Anda di halaman 1dari 9

MODUL PELATIHAN MATERI :

Komunikasi dalam keperawatan mata

I. Deskripsi Singkat
Materi dasar pelatihan ini membahas mengenai komunikasi perawat
dalam keperawatan mata

II. Tujuan Pembelajaran


A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat melakukan
komunikasi terapeutik
B. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:
a) Membina hubungan saling percaya dan dapat berinteraksi
dengan sejawat juga terhadap klien khususnya
b) Mempu berkomunikasi efektif
◆ Dengan klien
◆ Dengan teman sejawat
◆ Dimanapun berada
c) Melakukan komunikasi terapeutik dimanapun berada khusus
kepada klien

III. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Dalam modul ini akan dibahas pokok – pokok bahasan sebagai berikut
yaitu:
Materi pokok pada pelatihan ini adalah:
1. Pendahuluan makna komunikasi
2. Cara berkomunikasi
3. Jenis Komunikasi
a. Verbal
b. Non verbal
c. Tehnik komunikasi
d. Tip berkomunikasi

IV. Metode
Ceramah/vidio , Penugasan / role play
V. Media dan Alat Bantu
1. Bahan tayang (slide ppt)
2. Modul
VI. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun
langkah – langkah sebagai berikut :

Langkah 1. Pengkondisian peserta (5 menit)


1. Paparan materi melalui rekaman vidio, Fasilitator memperkenalkan
diri menyebutkan nama lengkap dan materi yang akan disampaikan.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran serta waktu yang
tersedia untuk materi ini.
3. Fasilitator memberikan soal untuk dibahas oleh peserta pelatihan
dikolom berikutnya untuk dapat di bahas dan di buatkan vidio

Langkah 2. Membahas pokok bahasan 1 (20 menit)

1. Fasilitator mulai dengan memperkenalokan diri


2. Fasilitator menyampaikan penjelasan materi komunikasi dalam
keperawatan mata melalui rekaman vidio .

Langkah 3. Memberikan tugas untuk dapat di lakukan oleh peserta


pelatihan pokok bahasan ada 3 ( 10 menit)

1. Fasilitator mulai dengan menggali pendapat/ pemahaman peserta


tentang komunikasi dalam keperawatan mata
2. Fasilitator menyampaikan pembagian tugas ke peserta pelatih
3. Berikan kesempatan peserta untuk tanya jawab dan klarifikasi
4. Setelah penyampaian seluruh pokok bahasan, fasilitator memberikan
kesempatan peserta untuk menanyakan hal – hal yang kurang jelas
serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta.

B. Station/ Simulasi/workshop
Soal Materi yang diberikan akan dibagi menjadi 3 kelompok ,masing
masing kelompok di minta untuk menjawab soal yang di berikan dan
setiap peserta dari kelompok akan di undi siapa yang akan maju
membahan soal tersebut, tiap kelompok terdiri dari 10-15 peserta
diberikan waktu untuk paparan soal 10 mnt
a. Menjelaskan ( 5 menit)
⚫ Fasilitator menyapa peserta dengan ramah
⚫ Fasilitator menyampaikan tujuan yang diharapkan

b. Menunjukkan (30 menit)


⚫ Fasilitator mengundi nama nama yang akan di minta maju melakukan
peran berkomunikasi sesuai soal, dan memperagakan cara melakukan
komunikasi sesuai soal yang di dapat dapat di tampilkan rekaman yang
di buat 5- 10 menit.

c. Setiap peserta diminta membuat peragaan perekaman cara berkomunikasi


sesuai soal ( 5-10 menit).

VII. Uraian Materi


Pendahuluan
Komunikasi menjadi faktor penting dalam setiap sendi kehidupan, termasuk bagi
karier professional medis dan kesuksesan layanan dalam dunia kesehatan.
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan
hubungan antara perawat dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya, untuk
mengenal kebutuhan klien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama
dalam memenuhi kebutuhan tersebut
I. Para profesional medis, seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, dll.
membutuhkan komunikasi untuk mendukung kesuksesan kerja mereka.
II. Komunikasi menjadi faktor penting dalam setiap sendi kehidupan, termasuk
bagi karier
III. professional medis dan kesuksesan layanan dalam dunia kesehatan.
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk
menciptakan hubungan antara perawat dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya, untuk mengenal kebutuhan klien dan menentukan
rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut
IV. Para profesional medis, seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, dll.
membutuhkan komunikasi untuk mendukung kesuksesan kerja mereka.
V. Komunikasi menjadi faktor penting dalam setiap sendi kehidupan, termasuk
bagi karier professional medis dan kesuksesan layanan dalam dunia
kesehatan. Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses
untuk menciptakan hubungan antara perawat dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya, untuk mengenal kebutuhan klien dan menentukan
rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Para profesional medis, seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, dll. membutuhkan
komunikasi untuk mendukung kesuksesan kerja mereka. Dalam keseharian sering
ditemui budaya paternalistik, yaitu ketika dokter, perawat mendominasi dan memotong
pembicaraan dengan klien. Padahal dokter,perawat harusnya membuat pasien
nyaman untuk bisa "curhat" tentang penyakitnya. Mengapa perawat penting
berkomunikasi? :Komunikasi memegang peranan sangat penting dalam pelayanan
keperawatan, karena komunikasi merupakan kegiatan mutlak dan menentukan bagi
hubungan atau interaksi perawat dengan klien dalam menunjang kesembuhan klien
tsb. Penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan klien tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor medis ilmiah (biomedis), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor social budaya
lainnya, bahkan juga doa.
Pengertian komunikasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) yang dikutip oleh Keliat (2006) dikatakan bahwa
komunikasi terapeutik adalah cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang
diperlukan untuk pertukaran informasi, perasaan dan pikiran untuk membentuk
keintiman yang terapeutik komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan
secara sadar, bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk kesembuhan Komunikasi
dalam hal ini mempunyai dua tujuan, yaitu : mempengaruhi orang lain dan untuk
mendapatkan informasi

Jenis Komunikasi
1,verbal
2.Non verbal

Komunikasi verbal
1. Teknik informing. Bahasa singkat dan jelas, mudah dimengerti, pada teknik ini
perawat bersifat aktif dan klien pasif. akan tetapi metode ini tidak efektif.(klien
tdk leluasa menyampaikan informasi)
2. Bertanya, Bertanya langsung: membantu untuk mendapat informasi spesifik.
jika berlebihan dapat menyebabkan klien terutama lansia defensif. Alangkah
baiknya ( gunakan Tehnik Komunikasi Terapeutik )

Komunikasi Non Verbal

1. Teknik informing. Bahasa singkat dan jelas, mudah dimengerti, pada teknik ini
perawat bersifat aktif dan klien pasif. akan tetapi metode ini tidak efektif.(klien
tdk leluasa menyampaikan informasi) Bertanya, Bertanya langsung: membantu
untuk mendapat informasi spesifik
2. jika berlebihan dapat menyebabkan klien terutama lansia defensif. Alangkah
baiknya ( gunakan Tehnik Komunikasi Terapeutik )
3. Teknik informing. Bahasa singkat dan jelas, mudah dimengerti, pada teknik ini
perawat bersifat aktif dan klien pasif. akan tetapi metode ini tidak efektif.(klien
tdk leluasa menyampaikan informasi)
4. Bertanya, Bertanya langsung: membantu untuk mendapat informasi spesifik.
jika berlebihan dapat menyebabkan klien terutama lansia defensif. Alangkah
baiknya ( gunakan Tehnik Komunikasi Terapeutik )
5. Space or distance, and position.
6. Komunikasi terjadi dalam tahap interpersonal 45 cm
7. Gesture, digunakan untuk membantu menyampaikan maksud dari
komunikasi, sangat membantu pd Lansia yg tidak mendengar.
8. Ekspresi wajah, digunakan untuk komunikasi antar budaya dan bangsa.
karena ekspresi takut, marah, sedih, senang, dll dapat difahami oleh
perawat
9. Kontak mata, posisi sejajar menunjukkan respect thd klien terutama Lansia dan
anak anak
10. Kecepatan komunikasi, jangan tergesa-gesa ketika berkomunikasi dengan klien
khusus lansia, dan anak anak ,bila hal ini dilakukan akan berdampak
menyebabkan kebingungan dan frustrasi.timbul ketidak nyamana klien terhadap
pelayanan
11. Perhatikan Waktu, terlalu cepat menyampaikan di awal membuat klien
terutama lansia lupa. dan menyampaikan diakhir membuat stress atau
frustrasi. komunikasi di malam hari mengganggu waktu tidur Lansia,
membutuhkan waktu yang lebih lama dan sabar.
12. Lakukan Sentuhan,bisa menyentuh tangan atau Pundak metode untuk
mengungkapkan perhatian dan caring. sentuhan terapeutik dapat
menurunkan ansietas dan depresi, dapat meningkatkan keberadaan dan
rasa penghargaan klien.
13. Tidak selalu perawat banyak bicara dg Silence mendengarkan dengan
perhatian , bentuk komunikasi yang ditunjukkan ketika lansia berduka,
cemas, sakit.

Tehnik Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik dapat menjadi jembatan penghubung antara perawat sebagai
pemberi pelayanan dan klien sebagai pengguna pelayanan. Komunikasi terapeutik
dapat mengakomodasi pertimbangan status Kesehatan yang dialami klien .
Komunikasi terapeutik memperhatikan klien secara holistik, meliputi aspek
keselamatan, menggali penyebab dan mencari jalan terbaik atas permasalahan klien
Tehnik Berkomunikasi
• Mendengar
• Broad openning
• Restating
• Klarifikasi
• Refleksi
• Humor kadang diperlukan untuk membuat klien dapat tertawa.
• Focusing
• Membagi persepsi
• Identifikasi Tema
• Silence
• Memberi sugesti bagian tugas perawat menanamkan kepercayaan terhadap
apa yang sedang terjadi merupakan ketentuan Tuhan,dan yakinkan semuanya
akan baik baik saja dg menganjurkan klien berdoa sesuai agama yang dianut.

Tips Berkomunikasi

• Gunakan Kata-kata Atau Kalimat Yang Sederhana Dan Pendek


• Menetapkan Satu Topik Dalam Satu Waktu
• Awali Percakapan Dengan Topik Sederhana
• Bicarakan Tentang Topik Yang Familiar Dan Menarik Bagi Lansia dan anak
anak .
• Beri Kesempatan Lansia Untuk Mengenang Masa Lalu.
• Menyampaikan Instruksi Secara Tertulis Dan Sederhana

KESIMPULAN
• Komunikasi yang terbaik dibentuk dari sikap ,Bahasa tubuh, ucapan, pola kata
kata, dan nada suara yang memberikan kesejukan dan ketenangan bagi siapa
pun.
• Jika tenaga kesehatan khusus perawat dapat melakukan tehnik komunikasi,
secara efektif baik dan komunikatif, akan memberikan kepuasan bagi
pelanggan.
• Komplent terhadap pelayanan berkurang bahkan tidak ada

Anda mungkin juga menyukai