Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU MAKALAH KOMUNIKASI

KONSEP KOMUNIKASI

Dosen Pengampu:

Aida Novitasari S.Kep.Ns.,M.Kep

NIP : 197211011997032002

Penyusun:

Winica Sucahyati

NIM : P27820723094

TINGKAT 1 REGULER B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AJARAN 2023-2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
karunia dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep
Komunikasi”. Terima kasih untuk kedua orang tua saya yang telah memberikan segala
kebutuhan sehingga saya mampu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan artikel ini, saya menemui berbagai kendala dan kesulitan, namun dengan
rahmat Allah SWT hadir dengan kesabaran, ketekunan dan usaha serta pertolongan dari para
pihak yang telah tulus dalam ikhlas membantu baik fasilitas tenaga dan pikiran. Sehingga,
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, saran dan kritik sangat penting bagi saya demi terciptanya tujuan
yang ingin dicapai.

Atas bantuan dan kritikan serta saran dari berbagai pihak, maka saya mengucapkan terima
kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Surabaya, 13 Januari 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4

2.1 Konsep Komunikasi ......................................................................................................... 4

2.2 Tujuan Komunikasi .......................................................................................................... 5

2.3 Prinsip dalam Komunikasi Efektif ................................................................................... 6

2.4 Unsur-unsur dalam Komunikasi....................................................................................... 8

2.5 Jenis-jenis dalam Komunikasi .......................................................................................... 9

2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi .............................................................. 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya manusia sebagai mahluk sosial yang membutuhkan interaksi satu orang
dengan orang lainnya. Interaksi tersebut akan terjalin komunikasi, baik dalam konsep
formal maupun informal. Adanya komunikasi akan dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan, kepedulian dan kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan bersama
maupun tujuan masing masing individu (Kuen and., 2019). Komunikasi dapat dilakukan
secara baik secara tradisional maupun modern dengan alat-alatnya pun mulai dari yang
paling sederhana sampai yang canggih. Komunikasi keperawatan yang baik merupakan
faktor kunci dalam memberikan perawatan yang aman dan efektif kepada pasien. Hal ini
melibatkan hubungan yang kuat antara perawat dan pasien, serta penggunaan teknik
komunikasi yang tepat. Salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi keperawatan
adalah tone of voice yang digunakan oleh perawat. Penting bagi perawat untuk
menggunakan tone of voice yang profesional agar pasien merasa dihargai dan didengarkan
dengan baik. Tone of voice yang digunakan dalam komunikasi keperawatan haruslah
profesional dan ramah. Perawat perlu menghindari penggunaan tone of voice yang terlalu
keras atau mengancam, karena hal ini dapat membuat pasien merasa tidak nyaman atau
takut. Sebaliknya, tone of voice yang lembut dan penuh empati akan membantu
menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien. Selain itu, perawat juga perlu
memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah mereka saat berkomunikasi dengan
pasien. Bahasa tubuh yang terbuka dan ramah akan memberikan sinyal kepada pasien
bahwa perawat benar-benar tertarik dan peduli pada kebutuhan mereka. Di sisi lain, bahasa
tubuh yang tertutup atau tidak ramah dapat membuat pasien merasa diabaikan atau kurang
dihargai. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang
adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya seseorang
adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan interaktif dan menjadi
lebih dinamis. Oleh karena itu, perawat perlu secara aktif memperhatikan bahasa tubuh
dan ekspresi wajah mereka saat berkomunikasi dengan pasien, serta menghindari sikap
yang dapat menimbulkan hambatan dalam komunikasi keperawatan. Komunikasi
membangun hubungan dan pesan memiliki maksud atau tujuan. Pengirim bermaksud baik
secara sadar atau tidak sadar untuk mencapai sesuatu dengan berkomunikasi. Dalam dunia
pendidikan, baik dirumah ataupun disekolah, kita dapat mengenal bentuk komunikasi yang
sering kali digunakan yaitu komunikasi antar pribadi. Ada pula komunikasi yang terjadi

1
secara langsung disebut face to face. Sehingga, setiap respon dapat dikaji dan ditanggapi
dengan baik. Selain itu, komunikasi antar pribadi hanya berlangsung dalam lingkup kecil
berkisar antara 2-3 orang saja, sehingga interaksi yang berlangsung menjadi lebih dekat
dan intim. Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna
karena dapat menyatukan pemahaman antar personal. Pada proses keperawatan
komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan metode utama dalam memberikan
asuhan keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus
berkomunikasi dengan pasiennya agar pasien mengerti apa asuhan yang akan diberikan
perawat kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam konteks keperawatan saja komunikasi
itu penting tetapi dalam konteks lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk
menyampaikan berita atau pesan yang akan disampaikan. Namun demikian, realita yang
kita hadapi sekarang, berbagai bentuk komunikasi yang terjadi pada masa kini sering kali
membutuhkan dan tergantung pada media. Baik komunikasi antarpribadi ataupun dengan
masyarakat umum. Seringkali media komunikasi menentukan cara berpikir dan cara
masyarakat dalambersikap atau berprilaku. Berbagai bentuk problematika sosial,
seringkali terkait berawal dari stimulasi media komunikasi (Islami,2017). Oleh karena itu,
sangat penting untuk memahami lebih dalam mengenai komunikasi beserta faktor
mempengaruhinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep komunikasi?
2. Bagaimana tujuan dari komunikasi?
3. Apa saja prinsip dalam komunikasi?
4. Apa saja unsur komunikasi?
5. Apa saja jenis-jenis komunikasi?
6. Apa saja faktor yang memengaruhi komunikasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana konsep komunikasi
2. Untuk mendeskripsikan tujuan dari komunikasi
3. Untuk menjabarkan prinsip dalam komunikasi
4. Untuk menjabarkan unsur-unsur dalam komunikasi

2
5. Untuk menjabarkan jenis-jenis komunikasi
6. Untuk menjabarkan faktor-faktor yang memengaruhi komunika

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Komunikasi


Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan
kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam
berinteraksi dengan manusia lain. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
communicare – communication dan communicatus yang berarti suatu alat yang
berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf,
radio, dan sebagainya. Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli
berikut. Komunikasi merupakan proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan,
diterima dan diberi arti (Willian J.Seller, 1988). Komunikasi yang efektif memerlukan
penggunaan bahasa yang jelas dan tepat, serta sikap terbuka dan responsif dari kedua belah
pihak. Pentingnya konsep komunikasi yang baik dalam berbagai konteks, baik itu dalam
kehidupan sehari-hari maupun di dunia profesional, tidak dapat diabaikan. Selain itu,
penting bagi komunikasi untuk memperhatikan konteks komunikasi. Setiap situasi dan
konteks memiliki norma dan aturan yang berbeda dalam komunikasinya. Misalnya, dalam
lingkungan formal seperti di tempat kerja, komunikasi harus lebih terstruktur dan
menggunakan bahasa yang lebih formal dibandingkan dengan dalam konteks informal
seperti dalam percakapan sehari-hari. Memahami konteks komunikasi yang tepat akan
membantu dalam meminimalkan kesalahpahaman dan meningkatkan efektivitas
komunikasi tersebut. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar
pikiran, ide, atau informasi dan perasaan dalam setiap interaksi. Jurgen Ruesch (1972)
dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku
seseorang secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat memengaruhi orang lain tidak
hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh serta
tanda-tanda somatik dan simbol-simbol. Dalam berkomunikasi, diperlukan ketulusan hati
antara pihak yang terlibat agar komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang
menyampaikan harus ada kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang
disampaikan adalah penting, sedangkan pihak penerima harus memiliki kesungguhan
untuk memperhatikan dan memahami makna informasi yang diterima serta memberikan
respons yang sesuai. Konsep komunikasi adalah fondasi penting dalam menjalin hubungan
antara individu atau kelompok dalam suatu komunitas. Pentingnya komunikasi yang
efektif adalah untuk memastikan pemahaman yang baik antara pihak-pihak yang terlibat.
Dalam komunikasi yang efektif, pengirim pesan harus mampu menyampaikan pesan

4
dengan jelas dan terstruktur sehingga mudah dipahami oleh penerima. Sementara itu,
penerima pesan juga harus aktif dalam mendengarkan dan memahami pesan yang
disampaikan. Melalui komunikasi yang baik, konflik bisa dihindari dan kerjasama dapat
ditingkatkan.

