Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL


DI RUANG OBSERVASI INTENSIF (ROI) RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

Disusun Oleh:

Gita Paradisma (P27820714002)


Asfin Novia Rahmadhani (P27820714010)
Ihsan Nur Mahmudi (P27820714015)
Ichtiyar Rizki Zerniansyah (P27820714019)
Nuris Fitria Hardiyanti (P27820714024)

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Oleh :
KELOMPOK 4 TINGKAT IV SEMESTER VII
D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

Telah disahkan
Pada tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Ruangan Observasi Pembimbing Akademik


Intensif

Nurul H . S.Kep. Ns Adin Mu’afiro, SST.,M.Kes


NIP. 196910301993032006 NIP. 197012171994032002
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah


Topik / Materi : Pencegahan Infeksi Nosokomial
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruangan Observasi Intensif
RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Hari/ Tanggal : Rabu, 22 November 2017
Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 WIB (30 menit)
Tempat : Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD Dr. Soetomo

A. Pendahuluan
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit dan upaya
pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang
bermutu. Dalam pemberian pelayanan yang bermutu, seorang petugas kesehatan
harus memiliki kemampuan untuk mencegah infeksi dimana hal ini memiliki
keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan karena mencakup setiap aspek penanganan
pasien (Soeroso, 2007).

Kebutuhan untuk pengendalian infeksi nosokomial akan semakin meningkat


terlebih lagi dalam keadaan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan seperti
yang telah dihadapi Indonesia saat ini. Indikasi rawat pasien akan semakin ketat,
pasien akan datang dalam keadaan yang semakin parah, sehingga perlu perawatan
yang lebih lama yang juga berarti pasien dapat memerlukan tindakan invasif yang
lebih banyak. Secara keseluruhan berarti daya tahan pasien lebih rendah dan pasien
cenderung untuk mengalami berbagai tindakan invasif yang akan memudahkan
masuknya mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial (Soeroso, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian infeksi nosokomial?
2. Apa saja Batas-batas infeksi nosokomial?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Infeksi
Nosokomial?
4. Apa Penyebab Infeksi Nosokomial?
5. Bagaimana Proses Penularan Infeksi Nosokomial?
6. Bagaimana cara Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial?
7. Apa yang harus diperhatikan keluarga dan pengunjung dalam
pengendalian Infeksi Nosokomial?

C. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan rumah sakit diharapkan
Keluarga pasien yang dirawat di Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo dapat memahami dan mengetahui tentang cara Pencegahan
Infeksi Nosokomial.
Tujuan Khusus
1) Keluarga Pasien di ruang Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo Surabaya mampu menjelaskan tentang pengertian
Infeksi Nosokomial
2) Keluarga Pasien di ruang Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo Surabaya mampu memahami faktor yang mempengaruhi
Infeksi Nosokomial
3) Keluarga Pasien di ruang Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo Surabaya mampu mengenali penyebab Infeksi
Nosokomial
4) Keluarga Pasien di ruang Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo Surabaya mampu mengenali cara penularan Infeksi
Nosokomial
5) Keluarga Pasien di ruang Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo Surabaya mampu memahami Pencegahan Infeksi
Nosokomial
E. Pengorganisasian
Pembimbing : Dosen Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan Gawat
Darurat
“Adin Mu’afiro, SST.,M.Kes”
Pembimbing Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
“Nurul H. S.Kep.NS”
Moderator : Ihsan Nur Mahmudi
Penyaji : Gita Paradisma
Fasilitator : Nuris Fitria Hardiyanti
Dokumentasi : Ichtiyar Rizki Zerniansyah
Observer : Asfin Novia Rahmadhani

F. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

G. Media
a. Leaflet
H. Susunan Tempat

Keterangan :
= Penyaji
= Moderator
= Dokumentasi
= Observer
= Peserta
Susunan Acara
Proses Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu
1. Registrasi 1. Melakukan registrasi
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
Pembukaan 3. Pengenalan diri 3. Mendengarkan 5 menit
4. Menjelaskan tujuan dari 4. Mendengarkan
penyuluhan
Pemberian materi, meliputi : 1. Mendengarkan 15 menit
a) Pengertian Pencegahan
Infeksi Nosokomial
b) Batasa-batasan infeksi
nosokomial.
c) Faktor-
Faktor yang Mempenga
ruhi Terjadinya Infeksi
Nosokomial.
d) Penyebab Infeksi
Penyajian
Nosokomial.
e) Proses Penularan
Infeksi Nosokomial.
f) Pencegahan Terjadinya
Infeksi Nosokomial.
g) Yang Harus
Diperhatikan Keluarga
dan Pengunjung dalam
Pengendalian Infeksi
Nosokomial
2. Pemberian kesempatan 1. Bertanya 5 menit
kepada peserta untuk
Tanya
bertanya. 2. Menjawab
Jawab
3. Menjawab pertanyaan
peserta
4. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan kepada peserta
(3 soal )
1. Pemberian kesimpulan 1. Mendengarkan
Penutup 2. Menutup 2. Mendengarkan 5 menit
3. Memberi salam 3. Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

A. Pengertian
Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit
adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit
melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut (Karen Adams & Janet
M. Corrigan, 2003). Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi
menyebabkan infeksi lokal atau sistemik (Karen Adams & Janet M. Corrigan,
2003). Contoh penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah apabila dokter
atau suster merawat seorang pasien yang menderita infeksi karena
mikroorganisme patogen tertentu kemudian mikroorganisme dapat ditularkan
ketika terjadi kontak (Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen
Goldsteen, 2007).Selanjutnya, apabila suster atau dokter yang sama merawat
pasien lainnya, maka ada kemungkinan pasien lain dapat tertular infeksi dari
pasien sebelumnya.
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan
tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi
yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai
menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai
dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah
sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan
bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah
sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada
dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial (Harrison, 2001).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial


Secara umum faktor yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdiri
atas 2 bagian besar, yaitu :
1. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi lokal)
2. Faktor eksogen (lama penderita dirawat,kelompok yang merawat, alat
medis, serta lingkungan)
Untuk mudahnya bagaimana seorang pasien mendapat infeksi nosokomial
selama dirawat di Rumah Sakit dapat diringkas sebagai berikut :
1. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui dirinya sendiri (auto
infeksi)
2. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui petugas yang merawat di
Rumah Sakit
3. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui pasien-pasien yang
dirawat ditempat / ruangan yang sama di Rumah Sakit tersebut.
4. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui keluarga pasien yang
bekunjung kerumah sakit tersebut.
5. Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan yang dipakai
dirumah sakit tersebut.
6. Pasien mendapat infeksi nosokomial melalui peralatan makanan yang
disediakan rumah sakit ataupun yang didapatnya dari luar rumah
sakit.
7. Disamping ke-6 cara-cara terjadinya infeksi nosokomial seperti yang
dinyatakan diatas, maka faktor lingkungan tidak kalah penting sebagai
factor penunjang untuk terjadinya infeksi nosokomial, faktor
lingkungan tersebut adalah :
 Air
 Bahan yang harus di buang ( Disposial)
 Udara

C. Penyebab Infeksi Nosokomial


1. Agen Infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia
rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam
mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena
banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:
 karakteristik mikroorganisme,
 resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
 tingkat virulensi,
 dan banyaknya materi infeksius.

Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit


dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau
disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous
infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih
disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya
melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril.
Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan
oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang
sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal,
(Ducel, 2001).

2. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia
yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi
tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat
menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang
rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling
banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen
lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun
endemik. Contohnya :
- Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan
gangrene
- Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di
kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang,
jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten
terhadap antibiotika.
- Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli,
Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali
ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di
saluran pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini
bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
- Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka
bekas jahitan, paru, dan peritoneum.

3. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh
berbagai macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media
penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory
syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan
dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis
dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi
darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme
lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit
kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi
nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes
simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan
(Wenzel, 2002)

4. Parasit dan Jamur


Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan
mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit
dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat
immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans,
Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.

5. Faktor Alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama
disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi
saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemia.
Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti.
Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan
terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan
mekanis, fisis dan kimiawi.

D. Proses Penularan Infeksi Nosokomial


1. Langsung
Antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien.

2. Tidak langsung
 Obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah
 Lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan
(Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi)
 Penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke
udara (air borne)
 Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau
serangga yang membawa kuman.
Selain itu penularan infeksi nosokomial yaitu :
1. Penularan secara kontak
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak
tidak langsung dan droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber
infeksi berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to
person pada penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral.
Kontak tidak langsung terjadi apabila penularan membutuhkan objek
perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda mati
tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi
peralatan medis oleh mikroorganisme.

2. Penularan melalui Common Vehicle


Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi
oleh kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu
penjamu. Adapun jenis-jenis common vehicleadalah darah/produk
darah, cairan intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
3. Penularan melalui udara dan inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran
yang sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang
cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme
yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas (staphylococcus) dan
tuberculosis.

4. Penularan dengan perantara vektor


Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal.
Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan
secara mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh
vector misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.
Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke
dalam tubuh vektor dan dapat terjadi perubahan secara biologis,
misalnya parasit malaria dalam nyamuk atau tidak mengalami
perubahan biologis, misalnya yersenia pestis pada ginjal (flea).

E. Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial


Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa
rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan
kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti
mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan
dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat
medis yang telah dipakai berkali-kali.

Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas


kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi
penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat
menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang
baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis.
Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan
menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya
Pencegahan Infeksi nosokomial yaitu dengan:

1. Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara


mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan
aseptik, sterilisasi dan disinfektan.
2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
3. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat,
nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.
4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur
invasi
5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol
penyebarannya.

Selain itu Pencegahan Infeksi nosokomial juga dengan menggunakan


Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
1. Cuci Tangan
 Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan
terkontaminasi.
 Segera setelah melepas sarung tangan.
 Di antara sentuhan dengan pasien.
2. Sarung Tangan
 Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang
terkontaminasi.
 Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
3. Masker
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung,
dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.
4. Baju Pelindung
 Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
 Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat
berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
5. Kain
 Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
 Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan
pasien
 Kain yang digunakan tidak boleh di pakai oleh keluarga
 Memisahkan baju khusus pasien dengan baju keluarga
6. Peralatan Perawatan Pasien
 Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah
kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah
kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
 Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
7. Pembersihan Lingkungan
 Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
8. Instrumen Tajam
 Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
 Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
 Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum
bekas dengan tangan
 Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus
tusukan.

F. Yang Harus Diperhatikan Keluarga dan Pengunjung dalam


Pengendalian Infeksi Nosokomial
1. Mengerti dan memahami peraturan dari Rumah sakit
 Taatilah waktu berkunjung
 Jangan terlalu lama menjenguk cukup 15-20 menit saja
 Penunggu pasien cukup 1 orang
 Jangan berkunjung jika anda sedang sakit
 Jangan membawa anak dibawah usia 12 tahun
2. Menjaga kebersihan diri
 lakukan cuci tangan sebelum dan setelah bertemu pasien
 jangan menyentuh luka, perban, area tusukan infuse, atau alat-alat
lain yang digunakan untuk merawata pasien
 bantulah pasien untuk menjaga kebersihan dirinya
3. Menjaga kebersihan lingkungan
 Jangan menyimpan barang terlalu banyak di ruangan pasien
 Jangan tidur di bed pasien
 Jangan merokok diarea Rumah Sakit
REFERENSI

Tietjen, L.,dkk (terj. Saifuddin, AB,dkk): Panduan Pencegahan Infeksi : Untuk


Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas
Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di ICU, Dep.Kes.RI,
Jakarta 2004.
Kumpulan Makalah Kursus Dasar : Pengendalian Infeksi Nosokomial, PERDALIN
JAYA, Jakarta, Februari 2005.
http://halosehat.com/tips-kesehatan/kesehatan-tubuh/cara-mencegah-infeksi-
nosokomial
http://doktersehat.com/infeksi-nosokomial-penyebab-dan-pencegahannya/
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
MAHASISWA DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Ruang : Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD Dr. Soetomo


Surabaya
Hari/Tanggal : Rabu, 22 November 2017
Waktu : 30 menit
NO NAMA ALAMAT TTD
1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
DAFTAR HADIR
MAHASISWA DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Ruang : Ruang Observasi Intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari/Tanggal : Rabu, 22 November 2017
Waktu : 30 menit

NO NAMA TTD
1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5.
DAFTAR HADIR PEMBIMBING PENYULUHAN
MAHASISWA DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Ruang : Ruang Observasi Intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari/Tanggal : Rabu, 22 November 2017
Waktu : 30 menit

NO NAMA JABATAN TTD


1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
MAHASISWA DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Kriteria Struktur √ Kriteria Proses √ Kriteria Hasil √


Pembukaan
a. Kontrak waktu a. Mengucapkan salam a. Peserta antusias
dan tempat dan memperkenalkan terhadap materi
diberikan 1 hari diri penyuluhan
sebelum
penyuluhan b. Menyampaikan tujuan, b. Peserta
dilaksanakan maksud dan manfaat mendengarkan
dari penyuluhan dan
b. Pembuatan memperhatikan
susunan c. Menjelaskan kontrak penyuluhan
rangkaian acara waktu dan susunan dari dengan seksama
penyuluhan, rangkaian acara
leaflet c. Peserta yang
d. Menjelaskan topik dari datang minimal ±
1. Peserta di materi penyuluhan yang 8 orang
tempat yang akan diberikan
telah ditentukan d. Acara dimulai
dan disediakan Pelaksanaan: tepat/lebih
oleh panitia Menggali pengetahuan cepat/lebih
tentang Pencegahan infeksi lambat*, waktu
2. Pengorganisasia nosokomial: pada SAP yakni
n pukul
penyelenggaraa 1. Menjelaskan materi .......................
n penyuluhan a. Pengertian infeksi
dilakukan nosokomial e. Peserta mengikuti
sebelum dan b. Batasan-batasan acara sesuai
saat penyuluhan infeksi nosokomial dengan aturan
dilaksanakan c. Faktor-Faktor yang yang telah
Mempengaruhi disepakati
Terjadinya Infeksi f. Peserta mampu
Nosokomial. memahami materi
d. Penyebab Infeksi dan menjawab
Nosokomial. pertanyaan
e. Proses Penularan dengan benar dari
Infeksi Nosokomial. penyuluh minimal
f. Pencegahan 75%
Terjadinya Infeksi
Nosokomial.
g. Yang Harus
Diperhatikan
Keluarga dan
Pengunjung dalam
Pengendalian Infeksi
Nosokomial

2. Memberikan kesempatan
peserta penyuluhan
untuk mengajukan
pertanyaan mengenai
materi yang belum
dipahami

3. Menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
penyuluhan

*) coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai