Anda di halaman 1dari 9

Kebijakan Ekonomi Internasional

KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Oleh : Samsul Huda
NIM : 2012.69.03.0033

DEFINISI
Dalam arti yang luas, kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan pemerintah, yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk dari
perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa tarif, kuota dan
sebagainya, tetapi juga meliputi kebijakan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempengaruhi perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya politik
moneter dan fiskal. Sedangkan definisi yang lebih sempit, politik ekonomi internasional
adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi
perdagangan dan pembayaran internasional.

1.
2.
3.

1.

INSTRUMEN DARI KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


Instrumen dari kebijakan ekonomi internasional diantaranya :
Kebijakan perdagangan internasional
Kebijakan pembayaran internasional
Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah terhadap akun tetap
(current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor
barang/jasa. Misalnya : tarif terhadap impor, perjanjian bilateral dan lain sebagainya.
Kebijakan pembayaran internasional meliputi tindakan / kebijakan pemerintah terhadap
capital account dalam neraca pembayaran internasional. Hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan pengawasan / pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan bantuan luar negeri dalam tindakan / kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan, hadiah, bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta
pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
Secara umum tujuan dari kebijakan ekonomi internasional itu dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Autarki
Tujuan sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Karena kebijakan
autarki bermaksud untuk menghindarkan diri dari pengaruh negara lain, baik itu pengaruh
ekonomi, politik maupun militer. Jadi negara yang melakukan kebijakan autarki tidak akan

2.

3.

4.

5.
a.
b.
c.

A.

1.
a)

b)

melakukan perdagangan dengan negara lain atau perekonomiannya merupakan perekonomian


yang tertutup.
Economic Welfare
Tujuannya bertentangan dengan tujuan autarki. Kebijakan ini mendorong adanya
perdagangan antar negara karena dengan mengadakan perdagangan internasional maka akan
memperolah keuntungan dari spesialisasinya. Oleh karena itu untuk mendorong adanya
perdagangan internasional maka halangan dalam perdagangan internasional (tarif, kuota, dll)
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti bahwa perdagangan dilakukan secara
bebas tanpa campur tangan pemerintah.
Proteksi
Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang
impor. Misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya. Negara melindungi
industri dalam negeri terutama industri yang baru tumbuh. Biasanya industri yang baru
tumbuh belum mampu bersaing dengan produksi dari negara lain, karena jumlah yang
diproduksi relatif belum banyak, dan skala produksinya masih kecil sehingga ongkos
produksinya masih tinggi. Akibatnya harga jualnya per unit juga tinggi. Di samping itu
mungkin juga kualitasnya belum sebaik kualitas barang sejenis yang dihasilkan oleh
negara lain.
Keseimbangan neraca pembayaran internasional
Apabila suatu negara mempunyai kelebihan cadangan valuta asing maka kebijakan
pemerintah melakukan stabilisasi ekonomi dalam negeri tidak akan banyak menimbulkan
masalah pada neraca pembayaran internasionalnya. Tetapi sangat sedikit negara yang
mempunyai posisi yang demikian.Terutama negara yang sedang berkembang posisi cadangan
valuta asing biasanya lemah. Pemerintah negara tersebut biasanya mengambil kebijakan
ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran internasionalnya.
Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa. Pengawasan ini biasanya tidak hanya
mengatur atau mengawasi lalu lintas barang saja tetapi juga modal.
Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan seperti misalnya :
Memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri
Mengurangi impor barang konsumsi yang tidak penting dan mendorong impor barang yang
penting
Mendorong ekspor dan sebagainya
Semua dilakukan untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional guna
menunjang pembangunan ekonomi di dalam negeri.
MACAM-MACAM RINTANGAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati
batas suatu negara. Tarif dapat dikenakan baik terhadap barang ekspor maupun barang impor,
akan tetapi didalam analisa, tarif impor jauh lebih penting dan hal ini yang ditekankan untuk
dibahas pada bagian ini.
Penggolongan tarif
Bea ekspor yaitu pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara
lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area suatu negara yang
memungut pajak. (Custom area : adalah daerah di mana barang-barang bebas bergerak
dengan tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan wilayah suatu
negara, tetapi kesamaan ini bukanlah suatu keharusan).
Bea Transito yaitu pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk melalui suatu
negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain.

