Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua Rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan
asuhan keperawatan melalui tenaga profesional perawat, dan salah satu tugas perawat
yaitu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien berupa tindakan yang mengacu pada praktik asuhan keperawatan
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.(Rikomah, 2017).
(Kasiati & Rosmalawati, 2016) mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk
ciptaan Allah SWT. yang mempunyai beberapa kebutuhan dasar yang harus terpenuhi
jika ingin dalam keadaan sehat dan seimbang. (Hardianto, 2017) mengatakan bahwa
keperawatan menilai manusia atau pasien di rumah sakit sebagai individu yang unik dan
kompleks. Peran perawat dalam merawat pasien di rumah sakit mencakup bio-psiko-
sosio-kultural dan spiritual. (Yusuf et al., 2016) mengatakan ketika ada salah satu fungsi
komponen tubuh terganggu atau sakit, maka dapat menjadi stresor yang menuntut
individu melakukan berbagai upaya agar mampu beradaptasi dan pulih kembali. Namun
sebaliknya, ketika individu gagal mengatasi gangguan, individu tersebut akan mencari
kekuatan lain untuk memulihkan tubuhnya, yaitu kekuatan spiritual.
Spiritualitas dikenal sebagai suatu bentuk kecerdasan yang ada di dalam diri manusia.
Kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) adalah kecerdasan untuk menyelesaikan
masalah makna dan nilai, adapun kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup.
Kecerdasan dilakukan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dari pada yang lain. Kecerdasan spiritual adalah pusat paling mendasar diantara
kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya.
Jika seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual akan merasa hidupnya lebih bernilai
dan tidak sia-sia, mampu untuk mendengar hati nurani, menjani hidup dengan penuh
syukur dan dilandaskan kepercayaan kepada Allah SWT. Zohar & Marshall, Covey,
Agustian, dalam (Suhartini & Anisa, 2017).
Setiap orang yang cerdas secara spiritual akan merasakan ketenangan jiwa dan bisa
menjalani hidupnya dengan bijak sehingga berdampak terhadap interaksinya dalam
kehidupan sehari-hari berupa perilaku rendah hati, penuh kasih sayang, empati,
menunjukkan perasaan tenang dan damai, sabar, kehangatan dan kekuatan batin. Perilaku
inilah yang dibutuhkan oleh perawat dalam melakukan pelayanan kepada pasien dalam
memberikan asuhan spiritual. Perawat yang cerdas secara spiritual mampu menempatkan
pemberian pelayanan keperawatan dalam konteks yang lebih agung yaitu atas dasar
ibadah kepada Allah SWT. dan pertolongan bagi manusia yang membutuhkan. Sukidi,
Yosep, dalam (Merianti & Andhika, 2016). Spiritualitas menjadi sumber dukungan dan
kekuatan bagi pasien dalam menghadapi penyakitnya. Praktik pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien memiliki berbagai manfaat, diantaranya meningkatkan pemulihan yang
cepat, pencegahan penyakit, dan memberikan ketenangan bagi pasien.
Pasien yang di rawat di rumah sakit memerlukan pemenuhan kebutuhan spiritual ini,
dan kadang mereka menggunakan sumber daya yang ada pada mereka sendiri, keluarga
dan orang yang di anggap ahli agama baik itu dari rumah sakit (rohis) atau dari komunitas
mereka tinggal hanya untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan spiritualitas mereka
(Caldeira et al., 2017). Maka dari itu, di perlukan adanya peningkatan kesadaran bahwa
perawat dan juga petugas layanan kesehatan lainnya harus mampu mengidentifikasi,
mendiagnosis dan mendukung kebutuhan spiritual pasien sebagai komponen pemberian
perawatan kesehatan holistik (Caldeira et al., 2017). Pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien dapat ditunjukkan dengan rasa empati, kasih sayang, mendengarkan cerita pasien,
berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, merawat pasien dengan hormat,
membantu pasien dalam menemukan makna dan tujuan hidup, mendukung mereka
dengan budaya dan keyakinan agama mereka, memulihkan iman atau kepercayaan
mereka, dan menemukan harapan bagi pasien.
Biasanya ditemukan dalam praktik keperawatan yang berhubungan dengan aspek
spiritual tidak diberikan secara konsisten dan sering diabaikan. Bahkan diberbagai
literatur telah diketahui banyak kelemahan perawat dalam memberikan asuhan spiritual.
Salah satu hal yang menjadi masalah dalam pelayanan spiritual adalah ketidaknyamanan
dan ketidakmampuan perawat dalam mengenal spiritualitas itu sendiri. Wright, dalam
(Merianti & Andhika, 2016)
1.2 Identifikasi Masalah
1. Masih ada beberapa perawat yang belum melakukan asuhan spiritual pada pasien
2. Masih ada perawat yang belum memiliki kecerdasan terhadap asuhan spiritual pada
pasien

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat
di rumuskan masalah “Adakah hubungan kecerdasan perawat dengan pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hasri Ainun
Habibie?”

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual
perawat dengan pemenuhan kebutuhan pasien di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Hasri Ainun Habibie
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi kecerdasan spiritual perawat di Rumah Sakit
Umum daerah Dr. Hasri Ainun Habibie
b. Untuk mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di Rumah
Sakit Umum daerah Dr. Hasri Ainun Habibie
c. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan spiritual perawat dengan
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien di Rumah Sakit Umum daerah Dr.
Hasri Ainun Habibie

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini pada hakikatnya merupakan proses belajar dalam
mengetahui dan menambah wawasan terkait kecerdasan spiritual dan
pemenuhan kebutuhan pada pasien di rumah sakit
2. Bagi peneliti selanjutnya
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti
selanjutnya
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media
pembelajaran, sumber informasi, serta wacana terkait dengan
kecerdasan spiritual perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit dalam upaya meningkatkan
kecerdasan spiritual perawat dan pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien.
3. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
meningkatkan kecerdasan spiritual perawat dan pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien di Rumah Sakit.
DAFT AR PUSTAKA

Caldeira, S., Timmins, F., de Carvalho, E. C., & Vieira, M. (2017). Spiritual Well-Being and
Spiritual Distress in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy: Utilizing the SWBQ as
Component of Holistic Nursing Diagnosis. Journal of Religion and Health, 56(4), 1489–
1502.

Hardianto, H. (2017). Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Ruang ICU Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Makssar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Kasiati, N. S., & Rosmalawati, N. W. D. (2016). Kebutuhan dasar manusia I. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.

Merianti, L., & Andhika, S. L. (2016). Kecerdasan Spiritual Perawat Dalam Melaksanakan
Kompetensi Perawat Melakukan Asuhan Spiritual Kepada Pasien Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang Tahun 2015. ’AFIYAH, 3(1).

Rikomah, S. E. (2017). Farmasi Rumah Sakit. Deepublish.

Suhartini, E., & Anisa, N. (2017). Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap kinerja perawat rumah sakit daerah Labuang Baji Makassar. Jurnal Minds:
Manajemen Ide Dan Inspirasi, 4(1), 16–29.

Yusuf, A., Nihayati, H. E., Iswari, M. F., & Okviansanti, F. (2016). Kebutuhan Spiritual:
Konsep dan Aplikasi dalam Asuhan Keperawatan. In Buku Referensi (pp. 1–316). Mitra
Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai