Anda di halaman 1dari 14

Makalah

“Komunikasi pada setiap tahap proses keperawatan”

Poltekkes Kemenkes Denpasar

Tahun Ajaran

2022-2023
Penyusun

1. Made Ayu Kristina Riyanti (13)


2. Ni Kadek Yesi Arta Dani (14)
3. Ni Putu Intan Daniswari (15)
4. Mochammad Akbar Sirajuddin Aqil (16)
5. Ni Putu Hilda Setia Lestari (17)
6. Ni Luh Gede Sri Widhiyantari (18)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi, dengan judul “Komunikasi
dalam tahap proses Keperawatan”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga maklah ni
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatsanya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap makalah ini dapat memberikan mafaat
bagi semua pembaca.

Denpasar, 06 Agustus 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Penyusun...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan...................................................................................................2
BAB 2................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Komunikasi Dalam Proses Keperawatan............................................................3
2.2 Tahap Pengkajian Keperawatan..........................................................................3
2.3 Tahap Diagnosa Keperawatan.............................................................................6
2.4 Tahap Rencana keperawatan...............................................................................6
2.5 Tahap Tindakan keperawatan/implementasi.....................................................7
2.6 Tahap Evaluasi Keperawatan...............................................................................8
BAB 3................................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

KOMUNIKASI merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi adalah bagian


penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam
kehiduapan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam
masyarakat, atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi. Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin
“communicare” yang artinya “menyampaikan”. Menurut asal katanya tersebut, arti
komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke
kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang
dipahami bersama.

Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan


orang lain dalam menjalani hidupnya. Komunikasi merupakan upaya individu dalam
menjaga dan mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain.
Komunikasi seseorang adalah suatu proses yang melibatkan perilaku dan interaksi antar
individu dalam berhubungan dengan orang lain.

Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi sangat penting karena


komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan
keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai ilmu komunikasi, individu diposisikan untuk
menentukan potensi diri dalam melakukan komunikasi yang efektif. Untuk dapat
melakukannya, individu tentu saja harus memiliki pemahaman dasar akan proses
komunikasi dan bagaimana teori komunikasi berfungsi dalam hidup individu.

1
1.2 Rumusan masalah

 Apa pengertian komunikasi dalam proses keperawatan?


 Apa yang dimaksud dengan pengkajian dalam tahap proses keperawatan?
 Apa yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan dalam tahap proses
keperawaatan?
 Apa yang dimaksud dengan perencanaan dalam tahap proses keperawatan?
 Apa yang dimaksud dengan pelaksanaan tindakan dalam tahap proses
keperawatan?
 Apa yang dimaksud dengan evaluasi dalam tahap proses keperawatan?

1.3 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan:

 Untuk mengetahui pengertian komunikasi dalam proses keperawatan.


 Untuk manambah pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang baik dalam
proses keperawatan yang baik.
 Untuk mengetahui komunikasi tahap – tahap proses keperawatan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini bersumber dari buku -
buku tentang Komunikasi Keperawatan dan hasil dari diskusi kelompok.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Dalam Proses Keperawatan

Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses keperawatan.


Bahkan, komunikasi merupakan salah satu barometer sukses dan tidaknya proses
keperawatan. Seorang perawat mustahil bisa menempuh proses keperawatan apabila
tidak mampu membina dan menjalin komunikasi yang baik dengan pasien.

Lebih dari hal tersebut, perawat diharuskan mampu membina dan menjalin
komunikasi yang baik kepada keluarga pasien, orang terdekat atau yang berpengaruh
terhadap pasien, serta dengan tenaga kesehatan lainnya. Maka upaya guna menciptakan
komunikasi yang baik bagi perawat tidak hanya fokus dalam hal berbicara kepada
pasien, tetapi juga dengan keluarga atau orang terdekat dan berpengaruh bagi pasien.

Sederhanya, komunikasi yang baik akan menjadi faktor yang sangat penting bagi
keberhasilan proses keperawatan dimana dalam hal ini mencakup beberapa hal tersebut:

1. Tahap pengkajian
2. Tahap perumusan diagnosis
3. Tahap perencanaan
4. Tahap realisasi
5. Tahap evaluasi

2.2 Tahap Pengkajian Keperawatan

Tahap pengkajian merupakan tahapan awal bagi seseorang perawat dalam


menjalankan tugas keperawatannya. Dalam tahap ini, perawat pengumpulkan data yang
terkait dengan pasien. Proses pengumpulan data tersebut melalaui beberapa tahapan,
diantaranya:

1. Wawancara (anamnesis)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik (laboratorium, foto dan lain sebainya)

3
4. Informasi atau catatan dari tenaga kesehatan lainnya
5. Informasi atau catatan dari keluarga atau orang terdekat bagi pasien.

Hampir bisa dipastikan bahwa dalam proses pengumpulan data yang dilakukan oleh
perawat terhadap pasien tidak bisa terlepas dari komunikasi, baik secara langsung
(verbal atau tertulis) maupun tidak langsung (nonverbal) Dalam hal ini, kemampuan
berkomunikasi yang dimiliki oleh perawat akan menjadi faktor yang sangat menentukan
dalam hal kelengkapan data yang bisa diperoleh.

Di sisi lain, perawat juga dituntut untuk cerdas dan cakap dalam mengenali
sekaligus memahami keberadaan pasien. Langkah pertama yang harus ditempuh oleh
seorang perawat adalah mempelajari keberadaan pasien, berkenaan dengan kemampuan
mereka dalam komunikasi sekaligus kendala yang dimiliki. Penting bagi seorang
perawat benar – benar memperhatikan bahwa semua itu dilakukan guna menciptakan
kelancaran berkomunikasi dengan pasien.

Menurut beberapa pakar, disebutkan bahwa terdapat beberapa bentuk kendala yang
biasa dimiliki oleh pasien dalam hal berkomunikasi, yaitu :

1. Language deficits
2. Sensory deficits
3. Cognitive impairments
4. Structural deficits
5. Paralysis

Beberapa bentuk hambatan tersebut harus diperhatikan oleh seseorang perawat


dalam melakukan proses pengumpulan data. Berikut adalah pengertiannya:

1. Language deficits (keterbatasan bahasa)

Perawat harus memahami batasan kemampuan bahasa pasien. Kemudian, hasil


pemahaman yang diperoleh dijadikan pijakan guna menentukan penggunaan bahasa
yang bisa dipahami dan dicerna oleh pasien, karena bahasa sangat mempengaruhi
persepsi dan interpretasi.

4
2. Sensory defisits (keterbatasan kemampuan)

Perawat harus memahami kemampuan pasien dalsm hsl mendengarkan atau


menangkap pesan. Perawat harus benar – benar memperhatikan beberapa hal berikut:

a. Apakah pasien memiliki gangguan dalam hal mendengarkan?


b. Apakah pasien memiliki gangguan dalam hal melihat raut muka dan bibir lawan
bicaranya?
c. Apakah pasien menggunakan tangannya sebagai bentuk komunikasi nonverbal?

3. Cognitive impairments

Perawat harus memahami kerusakan yang dapat melemahkan fungsi kognitif pasien.
Semisal, seorang perawat sedang dihadapkan dengan seorang pasien yang menderita
tumor otak, dimana penyakit tersebut bisa mempengaruhi kemampuan dalam hal
memahami. Untuk itu, perawat harus memahami beberapa hal berikut :

a. Apakah pasien memberikan respons saat diajukan pertanyaan, baik secara verbal
maupun nonverbal?
b. Apakah pasien bisa mengungkapkan kata atau kalimat secara tepat dan benar?
c. Apakah pasien mampu mengingat dengan baik dan benar?

4. Structural deficits

Perawat harus memperhatikan mengenai kondisi organ pasien, seperti ada atau
tidaknya gangguan pada struktur tubuh pasien, utamanya yang berhubungan dengan
tempat keluarnya suara, semisal wilayah hidung atau bibir. Tentunya, hal ini akan
berpengaruh dalam hal komunikasi.

5. Paralysis

Gangguan ini berkenaan dengan kelemahan saraf. Untuk itu, perawat harus
memperhatikan kemampuan nonverbal yang dimiliki oleh pasien, yang dapat
ditunjukkan melalui pemberian informasi.

5
Tentunya, beberapa hambatan yang sudah disebutkan harus jadi pegangan bagi
seorang perawat dalam rangka pengumpulan data.

2.3 Tahap Diagnosa Keperawatan

Perumusan diagnosis merupakan tindak lanjut dari tahap pengkajian atau


pengumpulan data. Penentuan diagnosis tanpa mengkomunikasikannya dengan pasien
bisa mengakibatkan kesalahan. Sesungguhnya, perumusan diagnosis keperawatan
adalah hasil dari penilaian yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan pasien,
keluarga pasien, atau orang terdekat dan berpengaruh bagi pasien. Sederhananya,
perawat yang komunikatif serta sikap pasien yang kooperatif merupakan faktor yang
cukup vital dalam penetapan diagnosis.sesama perawat.

2.4 Tahap Rencana keperawatan

Dalam mengembangkan rencan tindakan keperawatan kepada klien, interaksi


dan komunikasi dengan klien sangatlah penting untuk menentukan pilihan rencana
keperawatan yang akan dilakukan. Misalnya, sebelum perawat memberikan diet
makanan bagi klien, perawat perlu mengetahui makanan pilihan, yang di sukai, atau
yang alergi bagi klien sehingga tindakan yang dilakukan menjadi efektif. Rencana
tindakan yang dibuat perawat merupakan media komunikasi antar petugas kesehatan
sehingga perencanaan yang di susun perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau di
lanjutkan oleh perawat dinas sore dan seterusnya model komunikasi ini memungkinkan
pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, terukur dan
efektif.

Pada tahap perencanaan ini, perawat harus menentukan prioritas masalah yang
harus diselesaikan, merumuskan tujuan tindakan dan kriteria hasil (kriteria evaluasi).
Rencana tindakan dibuat untuk mengatasu etiologi atau penyebab terjadinya masalah.
Penentuan etiologi atau penyebab dari masalah klien memerlukan kecermatan dan
pengetahuan yang lebih agar acuan dalam membuat rencana tindakan sesuai dengan
sasaran. Kegagalan dalam menentukan etiologi dengan tepat akan berpengaruh terhadap
rumusan tujuan tindakan keperawatan dan mengganggu keberhasilan tindakan.

6
2.5 Tahap Tindakan keperawatan/implementasi

Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang sudah ditentukan


sebelumnya.. Tahap ini lebih menekankan pada kevakapan dan keterampilan yang
dimiliki oleh perawat dalam berkomunikasi dengan pasien. Umumnya, dalam konteks
ini terdapat dua aktivitas yang bisa dilakukan oleh perawat dalam berkomunikasi
dengan pasien, yaitu:

1. Mendekati pasien guna memenuhi kebutuhan fisik pasien.


2. Saat pasien mengalami masalah psikiologis

Adapun beberapa tindakan yang bisa dijadikan sebbagai pijakan oleh perawat
dalam melakukan komunikasi dengan pasien saat menghampiri antara lain:

a) Pancarkan raut muka kejujuran. Hal itu akan berguna dalam menciptakan
suasana yang hangat serta penuh rasa saling mempercayai diantara pasien dan
perawat.
b) Lakukan kontak mata dengan pasien secara baik guna menunjukan kesungguhan
dan dan perhatian.
c) Fokus kepada pasien. Hal tersebut dilskuksn supaya komunikasi bisa berjalan
secara terarah serta bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
d) Mempertahankan postur terbuka. Tujuan melakukan hal ini adalah untuk
menumbuhkan keberanian sekaligus kepercayaan diri pasien guna mengikuti
tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
e) Jadilah pendengar yang baik, yaitu dengan mendengarkan secara sungguh-
sungguh sekaligus mengeksplorasi perasaan pasien. Tujuan hal ini adalah untuk
menunjukan rasa perahtian serta meningkatkan rasa percaya pasien terhadap
perawat.
f) Ciptakan suasana rileks dan hindari kondisi yang tegang saat bersama pasien.
Catatan, perawat jangan terlalu santai karena bisa merusak hubungan dengan
pasien.

Pada dasarnya, kecakapan dan keterampilan dalam membangun komunikasi


tidak hanya terletak pada komunikasi verbal atau kecakapan dalam menyusun kalimat

7
yang nyaman guna didengarkan oleh pasien. Berikut adalah beberapa arahan yang
disampaikan oleh beberapa pakar komunikasi kesehatan dalam membangun komunikasi
yang baik dengan pasien:

1 Saat sedang duduk di dekat pasien, pastikan menghadap kepadanya. Hal itu
bertujuan guna menunjukan bahwa keberadaan perawat sepenuhnya siap
mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh pasien
2 Hindari postur tertutup, dikarenakan bisa menghambat pasien dalam
menyampaikan perasaannya. Pastikan untuk menunjukan postur terbuka guna
menunjukan bahwa seorang perawat terbuka dengan semua hal yang hendak
diutarakan oleh pasien.
3 Pastikan postur untuk condong ke arah pasien. Tujuannya adalah menunjukan
bahwa seorang perawat terlibat dan tertarik dengan komunikasi yang sedang
berlangsung dengan pasien.
4 Pastikan untuk mempertahankan kontak mata, yang merupakan salah cara efektif
dalam menunjukan keterlibatan seorang perawat sekaligus kesediaannya dalam
mendengarkan pasien.
5 Ciptakan kondisi yang rileks guna membangun suasana yang hangat, nyaman,
serta dengan nuansa keharmonisan

2.6 Tahap Evaluasi Keperawatan

Ini merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi antara perawat
dengan pasien, yang merupakan tahap melaksanakan koreksi ulang terhadap tindakan
yang sudah dilakukan, apakah mampu memberikan efek positif atau justru sebaliknya.

Evaluasi yang dilakukan oleh perawat harus mencakup aspek kognitif, yaitu
sikap sekaligus ketrampilan yang bisa di ungkapkan oleh pasien secara verbal maupun
non verbal. Tanpa berkomunikasi dengan pasien, perawat tidak bisa melakukan
penilaian mengenai tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak. Selain itu, tahap
evaluasi memberikan kesempatan bagi seorang perawat dalam mengoreksi kembali
mengenai efektifitas rencana tindakan yang sudah dilakukan.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat dalam
proses keperawatan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan
proses keperawatan yang meliputi: tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.

Proses keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung perawat


bersama klien mengidentifikasi dan menentukan masalah, merencanakan dan
melaksanakan tindakan, serta mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan
kepada klien.

3.2 Saran

Bagian akhir dari makalah ini, kami sarankan bahwa aturan komunikasi dalam
proses keperawatan yang telah ditetapkan dapat dijalankan sesuai prosedurnya dan para
perawat diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengumpulkan dan menyalurkan
informasi dalam pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja dalam mewujudkan
komunikasi yang benar dan baik sehingga mampu menjadi perawat yang professional
dalam berkomunikasi secara verbal maupun non verbal

9
DAFTAR PUSTAKA
Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Yogyakarta :


Graha Ilmu

www.academia.edu

10

Anda mungkin juga menyukai