mengemukakan mengenai pengenaan tarif adalah seberapa
tinggi rata-rata tarif suatu negara atau dengan kata lain berapa harga
yang dikenakan oleh pemerintah untuk barang impor.
• Masalah ini muncul karena setiap negara memiliki tingkat tarif yang
berbeda-beda untuk barang impor.
• Salah satu cara penghitungan rata-rata tarif suatu negara adalah dengan
metode tingkat tarif rata-rata tidak tertimbang (unweighted-average
tariff rate).
• Misalnya,dalam suatu negara memutuskan untuk mengimpor tiga jenis
barang dengan tarif masing-masing barang A sebesar 10 persen,arang B
sebesar 15 persen dan barang C sebesar 20 persen.
• Salah astu cara untuk menghindari bias pada metode penghitungan rata-
rata tertimbang ini adalah dengan menggunakan bobot perdagangan
dunia, bukan pada perdagangan yang dilakukan pernegara.
Tarif dan Nontarif

Tarif Nominal dan Tarif Efektif


• Cara penghitungan tingkat tarif nominal adalah seperti pada bahasan
sebelumnya dimana barang dikenakan tarif spesifik ataupun tarif ad valorem.
• Para ekonom yang menggunakan tingkat tarif nominal cenderung
memperhatikan sampai sejauh mana harga barang impor meningkat dengan
adanya tarif.
• Pendekatan TEP didefinisikan sebagai prosentasi perubahan nilai tambah
sebuah industri yang disebabkan ooleh pengenaan keseluruhan struktur tarif
dibandingkan bila negara tersebut melakukan perdagangan bebas.
• Perbedaan tarif efektif dan nominal adalah bahwa sebuah industri tidak selalu
memiliki TEP yang lebih tinggi dari pada tingkat tarif nominal.
• Nilai TEP bisa saja negatif yang bearti bahwa tarif harga barang input lebih tinggi
dari pada tarif harga barang jadi.
• Secara keseluruhan tingkat tarif niminal sering digunakan untuk mengestimasi
efek pengenaan tarif ada harga barang konsumen.
Tarif dan Nontarif

B. Hambatan Perdagangan Non-Tarif


Disamping tarif dan subsidi,pemerintah sering menerapkan halangan
perdagangan bukan dalam wujud tarif (nontariff barriers,NTBs).Bentuk-
bentuk NTBs diantaranya adalah:
1. Kuota impor (import quota),batasan jumlah produk yang diijinkan boleh
diimpor selama periode tertentu,biasanya satu tahun.
2. Perjanjian menahan ekspor secara sukarela(Voluntary Export Restraint,VER)di
mana negara pengekspor dihimbau secara sukarela untuk mengurangi
ekspornya.
3. Ketentuan Pengadaan pemerintah (government procurement
provision),ketentuan yang membatasi pengadaaan impor oleh pemerintah
domestik.
4. Ketentuan kandungan lokal (domestic content provisions)
Tarif dan Nontarif

C. Dampak Tarif
Analisis dampak restriksi perdagangan dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:
1. Analisis keseimbangan parsial (partial equilibrium analysis) dimana
analisis dampak pengenaan retriksi perdagangan pada suatu komoditi
tersebut, tidak memperhatikan pasar komoditi lain yang mungkin juga
terpengaruh.
2. Analisis keseimbangan umum (general equilibrium analysis) dimana
analisis dampak pengenaan restriksi perdagangan pada suatu komoditi
tidak hanya dibatasi pada pasar komoditi tersebut tetapi juga
memperhatikan pasar komoditi lain yang juga terpengaruh.
Tarif dan Nontarif
D. Analisis Keseimbangan Parsial
1. Kasus Negara Kecil
Ketika suatu negara dapat mengimpor barang yang diinginkan dari harga
internasional,maka harga di dalam negeri (Po) juga akan sama dengan harga
internasional.
Jika negara kecil mengenakan tarif untuk barang impor,maka harga didalam negeri
juga akan naik seiring dengan jumlah tarif.
2. Kasus Negara Besar
Equilibrium pasar ditunjukkan oleh harga internasional dimana permintaan impor
domestik sama dengan suplai ekspor negara lain, yaitu Dm=Sf.
Perbedaan efek tarif negara besar dengan negara kecil adalah dinegara kecil,efek
negatif dari adanya tarif ditanggung oleh konsumen.
Sedangkan pada negara besar,efek dari tarif dapat menurunkan harga
internasional,ini bearti harga domestik (yang sudah surplus tarif impor) lebih rendah
dari pada harga internasional,penurunan surplus konsumen lebih rendah
dibandingkan dengan negara kecil dan biaya dari pengenaan tarif lebih rendah
dibandingkan dengan negara kecil.
Tarif dan Nontarif
E. Kuota Impor
• Dengan kuota impor, efek kenaikkan harga akan terjadi secara tidak langsung.
• Hal ini dikarenakan kuota mempengaruhi secara langsung jumlah barang yang akan
diimpor oleh suatu negara,biasa dalam waktu satu tahun.
• Hal ini tentunya mengutangi ketersediaan barang bagi konsumen dipasar domestik
dan menyebabkan harga di pasar domestik meningkat sampai jmumlah barang yang
ditawarkan dipasar domestik (dengan harga yang lebih tinggi tentunya) ditambah
jumlah barang impor yang diijinkan sama dengan jumlah barang yang diminta.

