Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BENTUK KOMUNIKASI KEBIDANAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi


Kebidanan

Dosen Pengampu : Tanti Fitriyani, S.Si.T, M.Kes.

Disusun Oleh :
Anandita Nathania Putri (21031369)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES BINA CIPTA HUSADA
PURWOKERTO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga penyusun diberi kekuatan, kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai
salah satu tugas kelompok konsep kebidanan dengan
judul makalah “ Bentuk Komunikasi Kebidanan”.

Penyusun menyadari bahwa apa yang penyusun


sajikan masih jauh dari kesempurnaan, meskipun pada
prinsipnya penyusun telah berupaya semaksimal
mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki untuk mewujudkan penulisan ini.

Seiring pula rasa terimakasih penyusun haturkan


kepada dosen mata kuliah Konsep Kebidanan yang
terhormat Tanti Fitriyani S.Si,T. M.Kes selaku
pembimbing mata kuliah ini yang telah mempercayakan
makalah ini ini ditugaskan ke kelompok kami sehingga
makalah ini memberikan kami tambahan ilmu
pengetahuan baru.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah


ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penyususn mengucapkan terima kasih.

Purwokerto, April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................3
D. Manfaat Penulisan ..............................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Pembahasan tentang Bentuk Komunikasi Pribadi ..............5
1. Pengertian komunikasi pribadi............................................5
2. Tujuan dan manfaat komunikasi pribadi ............................6
3. Syarat dan prinsip komunikasi
pribadi.................................7
4. Sikap dan karakteristik komunikasi
pribadi.........................7
5. Teknik komunikasi
pribadi...................................................8
B. Pembahasan tentang Bentuk Komunikasi Kelompok.........9
1. Pengertian Komunikasi Kelompok......................................9
2. Tujuan dan manfaat komunikasi kelompok.......................10
3. Syarat dan prinsip komunikasi
kelompok...........................11
4. Sikap dan karakteristik komunikasi
kelompok...................12
5. Teknik komunikasi
keelompok...........................................12
C. Pembahasan tentang Bnrtuk Komunikasi
Massa................13
1. Pengertian komunikasi
massa.............................................13

ii
2. Tujuan dan manfaat komunikasi
massa..............................14
3. Syarat dan prinsip komunikasi
massa.................................15
4. Sikap dan karakteristik komunikasi
massa.........................16
5. Teknik komunikasi
massa/.................................................17
D. Pembahasan tentang Bnetuk Komunikasi
Terapeutik........17
1. Pengertian komunikasi
terapeutik......................................17
2. Tujuan dan manfaat komunikasi terapeutik.......................18
3. Syarat dan prinsip komunikasi
terapeutik..........................18
4. Sikap dan karakteristik komunikasi terapeutik.....................19
5. Teknik komunikasi terapeutik...............................................20
BAB III PENUTUP...................................................................22
A. KESIMPULAN.....................................................................22
B. SARAN............................................................................22-23
C. DAFTAR PUSTAKA...........................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar
manusia, dengan adanya komunikasi manusia dapat
saling berhubungan antara satu dengan yang lain baik
dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah tangga,
pekerjaan, di pasar, di dalam lingkungan masyarakat
maupun dimana manusia itu berada. Komunikasi tidak
dapat di pungkiri bagi manusia begitu pun di dalam suatu
lembaga atau organisasi, dengan adanya komunikasi
yang baik organisasi akan berjalan lebih lancar sesuai
yang akan di inginkan dan akan mendapatkan
keberhasilan yang luar biasa dan begitu juga
sebalikanya, jika komunikasi tidak baik maka akan
terdapat keburukan dalam kerja, terlebih lagi akan
terjadinya tidak teraturnya dalam struktur organisasi
(Liliweri, 1997: 2).

Sebagian besar komunikasi adalah hal yang paling


sering diperbincangkan, bukan hanya di kalangan ilmuan
komunikasi melainkan di kalangan awam juga
menyangkut tentang pembicaraan komunikasi, sehingga
kata komunikasi itu sendiri banyak mempunyai banyak
arti di dalam persepsi-persepsi masyarakat. Pendek kata,
istilah komunikasi sedemikian lazim di kalangan kita
semua meskipun setiap orang mengartikan komunikasi
secara berlainan tetapi mempunyai makna yang hampir
serupa (Mulyana, 2007: 45).

Komunikasi barasal dari bahasa latin yang berarti”


pemberitahuan” atau pertukaran pikiran”. Dengan
demikian secara umum komunikasi terdapat unsur-unsur
kesamaan makna agar terjadi pertukaran pikiran atau

1
pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan
komunikan (penerima pesan), tujuan dari komunikasi
tersebut adalah untuk tercapainya suatu pengertian antar
dua belah pihak atau menyamakan makna pesan yang
telah disampaikan oleh beberapa benyak persepsi yang di
di terima oleh komunikator (Anuar Rasyid, 2009 : 145).

Komunikasi pada umumnya di artikan sebagai


bentuk penyampaian informasi atau pesan serta
pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi
dapat berhasil apabila adanya suatu sikap yang saling
pengertian dari kedua belah pihak antar si pengirim
pesan atau informasi kepada penerima pesan agar dapat
saling memahami satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
6. Menjelaskan tentang pengertian bentuk komunikasi pribadi
7. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat komunikasi pribadi
8. Menjelaskan tentang syarat dan prinsip komunikasi pribadi
9. Menjelaskan tentang sikap dan karakteristik komunikasi pribadi
10. Menjelaskan tentang teknik komunikasi pribadi
11. Menjelaskan tentang pengertian komunikasi kelompok
12. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat komunikasi kelompok
13. Menjelaskan tentang syarat dan prinsip komunikasi kelompok
14. Menjelaskan tentang sikap dan karakteristik komunikasi
kelompok
15. Menjelaskan tentang teknik komunikasi kelompok
16. Menjelaskan tentang pengertian komunikasi massa
17. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat komunikasi massa
18. Menjelaskan tentang syarat dan prinsip komunikasi massa
19. Menjelaskan tentang syarat dan prinsip komunikasi massa
20. Menjelaskan tentang sikap dan karakteristik komunikasi massa
21. Menjelaskan tentang teknik komunikasi massa
22. Menjelaskan tentang pengertian komunikasi terapeutik

2
23. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat komunikasi teraputik
24. Menjelaskan tentang syarat dan prinsip komunikasi terapeutik
25. Menjelaskan tentang sikap dan karakteriktik komunikasi
terapeutik
26. Menjelaskan tentang teknik komunikasi terapeutik
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menyelesaikan kewajiban dan tugas kelompok yang
diberikan oleh Ibu Tanti Fitriyani S.Si,T. M.Kes.
2. Untuk memberikan sumber informasi dan referensi kepada
pembaca mengenai berbagai macam bentuk komunikasi
kebidanan.
3. Untuk memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada
pembaca khusunya mengenai berbagai macam bentuk
komunikasi kebidanan serta penjelasannya masing-masing.
4. Untuk membantu klien menjelaskan permasalahan kesehatannya
sehingga dapat mengurangi beban perasaan dan pikiran.
5. Untuk membantu bidan atau perawat mengubah situasi yang ada serta
memengaruhi klien untuk mengubah pola hidupnya guna mencapai kesehatan
yang optimal.
6. Untuk mengetahui berbagai macam bentuk komunikasi
kebidanan yang saat ini dilakukan, serta menciptakan
komunikasi yang baik di dalam suatu individu atau kelompok.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Memberi informasi dan pengetahuan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya mengenai bentuk komunikasi
kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a) Penulis/mahasiswa

3
Penulis/mahasiswa dapat melaksanakan asuhan komprehensif
secara mandiri sebagai implementasi dari teori yang telah
didapatkan dibangku kuliah.
b) Pembaca/komunikan/klien
Sebagai sumber informasi dan referensi mengenai berbagai
macam bentuk komunikasi kebidanan serta penjelasannya
masing-masing.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengembangan mengenai
berbagai macam bentuk komunikasi kebidanan serta
penjelasannya masing-masing.
Dapat berkomunikasi dengan baik dengan komunikator.
Mendapatkan asuhan secara berkesinambungan sejak masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB, agar faktor
risiko yang berkemungkinan terjadi dapat di minimalisasi dan
ditanggulangi secara dini dan tepat, sehingga ibu dan bayi sehat.
Mengurangi beban pikiran dan perasaan yang dialami klien
karena dapat melakukan komunikasi yang baik dengan
komunikator.
c) Komunikator/bidan
Dapat melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
berbagai macam bentuk komunikasi kebidanan serta
penjelasannya masing-masing.
Dapat melaksanakan bimbingan secara mentorship
berkesinambungan kepada mahasiswa dalam memberikan
asuhan berkesinambungan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembahasan tentang Bentuk Komunikasi Pribadi


