Anda di halaman 1dari 6

Makalah

Sistem Ekonomi Indonesia


Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia

Nama

Jurursan/Semester

Apriana D.P. Laahana

Administrasi Bisnis/III

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan bimbingan-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini derngan baik.
Makalah dengan judul sistem ekonomi Indonesia disusun sebagai tugas dari pada
mata kuliah sistem ekonomi Indonesia.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan pada penulisan ini.

Kupang, oktober 2012


Penulis

BAB. I
PENDAHULUAN

Seperti kita ketahui bersama bahwa di dunia ini terdapat tiga macam sistem
perekonomian yang menonjol dan diterapkan diberbagai negara di dunia, yaitu
sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi campuran.
Untuk sistem ekonomi indonesia cenderung ke sistem ekonomi yang ketiga, yaitu
sistem ekonomi campuran, walaupun tidak secara eksplisit disebutkan.
Bangsa Indonesia tidak mengatakan bahwa sistem ekonominya adalah sistem
ekonomi sosialis, kapitalis atau campuran, tetapi sistem ekonomi pancasila atau
sistem ekonomi kerakyatan. Namun dalam kenyataannya sisten ekonomi kita
mengadopsi dari kedua sistem yang ada yaitu sistem ekonomi kapitalis dan
sistem ekonomi sosialis.
Hal ini bisa kita lihat dalam praktik dimana swasta diberikan kesempatan untuk
berusaha, namun kedudukan pemerintah sangat kuat dalam pengelolaan
kegiatan perekonomian, terutama yang berhubungan dengan hajat hidup orang
banyak. Namun dalam perjalanannya, pelaksanaan sistem ekonomi bangsa
Indonesia terjadi pergeseran-pergeseran dalam menjalankan sistem ekonomi,
dimana faktor kepemimpinan nasional sangat dominan dalam mewarnai
pergeseran pelaksanaan sistem ekonomi, misalnya pada masa orde lama,
kecenderungan ke arah sistem ekonomi sosialis lebih besar, sedangkan pada
masa orde baru kecenderungan ke arah sistem ekonomi kapitalis lebih menonjol,
sampai pada masa reformasi sekarang.
Dengan demikian dalam praktiknya sistem ekonomi Indonesia mengalami
pergeseran dari waktu ke waktu, untuk itu dalam pembahasan bab ini akan
mencakup siklus perkembangan sistem ekonomi Indonesia sampai pada
reformasi terhadap sistem ekonomi, serta pelaku-pelaku ekonomi di Indonesia.

BAB. II
PEMBAHASAN

A.

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

Seperti kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistem ekonomi
kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria
adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi
perwujudan atau realisasi falsafah tersebut. Dalam lembaga-lembaga ekonomi
menunjukan adanya bendul jan yang bergeser ke kiri dan ke kanan. Kekanan
berarti liberalisasi dan ke kiri berarti sentralisasi. Salam sistem Indonesia unsurunsur liberal-kapitalistik dan sosial-komunistik jelas terkandung dalam
pengorganisasian sistem ekonomi Indonesia.
Pergulatan pemikiran tentang sistem ekonomi Indonesia apa yang sebaiknya
diterapkan di Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum mencapai
kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus
berlangsung. Hal ini tercermin dari perkembangan pemikiran tentang sistem
ekonomi pancasila (SEP) menurut Sri Edi Swarsono, pergulatan pemikiran
tentang SEP pada hakikatnya merupakan dinamika penafsiran tentang pasalpasal ekonomi dalam UUD 1945.

1.

Pasal-pasal ekonomi dalam UUD 1945.

Wakil presiden RI dalam pidato konferensi ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3


februari 1946 ditegaskan bahwa dasar sistem ekonomi Indonesia adalah pasal 33
UUD 1945. Pasal 3 UUD 1945 dianggap sebagai pasal yang paling penting bagi
pengaturan perekonomian nasional, sebab pasal ini mencerminkan sikap tegas
para pendiri negara untuk tidak menganut sistem kapitalis-liberal. Dari pasal ini,
kita melihat pentingnya peran negara dalam pengaturan perekonomian
Indonesia. Untuk itu diperlukan anggara untuk menjalankan fungsi negara. Pasal
23 UUD 1945 memberikan landasan untuk pengaturan tentang itu. Salah satu isi
pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara
ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 23 ayat (1) dapat ditafsirkan bahwa keputusan pemerintah tentang


anggaran harus berdasarkan hak dan kedaulatan rakyat, yang diwakili oleh para
anggota DPR.
Tujuam dari sistem ekonomi pancasila adalah tercapainya masyarakat yang adil
dan makmur. Hal ini dapat dimaknai bahwa tiap-tiap negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak. Untuk mewujudkan hal tersebut diatur
dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945, yang berbunyi: (2) tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Namun
dalam kenyataannya tidak semua warga negara mampu mendapatkan
pekerjaan, karena ketidakmampuan bersaing ataupun karena kemalangan yang
menimpa diri dan keluarganya. Dan bagi mereka yang tidak beruntung, menurut
pasal 34 dipelihara oleh negara. Pasal 34 berbunyi: fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh negara.
Dengan demikian penafsiran pasal-pasal diataslah yang banyak mendominasi
pemikiran sistem ekonomi pancasila. Pemikiran tentang sistem ekonomi
pancasila sudah cukup banyak, namun ada beberapa yang perlu dibahas secara
ringkas karena mereka merupakan founding father dan juga tokoh-tokoh
ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya:
a.

Pemikiran Mohammad Hatta

Bung Hatta selain sebagai tokoh proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal
sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. Bung Hatta menyusun pasal 33 didasari
pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah
oleh bangsa asing yang menganut sistem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan
sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh
karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di
Indonesia harus berasaskan kekeluargaan. Adapun orientasi utama sistem
ekonomi ini ialah masyarakat pedesaan, karena merupakan porsi terbesar rakyat
Indonesia. Namun demikian tidak berarti melupakan perkembangan ekonomi
dunia. Sebab supaya menjadi makmur, bangsa Indonesia harus melakukan kerja
sama ekonomi dengan bangsa lain. Sedangkan sebagai jembatan penghubung
antara perekonomian pedesaan dengan perekonomian dunia, menurut Bung
Hatta adalah membangun usaha koperasi.
b.

Pemikiran Wilopo

Pemikiran Wilopo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro


tentang pasal 38 UUDS, 23 september 1955. Menurut Wilopo, pasal 33 memiliki
arti sistem ekonomi pancasila sangat menolak sistem liberal, karena itu sistem
ekonomi pancasila juga menolak sektor swasta yang merupakan penggerak
utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik. Penolakan ini berdasarkan pada
kekhawatiran bahwa sektor swasta akan memunculkan eksploitasi kaum
kaya/pemilik modal terhadap kaum ekoonomi lemah/ buruh.
c.

Pemikiran Wijoyo Nitisastro

Pemikiran ini merupakan tanggapan terhadap epmikiran wilopo. Menurutnya,


pasal 33 UUD 1945 jangan ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sektor
swasta. Justru dalam sistem ekonomi pancasila sektor swasta diberikan
kesempatan beerkembang sesuai dengan pasal 27 UUD 1945. Dengan demikian
sektor swasta turut berperan dalam proses pertumbuhan dan pemerataan. Agar
sektor swasta tidak menjadi eksploitatif, maka peranan negara amat penting
dalam memimpin dan melaksanakan pembangunan ekonomi.
d.

Pemikiran Mubyarto.

Menurut Mubyarto, sistem ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang bukan
kapitalis dan juga bukan sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis
atau sosialis ialah pandangan tentang manusia. Dalam sistem kapitalis atau
sosialis, manusia dipandang sebagai makhluk rasional yang memiliki
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja. Asumsi in tidak
cocok untuk membangun SEP. Karenna itu Mubyarto menyusun sebuah konsep
ideal tentang manusia Pancasila. Menurutnya, manusia dalam sistem ekonomi
pancasila adalah manusia yang selalu menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan
rohani, baik karena golongan rasional maupun moralitas.
e.

Pemikiran Emil Salim

Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar
dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, didalam sistem tersebutlah tercapai
keseimbangan antara sistem komando dengan sistem pasar.
2.

Konsep Demokrasi Ekonomi (KDE)

Konsep demokrasi ekonomi adalah merupakan kelanjutan penafsiran pasal 33


UUD 1945. Menurut konsep ini, pasal 33 tersebut dapat ditafsirkan bahwa SEP
adalah demokrasi ekonomi yang mempunyai tujuan untuk tercapainya
mmasyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
3.

Konsep Ekonomi Pasar Terkelola (KEPT)

KEPT merupakan perkembangan baru tentang pemikiran SEP. KEPT memberikan


penekanan pada peningkatan daya saing dan perwujudan fairness. Peningkatan
daya saing dapat dicapai dengan: (1) memanfaatkan mekanisme harga. (2)
perbaikan, penyempurnaan maupun pembubaran dan pembentukan institusi
yang ada dalam perekonomian Indonesia dapat mendukung proses kemajuan
ekonomi. (3) privatisasi danrestrukturisasi (4) pengembangan sumber daya
manusia dan Iptek. (5) pelayanan jasa ekonomi, khususnya oleh birokrasi yang
cepat dan efisien (6) berbagai bentuk kerjasama.
KEPT merupakan upaya untuk mencapai tujuan nasional Indonesia dengan
memanfaatkan mekanisme pasar. Karena mekanisme pasar memiliki kelemahan,
yaitu berupa terjadinya kegagalan pasar, maka peran pemerintah tetap
dibutuhkan. Namun demikian, campur tangan pemerintah harus seminimal
mungkin. Campur tangan pemerintah tersebut bersifat fleksibel dan dinamis
sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat secara demokratis.

B.

SISTEM EKONOMI PANCASILA

Sistem ekonomi pancasila atau sistem ekonomi kerakyatan secara umum dapat
diartikan sebagai sistem ekonomi yang memadukan ideologi ideologi
konstitusional bangsa Indonesia dengan sistem ekonomi campuran yang
diwujudkan melalui kerangka demokrasi ekonomi

Anda mungkin juga menyukai