Anda di halaman 1dari 17

PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUALITAS PASIEN RUANG BEDAH

DENGAN FORMAT FICA DI RSI BANJARNEGARA

Nama kelompok :

1. Viana Yuni P (2011040133)


2. Eka Desi Yuliana (2011040132)
3. Pelangi Jiwa Obama (2011040179)
4. Tri Indriani (2011040189)
5. Vina Afriliana (2011040121)
6. Anisatul Farodisa (2011040090)
7. Lely Oktavia Ningsih (2011040097)
8. Desinta Widyaningtyas (2011040096)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
A. DESKRIPSI KASUS YANG MELATARBELAKANGI
Keperawatan telah mengembangkan sebuah model pengkajian yang didasarkan
pada suatu kondisi meningkatnya level ancaman terhadap spiritual dengan menggunakan
kategori perilaku. Pengukuran kriteria hasil terkait spiritual merupakan hal yang sangat
dasar baik dalam praktek klinik maupun dalam penelitian. Skala atau point yang
digunakan untuk mengukur kriteria hasil yang mana perannya telah dikenal dalam
melakukan skrining terhadap distress spiritual dan sekaligus untuk mengidentifikasi
apakah pasien membutuhkan dukungan selama masa perawatan. Spiritual telah
diidentifikasi sebagai sumber yang penting untuk seseorang, yang mana dengan spiritual
tersebut dapat membantu seseorang mengatasi berbagai distress disaat mengalami dan
menderita sakit.
Komponen pengkajian spiritual seperti FICA (keyakinan dan kepercayaan faith
and believe, kepentingan/importance, komunitas/community, dan focus/Tindakan
keperawatan bisa didapatkan). Penting bagi perawat untuk menunjukan ekspresi kepada
klien bahwa mereka itu penting. Pertimbangan akan adanya permintaan untuk konsultasi
keagamaan dari klien dengan nyeri kronis. Mengingat bahwa nyeri merupakan
pengalaman yang memiliki komponen fisik dan emosional.
Sesuai keaadan real di ruangan perawat sudah melakukan pengkajian spiritualitas
yang tidak mendalam hanya menanyakan agama yang dianut pasien dan nilai-nilai apa
yang diyakini pasien. Maka pada laporan ini kelompok sudah melakukan pengkajian
spiritual di ruang At-Taqwa yang dilakukan ke 10 pasien, terdiri dari 5 pasien akut dan 5
pasien kronis. Dalam hal ini pengaplikasian pengkajian tentang spiritual FICA bertujuan
untuk mengetahui seberapa penting instrumen ini diterapkan di rumah sakit. Sehingga
pada stase keperawatan medikal bedah ini, kelompok kami mengambil kesempatan untuk
dapat bisa mengkaji status spiritual klien secara mendalam dan bagaimana tingkat ibadah
klien selama sakit dan saat tidak sakit sesuai dengan format FICA . Dengan
menggunakan format FICA kelompok mendapat jawaban dari 10 pasien bervariasi,
mendalam, dan terstruktur dengan jelas.
B. RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana penerapan format FICA di RSI Banjarnegara dalam memenuhi
kebutuhan spiritual pasien?”
C. JURNAL RUJUKAN
1. Instrumen pengkajian spiritual care pasien dalam pelayanan paliatif: literaur review
(Yodang & Nuridah, 2020)
2. Evaluation of FICA tool for spiritual assessment (Tami, Betty & Christina, 2010)
3. Effect of spiritual health (sound heart) on the other dimentions of health on different
level of prevention (Asadzandi, 2018)
4. The spiritual assessment (Saguil, 2012)
5. Clinical nursing education: using the FICA spiritual history tool to assess patients
spirituality (Margaret et all, 2016)

D. HASIL ANALISIS KELAYAKAN JURNAL (PICO)


1. Instrumen pengkajian spiritual care pasien dalam pelayanan paliatif

Problem Penelitian ini menggunakan metode review literature. Sumber data


dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa hasil
penelitian yang telah dipublikasikan yang didapatkan melalui jurnal
basis data secara elektronik.
Intervention Dalam penelitian ini sumber data menggunakan data sekunder berupa
hasil penelitian yang telah dipublikasikan yang didapatkan melalui
jurnal basis data seperti CINAHL, Google Scholar, Proquest,
PUBMED, dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan dalam
penelusuran yaitu spiritual care, spiritual, palliative care, end of life
care, hospice care, assessment, measurement, instrument, dan tools
dan didapatkan hasil temuan jurnal sebanyak 77 artikel yang
membahas mengenai pengkajian spiritual. Lalu dilakukan skrining 2
artikel dikeluarkan denga alasab duplikasi. Selanjutnya 75 artikel di
periksa secara seksama lalu dikeluarkan dengan beberapa
pertimbangan yaitu : pengkajian focus pada relawan (6 artikel), focus
pada pengalaman perawat dalam melakukan pengkajian (13 artikel),
pengkajian spiritual pada pasien non paliatif (14 artikel), pengkajian
focus pada kualitas hidup (9 artikel), pengkajian yang focus pada
keluarga pasien (5 artikel), pengkajian yang focus pada kompetensi
perawat dalam melakukan pengkajian spiritual (9 artikel), pengkajian
yang focus pada praktisi paliatif (7 artikel), sehingga total artikel yang
di keluarkan sekitar 63.
Comparation Riwayat spiritual dan pengkajian spiritual harus dilakukan pada setiap
pasien baru dan dapat dilakukan secara berkala pada pasien kunjungan
berulang. Hubungan terhadap komunitas keagamaan dan spiritualitas
merupakan hal yang sangat penting pada beberapa individu, sehingga
pasien mendapat bantuan terutama pasien yang tinggal seorang diri
atau dukungan keluarga yang kurang.
Outcomes Beberapa kelebihan pengkajian FICA yaitu mudah di ingat, telah
tervalidasi terkhusus aplikasi spiritual dalam klinis, pertanyaan lebih
singkat, dapat menstimulasi percakapan tentang spiritual, dapat
memperjelas harapan pasien terkait kebutuhan spiritual pasien.
Sedangkan kelemahannya yaitu pertanyan yang langsung spesifik
pada keyakinan pasien sehingga dapat menimbulkan
ketiddaknyamanan, kemungkinan terjadi kesalahan dalam interpretasi
makna spiritual, pengkajian menjadi kaku karena pertanyaan yang
terstruktur karena tidak ditulis dalam Bahasa percakapan.

2. Evaluation of FICA tool for spiritual assessment

Problem Untuk menguji kelayakan proyek tersebut Keyakinan, Pentingnya


dan Pengaruh, Komunitas, dan Alamat (FICA) Spiritual Alat
Sejarah dalam pengaturan klinis. Berkorelasi antara data kualitatif
FICA dan Data kualitas hidup (QOL) juga dihitung untuk
memberikan tambahan wawasan tentang masalah spiritual.
Intervention Kerangka alat FICA mencakup Keyakinan atau Keyakinan,
Pentingnya spiritualitas, Komunitas spiritual individu, dan
intervensi untuk mengatasi spiritual kebutuhan. Pasien dengan
tumor padat direkrut dari klinik rawat jalan pusat kanker yang Item
penilaian aspek spiritualitas alam Alat Penilaian Fungsional Terapi
Kanker QOL digunakan, dan semua pasien menggunakan FICA.
Sampel (n ¼ 76) memiliki usia rata-rata 57, dan hampir
setengahnya dari agama yang berbeda.
Comparation Alat sejarah spiritual FICA juga dapat melakukannya menyediakan
kerangka kerja bagi dokter untuk membukapintu untuk diskusi
tentang hal-hal ituartinya bagi pasien, seperti keluarga, pekerjaan,
dan iman. Ini juga memberikan informasi tentang hal-hal yang
mendukung pasien seperti komunitas spiritual atau sumber spiritual
kekuatan. FICA juga dapat memberikan informasi keyakinan
spiritual yang mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan
pembuatan. Dilihat dari datanya, semua faktor tersebut penting
dalam hasil perawatan kesehatan pasien, termasuk koping. Studi ini
memberikan alat yang dapat membantu memperoleh klinis penting
informasi. Banyak pasien yang disurvei dalam penelitian ini merasa
bahwa mereka menginginkan spiritualitas mereka terintegrasi
dalam beberapa cara dalam rencana klinis, tetapi banyak yang
merasa bahwa kebutuhan ini dipenuhi di luar sistem perawatan
kesehatan. Bertanya tentang Spiritualitas mungkin paling penting
sebagai aspek perawatan penuh hormat untuk orang selama sakit,
meningkatkan pasien dan penyedia hubungan daripada harus
berdampak rencana perawatan. dokter yang melakukan riwayat
spiritual. Itu mungkin karena memiliki rasa yang meningkat
kepercayaan memungkinkan pasien merasa lebih nyaman tentang
berbagi masalah seperti depresi.
Outcomes FICA juga dapat memberikan informasi keyakinan spiritual yang
mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan pembuatan. Dilihat
dari datanya, semua faktor tersebut penting dalam hasil perawatan
kesehatan pasien, termasuk koping. Studi ini memberikan alat yang
dapat membantu memperoleh klinis penting nformasi. Banyak
pasien yang disurvei dalam penelitian ini merasa bahwa mereka
menginginkan spiritualitas mereka terintegrasi dalam beberapa cara
dalam rencana klinis, tetapi banyak yang merasa bahwa kebutuhan
ini dipenuhi di luar sistem perawatan kesehatan. Bertanya tentang
spiritualitas mungkin paling penting sebagai aspek perawatan penuh
hormat untuk orang selama sakit, meningkatkan pasien dan
penyedia hubungan daripada harus berdampak rencana perawatan.
Studi ini mencoba mengevaluasi FICA alat, dan temuan pentingnya
perawatan spiritual sebagai aspek dari kualitas perawatan pasien
dan penggunaan FICA alat sebagai instrumen berharga untuk
penilaian klinis. Tanggapan atas pertanyaan FICA mengungkapkan
kedalaman dan luasnya spiritualitas, dan memberikan banyak
kesempatan klien untuk berbicara.

3. Effect of spiritual health (sound heart) on the other dimentions of health on different
level of prevention

Problem Mempertimbangkan dampak besar kesehatan spiritual pada aspek


kesehatan lainnya di semua tingkatan pencegahan, sangat penting
bahwa pelajar dan staf perawatan kesehatan dengan mengacu pada
konsep-konsep ini, melaksanakan spiritual perawatan atau
konseling. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
dampak kesehatan spiritual pada aspek kesehatan lainnya di
berbagai tingkat pencegahan.
Intervention Penelitian ini merupakan hasil dari sembilan investigasi yang
diambil alih menjadi satu dan setengah dekade.
Comparation Kesehatan spiritual yang dimiliki seseorang dapat melindungi dari
berbagai penyakit baik fisik, mental, dan sosial. Jika seseorang
dapat mendalami agama dan menggunakan patokan al-Quran secara
baik dapat menjauhkan diri dari resiko penyakit penyimpangan
seksual, kecanduan narkoba dan alkohol Ayat Alquran sangat jelas
melarang hal yang berbahaya, juga membahas topik kesehatan yang
penting. Seperti: makan makanan sehat dan menghindari anggur,
bangkai, darah dan daging babi serta kebersihan seksual,
mengamati kesehatan pribadi dan lingkungan, menggunakan air
yang tidak tercemar. Menjaga kebersihan diri untuk kesehatan.
Outcomes Hubungan dengan tuhan menciptakan spiritual kesehatan dengan
kebijaksanaan, kesucian, keberanian, keadilan, martabat, kebaikan
dan ketulusan dalam tindakan.

4. The spiritual assessment

Problem Masalah kepercayaan dapat mempengaruhi pertemuan perawatan


kesehatan, dan pasien mungkin ingin mendiskusikan spiritualitas
dengan dokter mereka. Banyak dokter melaporkan hambatan untuk
membahas subjek spiritualitas, termasuk kurangnya waktu dan
pengalaman, kesulitan mengidentifikasi pasien yang ingin
mendiskusikan spiritualitas, dan keyakinan bahwa menangani
masalah spiritual bukanlah tanggung jawab dokter.
Intervention Alat penilaian spiritual seperti FICA, pertanyaan HOPE dan Open
Invite memberikan cara yang efisien untuk membangkitkan
pemikiran pasien. Penilaian spiritual memungkinkan dokter untuk
mendukung pasien dengan menekankan pada mendengarkan
dengan empati, mendokumentasikan preferensi spiritual untuk
kunjungan di masa depan, dll.
Comparation Setelah kebutuhan spiritual diidentifikasi, dokter dapat
memasukkan hasil asessmen ke dalam perawatan pasien. Hal paling
mendasar yang dapat dilakukan seorang dokter adalah
mendengarkan dengan penuh kasih. Terlepas dari apakah pasien
taat dalam tradisi spiritual mereka, keyakinan mereka penting bagi
mereka. Cara lain yaitu dengan mendokumentasikan perspektif
spiritual pasien, latar belakang, dampak yang dinyatakan pada
perawatan medis, dan keterbukaan untuk mendiskusikan topic.
Outcomes Menilai dan mengintegrasikan spiritualitas pasien kedalam
pertemuan perawatan kesehatan dapat membangun kepercayaan
dan hubungan baik, memperluas hubungan dokter-pasien dan
meningkatkan efektivitasnya. Hasil praktis mungkin termasuk
peningkatan kepatuhan terhadap perubahan gaya hidup yang di
rekomendasikan dokter atau kepatuhan terhadap rekomendasi
terapeutik. Selain itu penilaian dapat membantu pasien mengenali
tantangan spiritual atau emosional yang mempengaruhi kesehatan
fisik dan mental mereka. Mengatasi masalah spiritual
memungkinkan mereka memanfaatkan sumber penyembuhan atau
penanganan yang efektif

5. Clinical nursing education: using the FICA spiritual history tool to assess patients
spirituality

Problem Apakah ada perbedaan yang signifikan dalam persepsi awal


mahasiswa keperawatan tentang spiritualitas dan penyediaan
perawatan spiritual sebelum dan sesudah menggunakan alat FICA
dalam praktik klinis?
Adakah perbedaan persepsi mengenai spiritualitas dan asuhan
spiritual mahasiswa keperawatan pemula berdasarkan usia dan
pengalaman sebelumnya?
Intervention Siswa diberi alat FICA untuk menyelesaikan proses pengkajian
spiritualitas terhadap pasien dengan melakukan pengkajian dan
merawat pasien selama praktik klinis. Alat asesmen spiritualitas ini
membimbing siswa dalam menilai spiritualitas. Tabulasi silang
digunakan untuk menentukan perbedaan antara skor pretes dan
postes terkait dengan variabel demografis yang berbeda. Analisis isi
digunakan untuk mengkodekan tanggapan terbuka, mencari tema
yang berkaitan dengan konsep spiritualitas dan penyediaan
perawatan spiritual. Instrumen yang digunakan dalam studi ini
adalah Familiarity With FICA. Ini adalah survei yang dibuat oleh
peneliti dengan 3 pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan
alat FICA. Survei mengumpulkan informasi tentang keakraban
dengan alat FICA, frekuensi penggunaannya, dan kenyamanan
menggunakan alat tersebut dalam praktik klinis.
Comparation Spiritualitas bisa menjadi konsep yang sulit untuk ditangani dalam
praktik bahkan untuk penyedia layanan kesehatan yang paling
berpengalaman, apalagi mahasiswa perawat pemula. Dalam studi
ini, alat FICA menawarkan metode terstruktur untuk memulai
penilaian spiritual. Dengan akat FICA siswa keperawatan awal
diberi alat berbasis bukti untuk menilai kebutuhan spiritualitas
individu, mereka menjadi lebih nyaman dengan melakukan
penilaian spiritual. Selain itu, kami mengantisipasi bahwa persepsi
mereka tentang diri mereka sendiri dan kemampuan mereka untuk
memberikan perawatan spiritual akan berubah dengan penggunaan
alat
berbasis bukti.
Outcomes Dengan fokus pada memberikan perawatan yang berpusat pada
pasien, membantu siswa menjadi percaya diri dalam menilai
kebutuhan spiritual dan memberikan perawatan spiritual.
Spiritualitas pasien dapat berkontribusi pada kesehatan dan
kebugarannya, serta kualitas hidup mereka.

E. METODE KASUS INOVASI di RSI BANJARNEGARA


Tujuan dari penelitian ini adalah menyediakan format pengkajian spiritual yang
efektif dalam pengaplikasiannya. Referensi sumber dari pengkajian format FICA adalah
jurnal-jurnal yang telah terbukti tingkat keefektifannya. Metode kasus inovasi ini di
lakukan dengan cara pengkajian menggunakan format FICA yaitu pengkajian pada aspek
spiritual yang terdiri dari (Faith/believe, Important and Fluence, Community, Addres).
Populasi responden pada pengkajian format FICA ini adalah pasien yang dirawat di ruang
at-taqwa dengan jumlah 5 pasien kronis dan 5 pasien akut. Pada aspek Faith/believe akan
dilakukan pengkajian kepada pasien dengan pertanyaan “apa agama bapak/ibu?”, “hal
apa yang memberi pasien kekuatan atau makna hidup selama sakit?”. Pada aspek
Important and Fluence akan dilakukan pengkajian kepada pasien dengan pertanyaan
“apakah menurut pasien agama yang dianut oleh pasien penting dalam hidupnya?”,
apakah terdapat perbedaan mengenai ibadah pasien ketika sakit dan sehat?”. “bagaimana
peran pasien dalam melaksanakan ibadahnya selama sakit?”, “Apakah pasien percaya
bahwa Allah akan memberikan kesehatan dan kesembuhan bagi pasien?”. Pada aspek
Community akan dilakukan pengkajian dengan pertanyaan “apakah pasien mengikuti
komunitas/grup pengajian rutin dirumah”, “apakah ada manfaatnya ketika pasien
mengikuti kegiatan tersebut?”, “apakah ada seseorang yang penting dan dicintai oleh
pasien dalam kehidupannya? Siapa? Dimana orang tersebut?”. Pada aspek Adress akan di
tanyakan tentang “apa alasan pasien memilih RSI Banjarnegara sebagai tempat pelayanan
kesehatannya?”.

F. HASIL APLIKASI DAN PEMBAHASAN


1. Hasil pengkajian dengan format FICA

No Pasien kronis Pasien akut


1. F : “pasien mengatakan beragama F : “saya beragama islam”. “yang
islam”. “yang memberi kekuatan memberi saya kekuatan saat ini ya
untuk saya bisa optimis sembuh saat suami dan anak-anak saya”
ini hanya keluarga”. I : “iya agama penting bagi saya”.
I : “menurut saya agama saya sangat “ketika saya sakit hanya bisa berdoa
penting, karena jika saya tidak supaya cepat sembuh dan pulang, tidak
memiliki agama saya tidak ada yang lupa juga dengan dzikir terus”
dijadikan patokan hidup”. “dalam C : “dirumah saya biasa mengikuti
kondisi saya yang seperti ini saya pengajian rutin ibu-ibu setiap minggu
hanya bisa berdoa kepada allah SWT sekali”. “menurut saya ada manfaatnya
semoga penyakit saya tidak semakin mengikuti pengajian karena bisa
parah dan bisa cepat sembuh lalu mempererat tali persaudaraan kita juga
pulang kerumah”. dengan masyarakat dirumah”. “iya ada,
C : “dulu ketika masih sehat saya orang yang saat ini saya cintai yitu
sering sekali mengikuti acara suami dan anak saya, mereka tinggal
pengajian yang ada dirumah, tetapi satu rumah dengan saya”.
ketika saya sudah mulai sakit saya A : “saya memilih RSI Banjarnegara
jadi tidak terlalu sering mengikuti karena disini pelayanannya baik, selain
pengajian, kadang hanya datang hanya memfasilitasi tempat tapi disini
ketika pengajian berada didekat juga menyediakan fasilitas untuk
rumah saja”. “alhamdulilah ya, ketika beribadah”.
mengikuti pengajian saya jadi bisa
menambah ilmu pengetahuan tentang
agama”.
A : “saya memilih RSI Banjarnegara
karena rumah sakitnya dekat dengan
rumah saya, selain itu yak arena
pelayanannya bagus”
2. F : “saya beragama islam”. “yang F : “saya beragama islam”, “yang
memberi kekuatan untuk sembuh diri memberikan kekuatan untuk sembuh
saya sendiri yang pasti dan ada yaitu orang tua saya”
keluarga yang selalu mendukung I : “ya menurut saya penting, karena
saya” sebagai pedoman hidup”, “terdapat
I : “iya ibadah yang saya anut perbedaan karena ketika sakit ibadah
menurut saya penting”. “jelas saya jadi terhambat oleh keadaan”,
terdapat perbedaan, karena ketika “saya hanya berdoa supaya cepat
saya sakit saya jarang melakukan sembuh dan cepat pulang”
solat karena kondisi saya yang seperti C : “saya dirumah jarang mengikuti
ini”, “ketika saya sakit saya hanya pengajian yang ada disekitar dan tidak
bisa berdoa dan pasrah sama Allah termasuk komunitas atau grup pengurus
SWT untuk diberikan kesembuhan pengajian”, “orang yang saat ini
dan kekuatan saja”. penting bagi saya hanya orang tua
C : “saya biasa mengikuti pengajian saya”
rutin malam jum’at yang ada di desa A : “saya memilih tempat pelayanan
saya”, “manfaatnya ketika mengikuti kesehatan di RSI karena dekat dari
pengajian saya bisa menambah rumah dan pelayananna cepat”.
pahala, bisa bertemu dengan
masyarakat desa dan silaturahmi
tetap terjaga dengan baik”, “orang
yang penting bagi saya saat ini ya
istri saya yang selalu menemani dan
merawat saya selama sakit, dia
tinggal serumah dengan saya”
A : “karena saya sudah biasa dirawat
di RSI Banjarnegara, jadi saya tahu
bagaimana pelayanannya dengan
baik”
3. F : “saya beragama islam”, “hal yang F : “saya beragama islam”, “yang
memberikan kekuatan bagi hidup memberi kekuatan saya supaya cepat
saya yaitu anak saya” sembuh yaitu anak dan istri saya”
I : “iya bagi saya penting, karena I : “penting bagi saya, karena itu
sebagai pegangan hidup saya”, sebagai pegangan hidup saya dan
“Alhamdulillah walaupun saya sakit keluarga saya selama ini”, “ketika saya
saya tetap melaksanakan ibadah sedang sakit saya hanya berdoa dan
sholat walaupun dengan cara yang dzikir kepada Allah SWT agar cepat
berbeda ketika saya sehat”, “saya sembuh dan cepat pulang supaya bisa
selalu berdoa kepada allah untuk berkumpul dengan anak lagi”,
meminta kesembuhan dan kekuatan C : “iya, saya dirumah sering mengikuti
bagi diri saya sendiri”. pengajian rutin mingguan dan jika ada
C : “untuk saat ini saya jarang pengajian akbar saya juga biasanya
mengikuti pengajian karena kondisi berangkat”, “banyak manfaatnya ketika
saya yang seperti ini, tetapi dulu saya mengikuti pengajian tersebut,
ketika saya masih sehat saya sering wawasan tentang agama saya jadi lebih
mengikuti pengajian” banyak dan menjadikan saya lebih
A : “saya memilih berobat di RSI baik”
karena pelayanan perawatannya baik A : “saya memilih layanan kesehatan
dan perawatnya ramah-ramah” RSI karena dilingkungan saya terkenal
dengan pelayanannya yang baik dan
sangat mementingkan agama”.
4. F : “saya beragama islam”, “yang F : “ saya beragama islam”, “yang
menjadikan sumber kekuatan bagi menjadi sumber kekuatan bagi saya
saya saat ini keluarga besar saya yaitu istri”
yang selalu memberikan dukungan I : “menurut saya penting”, “tidak ada
untuk sembuh” perubahan ketika saya sakit dan sehat,
I : “ya menurut saya penting”, alhamdulillah saya tetap solat hanya
“ketika saya sehat saya biasa sholat 5 saja dengan cara yang berbeda, kalau
waktu tetapi saat ini saya hanya bisa biasanya saya sholat dengan berdiri saat
pasrah dan berdoa kepada allah SWT ini dengan duduk dan bertayamum”,
supaya di berikan kesembuhan”, “saya percaya bahwa saya akan sembuh
“saya yakin bahwa Allah maha baik karena Allah maha baik”
dan Allah pasti mendengarkan doa- C : “iya saya sering mengikuti acara
doa saya selama ini” pengajian yang ada dirumah dan
C : “untuk saat ini saya jarang kadang saya juga menjadi panitia
mengikuti pengajian karena kondisi pengajian akbar”, manfaatnya bagi saya
saya yang seperti ini, tetapi dulu bisa menambah ilmu agama saya,
ketika saya masih sehat saya sering menjadikan saya lebih penyabar dan
mengikuti pengajian”. lebih taat kepada Allah SWT”.
A : “karena saya sudah pernah A: “ya karena rumah sakit ini berlabel
dirawat di RSI Banjarnegara, islam yang pertama dan pastinya
sehingga saya tahu bagaimana perawat-perawat disini sangat ramah
pelayanannya dengan baik” dan sopan santun”.
5. F : “saya beragama islam”, “yang F : “saya beragama islam”, “ini ada istri
memberikan kekuatan ketika saya dan keluarga saya yang menjadi sumber
sakit ya keluarga dan bapak ibu saya” kekuatan bagi saya”
I : “ya menurut saya penting, karena I : “menurut saya si penting”, “iya ada
jika tidak memiliki agama saya tidak perbedaan, karena ketika saya sakit
ada pedoman hidup”, “ketika saya ibadah saya jadi sedikit terhambat,
sakit hanya bisa berdoa kepada allah paling ketika saya sakit hanya
SWT supaya diberikan kekuatan dan berikhtiar dan berdoa agar cepat
kesabaran dalam menerima penyakit sembuh saja”
saya dan hanya bisa berharap semoga C : “iya saya terkadang mengikuti acara
allah memberikan kesembuhan untuk pengajian akbar yang ada disekitar
saya” rumah”, “manfaatnya bagi saya dapat
C : “iya saya saat ini masih sering menambah ilmu tentang agama dan
mengikuti pengajian disekitar rumah bisa merubah saya supaya lebih taat
walaupun kondisi saya sudah seperti kepada Allah SWT”, “iya ada, istri
ini” adalah orang yang saya cintai saat ini
A : “saya memilih RSI Banjarnegara dan alhamdulilah kita tinggal bersama
karena pelayanannya cepat dan bagus saat ini”
serta dekat dari rumah, disini juga A : “saya memilih RSI Banjarnegara
menyediakan fasilitas beribadah karena rumah sakitnya dekat dengan
dengan baik seperti tersedia al-qur’an rumah saya, selain itu yak arena
dan tempat untuk sholat”. pelayanannya bagus”.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil terapan dari tindakan pengkajian menggunakan format FICA
pada pasien kelolaan di ruang At-taqwa didapatkan hasil bahwa pengkajian
menggunakan format FICA sangat efektif, tidak membutuhkan waktu yang lama,
instrument yang terstruktur, religius, pertanyaan mudah diingat, singkat, dan
membuat klien menjawab dengan jelas, hal tersebut membuktikan bahwa hasil
kelolaan kami sejalan dengan hasil penelitian Yodang dan Nuridah, 2020.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan format FICA kepada 10
pasien dengan 5 pasien kronis dan 5 pasien akut di dapatkan hasil bahwa pada
kategori F rata-rata jawaban pasien beragama islam dan mereka mengatakan bahwa
semua sumber kekuatan yang di dapatkan yaitu berasal dari keluarganya. Pada
kategori I terdapat jawaban pasien yang mengatakan bahwa agama merupakan hal
yang sangat penting bagi mereka, karena hal tersebut sebagai pedoman hidup mereka.
Beberapa pasien mengatakan bahwa mereka yakin akan diberikan kesembuhan oleh
Allah SWT dan mereka selalu meminta untuk di berikan kesembuhan dan kekuatan
untuk menghadapi penyakitnya. Tetapi ada beberapa pasien yang mengatakan pasrah
terhadap penyakit yang mereka alami saat ini dan hanya bisa berdoa serta berikhtiar.
Pada kategori C kebanyakan jawaban pasien yaitu selalu mengikuti pengajian
rutin atau tabligh akbar yang ada disekitar rumah. Terdapat satu jawaban yang
berbeda karena pasien tidak hanya mengikuti acara pengajian saja tetapi juga menjadi
panitia acara. Mereka mengatakan bahwa dengan mengikuti acara pengajian tersebut
dapat menambah wawasan ilmu tentang agama dan dapat menjadikan mereka ltaas
kepada Allah SWT. Sedangkan, pada kategori A di dapatkan hasil pengkajian bahwa
mayoritas pasien memilih pelayanan kesehatan di RSI Banjarnegara karena
pelayanannya yang bagus, menyediakan fasilitas untuk beribadah tidak hanya tempat
solat tetapi juga terdapat Al-qur’an, serta rumah sakit merupakan tempat terdekat dari
tempat tinggal mereka.
Kesimpulan dari pembahasan hasil pengelolaan kasus inovasi pengkajian spiritual
menggunakan format FICA yaitu format ini dapat diterapkan pada pengkajian
spiritual di berbagai rumah sakit. Di Rumah Sakit Islam Banjarnegara telah
menyediakan fasilitas dalam pemenuhan spiritual pasien selama pasien sakit dan
dirawat di RS. Hal itu meliputi arah kiblat, Al-Quran pada setiap ruangan, ahli agama
(Ustadz), dan murotal yang diputar setiap pagi dengan speaker pada setiap ruangan.

Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai