Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha


Esa karena atas karunia-Nya, Buku Petunjuk dengan Judul
“Buku Petunjuk Pengkajian Nyeri Metode FICA” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Buku Petunjuk ini disusun guna memenuhi tugas Laboratrium
Skill matakuliah Palliative Care, Death and Dying Program
Studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa Purwokerto.
Buku Petunjuk ini dapat diselesaikan dengan baik karena
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Dwi Novitasari , S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Rektor
Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa
Purwokerto
2. Ibu Adiratna Sekar Siwi., S.Kep, Ns, M. Kep selaku
Dosen Koordinator dan Dosen Pembimbing matakuliah
Palliative Care, Death and Dying
Diharapkan Laporan Penyuluhan ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
penulis.

Purwokerto, 4 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover Judul i
Kata Pengatar ii
Daftar Isi iii
BAB I ISI 1
A. Pengertian Pengkajian 1
B. Perbedaan spiritualits dan Religiusitas 1
C. Diagnosa Keperawatan Spiritual 1
D. Teknik pengkajian spiritual menggunakan FICA
3
E. Kentungan pengkajian spiritual menggunakan FICA
5
BAB II PENUTUPAN 6

A. KESIMPULAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7

iii
BAB I
ISI

A. Pengertian
Pengkajian spiritual sebagai suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan mensintesis informasi tentang spiritual
dan religiusias ke dalam framework yang lebih spesifik
yang menjadikan dasar dan memberikan arah untuk
membuat keputusan dalam perencanaan tindakan. Hodge
(2006)
B. Perbedaan spiritualits dan Religiusitas
Amir dan Lesmawati (2017) berpendapat bahwa religiusitas
memiliki dasar keyakinan teologi (Ketuhanan) sesuai
dengan agama tertentu, memiliki pedoman mengenai cara,
metode dan praktek ibadah, dan berfungsi membantu
individu memahami pengalaman-pengalaman hidupnya.
Spiritualitas tidak memiliki dasar keyakinan teologis
maupun praktek ibadah tertentu, tetapi memiliki fungsi
membantu individu memahami pengalaman hidupnya.
C. Diagnosa Keperawatan Spiritual
Berdasarkan Nanda (2018), diagnosa keperawaan spiritual
yaitu sebagai berikut.
Domain 10 Prinsip Hidup Prinsip-prinsip yang mendasari
sikap, pikiran, dan perilaku tentang aturan, kebiasaan, atau
1
institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki
makna intrinsik.
a) Kelas 1. Nilai Indentifikasi dan peringkat bentuk
aturan atau pernyataan yang diinginkan. Diagnosis :
saat ini belum tersedia
b) Kelas 2. Keyakinan Pendapat, harapan, atau
penilaian tentang aturan, kebiasaan, atau institusi
yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna
instrinsik. Diagnosis : 1. Kesiapan meningkatkan
kesejahteraan spiritual
c) Kelas 3. Keselarasan Nilai/Keyakinan Tindakan
Keterkaitan atau keseimbangan yang dicapai
diantara nilai, keyakinan, dan tindakan.
Diagnosis :
a. Kesiapan meningkatkan pengambilan keputusan
b. Konflik pengambilan keputusan
c. Hambatan pengambilan keputusan emansipasi
d. Kesiapan meningkatkan pengambilan keputusan
emansipasi
e. Resiko hambatan pengambilan keputusan emansipasi
f. Distres moral
g. Hambatan religiositas
h. Kesiapan meningkatkan religiositas
i. Risiko hambatan religiositas
j. Distres spiritual
2
k. Risiko distres spiritual
D. Teknik pengkajian spiritual menggunakan FICA
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah
Puchalski’s FICA Spritiual History Tool (Pulschalski, 1999
dalam Hellenbeck, 2003). Dr. Pulchalski ini menggunakan
akronim FICA untuk mengkaji spiritualitas sebagai berikut:
F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah
saudara memikirkan diri saudara menjadi sesorang yang
spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan tentang
keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?
“Bagaimana anda memandang hidup ini?” “Bagaimana
anda memandang penyakit yang anda derita saat ini?”
Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan terbuka dan
tidak ada jawaban mutlak yang benar. Diskusikan dengan
klien mengenai keyakinan mereka dan eksplorasi
bagaimana keyakinan tersebut dapat menuntun mereka
untuk mencapai tujuan dalam hidup. Eksplorasi bagaimana
kondisi klien saat ini mempengaruhi tujuan hidupnya
I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting
dalam kehidupan saudara). Apa pengaruhnya terhadap
bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri
sendiri? Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi
perilaku selama sakit? “Seberapa penting sebuah
keyakinan/agama bagi anda?” “Bagaimana sebuah
agama/keyakinan bisa menjadi penting untuk anda?”
“Bagaimana kondisi saat ini mempengaruhi kehidupan
keagamaan anda?”

3
Ekplorasi bagaimana klien memandang pentingnya
menjalankan agama/keyakinannnya
C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah
komunitas spiritual atau religius?) Apakah komunitas
tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah ada
seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar
saudara cintai atua begini penting bagi saudara?
“Apakah anda bergabung dengan kelompok tertentu yang
memiliki agama/keyakinan yang sama dengan anda?”
Keikutsertaan/keaktifan klien dalam kegiatan keagamaan
atau keikutsertaan klien dalam kelompok
keagamaan/keyakinan akan mempengaruhi keyakinan dan
pengalaman klien. Biasanya ketika klien sakit, klien tidak
bisa ikut serta atau aktif dalam kegiatan dalam kelompok
yang diikutinya. Kaji dukungan keluarga dan komunitas
terhadap klien.
A : Address and Application Bagaimana saudara akan
mencintai saya sebagai seorang perawat, untuk membantu
dalam asuhan keperawatan saudara?
Saat melakukan pengkajian spiritual, klien dan keluarga
biasanya lebih memulai dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut : “bagaimana pendapat anda, mengapa hal
ini terjadi pada kami?” Sebagai seorang perawat kita dapat
mengajukan pertanyaan balik. “mengapa hal tersebut
terjadi pada anda?” karena biasanya klien dan keluarga
tidak membutuhan jawaban dan lebih mencari kesempatan
untuk mengutarakan perasaan mereka.

4
“Bagaimana saya bisa membantu anda untuk bisa tetap
beribadah?”
Bantu klien untk tetap dapat beribadah sesuai dengan
keyakinannya. Perawat dapat melibatkan keluarga dalam
hal tersebut. Perawat juga dapat meminta bantuan
kelompok keagamaan klien untuk membantu klien agar
tetap menjalankan ibadahnya.
6. Kentungan pengkajian spiritual menggunakan FICA
Pengkajian dengan menggunakan akronim FICA
mempunyai beberapa keuntungan
a) Pengkajian ini dapat dilakukan dalam waktu yang
singkat dan menghasilkan informasi yang
mendalam.
b) Saat mendiskusikan aspek spiritual klien dapat
mengeksplor hal lain, misalnya pilihan keluarga dan
klien,
c) Pengkajian ini dapat dilakukan secara mengalir saat
mengkaji hal lain.

5
BAB II

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Pengkajian spiritual sebagai suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan mensintesis informasi tentang spiritual
dan religiusias ke dalam framework yang lebih spesifik
yang menjadikan dasar dan memberikan arah untuk
membuat keputusan dalam perencanaan tindakan. Salah
satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski’s
FICA Spritiual History Tool. Dr. Pulchalski ini
menggunakan akronim FICA yaitu F (Faith/Keyakinan), I
(Importance/Influence), C (Community), A
(Address/Application) untuk mengkaji spiritualitas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Yulmaida dan Diah R Lesmawati. 2016. Non Empiris.


Religiusitas dan Spiritualitas : Konsep yang sama atau
berbeda?. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi : Kajian
Empiris dan Non Empiris. 2(2). 67-73.
Hellenbeck, JL. 2003. Palliative Care Perspectives. Oxford
Hodge, D.R. 2006. “A Template for Spiritual Assessment : A
review of the JCAHO requirements and guideline for
Implementation.” Social Work, 51(4). 317-326.
Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai