Anda di halaman 1dari 10

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]

Sistem Lalulintas Devisa dan Sistem Nilai


Tukar
Kebijakan devisa dan kebijakan nilai tukar yang dianut Indonesia telah mengalami perubahan
dan perkembangan mengikuti tingkat pembangunan yang dicapai oleh pemerintah Indonesia.
Sebelum tahun 1970 misalnya, Indonesia menganut rezim devisa kontrol. Berdasarkan
rezim ini setiap penduduk tidak diberikan kebebasan untuk memiliki dan menggunakan
devisa. Artinya adanya pembatasan dalam jumlah pembelian dan penjualan mata uang asing
antara penduduk dan non penduduk termasuk kewajiban menjual devisa kepada negara.
Demikian pula halnya perpindahan aset dan kewajiban finasial antara penduduk dan non
penduduk termasuk aset dan kewajiban luar negeri antar penduduk juga dibatasi. Kebijakan
kontrol devisa secara bertahap mulai ditinggalkan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan
Indonesia membuka diri kembali terhadap modal asing yaitu dengan diundangkannya
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (selanjutnya disebut
UU PMA). Perubahan kebijakan ekonomi Indonesia mengundang modal asing antara lain
disebabkan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1965-1966.
Pada tahun 1960an adalah masa suram perekonomian Indonesia. Inflasi tidak terkendali,
suasana politik tidak menentu dan Indonesia terisolasi dari masyarakat internasional. Padahal,
keberadaan perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia akan mempunyai
efek katalisator bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk menarik modal asing, UU
PMA tersebut menyediakan insentif berupa penggunaan tenaga kerja asing, hak atas tanah,
kelonggaran perpajakan, hak transfer dan repatriasi, jaminan hukum terhadap kemungkinan
nasionalisasi dan penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional.
Perusahaan penanaman modal asing diberikan insentif berupa hak transfer. Pasal 19 UU
PMA menetapkan kepada perusahaan modal asing diberikan hak transfer dalam valuta asli
dari modal atas dasar nilai tukar yang berlaku untuk keuntungan yang diperoleh modal
sesudah dikurangi pajak-pajak dan kewajiban pembayaran lain di Indonesia serta biaya- biaya
yang berhubungan dengan tenaga asing yang dipekerjakan di Indonesia. Penjelasan Pasal 19
UU PMA menyatakan bahwa hak transfer merupakan suatu perangsang untuk menarik modal
asing. Semua transfer diijinkan untuk dilaksanakan dalam valuta asli, yaitu valuta (mata
uang) dari modal asing yang ditanamkan di Indonesia. Apabila modal yang ditanamkan
dalam dollar AS maka transfer dapat dilakukan dalam mata uang dollar AS pula.
Setelah tahun 1970, Indonesia mulai melakukan deregulasi rezim devisa menuju
diterapkannya rezim devisa bebas, yaitu suatu sistim lalu lintas devisa dimana
perpindahan aset dan kewajiban finasial antara penduduk/resident dan non penduduk/non
resident termasuk aset dan kewajiban luar negeri antar penduduk dibebaskan. Setiap
penduduk bebas memiliki dan menggunakan devisa, tanpa adanya pembatasan dalam jumlah
pembelian dan penjualan mata uang asing antara penduduk dan atau non penduduk. Tidak
ada kewajiban menjual devisa kepada negara, sehingga penggunaan devisa bebas dimiliki
oleh siapapun untuk melakukan kegiatan perdagangan internasional, transaksi di pasar uang
dan transaksi di pasar modal.
Kebijakan penerapan rezim devisa bebas diawali dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah
No.16 Tahun 1970 tanggal 17 April 1970. Melalui Peraturan Pemerintah tersebut pemerintah
melonggarkan pengawasan devisa dan membuka kesempatan bagi masuknya penerimaan
1

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]


modal asing serta memberikan kebebasan dalam memiliki, menjual dan membeli mata uang
asing. Namun demikian, eksportir masih tetap diwajibkan menyerahkan devisa hasil ekspor
kepada bank devisa yang kemudian oleh bank devisa tersebut dijual ke Bank indonesia.
Pihak-pihak yang membutuhkan devisa seperti importir dapat membeli devisa dari bank
devisa .
Sementara itu, untuk menentukan nilai tukar rupiah dilakukan dengan menggunakan transaksi
di Bursa Valuta Asing. Pada tahun 1970, nilai tukar ditetapkan melalui transaksi yang terjadi
di Bursa Valuta Asing. Pada Agustus 1971, terjadi perubahan mendasar dalam penetapan
nilai tukar yaitu nilai tukar tidak lagi ditetapkan berdasarkan transaksi di bursa melainkan
ditetapkan oleh pemerintah (Bank Indonesia) dengan mengaitkan nilai tukar rupiah pada
dollar Amerika Serikat.Tujuan perubahan kebijakan tersebut adalah untuk mendorong
ekspor dan meningkatkan penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal
asing.
Devaluasi dilakukan karena kebijakan nilai tukar yang dianut adalah sistem nilai tukar tetap.
Nilai rupiah dikaitkan dengan dolar Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini menyebabkan nilai
rupiah yang berlaku bukan cerminan nilai rupiah sebenarnya di pasar (real exchange rate)
sehingga pada 15 November 1978 pemerintah melakukan kebijakan devaluasi rupiah sebesar
33,6% yaitu dari Rp 415 per dolar AS menjadi Rp 625 per USD. Selain melakukan devaluasi
nilai rupiah, pemerintah juga menerapkan sistem nilai tukar baru yaitu sistem nilai tukar
mengambang terkendali dengan mengaitkan nilai tukar rupiah terhadap sekeranjang mata
uang mitra dagang utama. Dalam sistem ini, ditetapkan nilai tukar indikasi dan membiarkan
nilai tukar bergerak dalam kisaran tertentu. Pemerintah melakukan intervensi apabila nilai
tukar bergerak melebihi batas atas atau batas bawah. Tujuan diterapkannya sistem nilai tukar
terkendali adalah untuk mencegah nilai rupiah mengalami over-valued atau under-valued
dibandingkan dengan nilai tukar yang sebenarnya (real exchange rate) yang selalu berubah
sesuai dengan perkembangan pasar.
Usaha untuk menarik modal asing kembali mengemuka ketika Indonesia mengalami krisis
ekonomi kedua yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997. Indonesia memerlukan modal
asing untuk menciptakan lapangan kerja dan mengatasi pengangguran yang pada tahun 2006
mencapai sekita 11.600.000 orang, ditambah 1,8 juta orang masuk ke lapangan kerja tiap
tahun. Untuk menyerap angkatan kerja tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tinggi.
Kenaikan 1% pertumbuhan ekonomi pada tingkat pertumbuhan ekonomi 6% dapat menyerap
sekitar 600.000 tenaga kerja. Kenaikan 1% pertumbuhan ekonomi tersebut membutuhkan
dana pembangunan Rp 125 triliun.7Jumlah dana sebesar itu sulit jika hanya dipenuhi melalui
penanaman modal dalam negeri.Pada dasarnya, pemilihan penerapan sistim devisa dan
sistem nilai tukar memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika suatu negara menerapkan
sistim devisa bebas, maka ada beberapa kelebihan yang akan diperoleh antara lain
kemudahan untuk akses ke sumber pendanaan keuangan luar negeri, kemudahan untuk
akses pelaku ekonomi domestik untuk melakukan investasi global dan transaksi aset
secara internasional. Sistem, devisa bebas juga memberi kemudahan mengalokasikan
sumber- sumber daya dalam perekonomian melalui kompetisi untuk financial resources.
Kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai ketersediaan sumber-sumber pendanaan
bagi investasi domestik, pembiayaan perdagangan, dan kegiatan perekonomian lainnya.
Efisiensi lembaga-lembaga keuangan domestik melalui diseminasi pengaruh kompetisi
dengan lembaga keuangan internasional, memacu otoritas moneter untuk terus melahirkan
good policy yang kredibel berdasarkan kebijaksanaan yang berorientasi kepada standar
efisien perekonomian dunia.
2

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]


Disamping itu, adapun beberapa kekurangan dari penerapan sistem devisa bebas antara
lain herd behavior dari gerak modal internasional. Bagi negara dengan institusi
keuangan lemah sistem devisa bebas dapat merusak kestabilan perekonomian,
menyulitkan targeting besaran moneter dalam pelaksanaan kebijakan, struktur modal
asing yang masuk didominasi oleh modal-modal jangka pendek, dan sangat sensitif
terhadap kredibilitas kebijakan pemerintah terutama kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal. Penerapan sistem devisa bebas tanpa diikuti dengan kebijakan pemantauan
lalulintas devisa dan penentuan sistem nilai tukar yang kredibel juga dapat menimbulkan
dampak negatif bagi perekonomian nasional. Untuk meminimalisir dampak negatif
tersebut, sistim devisa bebas perlu ditopang dengan perangkat kebijakan perekonomian
yang kuat dan efisien.
Artikel tentang sistem devisa bebas

Sistim Devisa Bebas dipersoalkan Lagi.............!


Setelah Malaysia menerapkan pengekangan (controls) pada sistim lalu lintas devisanya maka
debat di Jakarta mulai lagi, apakah Indonesia juga tidak perlu mengadakan controls atau
pengendalian pada lalu lintas devisanya? Pada umumnya, pemerintah dan para ekonom
profesional berhati-hati dalam sikapnya, dan tidak menganjurkan controls pada waktu ini.
Sikap pemerintah dan Bank Indonesia lebih pasti: tidak memikirkan mengubah sistim yang
berlaku.
Di lain fihak, Iman Taufik dari Kadin Indonesia berpendapat bahwa kondisi lingkungan
strategis akan memaksa Indonesia menerapkan langkah tersebut dan Kadin Indonesia akan
terus mendesak diterapkannya kebjiakan itu. Kontrol devisa yang sifatnya terbatas, atau
semi kontrol devisa, diperlukan, katanya.
Pakar pasar uang, Thoemion (BN: mohon ejaan nama ini dicheck), di TV, juga yakin bahwa
apa yang dilakukan Malaysia lebih baik daripada free float dan tingkat bunga tinggi yang
dilakukan Bank Indonesia. Keluhan dunia bisnis mengenai tingkat bunga (SBI) yang sangat
tinggi dan kurs rupiah yang bisa bergolak dari hari ke hari adalah sangat umum. Dunia bisnis
tidak bisa bekerja dan survive di lingkungan demikian.
Maka pemerintah dan Bank Indonesia betul-betul mengalami dilema. Akan tetapi, secara
praktis tidak ada pilihan lain daripada mempertahankan kebijakan yang ada sampai sekarang.
Salah suatu faktor, yang kebetulan sangat menentukan, adalah IMF. Walaupun pemerintah
masih berdaulat untuk menyimpang dari kebijakan yang sudah disetujui bersama dengan
IMF, resikonya adalah bahwa kucuran dana IMF US$ 1 milyar sebulan dan seluruh paket
bantuan CGI US$ 14 milyar untuk tahun anggaran ini bisa terkatung.
Apakah kebijakan yang dianut IMF itu salah atau tidak, itu tidak relevan. Kalau pun itu salah,
tetapi kalau IMF dan lain-lain donor menghentikan arus dana bantuannya maka ekonomi
serta keuangan Indonesia pasti lebih terpuruk.
Ini pasti! Ekonomi Indonesia hanya bisa berjalan kalau arus modal dari luar mau masuk. Arus
modal swasta, termasuk dari perbankan, masih ragu. Hanya arus modal resmi (official aid
flows) yang jalan. Kita tidak boleh mengganggu kepastian arus ini.ada berita dari media asing
yang mengatakan bahwa Hubert Neiss in prinsip tidak keberatan terhadap sesuatu
3

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]


pengendalian regim devisa. Tetapi, di hari Kamis 17 Oktober terbaca bantahan dari wakil
IMF di Jakarta, Kadhim Al-Eyed, (kepada Kompas) bahwa pemberitaan itu merupakan
kesalahan kutip kantor berita asing atas pernyataan Direktur IMF untuk Kawasan Asia
Pasifik, Hubert Neiss, di Korea Selatan.
IMF tetap berpegang pada belum saatnya bagi Indonesia untuk menerapkan kebijakan
kontrol devisa. Penerapan kontrol devisa untuk saat ini akan membuyarkan kepercayaan
asing terhadap kebijakan ekonomi Indonesia. Untuk jangka panjang, penerapan sistim kontrol
devisa juga tidak efektif di Indonesia.
Demikianlah fatwa IMF. Untuk kepentingan praktis maka Pemerintah RI tidak bisa
mengabaikannya karena resikonya adalah kehilangan (kepastian) $ 14 milyar untuk tahun
ini. P.M. Mahathir bisa menerapkan controls karena Malaysia tidak terikat kepada perjanjian
dengan IMF.
Pernah dipertanyakan: apakah kebijakan Malaysia akan ada dampaknya pada Indonesia?
Mula-mula jawabnya cenderung tidak ada. Akan tetapi sekarang tampak interaksinya.
Yakni apa yang terjadi di sesuatu negara Asia Tenggara atau Timur senantiasa ada
pengaruhnya di negara-negara tetangganya. Ini adalah kelanjutan dari contagion effect
yang mewarnai krisis moneter di Asia.
Dampak pengaruhnya adalah pasar saham dan modal (di Jakarta), terutama fihak asing yang
sekarang dominan, merasa tak aman: apakah Indonesia akan meniru Malaysia atau tidak?
Harga-harga saham di bursa jatuh. Isyarat-isyarat yang datang dari Jakarta serba rancu. Fihak
Bank Indonesia dan pemerintah secara keras menolak akan adanya kebijakan yang meniru
Malaysia. Tetapi dari dunia usaha ada isyarat-isyarat yang lain, seperti disebut di atas ini.
Kiranya, para pelaku internasional di pasar modal untuk beberapa hari merasa cemas dan kurs
sham serta rupiah sedikit terpuruk, tetapi setelah beberapa lama maka mereka akan lebih
mengindahkan isyarat-isyarat yang datang dari pemerintah dan Bank Indonesia, selama itu
consistent.
Yang ingin kita kemukakan di sini adalah bahwa ada dua segi dari permasalahan yang sering
dicampur-adukkan. Segi pertama adalah pengelolaan kurs (rupiah), apakah itu berdasarkan
free float atau terkendali, misalnya bergerak di dalam suatu band atau rentang. Segi lain
menyangkut capital controls, artinya, kalau mau transfer untuk kepentingan yang bukan
untuk impor dan ekspor (artinya current account) maka harus ada izin. Misalnya, transfer
keuntungan atau angsuran pinjaman memerlukan pengujian serta perizinan. Di Malaysia
sekarang para turis pun mengeluh karena ringgit yang kelebihan tidak bisa mereka tukarkan
kembali menjadi dolar di airport ketika mau pulang. Ini contoh dari controls.
Tetapi di Malaysia memang kebijakan baru menyangkut keduanya, pertama mengenai
penentuan kurs (yakni fixed pada R 3,8 per dollar AS), dan adanya capital controls.Di
Indonesia, Kadin Indonesia yang menganjurkan semi kontrol mungkin hanya ingin melihat
kurs rupiah tidak diserahkan kepada pasar secara free float melainkan dikendalikan oleh
Bank Indonesia supaya bergerak di dalam suatu band. Mengenai capital controls-nya kurang
ditekankan. Akan tetapi, ada pertanyaan: apakah kurs (rupiah) bisa dikendalikan tanpa capital
controls? Ada yang mengatakan tidak bisa, akan tetapi kalau band-nya fleksibel maka
mungkin bisa tanpa capital controls. Tetapi, kalau tanpa capital controls maka cadangan
devisa harus lebih besar. Bisa dipenuhikah? (HABIS).

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]

Sistem kurs
Pengertian Kurs Mata Uang. Definisi kurs / juga dikenal sebagai nilai tukar adalah rasio
pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara . Atau dengan kata lain kurs dapat
diartikan sebagai harga satu unit mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik.
*Macam-macamkurs
Kurs jual, adalah harga saat bank menjual valuta asing.
Kurs beli, adalah harga saat bank membeli valuta asing.
Untuk menghitung nilai tukar valuta asing, baik penggunaan kurs jual maupun kurs beli
dipandang dari sisi bank atau dari sisi pedagang valuta asing.
*Penentuan kurs valuta asing
Dapat terjadi karena dua hal:
a. kurs devisa tetap standar emas, yaitu dengan mengaitkan nilai suatu mata uang dengan
emas.
Terdiri dari 4 macam kurs valuta asing, yaitu:
1. kurs paritas arta yasa, menunjukkan perbandingan berat emas yang diperoleh dengan
menukarkan satu satuan uang sebuah negara dengan satu satuan uang negara lain.
2. kurs titik ekspor emas, yaitu kurs valuta asing tertinggi dalam sistem standar emas.
3. kurs titik impor emas, yaitu kurs valuta asing terendah dalam sistem standar emas.
4. kurs valuta asing yang terjadi, merupakan kurs yang bergerak naik turun di sekitar kurs
paritas arta yasa.
b. kurs devisa tetap standar kertas
pemerintah menetapkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain dan
berusaha mempertahankannya dengan berbagai macam kebijaksanaan.
a. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Pada sistem ini, kurs ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya, pemerintah menetapkan bahwa
US $ 1 = Rp 8.000,- dan 1 yen = Rp 5.000,-. Akan tetapi, pada kenyataannya walaupun kurs
sudah ditetapkan pemerintah, kurs masih mengalami perubahan. Perubahan kurs tersebut
terjadi karena adanya perubahan kekuatan permintaan dan penawaran. Kadang terjadi
kelebihan permintaan dan kadang terjadi kelebihan penawaran. Agar kurs berada di tingkat
yang sudah ditetapkan, pemerintah harus meredam efek dari kelebihan permintaan atau
penawaran tersebut.
Jika terjadi kelebihan permintaan, pemerintah akan menjual persediaan mata uang untuk
memenuhi kelebihan permintaan tersebut. Dan, bila terjadi kelebihan penawaran, pemerintah
akan membeli kelebihan penawaran tersebut. Perhatikan grafik berikut:

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]

Gambar 1. Grafik Sistem Kurs Tetap.


Pada awalnya, pemerintah menetapkan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika
adalah US $ 1 = Rp 8.000,-. Karena impor barang dari Amerika meningkat maka permintaan
terhadap dolar Amerika juga meningkat, dari Q0 menjadi Q1 yang akhirnya membuat kurva
permintaan bergeser dari D0 ke D1. Apabila pemerintah tidak campur tangan maka akan
terbentuk tingkat kurs yang baru sebesar E1. Oleh karena itu, agar tingkat kurs tetap pada US
$ 1 = Rp 8.000,- maka pemerintah (melalui Bank Sentral) akan menjual cadangan dolar
Amerika sehingga kurva penawaran dolar Amerika akan bergeser ke kanan dari E1. dan
terbentuklah tingkat kurs yang besarnya sama dengan tingkat semula yakni US $ 1 = Rp
8.000,-.
b. Sistem Kurs Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate System)
Pada sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah.
Kurs bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan
penawaran. Sistem kurs bebas disebut juga dengan istilah Sistem Kurs Mengambang.
Selanjutnya, perhatikan grafik berikut.

Pada awalnya, tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagai titik keseimbangan. Bila
impor terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar Amerika
untuk membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan bergeser
ke D1. Hal itu mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada titik E1, nilai tukar
6

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]


rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS atau US $ 1 = Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai
dolar Amerika telah mengalami peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya
1 dolar Amerika hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).
Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika menurun maka permintaan terhadap
dolar Amerika juga menurun yang pada akhirnya akan menggeser kurva permintaan
dari D0 menjadi D2. Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US $ 1 =
Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan (depresiasi) terhadap
rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah bahwa berapa pun harga
keseimbangan (baik pada E0, E1, atau E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan
merupakan jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.
1.
2.
3.
4.

Kebaikan dari sistem mengambang kurs bebas adalah:


Pemerintah tidak perlu menyediakan cadangan devisa untuk mengendalikan kurs.
Tidak ada pasar gelap yang memanfaatkan perbedaan tingkat kurs.
Tidak ada defisit atau surplus neraca pembayaran karena mekanisme pasar akan
segera menyeimbangkan defisit dan surplus menjadi neraca pembayaran yang
seimbang.

Adapun keburukan dari sistem kurs bebas adalah kurs mudah sekali berubah-ubah, sehingga
menimbulkan ketidakpastian transaksi ekspor, impor dan transaksi-transaksi lain yang
berkaitan dengan mata uang asing.
c. Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate System)
Pada sistem ini, tinggi rendahnya kurs ditentukan oleh mekanisme pasar. Yakni, ditentukan
oleh kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Akan tetapi, dalam sistem ini
pemerintah masih dapat mengendalikan tingkat kurs bila kurs bergerak naik atau turun
melampaui batas yang telah ditetapkan. Contohnya, ditetapkan bahwa kurs boleh naik atau
turun dengan batas 1% di atas atau 1% di bawah kurs yang telah ditentukan. Apabila ternyata
kurs naik melebihi 1% maka pemerintah akan menjual cadangan devisa. Dan, bila ternyata
kurs turun melampaui 1%, pemerintah akan membeli kelebihan devisa. Semua itu dilakukan
pemerintah dengan tujuan agar kurs kembali ke tingkat yang telah ditentukan. Agar jelas,
perhatikan grafik berikut!

Gambar 3. Sistem Kurs Mengambang terkendali.

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]


Pada awalnya, tingkat kurs ditentukan sebesar US $ 1 = Rp 8.000,-. Kurs diperbolehkan naik
atau turun dengan batas 1% di atas atau 1% di bawah tingkat tersebut. Itu berarti, kurs boleh
naik sampai US $ 1 = Rp 8.080,- {Rp 8.000,- + (1% x Rp 8.000,-)}, dan kurs boleh turun
sampai US $ 1 = Rp 7.920,- {Rp 8.000,- (1% x Rp 8.000)}. Apabila permintaan terhadap
barang impor Amerika sangat tinggi yang berakibat permintaan terhadap dolar Amerika
mengalami peningkatan, dan kurs berubah menjadi US $ 1 = Rp 8.100,- maka pemerintah
akan menjual cadangan dolar Amerika yang dimiliki untuk memenuhi kelebihan permintaan
tersebut, sehingga kurs kembali pada rentang antara Rp 7.920,- sampai dengan Rp 8.080,- per
dolar Amerika.
Sebaliknya, bila kurs turun menjadi US $ 1 = Rp 7.900,- akan terjadi kelebihan penawaran
terhadap dolar Amerika. Dan, pemerintah akan membeli kelebihan penawaran tersebut agar
kurs tetap berada pada rentang Rp 7.920,- sampai dengan Rp 8.080,- per dolar Amerika.
Campur tangan pemerintah dalam mengendalikan kurs bisa dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Contoh campur tangan pemerintah secara langsung adalah dengan membeli
atau menjual valuta asing. Campur tangan secara langsung disebut dirty floating. Adapun
contoh campur tangan pemerintah secara tidak langsung adalah dengan menaikkan atau
menurunkan tingkat suku bunga. Campur tangan secara tidak langsung disebut clean floating.
d. Info : Apa perbedaan pokok sistem kurs tetap dengan sistem kurs mengambang terkendali?
Jika dibaca secara mendalam dan seksama, bukankah sistem kurs tetap dan sistem kurs
mengambang terkendali hampir sama? Bukankah sesungguhnya keduanya sama-sama
memerlukan campur tangan pemerintah untuk mengendalikan kurs ke tingkat yang telah
ditentukan?
Lalu, apa sebenarnya perbedaan pokok dari kedua sistem tersebut? Pada sistem kurs tetap,
pemerintah harus mengendalikan ke tingkat yang sudah ditetapkan, yang menunjuk hanya
pada satu nilai tertentu, misal US $ 1 = Rp 5.000,-. Nilai ini harus dipertahankan terus
menerus oleh pemerintah. Sedangkan pada sistem kurs mengambang terkendali, pemerintah
masih memberi kelonggaran pada kurs untuk bergerak naik turun dengan batas-batas tertentu
(misalnya 1%) dari nilai yang sudah ditentukan. Apabila batas itu dilampaui, baru pemerintah
ikut campur mengendalikannya.

KEBIJAKAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
1. POLITIK PROTEKSI
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri
yang sedang tumbuh ( infant industry ) dan persaingan-persaiangan barang-barang
impor.tujuan kebijakan proteksi adalah
Memaksimumkan produksi dalam negeri
Memperluas lapangan kerja
Memelihara tradisi nasional
Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menguntungkan diri pada satu
komoditi andalan
8

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]

Menjaga kestabian nasional yang di khawaatirkan akan terganggu jika bergantung


pada negara lain
Kebijakan proteksi dapat di lakukan dengan melalui
a. Tarif dan bea masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (
custom area ). Dan barang-barang yang masuk kewilayah negara di kenakan bea
masuk.dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dan luar
negeri,mempunyai maksud untuk proteksi atas industry dalam negeri dan untuk
memperoleh pendapatan negara.bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan
pajak impor dengan presentase tertentu dari harga barang yang di impor
tersebut.akibat dan pengenaan tarif, sebagai berikut : harga barang naik,produksi
dalam negeri meningkat,jumlah barang di pasar turun, dan impor barang turun
Ada tiga macam penentuan tarif atau bea masuk yaitu
a. Bea ekspor adalah pajak/ bea yang di kenakan terhadap barang yang di angkut
menuju negara lain( diluar cutom area )
b. Bea transito adlah pajak /bea yang di kenakan terhadap barang-barang yang
melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain
c. Bea impor adalah pajak/ bea yang dikenakan terhadap barang barang yang
masuk dalam suatu negara
b. Pelarangan impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuh melarang masuknya barangbarang dari luar negri dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri
Akibat kebijakan pelarangan impor sebagai berikut : harga barang naik, produksi
dalam negeri meningkat, dan jumlah barang dipasar turun.
c. Kuotta atau pembatasan impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang masuk dari
luar negeri.akibat kouta sebagai berikut : harga barang naik, produksi dalam
negeri meningkat jumlah barang di pasar turun dan impor barang turun
d. Subsidi
Subsidi adalah kebijakn pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya
produksi perunit barang barang produksi dalm negeri.sehingga produsen dalam
negeri dapat menjual barangnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan
barang impor dampak kebijakn subsidi sebagai berikut : harga barang di pasar
tetap, produksi dalam negeri meningkat, jumlah barang di pasar tetap dan impor
barang turun
e. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga
yakni produsen menjual barang di luar negeri lebih murah di banding di dalam
negeri

[TUGAS ARTIKEL EKONOMI INTERNASIONAL]


Syarat yang harus di penuhi dalam kebijakan dumping adalah yaitu:
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar di dalam
negeri,sehigga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis di
banding kurva permintaan di luar negeri
Terdapat hambatanyang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dan luar negeri
2. Politik dagang bebas ( free trade )
Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan
bebas antar negara pihak-pihak yang mendukung perdagangan bebas mengajukan
alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan setiap negara berspesialisasi
dalam memproduksi baarang di mana suatu negara memiliki keunggulan komperatif
3. Politik autarki
Politik autarki adlah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri
pengaruh-pengaruh negara lain,baik pengaruh politik,ekonomi militer,sehingga
kebijkan ini bertentanagan dengan prinsip perdagangan internasional yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas

10

Anda mungkin juga menyukai