Anda di halaman 1dari 8

Investasi

1.
Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian
yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman modal
Prinsip Dasar Investasi
Ada 2 bentuk investasi:
1. Investasi pada Aktiva Riil, yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara fisik,
seperti emas, intan, rumah, dll.
2. Investasi pada Aktiva Finansial, yaitu investasi dalam bentuk yang biasanya diwakilkan
dalam surat-surat berharga, seperti deposito, obligasi, dll.
Ada 2 cara dalam berinvestasi pada Aktiva Finansial:
1. Investasi Secara Langsung, artinya: dengan memiliki surat berharga tersebut pemilik dapat
menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga
yang dimilikinya. Contoh: Saham.
2. Investasi Secara Tidak Langsung, artinya: pengelolaan surat berharga diwakilkan oleh suatu
badan atau lembaga yang mengolah investasi para pemegang surat berharganya untuk sedapat
mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan para pemegang surat berharganya.
Contoh: Reksadana.
Jenis-jenis Investasi pada Aktiva Finansial
Investasi di Pasar Uang
1. Deposito
Investor menanamkan dana dalam jangka waktu tertentu, biasanya jangka pendek, dan dapat
memperoleh hasil berupa bunga. Bunga atau hasil pada instrumen ini biasanya kecil sesuai dengan
risikonya.
Deposito dibagi menjadi 2:
o

Deposito Berjangka

Investor menanamkan uang dalam jangka waktu pendek [biasanya tidak lebih dari 1 tahun], dan saat
jatuh tempo akan menerima kembali dana yang diinvestasikan bersama dengan bunga/hasil
investasinya. Pada portfolio/surat berharga tersebut tertera besar dana yang diinvestasikan, jangka
waktu, nama nasabah/investor, serta besar bunga yang akan didapat pada saat jatuh tempo.
o

Sertifikat Deposito

Berbeda dengan Deposito Berjangka, pada Sertifikat Deposito bunga akan diterima diawal. Instrumen
ini mempunyai jangka waktu kurang lebih sama dengan Deposito Berjangka, yaitu di bawah 1 tahun.

Pada portfolio hanya tertulis besar dana yang diinvestasikan, jangka waktu dan besar bunga. Nama
nasabah/investor tidak tertulis di sini, sehingga bisa diperjual belikan.

2. Sertifikat Bank Indonesia [SBI]


Merupakan surat pengakuan hutang dari Bank Indonesia [BI]. BI mengeluarkan portfolio/surat
berharga yang sudah tertera nilai dari portfolio tersebut, dengan jangka waktu tertentu, dan besar hasil
investasi yang dijanjikan pada saat jatuh tempo. Jika investor membeli portfolio ini maka ia akan
mendapatkan keuntungan berupa hasil investasi yang berbentuk bunga pada saat jatuh tempo. Bunga
SBI biasanya berkisar 1% hingga 2% di atas rata-rata bunga bank umum. Tidak tercantum nama
nasabah/investor dalam portfolio ini sehingga dapat diperjual belikan.

3. Commercial Paper [Surat Berharga]


Diterbitkan oleh perusahaan umum guna mendapatkan modal untuk pengembangan usahanya. Tidak
ada jaminan spesifik dan pasti karena jika perusahaan tersebut pailit maka tidak ada jaminan yang
pasti bagi para investornya. Penjualan Surat Berharga ini biasanya dilakukan melalui perantara bank
umum. Serupa dengan Sertifikat Deposito atau SBI, Surat Berharga ini tidak memuat nama investor
sehingga dapat diperjual belikan. Surat Berharga ini biasanya kurang diminati karena hasil yang kecil
tapi dengan risiko yang relatif besar.
Investasi di Pasar Modal
1. Obligasi
Instrumen investasi yang memberikan hasil investasi tetap berupa bunga atau yang lebih dikenal
dengan nama Kupon, yakni bunga yang didapat pada Obligasi dan besarnya sudah ditetapkan sejak
awal, serta tidak dapat diubah hingga jatuh tempo. Walaupun pada saat tertentu nilai Obligasi ini
mengalami penurunan atau kenaikan, besarnya bunga Kupon yang sudah dijanjikan di awal tidak akan
berubah hingga jatuh tempo Obligasi berakhir.
Obligasi dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan yang mengeluarkan Obligasi tersebut
mendapatkan sejumlah dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan menerbitkan dan menjual surat
berharga tersebut dan menjanjikan Kupon [bunga] yang tetap sebagai kewajiban yang harus
dibayarkan perusahaan hingga jatuh tempo. Saat jatuh tempo, perusahaan membeli kembali Obligasi
dengan nilainya. Oleh sebab itu Obligasi juga dikenal dengan Surat Hutang.
2. Saham
Memiliki saham sama dengan memiliki aset perusahaan itu sendiri. Artinya, jika memiliki 70% saham
dari satu perusahaan, maka 70% aset perusahaan tersebut menjadi hak pemilik saham tersebut. Jika
memiliki saham mayoritas pasa suatu perusahaan, tentu saja pemilik saham mayoritas tersebut berhak
memiliki hak terbanyak untuk menentukan jalannya perusahaan, dan berhak pula mendapatkan hasil
terbanyak sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.
Dalam hal keuntungan, instrumen investasi ini bisa memberikan keuntungan yang relatif sangat besar,
sekaligus memiliki risiko yang besar pula. Keuntungan pada saham disebut dengan Dividen. Selain
itu, keuntungan pada saham juga bisa didapat dari selisih harga pada saat membeli dan saat menjual,

atau dikenal dengan Capital Gain. Namun jika harga jual lebih murah dari harga beli, maka akan
terjadi kerugian atau Capital Loss.

Sebab Sebab Investasi


Beberapa hal yang menjadi penyebb terjadinya investasi antara lain
:
3.1.1 Sebagai Sarana Mengembangkan Usaha
Salah satu penyebab terjadinya investasi oleh para Investor
adalah keinginan mereka untuk mengembangkan usaha yang mereka
lakukan. Mengembangkan usaha merupakan hal yang urgen bagi
para entrepreneur. Setidaknya ada beberapa penyebab mengapa
mengembangkan usaha sangat urgen bagi para entrepreneur, yaitu :
1) Mengembangkan usaha merupakan sarana inovasi yang
dilakukan perusahaan yang merupakan langkah penting
dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan
perusahaan lain.
2) Mengembangkan usaha merupakan salah satu faktor
yang dapat membuat stability perusahaan terjaga karena
dapat menambah income perusahaan.
3.1.2 Sebagai Salah Satu Bentuk Saving
Penyebab lain investasi yang dilakukan oleh para Investor
adalah menjadikan investasi yang mereka lakukan sebagai slah satu
bentuk saving. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi
berbagai kemungkinan terburuk yang terjadi sesuai dengan tujuan
prioritas dari saving itu sendiri. Tentunya saving dalam bentuk
investasi merupakan saving yang hasilnya bisa menjadi sangat
mengagumkan apabila di manage dengan management yang baik.
Hal ini dikarenakan investasi merupakan harta dalam bentuk recycle
atau bersiklus sehingga perkembangannya lebih cepat dibanding
tabungan di bank bank misalnya.
3.1.3 Sebagai Sarana Mendapatkan Profit
Penyebab lain para Investor melakukan investasi adalah
untuk mendapatkan profit/ keuntungan. Profit/ keuntungan memang
merupakan hal yang hampir mutlak bagi setiap entrepreneur. Dan
tanpanya sebuah perusahaan tidak akan berjalan sedikitpun, karena
dapat dipastikan setiap perusahaan pasti memiliki biaya operasional
yang berupa fixed cost dan variable cost. Hal ini dapat dimaklumi
karena income yang diterima oleh perusahaan dibayarkan untuk
biaya operasional perusahaan yang berupa fixed cost dan vaiable
cost. Adapun motivasi yang menyebabkan para Investor berinvestasi
untuk mencari profit dibagi menjadi beberapa hal yaitu :
1) Mencari profit sebagai penghasilan utama
Motivasi mencari profit sebagai penghasIlan
utama biasa dilakukan oleh investor dari kalangan
kecil dan menengah yang tidak memiliki mata
pencaharian lain selain investasinya tersebut. Profit
yang didapat sebagian besar digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari.