2.2 Tujuan Komunikasi


Tanpa komunikasi yang baik, sulit bagi kita untuk menyampaikan informasi dengan
jelas dan tepat kepada orang lain. Komunikasi yang efektif juga memainkan peran penting
dalam menjalin hubungan yang harmonis antara individu atau kelompok, dapat
disimpulkan bahwa secara umum tujuan komunikasi sebagai berikut:
1. Menyampaikan ide/informasi/berita
Berkomunikasi dengan orang lain memiliki tujuan utama, yakni sampainya atau
dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide kita kepada lawan
bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara apa yang ada dalam
pikiran komunikator dan komunikan.
Contoh: Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan kondisi pasien,
menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan, prosedur tindakan,
atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
2. Memengaruhi orang lain
Secara sadar ataupun tidak, komunikasi akan akan memengaruhi perilaku orang
lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang,
kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan
yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat kita memotivasi
menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara antusias untuk
mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.
Contoh: Komunikasi perawat kepada pasien saat memberikan motivasi untuk
memelihara kesehatan serta melakukan.
3. Mengubah perilaku orang lain
Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan
seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan

5
Contoh: Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat akan mengubah
keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan dengan
kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung kesehatannya.
4. Memberikan pendidikan
Disisi lain, komunikadi memiliki tujuan memberikan pendidikan, misalnya
komunikasi orang tua dengan anaknya, guru/dosen dengan murid/mahasiswa,
perawat dengan kliennya, dan lain-lain. Komunikasi dilakukan agar lawan
bicara (komunikan) memperoleh/mencapai tingkat pengetahuan yang lebih
tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Contoh: Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang pencegahan penularan penyakit,
memberikan pendidikan tentang pertolongan di rumah pada anggota keluarga
yang sakit demam berdarah, dan lain-lain yang tujuannya meningkatkan
pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.
5. Memahami (ide) orang lain
Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator
dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau
diterima.
6. Penghiburan dan dukungan emosional
Komunikasi yang digunakan untuk memberi dukungan emosional mencangkup
memberi perhatian, mendengarkan dan menyampaikan pesan positif.
Dalam rangka mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan, penting bagi kita untuk
memahami pentingnya menggunakan bahasa dan gaya komunikasi yang profesional.
Selain itu, penggunaan bahasa yang jelas, singkat, dan lugas juga dapat membantu
menghindari kebingungan atau kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
selalu menjaga profesionalisme dalam komunikasi kita dengan menghindari penggunaan
bahasa kasar, penilaian yang tidak sesuai, atau penggunaan kata-kata yang tidak layak.

2.3 Prinsip dalam Komunikasi Efektif


Prinsip-prinsip dalam komunikasi efektif mencakup pedoman-pedoman etika dan
praktik terbaik yang membantu memastikan bahwa komunikasi dapat berjalan efektif dan
secara etis.

6
a. Keterbukaan dan Kejujuran
Seseorang harus berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan pasien dan
anggota tim perawatan. Informasi yang diberikan seharusnya akurat dan lengkap.
b. Respect
Respect merupakan perasaan positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara.
Prinsip menghormati ini harus selalu dipegang teguh dalam berkomunikasi.
c. Empati
Empati merupakan suatu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang tengan dihadapi oleh orang lain. Jika kita mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain, maka komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai
kondisi psikologis lawan bicara.
d. Audible (dapat didengar)
Hal ini mengandung arti bahwa setiap pesan yang dilontarkan harus dapat
didengarkan secara jelas dan dapat dimengerti secara cermat.yang harus
diperhatikan:
1. Pesan harus mudah dipahami dengan menggunakan bahasa yang baik
dan benar
2. Hindari bahasa yang sulit dan tidak bisa dipahami
3. Sampaikan hal-hal yang penting, tidak bertele tele dan lansung saja pada
inti persoalan.
4. Gunakan bahasa tubuh, seperti mimik wajah, kontak mata, gerak tangan
dan posisi wajar
5. Gunakan ilustrasi atau contoh, karena analogi sangat membantu dalam
menyampaikan pesan
e. Privasi dan Kerahasiaan
Dalam berkomunikasi dua pihak atau lebih harus menjaga privasi dan kerahasiaan
informasi apapun yang didapat. Komunikasi seharusnya dilakukan di lingkungan
yang bersifat pribadi dan informasi pribadi harus dijaga dengan cermat.
f. Penyesuaian Gaya Komunikasi
Setiap individu perlu menyesuaikan gaya komunikasi mereka dengan kebutuhan
dan karakteristik yang berbeda. Ini mencakup penggunaan bahasa yang mudah
dimengerti dan pemilihan metode komunikasi yang sesuai.

7
2.4 Unsur-unsur dalam Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses sistematis yang mengandung beberapa unsur di
dalam prosesnya.

Dengan penjelasan:
a. Source (sumber komunikasi)
Pihak yang menjadi tonggal dimulainya komunikasi
b. Message (hal atau pesan yang ingin disampaikan)
Hal pentingyang akan disampaikan kepada penerima komunikasi
c. Channel (media atau saluran dalam komunikasi)
Saluran adalah media yang akan mendukung tercapainya suatu komunikasi yang
baik
d. Receiver (sasaran atau penerima pesan)
Suatu objek yang akan menerima pesan
e. Barriers (kendala atau hambatan yang ditemukan)
Suatu bentuk kendala yang akan dihadapi saat melakukan komunikasi, hal ini
dapat berupa media yang kurang komunikatif, atau penerima yang kurang
termotivasi dalam menerima pesan yang telah disampaikan ataupun kondisi
lingkungan yang kurang mendukung.
f. Feedback (respon atau umpan balik)
Feedback merupakan jenis respon yang semestinya diberikan oleh penerima
pesan kepada sumber pesan. Feedback yang diberikan tidak selamanya bositif,
bahkan adapula yang negatif.
g. Support situation (situasi yang mendukung)
Suatu kondisi lingkungan yang sangat memengaruhi tersampainya pesan dengan
baik.

8
2.5 Jenis-jenis dalam Komunikasi
Mengetahui jenis-jenis komunikasi memiliki pentingan yang besar dalam dunia kerja
maupun kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan
untuk mencapai tujuan bersama dan menjaga hubungan baik antarindividu maupun
antarorganisasi.
Jenis-jenis komunikasi, antara lain:
1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication)
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan secara tertulis (written) atau lisan (oral). Dengan
harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca) dapat lebih mudah
memahami pesan yang disampaikan. Kemampuan verbal dikatakan efektif karena
membutuhkan kemampuan mendengar yang baik.
2. Komunikasi Non-Verbal (Non-Verbal Communication)
Dikatakan bahwa banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non-verbal di waktu bersamaan.
Dengan komunikasi non-verbal, seseorang bisa mengambil suatu kesimpulan
mengenai berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, cinta dan
sebagainya. Bentuk komunikasi non-verbal diantaranya adalah bahasa isyarat,
ekspresi wajah, sandi, simbol, warna, dan intonasi suara.
Contoh komunikasi non-verbal:
a. Sentuhan, seperti bersalaman, menggenggam tangan, sentuhan di
punggung
b. Gerakan tubuh,, seperti kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap
tubuh. Gerakan tubuh, biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frase.
c. Intonasi, yang merupakan unsur non-verbal dalam suatu ucapan yakni
tekanan saat bersuara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras
atau lemahnya suara, kecepatan suara, kualitas suara, dan lain-lain.
3. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang terjadi terhadap diri sendiri,
baik kita sadari atau tidak, seperti berfikir. Komunikasi intrapribadi merupakan
keterlibatan internal aktif dari suatu individu dalam proses simbolik pesan yang
diterima. Aktivitas komunikasi intrapribadi yakni, berdoa, bersyukur, introspeksi

9
diri, dan reaksi hati nurani, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi
secara kreatif
4. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara orng orang
secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun non-verbal
berlangsung secara langsung.
5. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merujuk pada komonukasi yang dilakukan oleh
sekelompok kecil. Komunikasi antarpribadi biasanya juga terjadi dalam
komunikasi kelompok.
6. Kominikasi Publik
Komunikasi publik merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi
publik meliputi, ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain.
7. Komunisasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi yang bersifat formal dan
informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi
kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi
antarpribadi, dan komunikasi publik.
8. Komunisasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) merupakan komunikasi yang
menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah
lembaga. Pesan dalam komunikasi massa, berifat umum dan disampaikan secara
serentak, cepat dan selintas.

2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi


Adapun beberapa faktor yang sangat berpengaruh didalam jalannya proses komunkasi,
yakni:
1. Usia
Agar dapat berkomunikasi efektif, maka harus dimengerti pengaruh perkembangan
usia baik dari sisi bahasa, maupun proses berfikir orang tersebut. Cara
berkomunikasi pada usia remaja sering kali perlu belajar bahasa mereka sehingga

10
remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti dan komunikasi yang
diharapkan akan lancar
2. Persepsi
Persepsi merupakan pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh harapan atau pengalaman dan perbedaan
persepsi mengakibatkan terhambatnya komunikasi
3. Nilai
Nilai merupakan standar yang memengaruhi perilaku sehingga penting untuk
menyadari nilai seseorang. Kita perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklasifikasikan nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang
tepat.
4. Latar belakang budaya sosial
Bahasa dan gaya komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga
akan membatasi cara bertindak dan berkomunkasi seseorang.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian seperti marah, sedih,
senang, dan akan dapat memengaruhi dalam berkomunikasi dengan orang lain.
6. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda. Tanned
(1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki laki mempunyai perbedaan gaya
komunikasi. Diketahui, dari usia 3 tahun seorang wanita ketika bermain dengan
kelompoknya menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan
perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Sedangkan laki-laki,
menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian dan aktivitas bermainnya.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan memengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang
dengan tingkat pengetahuan rendah, maka akan sulit merespon pertanyaan yang
mengandung bahasa verbal dibanding dengan tingkat pengetahuan tinggi.
8. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi.

11
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan memengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang
bising tidak ada privasi akan menimbulkan kerancauan, ketegangan dan
ketidaknyamanan.
10. Jarak
Jarak dalam komunikasi dapat menyediakan rasa aman dan kontrol. Seperti contoh,
seorang individu yang merasa terancan ketika seseorang yang tidak dikenal tiba-
tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Untuk itu dalam
berkomunikasi juga sangat penting dalam memperhitungkan jarak yang tepat

12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam setiap aspek
kehidupan. Kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas, tepat, dan persuasif
sangat penting dalam membangun hubungan yang baik dan mencapai tujuan bersama.
Komunikasi yang efektif melibatkan kemampuan mendengarkan dengan baik,
menyampaikan gagasan dengan jelas, dan memahami kebutuhan dan perspektif orang lain.
Dalam dunia kerja, komunikasi yang efektif mampu meningkatkan produktivitas,
mengurangi konflik, dan membangun hubungan yang harmonis antara rekan kerja. Salah
satu aspek penting dari komunikasi efektif adalah penggunaan bahasa yang tepat dan
tonjol. Suara yang profesional dan terkendali dapat membantu pesan yang disampaikan
lebih mudah dipahami dan diterima oleh penerima. Menggunakan bahasa yang sopan dan
menghindari kata-kata yang kasar atau ofensif akan mencerminkan sikap profesionalisme
dan menghargai orang lain. Tone of voice yang positif dan ramah juga dapat membangun
iklim kerja yang positif dan meningkatkan kolaborasi antar individu. Selain itu, penting
juga untuk memperhatikan konteks dan situasi dalam komunikasi. Komunikasi yang
efektif tidak hanya tentang kata-kata yang digunakan, tetapi juga tentang cara
menyampaikannya. Misalnya, dalam situasi yang serius atau saat memberikan umpan
balik yang membangun, tone of voice yang tenang dan penuh pertimbangan akan lebih
efektif daripada menggunakan tone yang keras atau menantang. Memiliki kesadaran dan
kepekaan terhadap situasi dan audiens yang dihadapi adalah kunci dalam menciptakan
komunikasi yang efektif dan profesional.

3.2 Saran
Salah satu cara untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah dengan mendengarkan
dengan penuh perhatian. Mendengarkan dengan baik akan memastikan bahwa pesan yang
disampaikan benar-benar dipahami, sehingga meminimalkan kesalahpahaman dan konflik
yang mungkin timbul. Selain itu, penting juga untuk menyampaikan pesan dengan jelas
dan terstruktur. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menghindari penggunaan
jargon atau istilah teknis yang sulit dimengerti oleh pihak lain akan membantu memastikan
bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Terakhir, dalam saran
komunikasi efektif, penting untuk menghindari penggunaan kata-kata yang dapat
menyinggung atau menyebabkan konflik. Menggunakan kata-kata yang sopan,

13
menghormati, dan menghargai pendapat orang lain akan membantu menciptakan
lingkungan komunikasi yang positif dan produktif. Dengan menerapkan saran-saran ini,
kita dapat membangun hubungan yang kuat dan meningkatkan efisiensi dalam lingkungan
kerja maupun kehidupan pribadi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, T. A. (2018). Komunikasi Keperawatan: Komunkasi (Vol. 1). UMMPress.

Leniwita, H., & Aritonang, Y. A. (2019). Modul Komunikasi Keperawatan.

Mulyana, Ns Asep, and M. K. M. Rikky Gita Hilmawan. Komunikasi Keperawatan. Langgam


Pustaka, 2021.

Susanto, W. H. A., Rachman, N., Situmeang, L., Panjaitan, N., Nuliana, W., Megasari, A. L.,
... & Saherna, J. (2022). Komunikasi Dalam Keperawatan. Global Eksekutif Teknologi.

15

Anda mungkin juga menyukai