F. Voluntary Export Restraint (VER)


• VER merupakan alternatif kuota impor yang dibuat berdasarkan pertimbangan politik
yang ada.
• Negara pengimpor akhirnya memberikan penjelasan bahwa perdagangan bebas tidak
ingin menghalangi kebijakan kuota impor karena implikasi dari kebijakan tersebut
membuat negara tidak dalam kondisi perdagangan bebas lagi.
Tarif dan Nontarif
G.Subdisi Ekspor
• Pada negara kecil, pengenaan subsidi ekspor secara langsung menaikkan harga yang
diterima oleh produsen untuk barang yang diekspor.
• Hasil akhirnya adalah subsidi ekspor mengurangi jumlah yang dijual dipasar
domestik,meningkatkan harga dipasar domestik sampai sama dengan harga
internasionak ditambah harga subsidi dan meningkatkan jumlah barang yang
diawarkan oleh produsen atas respon dari kenaikkan harga yang pada akhirnya
memicu untuk peningkatan ekspor.
• Pada kasus negara besar,Kebijakan subsidi ekspor diterapkan oleh pemerintah jika
suatu negara sedang bersaing memperebutkan pangsa pasar dengan negara lain dan
asumsikan bahwa kedua negara tidak menjual barang yang diperdagangkan
internasional dipasar domestik masing-masing.
H.Analisis Keseimbangan Umum
• Dampak restriksi perdagangann analisis dibedakan menjadi 2 kasus,yaitu:
1. Kasus negara kecil tempat kebijakan restriksi perdagangan negara kecil diasumsikan
tidak dapat mempengaruhi harga relatif atau dasar tukar (term of trade,TOT)
2. Kasus negara besar tempat kebijakan restriksi perdagangan negara besar
diasumsikan . dapat mempengaruhi harga
Kebijakan Perdagangan Lainnya
A. Dumping
Dumping dapat terjadi jika dua kondisi terpenuhi. Yaitu:
1. Industriatau pasar bersangkutan harus berbentuk persaingan tidak sempurna,sehingga
perusahaan dapat menetapkan harga secara sepihak dan bukan hanya menerima harga secara
pasif.
2. Pasar harus tersegmentasi,sehingga penduduk domestik tidak mudah untuk membeli barang-
barang yang akan diekspor
Ketika perusahaan ingin memaksimumkan keuntungan,maka perusahaan harus menetapkan
penerimaan marjinal persis sama dengan biaya marjinalnya di setiap pasar. Alasan
perusahaan melakukan dumping adalah adanya perbedaaan kepekaan penjualan terhadap
harga dipasar ekspor dan pasar domestik.
B. Kebijakan Perdagangan Terkait Politik Kasus Perdagangan Bebas
Salah satu keuntungan tambahan dari perdagangan bebas adalah dapat memunculkan skala
ekonomi (economies of scale).
Ketika pasar diproteksi maka akan menganggu kegiatan produksi secara internasional namun
juga mengurangi daya saing dan potensi meningkatkan laba, serta juga cenderung
merangsang berbagai perusahaan untuk memasuki industri yang diproteksi tersebut sehingga
semuanya akan terjebak kedalam pola produksi yang tidak efisien.
Kebijakan Perdagangan Lainnya

• Keuntungan lain melakukan perdagangan bebas adalah dengan


memberikan intensif pada wirausahawan baru.
• Untuk menggunakan cara-cara baru terkait ekspor dan bersaing dengan
impor maka pola perdagangan bebas dapat terbentuk.
• Kemudian mampu menawarkan lebih banyak peluang untuk belajar dan
melakukan berbagai inovasi dibandingkan dengan peluang yang diberikan
oleh sistem perdagangan”terkendali” (managed trade),
• Pemerintah mengadakan campur tangan dengan langsung mengatur
secara ketat pola-pola ekspor dan impor
Kebijakan Perdagangan Lainnya

C. Argumen Kesejahteraan Nasional Yang D. Kebijakan Perdagangan


Menentang Perdagangan Bebas Terkait Lingkungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai