Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain
dalam Menjalani hidupnya. Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan
mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi seseorang
adalah suatu proses yang melibatkan perilaku dan interaksi antar individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi sangat penting karena
komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan
keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubahPerilaku klien dalam mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Sebagai ilmu komunikasi, individu Diposisikan untuk menentukan
potensi diri dalam melakukan komunikasi yang efektif. Untuk dapat Melakukannya, individu
tentu saja harus memiliki pemahaman dasar akan proses komunikasi dan Bagaimana teori
komunikasi berfungsi dalam hidup individu.
Adapun metode penulisan yang kani susun dalam makalah ini bersumber dari buku-buku
tentang Komunikasi Keperawatan dan hasil dari diskusi kelompok kami.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kemampuan komunikasi yang baik dari perawat merupakan salah satu faktor
keberhasilan dalam melaksanakan proses keperawatan yang meliputi: Tahap pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Perawat perlu menentukan bahasa yang dipahami oleh klien dalam berkomunikasi
karena penguasaan bahasa akan sangat mempengaruhi persepsi dan interpretasi klien dalam
menerima pesan secara adekuatSensory deficit Kemampuan mendengar, melihat, merasa dan
membau merupakan faktor penting dalam komunikasi, sebab pesan komunikasi akan dapat
diterima dengan baik apabila kemampuan sensori klien berfungsi dengan baik. Untuk klien
yang mengalami kelemahan mendengar, maka ada tahapan yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pengkajian, yaitu mencari kepastian medik yang mengindikasikan adanya
kelemahan mendengar, memperhatikan apakah klien menggunakan alat bantu dengar yang
masih berfungsi, memperhatikan apakah klien mampu melihat muka dan bibir kita saat
berbicara, dan memperhatikan apakah klien mampu menggunakan tangannya sebagai bebtuk
komunikasi nonverbal
Adalah suatu kerusakan yang melemahakan fungsi kognitif (misalnya pada klien
CVA, Alzheimer’s, tumor otak) dpat mempengaruhi kemampuan klien dalam
menggungkapkan dan memahami bahasa. Dalam mengkaji pada klien yang mengalami
gangguan kognitif ini, perawat dapat menilai apakah klien merespon (baik respon verbal
maupun nonverbal) ketika ditanya ?. Apakah klien dapat mengucapkan kata atau kalimat
dengan benar?. Apakah klien dapat mengingat dengan baik ? dan sebagai
Adanya gangguan pada struktur tubuh terutana pada struktur yang berhubungan
langsung dengan tenpat keluernya suara, misalnya mulut dan hidung akan dapat
mempengaruhi terjadinya komunikasi.
2.2.5Paralysis
Kelemahan yang terjadi pada klien terutama pada ekstremitas atas akan menghambat
kemampuan komunikasi klien baik melalui lisan maupun tulisan. Perawat perlu
memperhatikan apakah ada kemampuan nonverbal klien yang bisa ditunjukkan alam rangka
memberikan informasi kepada perawat.
2.3 Diagnosa Keperawatan
2.5.1 Menunjukkan muka yang jujur dengan klien. Hal ini penting agar tercipta suasana .
. saling percaya saat berkomunikasi.
252 Mempertahankan kontak mata dengan baik. Kesungguhan dan perhatian perawat dapat .
. dilihat dari kontak mata saat berkomunikasi dengan klien.
2.5.3 Fokus kepada klien. Agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang
diinginkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
2.5.4 Mempertahankan postur yang terbuka. Sikap terbuka dari perawat dapat menumbuhkan
. keberanian dan kepercayaan klien dalam mengikuti tindakan keperawatan yang
dilaksanakan.
25,5 Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian, menghargai dan
2:1, lebih banyak mendengar daripada bicara. Sikap ini akan mengingatkan kepercayaan klien
kepada perawat.
2.5.6 Relatif rilek saat bersama klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santai juga tidak
membawa pengaruh yang baik dalam hubungan perawat-klien.Pada tahap ini petugas
kesehatan (perawat, bidan dll) juga harus meningkatkan kemampuan non Verbalnya
dengan “SOLER” yang merupakan kependekatan dari: 5-Sit (duduk) menghadap klien
postur ini memberi kesan bahwa perawat ada disana untuk Mendengarkan dan tertarik
dengan apa yang sedang dikatakan klien. O-Observe (mengamati) suatu postur terbuka
(yaitu menahan tangan dan lengan tidak menyilang). Postur ini menyatakan perawat
“terbuka” terhadap apa yang dikatakan klien. Suatu posisi yang “tertutup” dapat
menghambat klien untuk menyampaikan perasaannya.
L-Lean (mencondong kearah klien). Postur ini menyampaikan bahwa perawat terlibat
dan tertarik pada interaksi yang sedang dilaksanakan.OFCE-Establish (melakukan dan
menjaga kontak mata). Perilaku ini menyampaikan keterlibatan perawat dan kesediaan
untuk mendengarkan apa yang klien sedang katakana. Ketidakhadiran kontak mata atau
pergeseran mata member pesan bahwa perawat tidaklah tertarik akan apa yang
dikatakan klien.R-Relax Rileks adalah penting untuk mengkomunikasikan suatu
perasaan atau kondisi yang nyaman dan harmonis dalam berkomunikasi dengan klien.
Kegelisahan mengkomunikasikan adanyasuatu masalah yang dapat menimbulkan multi
tafsir
2.6 Evaluasi
Komunikasi antara perawat dan klien pada tahap ini adalah untuk
mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga kesehatan
lain membawa pengaruh atau hasil yang positif bagi klien, sebagaimana kriteria hasil
yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya, Evaluasi yang dilaksanakan meliputi
aspek kognitif, sikap dan ketrampilan yang dapat diungkapkan klien secara verbal
maupun nonverbal. Pada tahap ini juga memberi kesempatan bagi perawat untuk
melihat kembali tentang efektifitas rencana tindakan yang telah dilakukan.Semua
tahapan proses keperawatan tersebut diatas membutuhkan kemampuan komunikasi
yang adekuat. Komunikasi merupakan kegiatan mengumpulkan, memadukan,
menyamakan, dan menyalurkan Informasi dalam pelayanan kesehatan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat dalam proses
keperawatan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses
keperawatan yang meliputi:
3.2 Saran