Kelompok F
1. Umi Sarah Fausiah Ali (200103082)
2. Tresna Kusnuraini (200103071)
PEMBIMBING :
Ikit Netra W, SST,S.Kep,Ns,M.Kes
Tempat : ZOOM
A. LATAR BELAKANG
2. Sasaran/Target
Mahasiswa Keperawatan.
3. Metode
● Laptop.
● Zoom.
5. Alat yang diperlukan dalam tidakan keperawatan ini adalah buku tulis sebagai
media dokumentasi.
6. Waktu dan Tempat
● Hari/Tanggal : Minggu, 5 Desember 2021
● Waktu :17:00 s.d 17:30 WIB.
● Tempat : Zoom.
C. Jadwal Jadwal Kegiatan
Waktu Bagian Kegiatan TAK
D. Pengorganisasian
1. Pembagian tugas
a. Pembimbing :Ikit Netra W, SST,S.Kep,Ns,M.Kes
b. Presentator : Umi Sarah Fauziah Ali
Tresna Kusnuraini
c. Moderator : Umi Sarah Fauziah Ali
2. Rincian tugas/peran
a. Peran moderator
● Membuka dan menutup acara.
● Memperkenalkan diri.
b. Peran presentator
• Menjelaskan materi komunikasi asertif dan
melanjutkannya dengan acara Roleplay.
E. Evaluasi proses
1. Evaluasi Struktur
● Penggunaan media yang lengkap, dan kondisi tempat dan
lingkungan yang tenang.
● Presentator menguasai menjelaskan materi asertif dengan baik.
2. Evaluasi Proses
● Proses roleplay komunikasi asertif menolak permintaan yang sulit
pada kasus dokter dengan perawat dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan.
3. Evaluasi Hasil
● Tugas roleplay dapat terselesaikan.
● Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang perilaku asertif
dan cara menolak permintaan yang sulit terapeutik pada perawat
dan anak.
MATERI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik keperawatan adalah praktik yang berorientasi pada kelompok atau hubungan
interpersonal dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Salah satu cara untuk mencapai
tujuan tersebut yaitu dengan keterampilan dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam
keperawatan merupakan alat bagi perawat untuk mempengaruhi tingkah laku klien dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan (Musliha, 2010).
Perawat yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik, akan memberikan
kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan serta meningkatkan citra profesi
keperawatan dan rumahsakit, memudahkan perawat untuk menjalin hubungan rasa
percaya baik terhadap klien, rekan kerja maupun atasannya (Suratmi, 2014). Komunikasi
agar dapat berjalan efektif, maka seorang perawat perlu menampilkan tingkah laku
asertif. Perilaku asertif (assertiveness) merupakan suatu cara komunikasi yang
memberikan kesempatan bagi individu untuk mengekspresikan apa yang diinginkan,
dirasakan dan dipikirkan secara langsung, jujur, namun tetap menjaga dan menghargai
hak-hak serta perasaan pihak lain (Epat, 2005).
Perilaku asertif sangatlah penting dimiliki oleh seorang perawat karena kemampuan
untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan diinginkan secara langsung dan terus
terang bisa menghindari munculnya konflik, bila ada rekan kerja maupun atasan yang
bersikap atau berperilaku kurang tepat perawat bisa mengingatkannya dengan komunikasi
yang berperilaku asertif, memiliki perilaku asertif maka perawat dapat dengan mudah
mencari solusi penyelesaian dari berbagai kesulitan maupun permasalahan secara efektif,
dan berperilaku asertif dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif perawat
dengan berdiskusi dengan rekan kerja. Jadi, keasertifan diri bukanlah sikap pasif yang
memperkuat persetujuan atau penolakan dan juga bukan sikap agresif yang dapat
mengintimidasi orang lain ( National Safety Council, 2003).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui penegertian dari asertif maupun perilaku asertif
2. Untuk mengetahui apasaja prinsip, unsur, aspek dan factor-faktor dalam asertif
3. Untuk mengetahui manfaat dari perilaku asertif
4. Sebagai pengetahuan tentang cara menolak permintaan yang sulit
BAB II
PEMBAHASAN
1. Meminta maaf terlebih dahulu, Secara objektif kamu tidak melakukan kesalahan.
Namun, meminta maaf sebelum menolak permintaan tolong dari orang lain memiliki
manfaat tertentu. Pertama, kamu membuatnya bersiap untuk tidak mendapatkan apa
yang ia harapkan. Kedua, menunjukkan empati sehingga orang tersebut akan
melunak.
2. Tidak bertele-tele, Tidak perlu membuat jawaban rumit dan bertele-tele hanya untuk
menolak permohonan orang lain. Sebab, jika seperti itu, ini akan membuat mereka
berpikir bahwa kamu berbohong. Atau, mereka akan menemukan cara untuk
membujukmu agar tidak menolak dengan menemukan celah dalam jawabanmu. Jadi,
alih-alih menjelaskan panjang lebar tentang alasan penolakan lebih baik lakukan
dengan cepat dan sopan. Itu akan lebih jujur dan harapannya membuat mereka
mengerti bahwa kamu tidak bisa menolong mereka.
3. Sarankan mereka ke alternatif lain, Jika harus menolak permintaan tolong dari
seseorang, sebaiknya beritahukan solusi yang dapat membantu. Ini menunjukkan
empati dan kesopanan. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan menawarkan bantuan
di waktu lain dapat menjadi kompromi yang sama-sama baik untukmu dan orang yang
meminta tolong. Namun, jika memang sibuk dan tidak yakin bisa membantu di lain
waktu, tidak perlu menawarkan alternatif tersebut.
4. Kamu bisa membantu setengahnya, Kadang kala, orang terus memaksa agar dibantu
meskipun permintaanya sudah ditolak baik-baik. Agar tidak terlalu direpotkan, Kita
bisa mengatakan bahwa bersedia membantu, tapi hanya setengahnya.
Dalam hal ini, cukup membantu sebisa Kita tanpa perlu memaksa diri menyelesaikan
semua atau merasa tidak enak hati. Sisanya, biar orang tersebut mencari solusinya
sendiri. Ini akan menunjukkan bahwa kamu memiliki empati.
5. Berikan alasan yang jujur, Terkadang orang tidak cukup paham jika hanya menolak
permintaan dengan mengatakan "tidak". Dalam hal ini, mungkin perlu menyelipkan
alasan mengapa Kita tidak bisa membantu orang tersebut. Tetapi, pastikan bahwa Kita
memberikan alasan yang jujur, logis, dan tidak bertele-tele. Sebab, jika tidak, orang
tersebut akan tahu bahwa Kita berbohong dan akan merasa sakit hati. Namun, jika
berkata jujur dan logis, orang tersebut tidak akan punya alasan untuk memaksamu
lagi.
Dialog RolePlay “Cara Menolak Permintaan Yang Sulit”
Tresna Kusnuraini
Sarah adalah perawat yang bekerja di klinik pemeriksaan kehamilan, pada shift sore
hari yang merupakan jatahnya banyak sekali ibu-ibu yang akan periksa. Dokter yang jaga
datang terlambat, sedangkan rekan kerja perawat Sarah, perawat Rina, tidak dapat masuk
shift karena sakit. Hal ini memaksa perawat Sarah bekerja lebih keras lagi agar pelayanan di
klinik tetap berjalan. Lebih lagi perawat Sarah harus bertanggung jawab terhadap pemberian
pendidikan kesehatan pada masa kehamilan pasien tersebut. Dokter mengatakan pada
perawat Sarah bahwa beliau belum makan siang dan meminta perawat Sarah untuk
membelikan makanan siang bagi dokter tersebut.
Dokter: Selamat siang Sus.
Perawat: Selamat siang Dokter.
Dokter: Sus, Saya mau minta tolong boleh?
Perawat: Boleh Dok, kalua Saya bisa bantu?
Dokter : Saya minta tolong untuk belikan makan, karna Saya belum makan siang.
Perawat: Mohon maaf sebelumnya Dok, hari ini saya shift sendiri karena Perawat Rina
sedang izin tidak masuk dan Pasien harus ditangani sangat banyak jadi saya tidak bisa
membantu Dokter membeli makan.
Dokter : Apa tidak bisa sebentar saja Sus?
Perawat: Mohon maaf Dokter tidak bisa, habis ini saja Saya juga akan memberikan
Pendidikan Kesehatan kepada Ibu-ibu hamil yang datang hari ini. Saya tidak bisa
meninggalkan Ibu-ibu hamil tersebut dan memberikan mereka menunggu lama.
Dokter: baik lah kalau begitu
Perawat: Mohon maaf Dokter, kalau boleh Saya sarankan Dokter bisa pesan saja lewat grab
atau yang lainnya.
Dokter: Saya tidak punya aplikasinya Sus
Perawat: kalau begitu dokter bisa meminta tolong ke OB, atau mau Saya panggilkan Dok?
Dokter: Iya Sus boleh, suruh ke ruangan saya ya Sus
Perawat: baik dok, nanti saya panggilkan untuk ke ruangan Dokter
Dokter: Terima kasih Sus
Perawat: Baik, sama-sama Dok
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Asertif berasal dari kata asing “to assert” yang berarti menyatakan dengan tegas.
Sedangkan, Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengemukakan pikiran,
perasaan, pendapat secara langsung, jujur dan dengan cara yang tepat dan sesuai
dalam penyampaiannya yaitu tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun
orang lain dengan beberapa aspek perilaku seperti berusaha mencapai tujuan,
kemampuan mengungkapkan perasaan, menyapa atau memberi salam kepada orang
lain, menampilkan cara yang efektif dan jujur, menanyakan alasan, berbicara dengan
diri sendiri, menghargai pujian dari orang lain, penolakan, menatap lawan bicara, dan
respon melawan rasa takut.
1.1 Saran
Dilihat dari manfaatnya perilaku asertif perlu untuk dimiliki perawat dan setiap
individu agar dapat mengekspresikan pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang
mungkin harus dikemukakan. Selain itu, sikap ini juga bisa melindungi individu pada
situasi atau kondisi yang memojokan atau perlakuan yang seharusnya diterima dengan
sikap asertif ini maka individu tersebut bisa menolak atau menyatakan dengan tegas
tentang perasaan dan pikirannya.
DAFTAR PUSTAKA