Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN NILAI TUKAR & DEVISA

DI SUSUN OLEH :

NURLELA ONTALU ( 931417007 )


NILAWATI HARUN ( 931417024)
ICSAN GOBEL (931417105)

MANAJEMEN A

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


JURUSAN MANAJEMEN
FAKUKLTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB 1
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Nilai Tukar

Pengertian Nilai Tukar

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya
stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan
untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.
Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar,
yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar
mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free
floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997.
Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya
ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan
keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar,
Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya
pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

Perkembangan Kebijakan Sistem Nilai Tukar Di Indonesia

Sejak periode 1970 hingga sekarang, sistem nilai tukar yang berlaku di Indonesia telah
mengalami perubahan sebanyak tiga kali, yaitu Sistem Nilai Tukar Tetap, Sistem Nilai tukar
Mengambang Terkendali, dan terakhir Sistem Nilai tukar Mengambang Bebas.

1. Sistem Nilai Tukar Tetap

Sistem nilai tukar tetap ( fixed exchange rate ) dimana lembaga otoritas moneter
menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat
tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valuta asing yang terjadi.
Bila terjadi kekurangan atau kelebihan penawaran atau permintaan lebih tinggi dari yang
ditetapkan pemerintah, maka dalam hal ini akan mengambil tindakan untuk membawa tingkat
nilai tukar ke arah yang telah ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh otoritas moneter bisa
berupa pembelian ataupun penjualan valuta asing, bila tindakan ini tidak mampu mengatasinya,
maka akan dilakukan penjatahan valuta asing

2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Nilai tukar mengambang terkendali, dimana pemerintah mempengaruhi tingkat nilai tukar
melalui permintaan dan penawaran valuta asing, biasanya sistem ini diterapkan untuk menjaga
stabilitas moneter dan neraca pembayaran.
Sistem nilai tukar mengambang terkendali di Indonesia ditetapkan bersamaan dengan
kebijakan devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33 %. Pada sistem ini nilai tukar Rupiah
diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket currencies) negara-negara mitra dagang
utama Indonesia. Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan
membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar
Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau
batas bawah spread

3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas

Nilai tukar mengambang bebas, dimana pemerintah tidak mencampuri tingkat nilai tukar
sama sekali sehingga nilai tukar diserahkan pada permintaan dan penawaran valuta asing.
Penerapan sistem ini dimaksudkan untuk mencapai penyesuaian yang lebih berkesinambungan
pada posisi keseimbangan eksternal (external equilibrium position). Tetapi kemudian timbul
indikasi bahwa beberapa persoalan akibat dari kurs yang fluktuatif akan timbul, terutama karena
karakteristik ekonomi dan struktur kelembagaan pada negara berkembang masih sederhana.
Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas ini diperlukan sistem perekonomian yang sudah
mapan.
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi

B. Pengertian Devisa

Pengertian devisa adalah sejumlah valuta asing yang berguna untuk membiayai seluruh
transaksi perdagangan internasional atau perdagangan antarnegara.
Devisa juga bisa diartikan sebagai kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh
suatu negara.
Devisa sendiri terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang diakui dan diterima oleh
semua negara di dunia seperti US Dollar, Dollar Canada, Euro (Eropa), Poundsterling (Inggris),
Franc (Prancis), Franc (Switzerland), Deutshe Mark (Germany), Yen (Jepang), emas, dan surat
berharga yang berlaku dalam pembayaran internasional.
Perlu diketahui bahwa tidak semua mata uang asing yang berada di Indonesia disebut
sebagai devisa. Mata uang asing yang disebut devisa adalah mata uang asing yang beredar di
dalam negeri dan di Bank Sentral (Bank Indonesia) selain itu ada catatan kurs resminya.Misalnya
mata uang Honduras, di Bank Indonesia sendiri belum ada catatan resminya, maka dari itu mata
uang Honduras yang ada di Indonesia tidak termasuk sebagai devisa negara.
Berbicara mengenai pengertian devisa, ada yang namanya cadangan devisa. Cadangan
devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan oleh Bank Sentral untuk kebutuhan
pembiayaan serta kewajiban luar negeri.Cadangan devisa ini merupakan salah satu indikator
yang menunjukkan kuat-lemahnya perekonomian suatu negara. Apabila negara memiliki
cadangan devisa yang besar, maka stabilitas moneter dan ekonomi makro negara tersebut akan
terjamin.
Tentunya setiap negara pasti menginginkan persediaan atau cadangan devisanya cukup.
Sehingga dengan adanya cadangan devisa, maka suatu negara bisa membeli barang-barang atau
kebutuhan dari negara lain, bisa membiayai perjalanan dinas ke luar negeri, bisa membayar
cicilan utang luar negeri, dan lain-lain.

Fungsi Devisa
Setalah paham mengenai pengertian devisa, maka mari kita lanjut ke fungsi devisa itu
sendiri.Pada umumnya fungsi devisa sama seperti fungsi uang biasa, hanya saja devisa
digunakan dalam kegiatan transaksi internasional sebagai pembayaran antarnegara, pertukaran
barang dan jasa, mengukur kekayaan, menimbun kekayaan, dan cadangan moneter.Kenapa suatu
negara menginginkan cadangan devisa yang cukup? Karena ternyata devisa memiliki fungsi
yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara, fungsi devisa tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Sebagai alat pembayaran cicilan utang luar negeri khususnya bunganya
2. Menjadi alat pembayaran barang-barang dan jasa impor.
3. Sebagai Sumber pendapatan negara dalam membiayai pembangunan nasional.
4. Pembiayaan hubungan luar negeri, seperti biaya misi pendidikan dan kesenian, biaya
perjalanan dinas pejabat, biaya diplomatik, dan bantuan luar negeri.
5. Sebagai stabilisator nilai mata uang dalam negeri.

Tujuan Penggunaan Devisa


Berdasarkan pengertian devisa yang sudah dijelaskan diatas bahwa, devisa itu umumnya
digunakan dalam pembiayaan atau pembayaran internasional.
Kemudian devisa juga memiliki tujuan lain sesuai dengan fungsi devisa, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan bantuan berupa sumbangan ke negara-negara lain yang sedang mengalami
musibah.
2. Membiayai para mahasiswa untuk belajar di luar negeri.
3. Membiayai pengiriman tim lomba, misalnya dalam bidang kesenian dan olahraga.
4. Membangun berbagai fasilitas umum yang ada di dalam negeri.
5. Membiayai korps diplomatik di luar negeri.
6. Membayar barang-barang konsumsi hasil impor seperti pangan, kain, dan lain-lain.
7. Membayar barang-barang modal hasil impor seperti misalnya mesin pabrik untuk
produksi.
8. Membayar jasa-jasa ke luar negeri seperti misalnya jasa pelayaran, pembangunan, dan
lain-lain.

Macam-macam Devisa
Macam-macam devisa dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu berdasarkan
wujud dan sumbernya.
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam devisa:

1 Macam-macam Devisa Berdasarkan Wujudnya


Macam-macam devisa berdasarkan wujudnya ada dua, yaitu:

Devisa Kartal
Devisa kartal adalah suatu devisa yang memiliki wujud uang kertas atau uang logam.

Devisa Giral
Devisa giral adalah suatu devisa yang memiliki wujud surat-surat berharga, seperti cek,
wesel, IMO (Internasional Money Order), cek perjalanan (travellers cheque), dan lain-lain.

2 Macam-macam Devisa Berdasarkan Sumbernya


Macam-macam devisa berdasarkan sumbernya juga terdiri dari dua, yaitu:

Devisa Umum
Devisa umum adalah devisa yang dapat diperoleh tanpa adanya kewajiban untuk
mengembalikannya, misalnya seperti ekspor, penyelenggaraan jasa-jasa, dan penerimaan bunga
modal.

Devisa Kredit
Devisa kredit merupakan suatu devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri
dan dengan syarat untuk mengembalikannya.Contoh devisa kredit: misalnya pemerintah
memperoleh pinjaman dari Bank Dunia, kredit itu disalurkan ke masyarakat dalam bentuk devisa
kredit.
Salah satu lembaga di Indonesia yang memiliki tugas untuk mengawasi devisa adalah
Biro Lalu Lintas Devisa (BLLD). Biro Lalu Lintas Devisa memiliki tugas untuk mengawasi
penggunaan devisa serta berusaha untuk bisa menambah pemasukan devisa.Penggunaan devisa
baik itu yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta perlu dilakukan pengawasan. Mengapa
demikian? Hal ini dimaksudkan dalam rangka mencegah penghamburan cadangan devisa yang
ada.

Sumber Perolehan Devisa


Tentunya devisa tidak bisa dibuat secara instan oleh suatu negara. Ada beberapa kegiatan
yang menjadi sumber perolehan devisa suatu negara.Tinggi-rendahnya devisa bisa dipengaruhi
oleh adanya perkembangan neraca pembayaran pada suatu negara tersebut. Berikut ini sumber-
sumber perolehan devisa antara lain:

Kegiatan ekspor
Kegiatan ekspor adalah sebagai salah satu andalan suatu negara untuk memperoleh
pemasukan devisa.Besarnya volume ekspor akan mempengaruhi banyaknya devisa yang
diperoleh suatu negara. Dalam hal ini berarti ekspor yang tinggi akan meningkatkan cadangan
devisa suatu negara.

Penyelenggaraan jasa-jasa
Umumnya, negara yang mengandalkan perdagangan jasa untuk memperoleh devisa
adalah negara yang tidak memiliki banyak sumber daya alam.
Contohnya seperti Singapura, mereka mengandalkan sektor jasa perdagangan sebagai
sumber utama perolehan devisanya, hal ini karena Singapura tidak memiliki banyak sumber daya
alam.Contoh jasa lainnya yaitu jasa pengiriman barang (ekspor maupun impor), jasa perbankan,
bandar udara, pelabuhan kapal laut, kapal-kapal layar ke luar negeri, dan lain sebagainya.

Kegiatan pariwisata
Sektor pariwisata juga dijadikan andalan dalam memperoleh devisa oleh banyak negara.
Salah satu perolehan devisa menggunakan jasa pariwisata adalah diperoleh dari adanya
kunjungan turis baik itu domestik maupun mancanegara.
Pada prakteknya, turis asing akan menukarkan mata uang negara asalnya dengan mata
uang negara yang dikunjunginya. Sehingga valuta asing yang ditukarkan dengan mata uang
negara tersebut merupakan devisa.
Jika kunjungan atau kedatangan turis ke suatu negara semakin tinggi, maka semakin tinggi pula
devisa yang akan mengalir ke negara tersebut.
Berikut ini merupakan sebuah video perolehan devisa indonesia dari sektor pariwisata

Pinjaman luar negeri (bantuan luar negeri)


Pinjaman luar negeri juga menjadi salah satu sumber perolehan devisa oleh suatu negara,
dan kebanyakan adalah negara yang sedang berkembang.
Pinjaman tersebut biasanya digunakan untuk membiayai kegiatan impor barang ataupun
jasa. Meskipun nantinya pinjaman tersebut harus dibayar atau dikembalikan, tapi pada saat
menerima pinjaman tersebut maka devisa negara akan bertambah.

Hibah atau hadiah dari luar negeri


Hibah atau hadiah adalah sumber perolehan devisa negara yang berasal dari pemberian
negara lain dan sifatnya tidak mengikat.
Hibah bisa berupa barang, jasa, atau tenaga ahli. Jika hibah yang diterima berupa mata
uang asing, maka hal ini akan menambah cadangan devisa suatu negara sehingga mempermudah
pembayaran perdagangan internasioanl.

Tenaga kerja di luar negeri


Tenaga kerja di luar negeri merupakan salah satu sumber devisa. Hal ini dikarenakan
adanya dana yang bersumber dari warga negara yang bekerja di luar negeri, seperti TKI atau
TKW.
Uang hasil kerja mereka akan dibayarkan dalam bentuk mata uang asing. Agar mata uang
tersebut bisa digunakan di dalam negeri, maka terlebih dahulu harus ditukarkan dengan mata
uang dalam negeri.
Akibat dari banyaknya penukaran mata uang yang dilakukan oleh TKI, maka negara
tersebut akan mendapatkan tambahan cadangan devisa. Para TKI tersebut mampu memberikan
peranan yang besar dalam memperoleh devisa suatu negara dengan cara uang yang ditransfer
dari asal negara mereka bekerja.
Di Indonesia sendiri tenaga kerja di luar negeri merupakan salah satu sumber perolehan
devisa tertinggi. Mereka juga sering disebut dengan pahlawan devisa.
Sistem Devisa
Devisa dalam suatu negara itu perlu ditentukan besar kecilnya. Ada beberapa sistem dalam
penentuan besar kecilnya devisa yang dinamakan dengan sistem kurs (sistem devisa). Berikut ini
adalah beberapa sistem devisa:

Sistem Standar Emas

Dalam sistem standar emas ini terdapat beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:
1. Nilai mata uang negara tersebut dinyatakan dengan emas.
2. Jumlah emas yang keluar masuk negara tersebut bebas tidak terbatas.
3. Badan moneter yang ada di negara tersebut bersedia untuk membeli dan menjual emas
berdasarkan perbandingan nilai yang sudah ditentukan.

Sistem Kurs Mengambang


Pada sistem kurs mengambang, nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing ditentukan langsung
oleh permintaan dan penawaran pada bursa valuta asing.
Sistem ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Sistem kurs mengambang murni
Pada sistem ini, sama sekali tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan nilai
tukar di pasar uang.
2. Sistem kurs mengambang tidak murni
Pada sistem ini, terdapat campur tangan pemerintah dalam permintaan dan penawaran
mata uangnya, sehingga mempengaruhi nilai tukar di pasar uang.

Sistem Kurs Tambatan


Dalam sistem kurs tambatan ini, penentuan nilai tukar dilakukan dengan mengaitkan nilai
mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.
Ada beberapa negara di Afrika yang melakukan sistem kurs tambatan ini. Negara tersebut
mengaitkan mata uangnya dengan mata uang Perancis, beberapa negara lainnya mengaitkan
dengan mata uang dollar Amerika.
Sistem Pengawasan Devisa
Dalam sistem pengawasan devisa ini pemerintah mengatur dan memonopoli seluruh transaksi
mata uang asing di negara tersebut.
Tujuan dari monopoli ini merupakan salah satu pencegahan adanya modal yang mengalir ke luar
negeri dan melindungi pengaruh buruk perekonomian negara lain.
Oleh karena itu pada sistem ini pemerintah memerlukan alokasi dalam penggunaan mata uang
asing.
BAB II
KESIMPULAN

Dapat di simpulkan bahwa Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting
dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai
tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan
dunia usaha.
Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar,
yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar
mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free
floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang
terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku
adalah benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan
sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
Pertumbuhan ekonomi menunjukan kemampuan suatu perekonomian dalam
memproduksi barang dan jasa guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Bagi suatu negara
pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Tingkat suku bunga kredit, nilai
tukar merupakan beberapa di antaranya. Penurunan suku bunga kredit produktif, seperti suku
bunga kredit investasi akan berdampak pada peningkatan kapasitas produksi suatu negara. Nilai
tukar mata uang akan mempengaruhi transaksi ekspor dan impor yang berpengaruh pada
permintaan agregat. Sedangkan
devisa adalah sejumlah valuta asing yang berguna untuk membiayai seluruh transaksi
perdagangan internasional atau perdagangan antarnegara.
Devisa juga bisa diartikan sebagai kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki
oleh suatu negara.Devisa sendiri terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang diakui dan
diterima oleh semua negara di dunia seperti US Dollar, Dollar Canada, Euro (Eropa),
Poundsterling (Inggris), Franc (Prancis), Franc (Switzerland), Deutshe Mark (Germany), Yen
(Jepang), emas, dan surat berharga yang berlaku dalam pembayaran internasional.Perlu diketahui
bahwa tidak semua mata uang asing yang berada di Indonesia disebut sebagai devisa. Mata uang
asing yang disebut devisa adalah mata uang asing yang beredar di dalam negeri dan di Bank
Sentral (Bank Indonesia) selain itu ada catatan kurs resminya.
Misalnya mata uang Honduras, di Bank Indonesia sendiri belum ada catatan resminya,
maka dari itu mata uang Honduras yang ada di Indonesia tidak termasuk sebagai devisa negara.
Berbicara mengenai pengertian devisa, ada yang namanya cadangan devisa. Cadangan devisa
adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan oleh Bank Sentral untuk kebutuhan pembiayaan
serta kewajiban luar negeri.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

http://denmassukiman.blogspot.com/2010/06/kebijakan-nilai-tukar.html

https://ekspektasia.com/pengertian-devisa/

Anda mungkin juga menyukai