c) Bea impor yaitu pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam custom area
suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.
2. Pembedaan tarif menurut jenisnya
a) Ad. Valorem duties yaitu bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam % dari nilai barang
yang dikenakan bea tersebut.
b) Specific duties yaitu bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik dari
barang
c) Specific ad. Valorem atau compound duties yaitu bea yang merupakan kombinasi antara
specific dan valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif ad.valorem
ditambah Rp. 20,- tiap unit
3. Efek tarif
Pembebanan tarif terhadap suatu barang mempunyai efek terhadap perekonomian suatu
negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
o Efek terhadap harga (price effect)
o Efek terhadap ekonomi (consumption price)
o Efek terhadap produksi (productive/import substitution effect)
o Efek terhadap pendapatan (revenue effect)
o Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
B. Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah terhadap barang yang masuk (quota import) dan keluar
(quota export)
1. Kuota impor
o Jenis kuota impor :
i. Absolut atau unilateral quota
Yaitu kuota yang besar/kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan
dengan negara lain.
ii. Negotiated atau bilateral quota
Yaitu kuota yang besar/kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.
iii. Tarif quota
Yaitu gabungan antara tarif dan kuota. Untuk sejumlah tertentu barang yang diijinkan masuk
(impor) dengan tarif tertentu, tambahan impor masih diijinkan tetapi dikenakan tarif yang
lebih tinggi.
iv. Mixing quota
Yaitu membatasi penggunaan bahan mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu dalam
produksi barang akhir. Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industri di dalam
negeri.
o Efek kuota impor :
Pembatasan jumlah barang yang diimpor akan menyebabkan berkurangnya barang impor
tersebut di pasar dalam negeri, sedangkan permintaan relative tetap. Keadaan ini akan
mengakibatkan harga barang impor tersebut di pasar dalam negeri lebih tinggi daripada di
pasar dunia sehingga akan menimbulkan adanya monopoly prifits (keuntungan karena
monopoli)
2. Kuota ekspor
Seperti halnya juga dengan impor, maka jumlah ekspor pun dapat dibatasi. Pembatasan
jumlah ekspor bertujuan untuk :
o Mencegah barang yang penting jatuh/berada di tangan musuh
o Untuk menjamin tersedianya barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup

o Untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilisasi.
Kuota ekspor ini biasanya dikenakan terhadap barang mentah yang merupakan perdagangan
penting dan di bawah suatu pengawasan badan internasional (misalnya kopi dan timah).

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu perekonomian dalam kehidupan sehari-hari sangatlah dibutuhkan demi
terjalinnya kerjasama yang memuaskan. Ilmu ini berperan sangat penting terutama dalam
perdagangan. Dalam materi Perdagangan Internasional banyak membahas tentang manfaat
maupun faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional tersebut. Selain
itu, perdagangan internasional tidak akan terwujud apabila tidak adanya kebijakan-kebijakan
yang menyertainya.
Kebijakan itu biasa disebut dengan kebijakan perdagangan internasional. Perdagangan
internasional berperan penting bagi suatu negara untuk memperluas pasar atas produk dalam
negeri. Kegiatan perdagangan internasional juga didukung peran pemerintah dalam berbagai
kebijakan. Perdagangan internasional yang kompleks membutuhkan aturan yang tegas
mengingat perdagangan internasional berdampak terhadap perekonomian suatu negara.
Berkaitan dengan hal tersebut, suatu negara menetapkan berbagai kebijakan perdagangan
internasional. Kebijakan tersebut merupakan rangkaian tindakan yang diambil pemerintah
utuk mengatasi kesulitan atau masalah dalam perdagangan internasional guna melindungi
kepentingan dalam negeri.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas, timbul beberapa masalah sebagai berikut :
a.

Apa pengertian, tujuan, serta sasaran dari kebijakan perdagangan internasional ?

b. Apa saja yang termasuk dalam macam-macam kebijakan perdagangan internasional ?


c.

Apa saja instrumen kebijakan perdagangan internasional ?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas mata pelajaran ekonomi.
2. Mempelajari lebih dalam lagi tentang kebijakan perdagangan internasional

3. Agar mempererat kekompakan dalam belajar.

D. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH


a. Dapat mengetahui tujuan dari kebijakan perdagangan internasional.
b. Dapat mengetahui macam-macam kebijakan perdagangan internasional.
c.

Dapat menambah ilmu tentang perdagangan melalui kebijakan tersebut.

d. Dapat menumbuhkan rasa kerjasama antaranggota kelompok.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN, TUJUAN, SERTA SASARAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN


INTERNASIONAL
Kebijakan perdangangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan diambil
untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna
melindungi kepentingan nasional. Tujuan kebijakan perdagangan internasional adalah :

Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negative dari situasi
perdagangan internasional yang tidak baik.

Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.

Melindungi lapangan kerja.

Menjaga keseimbangan BOP.

Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Menjaga stabilitas nilai tukar.


Sedangkan sasaran dari kebijakan internasional adalah :

Mendorong tercapainya transparansi pasar.

Menyediakan infrastruktur guna mendukung kegiatan perdagangan.

Mewujudkan iklim persaingan usaha sehat di pasar.

Meningkatkan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian.

Mendorong pemakaian produk lokal dengan meningkatkan kualitasnya.

Mengoptimalkan pasar dalam negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan.

Mengendalikan impor barang mewah di pasar dalam negeri.

B. MACAM-MACAM KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Tarif atau bea masuk


Pemerintah menetapkan kebijakan bahwa setiap barang yang diimpor harus
membayar pajak, yang dikenal sebagai tarif atau bea masuk. Tujuan penerapan tarif atau bea
masuk adalah sebagai berikut :

Menghambat mpor barang-barang/ jasa luar negeri.

Melindungi barang / jasa produksi dalam negeri.


Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor, sehingga
diharapkan harga barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga barang produksi
luar negeri yang diimpor tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/ jasa produksi dalam

negeri karena lebih murah dan lebih bisa bersaing untuk memperebutkan pelanggan.
Sekaligus menambah pendapatan pemerintah dari pajak. Kebijakan tarif meliputi bea ekspor,
bea impor, dan bea transito.

2. Kuota
Adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah maksimum yang dapat diimpor
suatu negara. Akibatnya:

Naiknya harga barang impor dalam negeri.

Mempertinggi daya saing produksi dalam negri dipasar dalam negeri.

Produksi dalam negri meningkat.


Kebijakan kuota mencakup :

a.

Kuota Impor
Kebijakan untuk membatasi masuknya jumlah barang impor ke pasar dalam negeri.
Dibedakan menjadi :

Absolute atau uniteral quota.


Negotiated atau bilateral quota.
Tariff quota.
Mixing quota.

b. Kuota Ekspor
Kebijakan untuk membatasi jumlah barang ekspor yang diangkut ke luar negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir :
a. Harga barang melambung tinggi,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
c. Meningktanya produksi di dalam negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir :
a. Harga barang turun,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
c. Produksi di dalam negeri berkurang.

3.

Larangan Ekspor Impor


Larangan ekspor merupakan larangan ekspor ke luar negeri untuk jenis barang
tertentu. Sedangkan laranga impor merupakan Larangan produksi luar negri masuk ke dalam
suatu negeri.

4.

Subsidi dan Premi


Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan subsidi
kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga
ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dll. Akibatnya harga produksi dalam negri menjadi murah,
mempertinggi daya saing produksi dalam negri di pasar dalam negeri.
Pengertian premi adalah bonus yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan pemerintah
untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang ditetapkan oleh
pemerintah. Akibatnya produksi dalam negeri dapat bersaing di luar negeri.

5.

Devaluasi
Diartikan kebijakan menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai valuta asing.
Kebijakan ini menyebabkan harga jual valuta asing meningkat yang berpengaruh terhadap harga
barang impor. Kebijakan devaluasi menyebabkan harga barang impor lebih mahal dan harga barang
ekspor menjadi murah di pasaran dalam negeri.

6.

Diskriminasi Harga
Diartikan kebijakan yang diberlakukan dengan cara menetapkan harga jual barang yang berbeda
antara satu negara dengan negara lain. Kebijakan ini bertujuan mengawasi tingkat harga jual dan beli
atas barang tertentu sehingga menghasilkan keuntungan yang sebesar besarnya. Alasan
diberlakukannya diskriminasi harga :

Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain.


Sifat permintaan tiap-tiap pasar berbeda.
Produsen mengeksploitasi sifat irasional konsumen.

7.

Dumping
Merupakan kebijakan menjual produksi dalam negeri di luar negeri lebih murah daripada
dalam negeri. Akibatnya pemasaran lebih luas, dan menghabiskan stok barang.

C. INSTRUMEN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1.

Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada suatu
perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri (Krugman, 247).
Dengan subsidi ini, harga suatu komoditi yang akan diperdagangkan akan dapat diperendah

sehingga dapat bersaing dalam dunia internasional. Catatan disini menurut saya adalah bahwa
subsisi ekspor adalah bentuk kebijakan perdagangan yang hanya dapat berlaku bagi engara
mauju, yang notabene sudah memiliki perekonomian yang stabil.
2.

Kuota Impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor
(Krugman, 250). Pembatasan ini diberlakukan oleh negara kepada pihak yang mengimpor
suatu produk, dimana terdapat ketentuan jumlah yang boleh diimpor, tidak diperbolehkan
melebihi jumlah maksimal. Menurut saya, bentuk pembatasan ini lahir dari kenyataan bahwa
seringnya komoditi impor justru lebih menguasai pasar domestic, dan berimplikasi logis pada
gulung tikarnya perusahaan lokal.

3.

Voluntary expor restraint (VER) juga dikenal sebagai pengekangan ekspor secara
sukarela. Merupakan bentuk pembatasan (kuota) atas jangkauan atau tingkat intensitas
hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor, jadi
bukan oleh pihak pengimpor. (krugman, 252). Secara politis, VER merupakan pilihan efektif
yang menawarkan beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan tarif. Namun ternyata
justru menimbulkan kerugian yang lebih besar dari sgei ekonomi.

4.

Persyaratan kandungan lokal (Local content requirement) merupakan suatu pengaturan


yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu produk secara fisik harus dibuat
didalam negeri, atau menggunakan bahan baku komponen-komponen setempat. (krugman,
254). Menurut saya, pertimbangan atas instrument yang satu ini menjelaskan perhitungan
bahwa keuntungan domestik akan lebih maksimal karena selain diperoleh adri tiap unit
komoditi yang diimpor, juga dapat menambah keuntungan pasar domestic. Kelemahannya
adalah, kurang jelasnya sistematika yang ada, misalnya mengenai jumlah maksimal dan
regulasi komoditi antara satu negara pengimpor dengan negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai