Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (PP RI

Nomor 47 Tahun 2021).

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalann dan gawat darurat.

Pelayanan rawat jalan eksekutif adalah pelayanan kesehatan rawat jalan

nonreguler di rumah sakit yang disenggelarakan melalui pelayanan

dokterspesialis-subspesialis dalam satu fasilitas ruangan terpadu secara

khusus tanpa menginap dirumah sakit dengan srana dan prasarana diatas

standar. Sedaangkan pelayanan rawat jalan regular adalah pelayanan

kesehatan rawat jalan di rumah sakit yang disenggelarakan melalui

pelayanan dokter spesialis-subspesialis (Kemenkes, 2016).

Menurut undang-undang Nomor 38 tahun (2014)  keperawatan adalah

kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat

mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja sama dengan dokter,

terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada

perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.


Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan

memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi bio-psiko-

sosio- spiritual-kultural. Hal ini merupakan prinsip keperawatan bahwa

asuhan keperawatan tidak hanya memperhatikan aspek biologis tetapi juga

aspek- aspek yang lain (Purwaningsih, et.al 2013). Spiritualitas adalah inti

dari keberadaan seseorang dan biasanya dikonseptualisasikan sebagai

pengalaman hubungan personal dengan yang tertinggi (seperti Tuhan) atau

transendensi diri sendiri. Spiritualitas juga mencakup perasaan dan pikiran

yang membawa arti dan tujuan keberadaan manusia atau perjalanan hidup

seseorang. Ketika penyakit atau kehilangan menimpa seseorang, hal tersebut

dapat mengancam dan menantang proses perkembangan spiritualitas .

Dukungan moral dan doa dari keluarga, sahabat, dan tenaga kesehatan

menjadi salah satu faktor penting bagi kesembuhan para pasien yang

pelaksanaan bimbingan rohani pada pasien di rumah sakit melibatkan tenaga

kesehatan, konselor rohani sesuai agama yang dianut oleh pasien,

bimbingan rohani merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada pasien

dengan tujuan agar pasien mampu memahami keadaan dirinya dan kuat

menghadapi sakit yang diderita.Sehingga, tidak langsung menilai buruk

keadaan yang tengah dialami. (Purwaningsih et al., 2013).

Keperawatan merupakan bentuk kelompok profesi dengan jumlah

yang lumayan banyak, dan perawat merupakan orang yang paling dekat

dengan pasien, keluarga pasien hingga masyarakat, sehingga kualitas dari

pelayanan keperawatan akan menjadi indikator untuk menentukan kualitas

dan citra dari suatu institusi pelayanan kesehatan (Ery et al., 2019).

2
Salah satu bentuk inti dasar tindakan praktik pelayanan profesional

asuhan keperawatan merupakan upaya peningkatan pelayanan perawat dapat

dilakukan dengan cara penerapan perilaku caring perawat terhadap spiritual

care pasiennya. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

dan kepuasaan pasien itu sendiri. Spiritual care adalah kegiatan dalam

keperawatan untuk membantu pasien yang dilakukan melalui sikap dan

tindakan praktek keperawatan berdasarkan nilai-nilai keperawatan spiritual

yaitu mengakui martabat manusia, kebaikan, belas kasih, ketenagan dan

kelemahlembuatan (Meehan, 2017).

Caring merupakan suatu fenomena umum dalam keperawatan dan

sebagai nilai yang mendasar yaitu disiplin dalam pengetahuan dan

profesional dalam praktek (Maela et al., 2020), dan caring merupakan

bentuk kekuatan untuk membentuk suasana kerja yang baik, selain dari itu

caring tidak hanya ditujukan kepada pasien tetapi kepada teman sejawat

(Mayasari et al., 2018). Perilaku Caring adalah suatu tindakan yang didasari

oleh rasa kepedulian, kasih sayang, keterampilan, empati, tanggung jawab,

sensitif dan dukungan (Mailani & Fitri, 2017).

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada disamping

pasien, tugas utamanya adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Memberikan bantuan asuhan

keperawatan mulai dari tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler,

untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.

Idealnya, seluruh komponen kebutuhan dasar manusia menjadi fokus kajian

utama dalam menentukan ruang lingkup pekerjaan profesi (AH et al., 2016).

3
Spiritualitas merupakan konsep yang luas, sangat subjektif dan

individualis, diartikan dengan cara yang berbeda pada setiap orang.

Spiritualitas adalah kepercayaan seseorang akan adanya Tuhan, dan

kepercayaan ini menjadi sumber kekuatan pada saat sakit sehingga akan

mempengaruhi keyakinannya tentang penyebab penyakit. Spiritual Care

adalah praktek dan prosedur yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien

untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien (Meehan, 2012).

Spiritual care adalah kegiatan dalam keperawatan untuk membantu

pasien yang dilakukan melalui sikap dan tindakan praktek keperawatan

berdasarkan nilai-nilai keperawatan spiritual yaitu mengakui martabat

manusia, kebaikan, belas kasih, ketenangan dan kelemahlembutan. Jamieson

(2010) mengatakan bahwa spiritual care merupakan aspek perawatan yang

integral dan fundamental dimana perawat menunjukkan kepedulian kepada

pasien. Mc Sherry & Jamieson (2010) mengatakan bahwa spiritual care

merupakan aspek perawatan yang integral dan fundamental dimana perawat

menunjukkan kepedulian kepada pasien. Spiritual care berfokus pada

menghormati pasien, interaksi yang ramah dan simpatik, mendengarkan

dengan penuh perhatian dan memberikan kekuatan pada pasien dalam

menghadapi penyakitnya (Engel, 2014).

Spiritual care tidak mempromosikan agama atau praktek untuk

meyakinkan pasien tentang agamannya melainkan memberi kesempatan

pada pasien untuk mengekspresikan nilai-nilai dan kebutuhan mereka, dan

memberdayakan mereka terkait dengan penyakitnya (Sartori, 2010).

4
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa spiritual care adalah

praktek dan prosedur keperawatan yang dilakukan perawat untuk memenuhi

kebutuhan spiritual pasien berdasarkan nilai-nilai keperawatan spiritual

yang berfokus pada menghormati pasien, interaksi yang ramah dan

simpatik, mendengarkan dengan penuh perhatian, memberi kesempatan

pada pasien untuk mengekspresikan kebutuhan pasien, memberikan

kekuatan pada pasien dan memberdayakan mereka terkait dengan

penyakitnya, dan tidak mempromosikan agama atau praktek untuk

meyakinkan pasien tentang agamannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang : “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

dengan Perilaku Caring Perawat dalam Memenuhi Spiritual Care

Pasien di Erah New Normal di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

dengan Perilaku Caring Perawat dalam Memenuhi Spiritual Care Pasien Di

Erah New Normal di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan

perilaku caring perawat dalam memenuhi spiritual care pasien di

Erah New Normal di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon.

5
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan beban kerja dengan perilaku caring

perawat dalam memenuhi spiritual care pasien di Erah New

Normal di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon.

b. Diketahuinya hubungan lingkungan kerja dengan perilaku

caring perawat dalam memenuhi spiritual care pasien di Erah

New Normal di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon.

c. Diketahuinya hubungan motivasi kerja dengan perilaku caring

perawat dalam memenuhi spiritual care pasien di Erah New

Normal di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon.

1.3.3 Manfaat Penelitian.

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis.

Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya

wacana tentang perilaku caring perawat dalam memenuhi spiritual

care pasien di masa pandemi covid-19 di Rumah Sakit Sumber

Hidup Ambon dapat menjadi literatur bagi penelitian di masa yang

akan datang.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Institutusi.

Sebagai tambahan kepustakaan dan referensi yang nantinya

akan berguna bagi mahasiswa Universitas Kristen Indonesia

Maluku Program Studi Keperawatan.

6
2. Bagi RS Sumber Hidup Ambon.

Sebagai bahan masukan dan pembuatan kebijakan tentang

perilaku caring perawat.

3. Bagi Responden.

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan perilaku caring

perawat.

Anda mungkin juga menyukai