Di susun oleh:
Halimatus sa’diyah (200711112)
Khoerunisa (200711117)
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perawat merupakan pemikir kritis yang efektif, sehingga perawat diharapkan dapat
melakukan asuhan keperawatan dan mampu memecahkan masalah klinis, baik yang
bermanfaat bagi pasien, perawat, dan lembaga. Berpikir kritis dalam keperawatan sangat
dipengaruhi oleh sifatsifat psikologis, fisiologis dan lingkungan seperti usia, tingkat
kepercayaan, bias, keterampilan, stress, kelelahan, dan rekan kerja (American Society of
Registered Nurses, 2007). Namun kemampuan berpikir kritis perawat dalam proses
keperawatan tidak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja
dan status perkawinan (Sumartini, 2010).
2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan konsep caring?
Apa teori keperawatan yang dikemukakan oleh Jean Watson?
Apa hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan konsep
keperawatan ?
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Caring
1. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan secara interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor karatif tang berasal dari kepuasan dalam membantu
memenuhi kebutuhan manusiaatau klien.
3. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
4. Caring merupakan respon yang diterima seseorang tidak hanya saat itu saja namun
juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya.
5. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan
seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri.
6. Caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna
meningkatkan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan.
Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat
baik. caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis,
spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari
berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Meidiana (2007), menguraikan bahwa
profesional caring adalah seseorang yang mempraktekkan, merancang dan menyediakan atau
memberikan bantuan kepada orang lain. Dia juga menjelaskan bahwa penekanan
keperawatan adalah asuhan keperawatan yang bersifat humanistik yang ditunjukan pada
pandangan hubungan profesional kepada manusia dari perawat kepada pasien dan pengakuan
pasien atas aspek penting dalam keperawatan humanistik. Pendekatan humanistik ini adalah
aspek keperawatan tradisional dari caring, yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan
tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan
arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain. Prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi
terhadap kebutuhan orang lain dengan keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan
kesejahteraan yang optimal.
a. Karakteristik caring
1. Be ourself, sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tergantung pada orang lain,
2. Clarity, keinginan untuk terbuka dengan orang lain,
3. Respect, selalu menghargai orang lain,
4. Separateness, dalam caring perawat tidak terbawa dalam depresi atau ketakutan
dengan orang lain,
5. Freedom, memberi kebebasan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaannya,
6. Empathy,
7. Communicative, komunikasi verbal dan non verbal harus menunjukan kesesuaian dan
evaluasi dilakukan secara bersama-sama.
Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus
selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil,
maka akan terjadi ko nflik (terutama kngi.onflik psikososial), yang berdampak pada
terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar
dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan
untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu: Fungsi manusia secara keseluruhan baik
fungsi fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi, adaptasi secara umum terhadap
pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya, tidak adanya penyakit, asuhan
kesehatan yang benar fokusnya pada (gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan) dan
kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa serta
kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
4. Keperawatan
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi
human to human.
Bagi Watson (1988-1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran
atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan,
arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami
seseorang, sekarang atau masa yang akan datang.
Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga
perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya ,
lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh
perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian
dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana
memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk
berkembang”. (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
Berikut ini kami berikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan
proses keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini
didasarkan pada aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan
digunakan dalam tahap pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap
perencanaan dan implementasi. Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada
aplikasi dalam kasus ini hanya satu saja dengan maksud sebagai prioritas penyelesaian.
Diagnosa keperawatan lain dapat saja dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan
metode yang sama dengan diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.
Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat
sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan
lemah dan muka pucat. Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di
rumah dan tidak punya keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari
bekerja sebagai pengumpul botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik.
Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk
rumah sakit didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37
derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000 ul dan trombosit
140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil rontgen dada
menunjukkan adanya TB paru. Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus
Ny. S adalah : Proses Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih
rendah (Biofisik) Bagaimana Ny. S melihat dirinya?Apakah tinggi badan, berat badan,
hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal?Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk
mempertahankan kondisi tubuh yang normal?Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny.
S normal? Kebutuhan derajat lebih rendah (Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif?
Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya?apakah evaluasi
hasil nilai lab dalam batas normal?Bagaimana kehidupan
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model
konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan
ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktek
Edisi 4 volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Potter, Patricia A. 2009. Fundamental keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba
medika.
]