Anda di halaman 1dari 8

Tugas : membuat resume chapter 18, 19 dan 20

BAB 18 : Keterbukaan dalam Pasar Barang dan Pasar Keuangan.


Keterbukaan memiliki 3 dimensi berbeda yaitu :

a. Keterbukaan di pasar barang yaitu kemampuan konsumen dan perusahaan untuk memilih
antara barang domestic dan barang asing.
b. Keterbukaan di pasar keuangan yaitu kemampuan investor keuangan untuk memilih di
antara asset domestic dan asset asing
c. Keterbukaan di pasar faktor produksi yaitu kemampuan perusahaan untuk memilih dimana
mereka akan menempatkan produksi dan kemampuan pekerja untuk memilih dimana
mereka akan bekerja.

18-1 Keterbukaan di Pasar Barang

 Ekspor dan impor : yaitu jika ekspor melebihi impor, akan terjadi surplus perdagangan
(secara ekuivalen, neraca perdagangan positif), dan jika impor melebihi ekspor, akan
terjadi deficit perdagangan (secara ekuivalen, neraca perdagangan negatif).
Indeks keterbukaan yang lebih baik daripada rasio ekspor atau impor adalah proporsi
output aggregate yang dibentuk dari barang yang dapat diperdagangkan (tradable goods)
asing.
Semakin kecil suatu Negara, semakin ia harus menspesialisasi produk dan hanya
mengekspor beberapa produk dan bergantung pada impor untuk produk lain.

 Pilihan antara barang domestik dan barang asing.


 Pada sebuah perekonomian tertutup, masyarakat menghadapi satu keputusan yaitu
menabung, atau membeli (konsumsi)
 Pada sebuah perekonomian terbuka, mereka mengahadapi dua keputusan yaitu
menabung, atau membeli. Membeli barang domestic atau membeli barang asing.
 Kurs nominal adalah harag relative mata uang, yaitu kurs nominal dapat digunaka
untuk membentuk kurs riil

 Kurs nominal
Kurs nominal antara dua mata uang dapat ditentukan dengan dua cara:
 Sebagai harga dari mata uang domestik dakam mata uang asing
 Sebagai harga dari mata uang asing dalam mata uang domestic
 Nilai tukar antara dolar dan sebgian besar mata uang asing berubah setiap hari,
perubahan tersebut disebut apresiasi nominal dan depresiasi nominal
a. Apresiasi (apretiation) dari mata uang domestik adalah peningkatan harga mata
uang domestic terhadap mata uang asing.
b. Depresiasi (depretiation) dari mata uang domestic adalah penurunan harga mata
uang domestic terhadap mata uang asing.
 Pergerakan dalam kurs : devaluasi dan revaluasi digunakan ketika suatu Negara
beroperasi dengan menerapkan kurs tetap (fixed exchange rates) yaitu suatu system
dimana dua atau lebih Negara mempertahankan kurs yang konstan terhadapa mata uang
mereka.

 Dari kurs nominal ke kurs riil


 Deflator GDP berdasarkan definisi adalah indeks harga untuk serangkaian barang jadi
dan jasa yang diproduksi di suatu perekonomian.
 Kurs riil didapat dengan mengalikan tingkat harga domestic dengan kurs nominal dan
kemudian membaginya dengan tingkat harga asing.
 Kurs riil bergerak seiring berlalunya waktu. Perubahan tersebut disebut apresiasi riil
atau depresiasi riil.
a. Peningkatan dalam kurs berarti peningkatan harag relatif barang domestic terhadap
barang asing yang disebut apresasi riil
b. Penurunan kurs riil berarti penurunan harag relatif barang domestic terhadap barang
asing disebut depresasi riil.

 Dari Kurs Bilateral ke Kurs Multilateral


 Kurs riil multilateral atau kurs riil adalah rata-rata tertimbang dari kurs bilateral, dengan
beban masing-masing Negara asing sama dengan bagiannya dalam perdagangan.

18-2 Keterbukaan di Pasar Keuangan


Keterbukaan di pasar keuangan dimana investor melakukan diversifikasi dan spekulasi
yaitu membeli atau menjual asset asing mengimplikasikan membeli atau menjual mata uang asing
yang disebut pertukaran valuta asung ( foreign exchange)
 Neraca Pembayaran
 Transaksi suatu Negara dengan Negara lain, termasuk aliran perdagangan dan aliran
keuangan disebut neraca pembayaran.
 Transaksi berjalam yaitu transaksi-transaksi di atas garis pembatas mencatat
pembayaran kepada dan dari seluruh dunia, yang terdiri dari ekspor, impor, pendapatn
yang diterima, pendapatan dibayarkan, penfapatan bersih, transfer bersih yang ditrima
dan neraca transaksi berjalan.
 Transaksi modal yaitu yang terdiri dari peningkatan kepemilikan suatu Negara oleh
Negara asing, peningkatan kepemilikan asset asing oleh penduduk dalam negeri suatu
Negara, neraca transaksi modal dan diskrepansi statistic.
 Pilihan Antara Aset Domestik dan Asing
 Keterbukaan di pasar keuangan mengimplikasikan baha seseorang menghadapi sebuah
keputusan keuangan baru.
 Pada saat inflasi yang sangat tinggi, masyarakat terkadang berpindah ke mata uang
asing, sering kali dolar, untuk digunakan bahkan di beberapa transaksi domestic.

 Suku Bunga dan Kurs


 Kondisi paritas suku bunga :
(1+𝑖𝑡∗ )
(1 + it) = 𝑒 − 𝐸 )/𝐸 ]
[1+(𝐸𝑡+1 𝑡 𝑡

Persamaan tersebut memberikan hubungan antara suku Bungan nominal domestic, it,
suku bungan nominal asing 𝑖𝑡∗ , dan tingkat apresiasi mata uang domestik yang
diharapkan.
𝑒
 Jika 𝐸𝑡+1 = 𝐸𝑡 , kondisi paritas suku bunga mengimplikasikan it = 𝑖𝑡∗∗ . Dalam kasus ini
kondisi arbitrase mengimplikasikan bahwa suku bunga dikedua Negara harus bergerak
bersama.

BAB 19 : Pasar Barang dalam Perekonomian Terbuka


19-1 Hubungan IS dalam Perekonomian Terbuka
 Permintaan Akan Barang Dometsik
 Permintaan domestic mengacu pada barang asing
 Permintaan asing mengacu pada barang domestic
 Permintaan akan barang domestic, Z diberikan dengan persamaan :
Z = C + I + G + IM/€ + X

 Determinan C, I, dan G
 Permintaan domestic : C + I + G = C(Y – T) + I(Y,r) + G
 Kurs riil tidak akan mempengaruhi total investasi
 Konsumsi bergantung secara positif pada pendapatan disposable, Y – T, dan bahwa
investasi bergantung secara positif pada produksi, Y, dan secara negatif pada suku
bunga riil, r.

 Determinan Impor
 Impor merupakan bagian dari permintaan domestic yang mengacu pada barang asing
 Impor bergantung pada kurs riil yaitu harga barang domestik dalam bentuk barang
asing.
 Peningkatan pendapatan domestic, Y (secara ekuivalen, peningkatan output domestic
yaitu pendapatan dan output masih sama dalam perekonomian terbuka) menyebabkan
peningkatan impor.
 Peningkatan kurs riil,€, menyebabkan peningkatan impor, IM.

 Determinan Ekspor
 Ekspor adaah bagian dari permintaan asing yang mengacu pada barang domestic.
 Pendapatan asing yang lebih tinggi meyebabkan ekspor yang lebih tinggi. Ekspor
juga bergantung pada kurs riil.
 Peningkatan pendapatan asing, Y* menyebabkan peningkatan ekspor
 Peningkatan kusr riil, €, menyebabkan penurunan ekspor.
 Permintaan akan barang domestic diperoleh dengan mengurangkan nilai impor dari
permintaan domestic dan kemudian menambahkan ekspor.

19-2 Output Ekuilibrium dan Neraca Perdagangan


 Pasar barang berada dalam ekuilibrium ketika output domestik sama dengan permintaan
baik domestic maupun asing yaitu : Y = Z

19-3 Peningkatan Permintaan, Domestik, atau Asing


 Peningkatan permintaan domestic
 Peningkatan pengeluaran pemerintah menyebabkan defisit perdagangan.
 Peningkatan pengeuaran pemerintah meningkatkan output. Multiplier lebih kecil
ketimbang dalam perekonomian terbuka.
 Peningkatan Permintaan Asing
 Peningkatan output asing dapat diakibatkan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah
asing.

 Pembahasan Ulang Kebijakan Fiskal


 Peningkatan permintaan domestik selain menyebabkan peningkatan output domestic
tetapi juga menyebabkan penurunan neraca perdagangan.
 Peningkatan permintaan asing (yang dapat berasal dari jenis perubahan yang terjadi di
luar negeri) meyebabkan peningkatan output domestic dan perbaikan neraca
perdagangan.

19-4 Depresiasi, Neraca Perdagangan, dan Output


 Kurs riil, € (harga barang domestic dalam bentuk barang asing) sama dengan kurs nominal,
E (harga mata uang domestic dalam wujud mata uang asing) dikalikan tingkat harga
domestik, P, dibagi dengan tingkat harga asing.

 Depresiasi dan Neraca Perdagangan: Kondisi Marshall-Lerner

 Ketika kurs riil meningkat , depresiasi riil mempengaruhi neraca perdagangan melalui
tiga saluran terpisah:
a. Ekspor, X meningkat
b. Impor, IM, menurun
c. Harga relatif barang asing dalam bentuk barang domestic.
 Kondisi marshall-lerner adalah kondisi diaman depresiasi riil menghasilkan
peningkatan ekspor bersih.

 Dampak Depresiasi
 Depresiasi meyebabkan pergeseran permintaan, baik asing maupun domestik, menuju
barang domestik. Pergeseran permintaan tersebut, pada gilirannya menyebabkan
peningkatan output domestic maupun perbaikan neraca perdagangan.

 Menggabungkan Kurs dan Kebijakan Fiskal


 Depresiasi akan mengurangi defisit perdagangan, tetapi juga akan meningkatkan
output. Kontraksi fiskal akan mengurangi defisit perdagangan, tetapi akan menurunkan
output.
19-5 Membahas Dinamika: Kurva-J
Respon neraca perdagangan terhadap kurs
riil :
o Pada awalnya: X, IM tidak berubah,€
turun.
o Pada akhirnya: X naik, IM turun, €
turun

19-6 Tabungan, Investasi, dan Neraca Transaksi Berjalan


 Pendapatan penduduk domestic sama dengan output, Y, ditambah laba bersih dari luar
negeri, NI, ditambah transfer bersih yang diterima. Sehingga dituliskan dengan persamaan:
(Y + NI +NT – T) – C =I + (G – T) + (NX + NI + NT)
 Jumlah ekspor bersih, pendapata bersih dari luar negeri, dan transfer bersih sama dengan
trasaksi berjalan yang dituliskan dengan persamaan :
S = I + (G – T) + CA
 Kondisi equilibrium di pasar barang dapat ditulis ulang sebaagi kondisi di mana tabungan
(publik dan pribadi) dikurangi investasi harus sama dengan saldo transaksi berjalan.
BAB 20: Output, Suku Bunga, dan Kurs
20-1 Ekuilibrium di Pasar Barang
 Kondisi pasar ekuilibrium :
Y = C(Y – T) + I(Y, r) + G – IM/(Y,€)/€ + X(Y*,€)
 Konsumsi, C bergantung secara positif pada pendapatan disposable (Y – T)
 Investasi, I, bergantung secara positif oleh output, Y, dan secara negatif pada suku
Bungan riil,€
 Pengeluaran pemerintah, G, diperhitungkan seperti yang diberikan
 Impor, IM, bergantung secara positif baik pada output, Y, maupun kurs riil, €.
 Ekspor, X, bergantung secara positif pada output asing, Y*, dan secara negatif pada
kurs riil, €

 Peningkatan suku Bungan riil menyebabkan penurunan pengeluaran investasi

 Peningkatan kurs riil menyebabkan pergeseran permintaanke barang asing, sehingga


menyebabkan penurunan ekspor bersih

20-2 Ekuilibrium di Pasar Keuangan


 Uang versus Obligasi
 Jumlah uang beredar sama dengan permintaan uang : M/P = YL(i)
 Permintaan riil atas uang bergantung pada tingkat transaksi ekonomi yang diukur
dengan output riil dan biaya oportunitas memegang uang dan Bunga obligasi

 Obligasi Domestik Versus Obligasi Asing


 Peningkatan suku bunga domestic menyebabkan peningkatan kurs
 Peningkatan suku bunga asing mengakibatkan penurunan kurs
 Peningkatan kurs masa mendatang yang diharapkan menyebabkan peningkatan kurs
saat ini.
 Peningkatan suku bunga domestic relatif terhadap suku bunga asing menyebabkan
apresiasi.

20-3 Menempatkan Pasar Barang dan Keuangan Bersama-sama


 Ekuilibrium pasar barang menyiratkan bahwa output bergantung, di antara berbagai faktor
yang lain, pada suku bunga dan nilai tukar atau kurs:
Y = C(Y – T) + I(Y,i) + G + NX(Y, Y*, E)
 Suku bunga pada akhirnya ditentukan oleh ekuitas dari jumlah uang beredar dan
𝑀
permintaan uang : = 𝑌 𝐿 (𝑖)
𝑃
 Kondisi paritas suku bunga menyiratkan hubungan negatif antara suku bunga domestic dan
1+𝑖
kurs : E = 1+𝑖 ∗ 𝐸 𝑒
 Suku bunga yang tinggi menyebabkan penurunan investasi, penurunan permintaan akan
barang domestik dan penurunan output
 Peningkatan suku bunga domestik menghasilkan peningkatan kurs apresiasi

20-4 Dampak Kebijakan dalam Perekonomian Terbuka


 Dampak kebijakan fiskal dalam perekonomian terbuka
 Peningkatan pengeluaran pemerintah menyebabkan peningkatan output, peningkatan
suku bunga, dan apresiasi.
 Peningkatan pengeluaran pemerintah akan menggeser kurva IS ke kanan.
 Peningkatan pengeluaran pemerintah tidak menggeser kurva LM atau garis paritas suku
bunga.

 Dampak kebijakan moneter dalam perekonomian terbuka


 Kontraksi moneter menyebabkan penurunan output, peningkatan suku bunga, dan
apresiasi.
 Kontraksi moneter menggeser kurva LM ke atas, namun tidak menggeser kurva IS dan
kurva paritas suku bunga

20-5 Sistem Kurs Tetap


 Pematokan Kurs dan Pengendalian Moneter
 Berdasarkan kurs tetap, bank sentral mempasrahan kebijakan moneter sebagai
instrumen kebijakan. Dengan kurs tetap, suku bunga domestik harus sama dengan suku
bunga asing. Jumlah uang beredar juga harus disesuaikan sehingga mempertahankan
sukuk bunga.

 Kebijakan Fiskal Menurut Kurs Tetap


 Menurut kurs tetap, kebijakan fiskal lebih berperan ketimbang menurut kurs fleksibel.
Itu disebabkan karena kebijakan fiskal memicu akomodasi moneter

Anda mungkin juga menyukai