Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. Karena penyakit kritis begitu dekat dengan “kematian”, outcome intervensi yang diberikan sangat sulit diprediksi. Banyak pasien yang akhirnya tetap meninggal di ICU. American association of Critical Care Nurses (AACN) Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang diharapkan secara rinci dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab atas masalah yang mengancam Jiwa. Perawat kritis adalah perawat professional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal (AACN,2006) American Association of Critical Care Nurses (AACN, 2012) Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit aktual atau potensial yang mengancam kehidupan. Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan. Prinsip Keperawatan Kritis Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Prinsip Keperawatan Kritis 1. Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam Jevon dan Ewens, 2009) 2. Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009). 3. Pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan yang dilakukan.Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab, 2007). Sebenarnya tindakan pelayanan kritis telah dimulai di tempat kejadian maupun dalam waktu transportasi pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah resusitasi dan stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang diperlukan. Triage, yakni tindakan pertolongan yang dilakukan untuk melakukan pemilahan korban dalam keadaan kritis dan kedaruratan. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus diberi prioritas utama.Pada bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus gawat darurat maka skenario pengelolaan keadaan kritis harus dirancang sedemikian rupa sehingga pertolongan memberikan hasil secara maksimal dengan memprioritaskan yang paling gawat dan harapan hidup yang tinggi. Perawatan kritis merupakan : 1.pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk dikembangkan di Indonesia. 2.pemberian Yankep intensif bertujuan untuk: memberikan asuhan bagi pasien dgn pykt berat yg potensial reversible, memberikan asuhan bagi pasien yg perlu observasi ketat dgn atau tanpa pengobatan yg tidak dapat diberikan di ruang perawatan umum, memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru, mengurangi kesakitan dan kematian yg dpt dihindari pada pasien-pasien dgn penyakit kritis (Adam & Osborne, 1997). 3. Pasien kritis memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi 4. Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien berisiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk sembuh. 5. Pendekatan proaktif ini dapat menghindari kebutuhan perawatan di unit perawatan intensif (Intensive Care Unit,ICU) dan dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas pada pasien yang akan datang ke RS pada saat yang tepat. Peran perawat perawatan kritis: 1. Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yang ditunjuk untuk pengambilan keputusan otonom. 2. Ikut membantu pasien/ keluarga ketika dibutuhkan demi kepentingan pasien. 3. Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan 4. Menghormati nilai-nilai, keyakinan dan hak-hak pasien. 5. Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien atau keluarga dalam membuat keputusan 6. Mendukung keputusan dari pasien atau keluarga yang tentang pelayanan keperawatan yang akan diberikan ataupun proses perpindahan transfer ke RS lain yang memiliki kualitas yang sama. 7. Melakukan bimbingan spriritual untuk dan keluarga dalam situasi yang memerlukan tindakan segera. 8. Memantau danmenjaga kualitas perawatan pasien 9. Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien dan profesional kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan tidak meninggalkan prinsip holistik. Respon individu dan keluarga terhadap pengalaman keperawatan kritis Isu etik dan legal pada keperawatan kritis Kecenderungan trend dan isu keperawatan kritis Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu lama di rumah sakit. Pasien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di masa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Perawat kritis harus tetap memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru. Seiring dgn perkembangan perawatan yang dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya. Reny Chaidir is inviting you to a scheduled Zoom meeting. Topic: Pertemuan I Keperawatan kritis Time: Oct 3, 2020 08:00 PM Bangkok Join Zoom Meeting https://us04web.zoom.us/j/76040778572? pwd=TUF3Rng5ekEvRUpJcE1SRmhuMTZwUT09 Meeting ID: 760 4077 8572 Passcode: 0Zw5Ks