2) Mencari profit sebagai penghasilan tambahan


Motivasi mencari profit sebagai penghasilan
tambahan biasa ditemukan pada para entrepreneur/
investor yang telah berhasil dalam wiraswastanya
sehingga profit yang mereka dapatkan tidak semata
mata digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
tetapi hanya untuk menopang perekonomian keluarga.
3) Mencari profit yang sebagian besar hasilnya digunakan
sebagai modal untuk kembali berinvestasi
Motivasi yang terakhir ini biasa ditemukan
pada entrepreneur/ investor yang ingin dan berambisi
untuk mengembangkan usahanya, sehingga dia
mengalokasikan sebagian besar profit yang dia
dapatkan sebagai modal untuk kembali berinvestasi.
Motivasi yang terakhir ini merupakan motivasi yang
bersifat optional dan semua entrepreneur berpeluang
memilikinya tidak tergantung pada achieved statusnya,
baik dari kalangan investor submarginal dan marginal
maupun investor supermarginal.
3.2 Faktor Faktor Pertimbangan Dalam Berinvestasi
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan para Investor dalam
menginvestasikan modalnya, antara lain :
3.2.1 Kondisi Pasar dan Prospek Pasar ke Depan
Kondisi pasar dan prospek pasar ke depan merupakan hal
terpenting yang harus dipikrkan seorang Investor sebelum
mengambil keputusan akan berinvestasi atau tidak di suatu wilayah
dan bidang tertentu. Kondisi pasar yang bergairah merupakan
kondisi yang memiliki kemungkinan besar dalam memancing
investor untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut ditandai dengan
adanya daya beli masyarakat yang tinggi.
Sedangkan Kondisi pasar yang kurang bergairah, lesu akan
membuat para Investor berpikir seribu kali dalam menginvestasikan
modalnya, hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin hasil produksi
dari investor tersebut tidak laku dan akhirnya hanya mendatangkan
kerugian/ deficit bagi perusahaan investor yang menanamkan
modalnya di kawasan tersebut. Ciri dari Kondisi ini adalah lemahnya
daya beli masyarakat.
Hal ini menjadikan pasar serta prospeknya sebagai elemen
penting invest planning yang direncanakan oleh investor tersebut.
Kegagalan atau ketidakcermatan dalam mengamati pasar serta
prospeknya akan lebih banyak mendatangkan masalah bagi investor
tersebut.
3.2.2 Kondisi Keamanan
Kondisi keamanan merupakan faktor yang tidak kalah
pentingnya untuk dipikirkan para Investor dalam memutuskan untuk
berinvestasi tidaknya di suatu wilayah. Sebaik apapun kondisi pasar
dan prospek yang ada namun apabila tidak didukung Kondisi

keamanan sekitar yang baik maka juga akan banyak mengundang


masalah. Beberapa ciri Kondisi keamanan yang baik antara lain :
1) Minimnya atau tidak adanya sma sekali demo anarkis
2) Tidak adanya desas desus buruk perusahaan yang
disebarkan masyarakat akibat mengalami kontravensi
dengan perusahaan tersebut
3) Tidak adanya permintaan yang berlebihan oleh
penduduk setempat terhadap fee atau penyerapan semua
penduduk sebagai tenaga kerja tanpa memperdulikan
kualitas tiap tiap individu yang akhirnya timbul knflik
karena terjadi misscomunication antara investor dengan
penduduk.
4) Minimnya tindakan criminal yang terjadi.
Tidak terpenuhinya beberapa ciri di atas dapat
menyebabkan para Investor semakin ragu ragu untuk berinvestasi
di suatu wilayah karena dengan kondisi keamanan yang riskan akan
banyak menimbulkan masalah bagi investor tersebut dibanding
keuntungan yang didapatkan.
3.2.3 Biaya Produksi
Faktor pertimbangan lainnya adalah faktor biaya produksi
suatu barang yang akan diproduksi. Faktor yang satu ini merupakan
faktor yang berhubungan langsung produksi dan memiliki tingkat
keurgenan yang tidak kalah bila disbanding dengan dua faktor di
atas. Biaya produksi akan sangat mempengaruhi harga barang di
pasar sehingga semakin minimnya biaya produksi akan semakin
rendah harga jual sehingga sesuai dengan hukum permintaan bahwa
permitaanbenbanding terbalik dengan harga dan sesuai dengan
realita yang ada maka dapat dipastikan barang tersebut akan laku
keras dengan syarat cocok dengan permintaan pasar.
Kegagalan dalam me-manage biaya produksi akan
mengakibatkan permasalahan baru terutama di dalam pemasaran
produk, walaupun barang yang diproduksi sangat dibutuhkan pasar.
Hal ini tak lepas dari persaingan kompetitor bisnis yang ketat
sehingga kegagalan ini akan menyeret perusahaan mengeluarkan
biaya produksi yang terlalu tinggi dan besar kemungkinan pula
perusahaan mengalami defisit.
3.2.4 Ketersediaan Bahan Baku dan Infrastruktur Jalan dari Daerah Bahan
Baku menuju ke Pabrik Pengolahan
Faktor yang keempat adalah ketersediaan bahan baku dan
infrastruktur jalan yang ada dari daerah bahan baku menuju pabrik
pengolahan. Ketersediaan bahan baku merupakan salah satu faktor
penting yang sangat menunjang produksi dari barang barang
produksi. Sedangkan kualitas infrastruktur jalan sangat membantu
terutama dalam menjaga kualitas kendaraan angkut bahan baku.
Bahan baku yang sulit serta infrastruktur jalan yang kurang
baik juga akan memperlambat proses produksi sehingga akan
menurunkan efisiensi kerja tenaga kerja sehingga di sini dapat terjadi
The Law of Diminishing Return. Hal ini tentu sangat merugikan

perusahaan karena biaya operasional yang dikeluarkan tidak


sebanding dengan income yang didapat. walaupu tidak terjadi defisit
secara langsung namun hal yang semacam ini akan menurunkan
kesehatan keuangan perusahaan yang akhirnya dapat memicu deficit.
3.2.5 Regulasi Pemerintah
Faktor lain yang tidak boleh terlupakan oleh para Investor
dalam berinvestasi adalah faktor regulasi pemerintah tentang
Investasi di suat daerah tertentu. Semakin bagus dan mendukungnya
regulasi pemerintah tentang investasi yang masuk akan semakin
memicu dan memacu tingkat pertumbuhan investasi di daerah
tersebut. Hal ini dikarenakan para Investor secara pertimbangan
mereka mendapatkan perhatian serta mendapatkan kepastian hukum
dalam hal investasi di wilayah tersebut.
Dan semakin buruknya regulasi pemerintah dalam hal
investasi dan ketidakpedulian pemerintah tentang investasi,
walaupun daerah tersebut kaya akan bahan baku misalnya tidak akan
banyak mendatangkan investor karena kepedulian pemerintah
terhadap para investor masih kurang, sehingga para Investor akan
berpikir dua kali dalam berinvestasi di daerah tersebut.
3.3 Peran Investasi dalam Meningkatkan Perekonomian Negara
Kuat tidaknya perekonomian negara dapat terlihat dari Income Per
Capita Negara tersebut. Income Per Capita tersebut didapatkan dari
pendapatan nasional yang sebagian besar dari pajak/ tax. Tentunya pajak
akan berbanding lurus dengan gaji/ wages para warga negara. Sedangkan
jumlah populasi warga negara yang bekerja berbanding lurus terhadap
peningkatan gaji. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi peningkatan
jumlah orang yang bekerja maka akan didapatkan National Income yang
besar pula yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya Income Per
Capita yang biasanya digunakan untuk mengukur Perekonomian suatu
Negara.
Investasi yang dilakukan para Investor tentunya akan dapat
meningkatkan pendapatan di daerah tersebut yang bisa berpengauh terhadap
perekonomian negara. Adapun peningkatan Income di suatu wilayah dengan
adanya investasioleh para Investor dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Peningkatan pendapatan masyarakat setempat yang semula
tidak memiliki pekerjaan/ unemployed menjadi bekerja
sehingga dengan adanya gaji tetap dari mereka jumlah pajak
yang dibayarka akan semakin besar sehingga akan menambah
income di daerah tersebut. Hal ini disebut peningkatan income
secara aktif.
2) Pembayaran royalty/ fee terhadap kas daerah setempat. Jadi
dengan adanya investasi di suatu daerah akan terjadi
peningkatan pendapatan secara pasif yaitu dengan pembayaran
royaly/ fee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebagai
kompensasi berdirinya perusahaan.
Jadi jelas investasi yang dilakukan para Investor akan sangat
berperan terhadap peningkatan perekonomian Negara, terutama apabila sang

Investor merupakan Investor local hal ini dikarenakan Investor local selain
membayar royalty/ fee juga akan membayar pajak perseorangan yang
jumlahnya tidak kecil.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Investasi
Investasi tanah diharapkan dengan bertambahnya populasi dan
penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.
Investasi pendidikan dengan bertambahnya pengetahuan dan
keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
Investasi saham diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan
dari hasil kerja atau penelitian.
2.1.3 Tujuan Investasi
Investasi yang dilakukan berbagai pihak bertujuan untuk:
Mendapat keuntungan bagi pemilik modal.
Membuka atau memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
Mendapat pemasukan pajak bagi pemerintah.
2.1.4 Macam-Macam Investasi
2.1.4.1 Property
Untuk properti misalnya, kita bisa lihat bahwa
harga dari properti dari tahun ke tahun terus menerus naik,
tetapi untuk investasi di bidang ini tidaklah mudah, karena
membutuhkan modal yang cukup besar, dan tentu saja kita
harus punya banyak pengetahuan mengenai properti. Kita
harus bisa melihat, dimana tempat yang strategis, dan
bagaimana kemungkinan di masa depan, dan juga
bagaimana kita harus menjaga properti tersebut, sampai pada
saatnya nanti akan kita jual kembali untuk mendapatkan
hasilnya.
2.1.4.2 Emas Batangan
Kemudian untuk emas, rasa investasi bidang satu
ini cukup aman, tetapi keuntungan yang di dapat juga tidak
begitu besar, karena perubahan harga emas saat ini relatif
kecil, karena perekonomian yang sudah mulai stabil.
2.1.4.3 Asuransi
Walaupun hasil yang di dapatkan nantinya
mungkin tidak begitu besar dan memerlukan waktu yang
panjang, namun, selama kita memegang polis asuransi,
selain kita investasi, kita mempunyai jaminan untuk kalau
kalau terjadi sesuatu terhadap kita. Misalnya, kita sakit,
kecelakaan dan sebagainya. Jadi asuransi ini fungsi utama
nya sih sebenarnya untuk perlindungan.
2.1.4.4 Saham
Di saham ini, investasi yang dananya bisa beraneka
ragam, tergantung dari kita. Dan dalam investasi saham ini,
ada banyak hal yang harus di perhatikan. Kita bisa untung
besar, ataupun rugi besar dalam waktu yang relatif singkat.
Untuk berinvestasi di bidang saham ini kita harus
mempunyai kemampuan untuk melakukan analisa terhadap
saham, bagaimana keadaan suatu perusahaan, apakah akan
mengalami kerugian, atau perusahaan dapat terus berjalan

semua ini sangat di perlukan untuk Investasi di bidang


saham ini.
2.1.5 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Investasi
2.1.5.1 Perkiraan Keadaan Perekonomian
Perkiraan keadaan perekonomian merupaka alasan
yang dipertimbangkan oleh investor. Bila dari perkiraan
tersebut kondisi perekonomian menunjukkan kondisi yang
lebih baik, investor tentu mau menanamkan modalnya.
Selain itu, keamanan mempengaruhi perekonomian. Jika
keamanan baik investor mau berinvestasi, dan kebalikannya
jika keadaan tidak baik investor yidak mau menanamkan
modalnya.
2.1.5.2 Perkembangan Teknologi
Alat-alat produksi mengalami perkembangan
teknologi, misalnya mesin cetak uang yang lama dengan
yang modern. Akibatnya, mesin cetak harus diganti dengan
yang baru. Semakin banyak perkembangan teknologi, alatalat
produksi yang lama semakin tertinggal sehingga
investasi pun perlu diperbanyak.
2.1.5.3 Keuntungan yang Diperoleh Pengusaha/Perusahaan
Keuntungan bisa mendorong investasi yang lebih
banyak. Jika keuntungan sedikit, investasi cenderung sedikit
karena ketersediaan dana yang hanya bisa diperoleh dar
pinjaman yang jumlahnya tentu saja terbatas. Namun, bila
keuntungan perusahaan banyak, ditambah pula dengan
pinjaman, tentu investasi juga akan banyak.
2.1.5.4 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang tinggi merupakan
indikasi bahwa pendapatan masyarakat juga tinggi.
pendapatan masyarakat yang tinggi membuat mereka
cenderng mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan
perusahaan sehingga keuntungan perusahaan juga
meningkat. Karena keuntungan yang meningkat perusahaan
yang berinvestasi semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai