Clarity
Respect
Separeteness
Freedom
Empathy
Communication
evaluation
Manfaat
Watson (1979 dalam Tomey & Alligod, 2006) menambahkan bahwa caring
yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan
pertumbuhan individu.
William (1997) dalam penelitiannya, menemukan adanya hubungan yang
signifikan antara persepsi mengenai perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Dengan demikian,
perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat akan
mempengaruhi kepuasan klien. Perilaku caring perawat tidak hanya
mampu meningkatkan kepuasan klien, namun juga dapat menghasilkan
keuntungan bagi rumah sakit.
Godkin dan Godkin (2004) menyampaikan bahwa perilaku caring dapat
mendatangkan manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan.
Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa perilaku caring staf kesehatan
mempunyai nilai ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak
bagi kepuasan pasien.
Tahap Perkembangan Hubungan Caring
Attachment (pertalian)
Assiduity (perilakuselalu penuh perhatian)
Intimasi (melibatkan berbagi diri)
Konfirmasi, validasi personal
menghasilkan perasaan positif tentang
kesadaran dan pertumbuhan.
Faktor-faktor pembentuk perilaku caring
Peran Perawat
Peran perawat menurut CHS Community Health Service (1989) dikutip dalam Zaidin
(2002) terdiri dari :
Sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Sebagai advokat
Sebagai edukator
Sebagai koordinator
Sebagai kolaborator
Sebagai konsultan.
Sebagai pembaharu
Perilaku Caring Perawat
Kinerja perawat khususnya pada
perilaku caring menjadi sangat penting
dalam mempengaruhi kualitas pelayanan
dan kepuasan pasien terutama di rumah
sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi
penentu citra institusi pelayanan yang
nantinya akan dapat meningkatkan
kepuasan pasien dan mutu pelayanan
( Potter & Perry, 2005 ).
Watson mengemukakan 11 asumsi yang berhubungan dengan caring, yaitu :
Perhatian dan kasih sayang merupakan kekuatan batin yang utama dan universal.
Kasih sayang yang bermutu dan caring adalah penting bagi kemanusiaan, tetapi
sering diabaikan dalam hubungan antar sesama.
Kemampuan untuk menyokong ideologi dan ideal caringdi dalam praktek
keperawatan akan mempengaruhi perkembangan dari peradaban dan menentukan
kontribusi keperawatan kepada masyarakat.
Caring terhadap diri sendiri adalah prasyarat bagi caring terhadap orang lain.
Keperawatan selalu memegang konsep caring di dalam berhubungan dengan
orang lain dalam rentang sehat-sakit.
Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus utama dalam praktek
keperawatan.
Pelayanan kesehatan secara signifikan telah menekankan pada human care.
Pondasi caring keperawatan dipengaruhi oleh tekhnologi medis dan birokrasi
institusi.
Penyediaan dan perkembangan dari human care menjadi isu yang hangat bagi
keperawatan untuk saat ini maupun masa yang akan datang.
Human care hanya dapat diterapkan secara efektif melalui hubungan
interpersonal.
Kontribusi keperawatan kepada masyarakat terletak pada komitmen
pada humancare(Nurachmah, 2001)
Struktur ilmu caring dibangun dari sepuluh faktor carative, yaitu:
Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.
Menanamkan keyakinan dan harapan ( faith-hope).
Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negatif.
Menggunakan proses pemecahan masalah kreatif
Meningkatkan belajar mengajar transpersonal.
Menyediakan lingkungan yang suportif, protektif, atau memperbaiki
mental, fisik, sosiokultural, dan spiritual.
Membantu memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia.
Memberikan keleluasaan untuk kekuatan ekstensial-fenomenologis-
spiritual.
Perilaku Caring dalam Praktek
Keperawatan
Caring sangatlah penting untuk keperawatan. Caring adalah fokus
pemersatu untuk praktek keperawatan. Perilaku caring juga sangat
penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan meningkatkan
kondisi atau cara hidup manusia (Blais, 2007)
Perilaku caringdalam keperawatan adalah hal yang sangat
mendasar. Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan
bantuan, dukungan, atau membolehkan individu (kelompok) melalui
antisipasi bantuan untuk meningkatkan kondisi individu atau
kehidupan George (2002) dikutip dalam Leininger (1979).
Leininger dalam Farland, (2002) mengemukakan juga
bahwa caring adalah kebutuhan dasar manusia yang
esensial, caring adalah keperawatan, caring adalah
penyembuhan, caring adalah jantung dan jiwa
keperawatan, caring adalah kekuatan, caring adalah ciri-ciri istimewa
dari keperawatan sebagai suatu profesi atau disiplin
Tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap
orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual
dalam caring terhadap orang lain yang sakit.
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban
kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas
profesional untuk memberikan care”. Untuk itu, kita sebagai perawat yang
profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah,
bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan memengaruhi cara perawat
memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu merupakan
suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat
dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah
ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah
orang yang care, bukan karena dia seorang perawat tetapi lebih karena dia
adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat harus care terhadap
klien.
Alat Ukur Caring Perawat
CBA Caring Behaviors Assesment
●