DISUSUN OLEH :
MARTHA NIA PUTRI
(1710142010014)
DOSEN PEMBIMBING :
1.3. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien mengenai cemas dan stres.
b. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pengaruh kecemasan
keluarga terhadap pasien.
c. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang manajemen stres
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MANAJEMEN STRES
1. TUJUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mengetahui manajemen stres
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )
a. Setelah mengikuti satu kali pertemuan, pasien dan pengunjung mampu
b. Menyebutkan pengertian cemas dan stres.
c. Menyebutkan pengaruh kecemasan keluarga terhadap pasien.
d. Menyebutkan kegiatan yang termasuk manajemen stres.
2. Materi :
(Terlampir)
3. Pengorganisasian Tempat
PENYULUH
MEDIA
PEMBIMBING
KELUARGA FASILITATOR KELUARGA FASILITATOR
4. Metode
PAT.1 1 PAT.2 2
Ceramah
Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
1. Menerangkan
semua materi
3. Post yang telah Ceramah
operasional diberikan
( penutup ) 2. Mengevaluasi Diskusi
secara lisan
dan melihat
tingkat
pemahaman Ceramah
materi 10
3. Memberikan menit Ceramah
leaflet
4. Memberikan leaflet
salam
penutup
7. Evaluasi
fisik, emosi atau tekanan psikologis. Stres adalah respons mental seseorang
atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang mengganggu kita
masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas
Kecemasan ini bisa berasal dari ketakutan akan pasien berisiko tinggi
sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan pasien (Gail & Stuart, 2006).
Saat keluarga pasien mengalami kecemasan, maka akan timbul suatu gejala-
gejala :
a. Gejala fisiologik
Denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama
b. Gejala psikologik.
dsb.
c. Tingkah laku
berkurang).
3. Manajemen Stres
Kecemasan pada keluarga pasien secara tidak langsung mempengaruhi pasien
yang dirawat di ICU, salah satunya penundaan pengambilan keputusan akibat
kecemasan yang tinggi mengakibatkan (Davidson dkk, 2007) dukungan yang
kurang maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga memberikan perubahan
positif bagi keluarga pasien (Bailey dkk, 2009), dan untuk menurunkan
kecemasan, manajemen mengendalikan stres yang dijelaskan dalam Smeltzer
& Bare (2001) ada lima :
a. Mencoba merasa optimis mengenai masa depan.
Meskipun sedang mengalami suatu gangguan yang ada didalam diri,
seseorang dan keluarga harus tetap optimis dalam menatap masa depan dan
meneruskan kehidupanya dengan selalu berfikir positf melangkah kedalam
hidup yang sehat.
b. Menggunakan dukungan social.
Keluarga dan masyarakat sangat mempengaruhi kondisi seseorang
sehingga dukungan sosial sangat penting dalam menjalani suatu strategi
manajemen stres yang baik. Dengan adanya dukungan maka motivasi diri
terhadap seorang penderita untuk selalu bahagia akan bisa tercapai.
c. Menggunakan sumber spiritual.
Keyakinan terhadap segala suatu yang diyakini bias mengurangi
tingkat stres seseorang yaitu dengan melakukan kegiatan yang bersifat
spiritual misalnya saja mengikuti kegiatan ibadah, yoga, perana, maupun
kegiatan lain yang bisa merelaksasikan pikiran.
d. Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan.
Dalam kondisi tertentu seseorang akan mudah marah dan terbawa
emosi sehingga dalam hal ini sangat penting dalam mengendalikan emosi
maupun perasaan.
e. Mencoba menerima kenyataan yang ada
Meskipun dalam kondisi sakit tetapi tidak akan menghalangi seserang
untuk melanjutkan hidupnya, penerimaan kondisi diri terhadap penyakit
harus dilakukan secara sadar dan menerima kenyataan yang ada.