Tahun Ajaran
2022-2023
Penyusun
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi, dengan judul “Komunikasi
dalam tahap proses Keperawatan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga maklah ni
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatsanya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap makalah ini dapat memberikan mafaat
bagi semua pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Penyusun...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan...................................................................................................2
BAB 2................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Komunikasi Dalam Proses Keperawatan............................................................3
2.2 Tahap Pengkajian Keperawatan..........................................................................3
2.3 Tahap Diagnosa Keperawatan.............................................................................6
2.4 Tahap Rencana keperawatan...............................................................................6
2.5 Tahap Tindakan keperawatan/implementasi.....................................................7
2.6 Tahap Evaluasi Keperawatan...............................................................................8
BAB 3................................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini bersumber dari buku -
buku tentang Komunikasi Keperawatan dan hasil dari diskusi kelompok.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Lebih dari hal tersebut, perawat diharuskan mampu membina dan menjalin
komunikasi yang baik kepada keluarga pasien, orang terdekat atau yang berpengaruh
terhadap pasien, serta dengan tenaga kesehatan lainnya. Maka upaya guna menciptakan
komunikasi yang baik bagi perawat tidak hanya fokus dalam hal berbicara kepada
pasien, tetapi juga dengan keluarga atau orang terdekat dan berpengaruh bagi pasien.
Sederhanya, komunikasi yang baik akan menjadi faktor yang sangat penting bagi
keberhasilan proses keperawatan dimana dalam hal ini mencakup beberapa hal tersebut:
1. Tahap pengkajian
2. Tahap perumusan diagnosis
3. Tahap perencanaan
4. Tahap realisasi
5. Tahap evaluasi
1. Wawancara (anamnesis)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik (laboratorium, foto dan lain sebainya)
3
4. Informasi atau catatan dari tenaga kesehatan lainnya
5. Informasi atau catatan dari keluarga atau orang terdekat bagi pasien.
Hampir bisa dipastikan bahwa dalam proses pengumpulan data yang dilakukan oleh
perawat terhadap pasien tidak bisa terlepas dari komunikasi, baik secara langsung
(verbal atau tertulis) maupun tidak langsung (nonverbal) Dalam hal ini, kemampuan
berkomunikasi yang dimiliki oleh perawat akan menjadi faktor yang sangat menentukan
dalam hal kelengkapan data yang bisa diperoleh.
Di sisi lain, perawat juga dituntut untuk cerdas dan cakap dalam mengenali
sekaligus memahami keberadaan pasien. Langkah pertama yang harus ditempuh oleh
seorang perawat adalah mempelajari keberadaan pasien, berkenaan dengan kemampuan
mereka dalam komunikasi sekaligus kendala yang dimiliki. Penting bagi seorang
perawat benar – benar memperhatikan bahwa semua itu dilakukan guna menciptakan
kelancaran berkomunikasi dengan pasien.
Menurut beberapa pakar, disebutkan bahwa terdapat beberapa bentuk kendala yang
biasa dimiliki oleh pasien dalam hal berkomunikasi, yaitu :
1. Language deficits
2. Sensory deficits
3. Cognitive impairments
4. Structural deficits
5. Paralysis
4
2. Sensory defisits (keterbatasan kemampuan)
3. Cognitive impairments
Perawat harus memahami kerusakan yang dapat melemahkan fungsi kognitif pasien.
Semisal, seorang perawat sedang dihadapkan dengan seorang pasien yang menderita
tumor otak, dimana penyakit tersebut bisa mempengaruhi kemampuan dalam hal
memahami. Untuk itu, perawat harus memahami beberapa hal berikut :
a. Apakah pasien memberikan respons saat diajukan pertanyaan, baik secara verbal
maupun nonverbal?
b. Apakah pasien bisa mengungkapkan kata atau kalimat secara tepat dan benar?
c. Apakah pasien mampu mengingat dengan baik dan benar?
4. Structural deficits
Perawat harus memperhatikan mengenai kondisi organ pasien, seperti ada atau
tidaknya gangguan pada struktur tubuh pasien, utamanya yang berhubungan dengan
tempat keluarnya suara, semisal wilayah hidung atau bibir. Tentunya, hal ini akan
berpengaruh dalam hal komunikasi.
5. Paralysis
Gangguan ini berkenaan dengan kelemahan saraf. Untuk itu, perawat harus
memperhatikan kemampuan nonverbal yang dimiliki oleh pasien, yang dapat
ditunjukkan melalui pemberian informasi.
5
Tentunya, beberapa hambatan yang sudah disebutkan harus jadi pegangan bagi
seorang perawat dalam rangka pengumpulan data.
Pada tahap perencanaan ini, perawat harus menentukan prioritas masalah yang
harus diselesaikan, merumuskan tujuan tindakan dan kriteria hasil (kriteria evaluasi).
Rencana tindakan dibuat untuk mengatasu etiologi atau penyebab terjadinya masalah.
Penentuan etiologi atau penyebab dari masalah klien memerlukan kecermatan dan
pengetahuan yang lebih agar acuan dalam membuat rencana tindakan sesuai dengan
sasaran. Kegagalan dalam menentukan etiologi dengan tepat akan berpengaruh terhadap
rumusan tujuan tindakan keperawatan dan mengganggu keberhasilan tindakan.
6
2.5 Tahap Tindakan keperawatan/implementasi
Adapun beberapa tindakan yang bisa dijadikan sebbagai pijakan oleh perawat
dalam melakukan komunikasi dengan pasien saat menghampiri antara lain:
a) Pancarkan raut muka kejujuran. Hal itu akan berguna dalam menciptakan
suasana yang hangat serta penuh rasa saling mempercayai diantara pasien dan
perawat.
b) Lakukan kontak mata dengan pasien secara baik guna menunjukan kesungguhan
dan dan perhatian.
c) Fokus kepada pasien. Hal tersebut dilskuksn supaya komunikasi bisa berjalan
secara terarah serta bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
d) Mempertahankan postur terbuka. Tujuan melakukan hal ini adalah untuk
menumbuhkan keberanian sekaligus kepercayaan diri pasien guna mengikuti
tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
e) Jadilah pendengar yang baik, yaitu dengan mendengarkan secara sungguh-
sungguh sekaligus mengeksplorasi perasaan pasien. Tujuan hal ini adalah untuk
menunjukan rasa perahtian serta meningkatkan rasa percaya pasien terhadap
perawat.
f) Ciptakan suasana rileks dan hindari kondisi yang tegang saat bersama pasien.
Catatan, perawat jangan terlalu santai karena bisa merusak hubungan dengan
pasien.
7
yang nyaman guna didengarkan oleh pasien. Berikut adalah beberapa arahan yang
disampaikan oleh beberapa pakar komunikasi kesehatan dalam membangun komunikasi
yang baik dengan pasien:
1 Saat sedang duduk di dekat pasien, pastikan menghadap kepadanya. Hal itu
bertujuan guna menunjukan bahwa keberadaan perawat sepenuhnya siap
mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh pasien
2 Hindari postur tertutup, dikarenakan bisa menghambat pasien dalam
menyampaikan perasaannya. Pastikan untuk menunjukan postur terbuka guna
menunjukan bahwa seorang perawat terbuka dengan semua hal yang hendak
diutarakan oleh pasien.
3 Pastikan postur untuk condong ke arah pasien. Tujuannya adalah menunjukan
bahwa seorang perawat terlibat dan tertarik dengan komunikasi yang sedang
berlangsung dengan pasien.
4 Pastikan untuk mempertahankan kontak mata, yang merupakan salah cara efektif
dalam menunjukan keterlibatan seorang perawat sekaligus kesediaannya dalam
mendengarkan pasien.
5 Ciptakan kondisi yang rileks guna membangun suasana yang hangat, nyaman,
serta dengan nuansa keharmonisan
Ini merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi antara perawat
dengan pasien, yang merupakan tahap melaksanakan koreksi ulang terhadap tindakan
yang sudah dilakukan, apakah mampu memberikan efek positif atau justru sebaliknya.
Evaluasi yang dilakukan oleh perawat harus mencakup aspek kognitif, yaitu
sikap sekaligus ketrampilan yang bisa di ungkapkan oleh pasien secara verbal maupun
non verbal. Tanpa berkomunikasi dengan pasien, perawat tidak bisa melakukan
penilaian mengenai tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak. Selain itu, tahap
evaluasi memberikan kesempatan bagi seorang perawat dalam mengoreksi kembali
mengenai efektifitas rencana tindakan yang sudah dilakukan.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat dalam
proses keperawatan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan
proses keperawatan yang meliputi: tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
3.2 Saran
Bagian akhir dari makalah ini, kami sarankan bahwa aturan komunikasi dalam
proses keperawatan yang telah ditetapkan dapat dijalankan sesuai prosedurnya dan para
perawat diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengumpulkan dan menyalurkan
informasi dalam pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja dalam mewujudkan
komunikasi yang benar dan baik sehingga mampu menjadi perawat yang professional
dalam berkomunikasi secara verbal maupun non verbal
9
DAFTAR PUSTAKA
Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC
www.academia.edu
10