Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RISET KEPERAWATAN

ANALISIS GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT YARSI
PADANG PANJANG
TAHUN 2019

MIA AULIA
1508142010027

DOSEN PEMBIMBING : Dr. FAUZI ARAZ.M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes YARSI SUMBAR
BUKITTINGGI
Tahun 2019
BAB I

PENDAHULUAN

ANALISIS GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT YARSI

PADANG PANJANG

1.1 LatarBelakang

Perawat merupakan tenaga kesehatan profesional yang mempunyai kemampuan, baik

intelektual, interpersonal, bertanggung jawab dan berkewenangan dalam memberikan

pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan ( Departemen Kesehatan RI, 2012 ) .

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional memiliki kesempatan untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang komprehensif dengan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan

dasar yang holistik yaitu bio-psikososial dan spiritual (Potter & Perry, 2009). Perawat

berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan

menyeluruh klien diantaranya dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual klien

tersebut, walaupun perawat dan klien memiliki keyakinan spiritual atau agama yang berbeda.

(Hamid, 2008)

Kebutuhan spiritual klien adalah kebutuhan akan makna dan tujuan hidup , kebutuhan

untuk mencintai dan dicintai, kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf( Hamid,

2008) . Pemenuhan kebutuhan spiritual sangat diperlukan oleh pasien dan keluarga dalam

mencari makna dari setiap peristiwa yang terjadi termasuk penderitaan karena sakit dan tetap

merasa dicintai oleh makhluk sesama dan tuhanNya. (GOVIER, 2007 )

Pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan

kesehatan jiwa pada proses terapeutik yang ada keterkaitannya antara perawat dengan pasien,
serta masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan optimal, dan pelayanan asuhan

keperawatan pasien sebagai bagian yang intregal dari pelayanan kesehatan keperawatan yaitu

pemenuhan kebutuhan spiritual dengan menggunakan beberapa aspek spiritual seperti

perawatan psikososial dan fisik (Ristianingsih, Septiwi & Yuniar, 2012).

Menurut Narayasanamy (2007 dalam Agus Prasetyo 2016) mengatakan beberapa

peneliti telah menemukan bahwa spiritualitas sebagai sumber yang kuat untuk beradaptasi

dengan masalah yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk penyakit kronis atau

terminal. Praktik keagamaan juga berperan sebagai sumber dukungan yang penting bagi

pasien dan kesembuhan pasien. Hal ini dapat dimengerti karena pasien dirumah sakit

terutama pasien rawat inap tidak hanya menderita penyakit fisik akan tetapi mereka juga

mengalami tekanan dan gangguan mental spiritual dari yang ringan sampai yang berat

sebagai akibat dari penyakit yang di deritanya (Priyanto, 2009 ). Pasien-pasien yang

mengalami penyakit berat mengalami kecemasan, ketakutan dan begitu juga dengan pasien

yang menghadapi operasi dan pasca operasi , pasien yang dalam keadaan kritis misalnya

dalam menghadapi kematian, dan sakaratul maut, bukan hanya memerlukan perawatan medis

tetapi juga membutuhkan pendampingan, layanan, dan bantuan spiritual.( Isep Zainal Arifin,

2013)

Kebutuhan spiritual sangat dibutuhkan yang bertujuan agar klien memiliki semangat

hidup untuk dapat meraih ketenangan jiwa, ketenangan ibadah dan kesembuhan karena Allah

SWT. Apabila kebutuhan spiritual klien tidak dilakukan maka klien tidak mendapatkan

kebutuhan spiritual untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegah penyakit dari klien

tersebut.(potter & perry 2015).

Secara psikologis jika kebutuhan spiritual pasien rawat inap tidak terpenuhi ada 2

kemungkinan yang akan terjadi yaitu deficit spiritual dan distress spiritual. Defsit spiritual

adalah kondisi ketidakseimbangan akibat kekurangan asupan spiritual yang ditandai dengan
putus asa, ketidakpedulian, kesepian dan lain-lain yang menggambarkan kehampaan dan

kekosongan spiritual. Jika deficit spiritual di biarkan maka akan meningkat menjadi distress

spiritual.( Isep Zainal Arifin, 2013)

Prof. Zakiah (dalam Wahyuni, 2014) mengatakan bahwa sembahyang, doa-doa

kepada Allah SWT adalah cara pelegaan batin untuk mengembalikan ketentraman jiwa.

Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta juga dapat memberikan petunjuk tentang

nilai-nilai arti kehidupan, sehingga diharapkan kecemasan dan distress yang dialami

seseorang sedikit demi sedikit dapat berkurang.

Dalam hasil penelitian Lois M. et.al (2013) dengan Surprising results regarding

MASCC members' beliefs about spiritual care mengatakan bahwa Seratus enam responden

(39,1%) melaporkan bahwa mereka percaya peran untuk mengeksplorasi masalah spiritual

pasien kanker adalah tugas mereka, dan 33 responden (12,2%) melaporkan bahwa mereka

tidak merasakannya peran mereka. Sembilan puluh satu responden (33,6%) melaporkan

bahwa mereka jarang memberikan perawatan spiritual yang memadai, dan 71 responden

(26,2%) melaporkan bahwa mereka merasa tidak cukup dalam memberikan perawatan

spiritual.

Penelitian (Wall,etal., 2007) dalam (Alif 2014) mengatakan Sekitar 95% orang

Amerika percaya pada Tuhan, dengan 72% panggilan keyakinan agama berpengaruh kuat

dalam hidup mereka, dan 23% menghadiri ibadah seminggu sekali, meskipun agama tidak

identik dengan spiritualitas, baik konsep berbagi elemen umum, termasuk persepsi diri, orang

lain, dan makhluk transenden atau kekuatan.

Rumah sakit islam yarsi padang panjang merupakan rumah sakit dengan visi yaitu

terwujudnya Rumah sakit dengan pelayanan yang islami dan professional di kota Serambi

Mekah Tahun 2016.( Profil Yarsi Padang Panjang ). Dengan pelayanan yang islami sudahkah

kebutuhan spiritual pasien terpenuhi ataukah belum. Karena banyaknya rumah sakit yang
lebih mengutamakan pelayanan dari segi fisik atau perawatan medis dan melupakan bahwa

kebutuhan spiritual pun sangat penting dalam proses penyembuhan pasien.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik ingin melakukan penellitian tentang

analisis gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual di ruang rawat inap rumah sakit yarsi

padang panjang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti ingin mengetahui

bagaimana pemenuhan kebutuhan spiritual di ruang rawat inap rumah sakit islam yarsi

padang panjang.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum :

Untuk mengetahui bagaimana Gambaran Pemenuhan Kebutuhan

Spiritual Di Ruang Rawat Inap Rumah sakit Islam Yarsi Bukittinggi

1.3.2 Tujuan khusus :

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pemenuhan kebutuhan

spiritual di ruang rawat inap rsi yarsi padang panjang.

b. Untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual di

ruang rawat inap RSI Yarsi Padang Panjang.


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

terhadap variabel yang lain dari masalah yang ingin kita teliti (Notoatmodjo, 2010).

Skema 3.1 Kerangka Konsep gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap
rumah sakit yarsi padang panjang.

Pasien rawat inap Pemenuhan -Terpenuhi


di rumah sakit Kebutuhan
padang panjang - Belum
Spiritual
terpenuhi
Pasien

Diteliti :
Orang yang membutuhkan
Tidak diteliti : bantuan spiritual :

a. Pasien kesepian
b. Pasien ketakutan dan
cemas .

( Asmadi, 2008:26)

B. Hipotesa

Ha : Terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap rumah sakit yarsi

padang panjang.

H0 : Tidak terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien di ruang rawat inap rumah sakit yarsi

padang panjang.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriftif analitik, yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

objektif. Metode penelitian deskriftif analitik digunakan untuk memecahkan atau menjawab

masalah-masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.

(Setiadi, 2007)

4.2 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo dalam

Setiadi, 2007). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang di rawat

pada tahun 2019 di ruang perawatan Interne, bedah, anak dan kebidanan Di Rumah Sakit

Yarsi Padang Panjang.

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. (Setiadi, 2007). Teknik pengambilan sampel adalah non

probability sampling melalui purposive sampling. Purposive sampling didasarkan pada

suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2012). Kira-

kira sampel penelitian sebanyak 30 responden.

4.3 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Cara Alat Skala Hasil Ukur


ukur ukur Ukur

Pemenuha Bagian dari Angket Kuisioner Ordinal Terpenuhi :


kebutuhan spiritual
n pemenuhan
terpenuhi
kebutuhan kebutuhan Tidak tepenuhi:
Kebutuhan
spiritual spiritual dalam
spiritual tidak
mencari makna terpenuhi
dari setiap
peristiwa yang
terjadi dan
tetap merasa
dicintai oleh
makhluk
sesama dan
tuhanNya

4.4 Cara Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yaitu dengan cara mengunjungi

lokasi penelitian dan meminta responden untuk mengisi kuesioner yang telah disusun

oleh peneliti.

Cara pengumpulannya dengan prosedur sebagai berikut:

a) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi STIKes YARSI

Sumbar Bukittinggi kepada Direktur Rumah Sakit Yarsi Padang Panjang

b) Setelah mendapat surat izin penelitian, selanjutnya peneliti melakukan pengambilan

data di Rumah Sakit Yarsi Padang Panjang.

c) Menentukan responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian yang

telah ditetapkan.

d) Menjelaskan kepada responden maksud dan tujuan penelitian serta prosedur tindakan

yang akan dilakukan. Bagi yang bersedia untuk mengikuti penelitian, diberi lembar

persetujuan untuk diisi dan ditandatangani.

e) penyebaran kuisioner kepada responden dengan cara responden mengisi kuisioner

tersebut.
2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari ruang perawatan interne,anak,bedah, dan kebidanan Rumah

Sakit Yarsi Padang Panjang.

4.5 Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), data yang telah terkumpul pada penelitian ini akan di

analisa melalui tahap-tahap berikut :

a. Pemeriksaan data (editing)

Data yang terkumpul sudah diperiksa kelengkapan, tulisan terbaca jelas, dan daftar

pernyataan yang diserahkan kepada klien juga sudah terisi secara keseluruhan

b. Memberi kode (coding)

Kuisioner yang sudah terkumpul diberi kode untuk memudahkan mengolah data.

c. Memasukkan data (entri data)

Data pada kuesioner yang sudah diberi coding lalu dipindahkan ke dalam master

tabel untuk selanjutnya dianalisis menggunakan program komputer.

d. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data perlu terhadap kesalahan dalam pengkodean, membaca kode,

dan memasukkan data ke computer telah dilakukan dengan benar atau belum.

e. Mengelompokkan data (tabulating)

Jawaban-jawaban yang sama, dikelompokkan dengan teliti dan teratur, kemudian

dihitung dan dijumlahkan, dimasukkan dalam tabel.

4.6 Analisa Data


Setelah memperoleh nilai-nilai dari tiap tabel kuesioner, selanjutnya data dianalisa

menggunakan analisa univariat dengan menggunakan komputer, bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung jenis datanya

(Notoatmodjo dalam Nusi, 2013).

Dalam penelitian ini, Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat, karena pada

penelitian ini menggambarkan variablenya saja. Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel

dari hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan analisis untuk variabel yang diteliti dari hasil

penelitian, yang kemudian akan mendapatkan gambaran kebutuhan spiritual, dengan

menggunakan Cross Tabulasi.

Anda mungkin juga menyukai