1. Pengertian komunikasi pribadi
Komunikasi interpersonal bisa disebut komunikasi
antarpribadi. Komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi
antara dua orang atau lebih. Contoh komunikasi interpersonal
(antarpribadi) seperti percakapan antara kedua teman,
percakapan keluarga, dan percakapan antara tiga orang.
Komunikasi interpersonal bisa terjadi dimana saja ketika
menonton film, belajar, dan bekerja.
Mengutip dari jurnal "Komunikasi Antar Pribadi" buatan Drs.
Syahrul Abidin, M.A, ada beberapa pengertian komunikasi
interpersonal menurut para ahli, yaitu:
a) Menurut Joe Ayres, tidak ada makna seragam diantara para
pakar dalam mengartikan komunikasi interpersonal.
Beberapa orang menandai komunikasi ini sebagai sebuah
tingkatan dari proses terjadinya komunikasi antar manusia.
b) Menurut Dean Barnlund, komunikasi antarpribadi adalah
proses komunikasi yang melibatkan orang lain. Komunikasi
interpersonal terjadi ketika melakukan interaksi yang
berfokus pada isyarat verbal dan nonverbal serta saling
berbalas. Jika tidak ada proses pertukaran verbal dan

5
nonverbal maka tidak disebut proses komunikasi
antarpribadi.
c) Joseph DeVito mendefinisikan komunikasi interpersonal
sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
orang, atau kelompok kecil orang yang memberikan efek
umpan balik (feedback).
d) Agus M. Hardjana
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi
adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di
mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung,
dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula.
2. Tujuan dan manfaat komunikasi pribadi
Tujuan dan manfaat komunikasi antar pribadi adalah
membantu seseorang memahami dirinya sendiri dan orang lain.
Memahami diri sendiri dan orang lain dapat diperoleh melalui
interaksi yang dilakukan dengan orang lain dan bersedia
membuka diri atau self-disclosure kepada orang lain. Adapaun
tujuan dan manfaat lain mengenai komunikasi pribadi,
diantaranya:
a. Membentuk Identitas Diri
Tujuan komunikasi antar pribadi adalah membantu
seseorang membentuk identitas dirinya. Komunikasi antar
pribadi dapat membantu membentuk identitas diri yang
didasarkan pada hubungan dan pencitraan dirinya saat
melakukan komunikasi dengan orang lain.
b. Mengembangkan Hubungan Interpersonal
Tujuan dan manfaat komunikasi antar pribadi adalah
membantu mengembangkan hubungan interpersonal
seseorang yang baik dengan orang lain. Komunikasi antar
pribadi bisa mengurangi tekanan dan terhindar dari
kesendirian. Tentu saja, memungkinkan seseorang untuk
saling berbagi dan lebih positif terhadap diri sendiri.

6
c. Memperoleh Informasi
Tujuan dan manfaat komunikasi antar pribadi adalah paling
penting mampu memperoleh informasi yang baru. Selama
berlangsungnya proses komunikasi antar pribadi atau proses
komunikasi interpersonal berbagai informasi dan
pengetahuan tentang orang lain sudah pasti akan tersaji
dengan melimpah. Mengenal orang lain dapat membantu
seseorang mampu memprediksi apa yang orang lain
pikirkan, rasakan, dan tindakannya.
d. Mempengaruhi Orang Lain
Tujuan komunikasi antar pribadi adalah memengaruhi
keberadaan orang lain. Biasanya, untuk bisa mencapai
tujuan komunikasi antar pribadi ini, seseorang harus
menggunakan teknik komunikasi persuasif agar orang
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan
sesuatu, dan lain sebagainya.
3. Syarat dan prinsip komunikasi pribadi
Agar proses komunikasi menjadi efektif maka membutuhkan
syarat dan prinsip komunikasi antarpribadi. Menurut Surya
(2003:118) agar komunikasi antar pribadi efektif maka perlu
diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Kita tidak mungkin terhindar dari kehidupan tanpa
komunikasi.
 Semua komunikasi merujuk pada isi dan hubungan diantara
partisipan.
 Komunikasi tergantung pada pertukaran antar partisipan
atas dasar kesamaan sistem tanda dan makna.
 Setiap orang berkomunikasi menggunakan rangsangan dan
respon berdasarkan sudut pandangnya sendiri.
 Komunikasi antar pribadi dapat merangsang timbulnya
saling meniru atau saling melengkapi perilaku antara
individu yang satu dengan yang lainnya

7
4. Sikap dan karakteristik komunikasi pribadi
Lima sikap positif tersebut, meliputi : Keterbukaan,
Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif , Kesetaraan.
Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik
komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :
a) Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self).
Dalam berkomunikasi, terdapat berbagai persepsi komunikasi
yang menyangkut pengamatan dan pemahaman. Semua hal
tersebut dihasilkan dari dalam diri individu. Oleh karena itu,
artinya komunikasi antar pribadi dibatasi oleh siapa diri kita dan
bagaimana pengalaman kita.
b) Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan
hubungan antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi dimaksudkan tidak hanya berkaitan
dengan isi pesan yang menjadi media tukar, tetapi juga
melibatkan siapa yang menjadi komunikan serta bagaimana
hubungan kita dengan komunikan tersebut.
c) Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik
antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Kedekatan saat berkomunikasi diperlukan baik untuk sang
komunikator, maupun juga komunikan. Oleh karena itu, jarak
menjadi sangat penting untuk menilai keberhasilan suatu
komunikai agar mencapai komunikasi yang efektif.
d) Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional.
Transaksional yang menjadi sifat komunikasi antar pribadi
mengacu pada tindakan dari pihak-pihak yang berkomunikasi.
Mereka secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
e) Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling
tergantung satu dengan lainnya.
Dalam sebuah komunikasi antar pribadi, perlu adanya timbal
balik yang berkaitan mengenai topik yang dibicarakan. Apalagi
topik berbeda, akan terjadi kesenjangan dalam berkomunikasi

8
dan menimbulkan keheningan serta salah pemahaman antara
komunikator dan komunikan. Oleh karena itu, peran pesan
menjadi sangat penting.
5. Teknik komunikasi pribadi
Komunikasi interpersonal terjadi ketika melakukan
interaksi yang berfokus pada isyarat verbal dan nonverbal serta
saling berbalas.
Dari jurnal "Komunikasi Intrapersonal Sebagai Pondasi
Komunikasi Interpersonal" yang dibuat Rita Dwi Lindawati, ada
5 proses komunikasi intrapersonal yaitu:
a. Sensasi
Sensasi adalah tahap awal proses penerimaan informasi yang
diterima alat indra manusia. Contohnya kita mendengar
suara dari orang lain, proses pendengaran ini masuk dalam
sensasi.
b. Asosiasi
Asosiasi merupakan proses mengetahui terjadinya suatu
peristiwa.
c. Persepsi
Persepsi adalah kegiatan untuk memahami informasi yang
berupa objek, pesan, peristiwa yang diperoleh.
d. Memori
Memori adalah proses penyimpanan informasi dalam
individu. Memori kemudian dievaluasi, dikeluarkan, atau
diingat kembali.
e. Berpikir
Berpikir adalah proses untuk mengambil keputusan. Berpikir
diartikan sebagai kegiatan untuk memahami dan
memecahkan masalah.

B. Pembahasan tentang Bentuk Komunikasi Kelompok


1. Pengertian komunikasi kelompok

9
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok
orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Apabila jumlah
orang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu
kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi
kelompok kecil. Namun apabila jumlahnya banyak berarti
kelompoknya dinamakan komunikasi kelompok besar. (Effendy,
2003, p.75-76)
Deddy Mulyana mendefinisikan komunikasi kelompok
adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Hal ini sesuai dengan fenomena
yang terjadi saat komunitas Enlightened Surabaya melakukan
sosialisasi tentang “Fun Ingress” kepada para anggota
komunitasnya. Meskipun anggota tersebut merupakan anggota
baru, namun para anggota lain tetap menganggap bahwa anggota
tersebut merupakan anggota kelompok tanpa memandang
lamanya dia bergabung dalam kelompok komunitas.
2. Tujuan dan manfaat komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok berfungsi sebagai sarana pertukaran
informasi dan pengetahuan di antara anggotanya. Fungsi
komunikasi kelompok adalah mendidik para anggotanya. Fungsi
ini dipengaruhi atau bergantung pada jumlah informasi, jumlah
anggota kelompok, serta frekuensi interaksi antaranggota.
Tujuan komunikasi kelompok sebenarnya akan paling
dipengaruhi oleh jenis dan fungsi dari sebuah kelompok itu
sendiri. Sebagai contoh, tujuan dari komunikasi kelompok yang
dilakukan oleh siswa sekolah tentunya akan berkaitan dengan
kegiatan sekolah yang mereka kerjakan secara berkelompok.

10
Meskipun begitu, secara garis besar komunikasi kelompok
memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :
a. Menjalin hubungan sosial antar individu
b. Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik
c. Menjadi sarana atau alat terapi diri
d. Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan
e. Membuat sebuah keputusan
f. Menghasilkan sebuah solusi
g. Menjadi media penghubung antar pihak
h. Menyusun rencana atau kegiatan kelompok
i. Memecahkan masalah yang dihadapi
j. Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar
3. Syarat dan prinsip komunikasi kelompok
a. Interaksi tatap muka
Syarat dan prinsip komunikasi kelompok yang pertama
adalah interaksi tatap muka. Prinsip interaksi tatap muka ini
terjadi pada saat komunikator dan suatu kelompok kecil
(komunikan) berada di ruang dan waktu yang sama,
sehingga interaksi dilakukan dengan berhadap-hadapan.
Komunikasi kelompok secara tatap muka biasanya
dilakukan oleh kelompok kecil. Kelompok kecil terdiri
lebih dari dua atau tiga orang.
b. Memiliki tujuan yang telah disepakati
Komunikasi kelompok dilakukan untuk mendiskusikan
suatu masalah atau diskusi untuk mendapatkan strategi-
strategi untuk mencapai tujuan bersama. Setaip anggota
kelompok memiliki gagasan-gagasan atau ide-ide yang
kemudian disatukan dalam sebuah diskusi lalu digabungkan
oleh pemikiran-pemikiran yang lain. Kemudian anggota-
anggota kelompok menyepakati suatu tujuan untuk dicapai
bersama.

11
c. Kemampuan anggota kelompok membangun karakter
pribadi anggota lainnya
Kemampuan anggota kelompok membangun pribadi
anggota lainnya terjadi di komunikasi kelompok karena
komunikasi kelompok dilakukan secara tatap muka. Dimana
setiap kelompok melakukan komunikasi secara langsung
dan mengetahui karakter-karakter anggotanya, sehingga
setiap anggota berkesempatan untuk memahami karakter-
karakter antara satu sama lain.
d. Komunikasi dipimpin oleh satu orang
Komunikasi kelompok biasanya dipimpin oleh seorang
pemimpin komunikasi. Seorang pemimpin komunikasi
dalam kelompok disebut sebagai moderator. Dengan adanya
peran seorang pemimpin maka komunikasi kelompok dapat
berjalan dengan baik dan dalam waktu yang efisien.
e. Pesan yang disampaikan bersifat rasional
Pesan yang disampaikan dalam komunikasi kelompok ini
bersifat rasional, sehingga pesan yang disampaikan tidak
diragukan lagi nilai kebenarannya.
4. Sikap dan karakteristik komunikasi kelompok
Sikap dan karakteristik komunikasi kelompok yaitu
norma (persetujuan atau perjanjian) tentang bagaimana orang-
orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya.
Karakteristik dari kelompok kecil, yaitu ditujukan pada kognisi
komunikan, prosesnya berlangsung secara dialogis, sirkular,
komunikator menunjukkan pesan atau pikiran kepada
komunikan, umpan balik berbentuk verbal. Sedangkan
karakteristik dari kelompok besar, yaitu : ditujukan kepada
efeksi komunikan, prosesnya berlangsung secara linear, dialogis
namun berbentuk tanya jawab.
Suatu kelompok disadari atau tidak berpengaruh sangat
besar terhadap cara suatu individu dalam bertindak, bersikap,

12
berperilaku, dan pola pikir. Komunikasi kelompok biasanya
digunakan untuk bertukar informasi, menambah pengetahuan,
memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku,
mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.
5. Teknik komunikasi kelompok
Secara garis besar, komunikasi kelompok terdiri daru dua
bentuk, yaitu komunikasi kelompok deskriptif dan komunikasi
kelompok preskriptif.
1. Komunikasi kelompok deskriptif
Menurut para ahli komunikasi kelompok, terdapat tiga
kategori kelompok yaitu kelompok tugas, kelompok
pertemuan, dan kelompok penyadar yang measing-masing
menggambarkan tahapan perkembangan proses kelompok.
(a) Kelompok Tugas. Menurut Aubrey Fisher, perkembangan
proses kelompok terdiri dari empat tahap, yaitu orientasi,
konflik, pemunculan, dan peneguhan.
(b) Kelompok Pertemuan. Menurut Bennis dan Sheperd,
perkembangan proses kelompok terdiri dari dua tahap, yaitu
kebergantungan pada otoritas dan kebergantungan satu sama
lain.
(c) Kelompok Penyadar. Menurut James Chesebro, John
Cragan, dan Patricia McCullough, terdapat empat
perkembangan proses kelompok penyadar, yaitu kesadaran
diri akan identitas baru, identitas kelompok melalui
polarisasi, menegakkan nilai-nilai baru bagi kelompok, dan
menghubungkan diri dengan kelompok revolusioner.
2. Komunikasi kelompok preskriptif
Berdasarkan formatnya, komunikasi kelompok dibagi
menjadi dua macam yaitu kelompok privat dan kelompok
public. Yang termasuk dalam kelompok privat diantaranya
adalah kelompok pertemuan, kelompok belajar, panitia, dan
konferensi. Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok

13
publik diantaranya adalah diskusi panel, wawancara terbuka,
forum, dan simposium.

C. Pembahasan tentang Bentuk Komunikasi Massa


1. Pengertian komunikasi massa
Komunikasi massa adalah suatu proses komunikasi yang
menggunakan media massa sebagai sarananya, baik media
cetak, audio, gabungan audio visual, atau media luar ruang.
Berikut pengertian komunikasi massa dari beberapa ahli, yakni:
a. John R. Bittner
Sebagaimana dikutip dari buku Komunikasi Massa (2016)
karya Khomsahrial Romli, Bittner mendefinisikan
komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan
lewat media massa kepada sejumlah besar orang.
b. Gerbner
Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan pada teknologi lembaga dari
arus pesan yang berkesinambungan atau berkelanjutan.
c. Maletzke
Maletzke mengartikan komunikasi massa sebagai bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka,
lewat media penyebaran teknis secara tidak langsung dan
bersifat satu arah.
2. Tujuan dan manfaat komunikasi massa
Komunikasi massa menyediakan informasi tentang
peristiwa dan kondisi dalam masyarakat tertentu, menunjukkan
hubungan kekuasaan, serta memudahkan berbagai macam
inovasi. Dengan begitu, masyarakat umum bisa memperoleh
informasi yang yang berkaitan dengan kebutuhan dan
kepentingannya.
Menurut Wright, ada tujuh fungsi dari komunikasi
massa, diantaranya :

14
a) Pengawasan, komunikasi massa memiliki fungsi
pengawasan yang menjadi mata maupun telinga untuk
masyarakat yang mencari informasi tentang suatu hal.
Contohnya adalah internet dan surat kabar yang kini
menjadi salah satu sarana untuk setiap individu mencari
informasi penting
b) Korelasi, fungsi korelasi dalam komunikasi massa artinya
bahwa media menyajikan fakta yang digunakan oleh
masyarakat untuk bergerak ke seluruh dunia. Informasi
yang disebarkan melalui komunikasi massa tidak bersifat
obyektif dan tanpa bias.
c) Sensasionalisasi, menurut fungsi sensasionalisasi pada
komunikasi massa, artinya bahwa media lebih
mengedepankan pesan yang paling sensasional untuk
meraih gairah dari konsumen.
d) Hiburan, komunikasi maasa juga memiliki fungsi sebagai
hiburan, contohnya adalah komunikasi massa yang
disebarkan melalui majalah, televisi, berita online dan
lainnya yang menyajikan beragam informasi atau pesan
menghibur untuk khalayak ramai.
e) Penularan atau penyebaran, komunikasi massa yang
menggunakan media massa memiliki fungsi menjadi
‘wahana’ atau sarana penularan yang membantu
menyampaikan norma, aturan, nilai hingga kebiasaan
budaya. Media massa memiliki peran penting dalam
proses sosialisasi serta penyebaran informasi.
f) Mobilisasi, fungsi dari komunikasi massa yang keenam
adalah untuk memobilisasi masyarakat yang selama ini
berada dalam masa krisis. Contohnya adalah ketika terjadi
suatu peristiwa yang menimpa sebuah kota di negara.

15
g) Validasi, fungsi terakhir dari komunikasi massa adalah
sebagai validasi atas status maupun norma individu,
organisasi, gerakan serta produk tertentu.
3. Syarat dan prinsip komunikasi massa
 Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
 Komunikan dalam komunikasi massa bersifat
heterogen
 Pesannya bersifat umum
 Komunikasi berlangsung satu arah
 Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
 Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
 Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper
4. Sikap dan karakteristik komunikasi massa
Karakteristik komunikasi massa dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a) Komunikator terlembagakan. Komunikasi massa
melibatkan lembaga, komunikatornya bergerak dalam
organisasi yang kompleks, bukan kerja perorangan.
Kegiatan komunikasi lebih terencana, terjadwal, dan
terorganisasi.
b) Pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka.
Pesan komunikasi massa ditujukan untuk semua orang,
tidak untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi
massa tidak dimaksudkan untuk kebutuhan perorangan atau
pribadi. Proses produksi dan reproduksi pesan melibatkan
orang banyak dan terorganisasi dengan rapi dan profesional.
c) Komunikan bersifat anonim dan heterogen. Anonim
berarti pengirim dan penerima tidak saling kenal. Heterogen
merujuk pada kemajemukan khalayak yang datang dari
berbagai latar belakang sosial, demografis, ekonomis, dan
kepentingan yang beragam. Khalayak komunikasi massa

16
tersebar luas dan tidak mengenal batas geografis dan
kultural.
d) Media massa menimbulkan keserempakan. Pesan-pesan
media masa diterima dan dikonsumsi oleh khalayak secara
serempak dan sama.
e) Komunikasi massa lebih mengutamakan isi (apa yang
dikatakan) daripada hubungan (cara mengatakan). Isi pesan
meliputiberbagai aspek kehidupan manusia, seperti bidang
ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lainnya.
f) Pola penyampaian pesan komunikasi massa bersifat cepat
dan tidak terkendala waktu dalam menjangkau khalayak
luas. Di samping itu, penyampaian pesan juga bersifat
berkala, tidak bersifat temporer dan permanen.
g) Stimulasi alat indera terbatas. Stimulasi alat indera
tergantung pada jenis media. Indera penglihatan digunakan
untuk menggunakan media cetak, seperti ketika membaca
surat kabar, majalah, atau buku; indera pendengaran
dimanfaatkan untuk mendengar radio; dan indera
penglihatan dan pendengaran jika menikmati siaran televisi.
h) Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda
(delayed) dan tidak langsung (indirect). Komunikator tidak
dapat dengan segera tahu bagaimana reaksi khalayak
terhadap pesan yang disampaikan.
5. Teknik komunikasi massa
Media massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak
luas membutuhkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang
dimaksud adalah alat pemancar untuk media elektronik.
Contohnya, radio yang mebutuhkan stasiun pemancar (relay).
Televisi dalam revolusi komunikasi massa membutuhkan
perantara berupa satelit. Peran satelit akan sangat memudahkan
proses penyampaian pesan pada media elektronik seperti
televisi. Internet pun membutuhkan peralatan teknis yang

17
sangat kompleks. Dalam jaringan internet selain membutuhkan
perangkat komputer, modem, telepon, dibutuhkan juga data
sebagai bahan di internet, dan jaringan server untuk
mempermudah pengiriman pesannya. Peralatan menjadi
sebuah keharusan yang dibutuhkan media massa dalam proses
penyebaran pesan, agar pesan yang disebarkan lebih cepat dan
serentak kepada khalayak luas. (Nurudin, 2011:30)

D. Pembahasan tentang Bentuk Komunikasi Terapeutik


1. Pengertian komunikasi teraputik
Komunikasi terapeutik berasal dari dua kata, yaitu
komunikasi dan terapeutik. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), terapeutik adalah berkaitan dengan terapi.
Jadi, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
dilakukan yang berkaitan dengan terapi.
Dikutip dari Medical Dictionary, komunikasi terapeutik
adalah interaksi antara perawat profesional dan pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan,
kepercayaan, atau kesehatan dan kesejahteraan pasien.
2. Tujuan dan manfaat komunikasi terapeutik
 Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi
beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal yang diperlukan.
 Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil
tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan
egonya.
 Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya
sendiri.
3. Syarat dan prinsip komunikasi terapeutik
Suryani (2000) telah memberikan pengetahuan mengenai
komunikasi bahwa terdapat tiga prinsip dasar komunikasi

18
terapeutik dalam membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan terapeutik. Tiga prinsip dasar
komunikasi terapeutik di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Hubungan Perawat dengan Pasien
Hubungan antara perawat dengan pasien atau psikolog
dengan klien merupakan hubungan terapeutik yang mana
sama-sama saling menguntungkan. Dalam istilahnya adalah
‘win win solution’ yang mana mencari solusi dengan sama-
sama menguntungkan. Prinsip ini lebih dikenal dengan
sebutan ‘humanity of nurse and clients’ yang diartikan adalah
hubungan kemanusiaan antara seorang perawat dengan
kliennya atau pasiennya.
2) Menjaga Harga Diri
Prinsip komunikasi terapeutik yang ketiga ini sama halnya
dengan prinsip sebelumnya yang mana menghargai dan
memahami apa yang dimiliki oleh setiap individu. Sehingga
seorang perawat harus dapat menjaga harga diri seseorang
yang menjadi pasiennya.
3) Saling Percaya
Dengan saling menjaga dan menghargai apa yang dimiliki
setiap individu, maka akan timbul rasa saling percaya antara
perawat dengan pasien. Namun sebenarnya, rasa saling
percaya ini harus dilakukan sejak awal alias untuk mengawali
proses komunikasi. Dengan begitu, kita dapat berkomunikasi
terapeutik dengan baik dan benar tanpa adanya saling
menyinggung satu sama lain.
4. Sikap dan karakteristik komunikasi terpeutik
Sikap perawat atau bidan dalam komunikasi
terapeutik ialah :
 Berhadapan : menghadap pasien dengan jujur dan terbuka
yaitu sikap tubuh dan wajah menghadap ke pasien.
Artinya dari posisi ini adalah “saya siap membantu anda”.

19
 Mempertahankan kontak mata : Kontak mata
menunjukkan bahwa perawat mendengar dan
memperhatikan pasien.
Dikutip dari buku Komunikasi Dalam Keperawatan (2003)
oleh Arwani, terdapat tiga hal mendasar mengenai
karakteristik terapeutik, yaitu:
 Keikhlasan, perawat harus mampu bertindak secara
ikhlas agar mampu berkomunikasi dengan pasien secara
tepat dalam proses perawatan.
 Empati, perawat harus bisa memahami dan merasakan
bagaimana perasaan yang dialami pasien dalam proses
perawatan.
 Kehangatan, hubungan yang saling membantu yang
dibuat untuk memberikan pasien ruang untuk bercerita
secara bebas dalam proses perawatan.
5. Teknik komunikasi terapeutik
Teknik komunikasi terapeutik yang dipilih perawat
bergantung pada tujuan dilakukannya komunikasi dan
kemampuan pasien untuk berkomunikasi secara verbal.
Perawat dapat memilih teknik yang mampu
memfasilitasi interaksi antara keduanya.
1) Penerimaan
Penting untuk membuat pasien merasa didengarkan
untuk mempermudah menerima perawatan. Perlu
diingat bahwa penerimaan tidak selalu sama dengan
kesepakatan. Bentuk penerimaan bisa dengan
melakukan kontak mata dan berkata, “ya, saya paham
maksud Anda.”
2) Diam atau hening
Keheningan dapat memberikan waktu dan ruang bagi
pasien untuk mengutarakan pikiran dan perasaan ke
dalam kalimat.

20
3) Menawarkan diri
Menyediakan waktu dan perhatian untuk menemani
pasien tanpa diminta. Hal ini dapat membantu
meningkatkan suasana hati pasien.
4) Memberi penghargaan
Memberi penghargaan tanpa memberi pujian
berlebihan. Misalnya dengan mengatakan, “Saya
perhatikan Anda selalu semangat menjalani terapi.”
Hal ini akan mendorong pasien tetap melakukan
tindakan tanpa memerlukan pujian.
5) Aktif mendengarkan
Perawat yang aktif mendengarkan akan menunjukkan
minat dan memberikan reaksi secara verbal atau
nonverbal yang dapat mendorong pasien membuka
dirinya. Pasien dapat merasakan bahwa perawat
tertarik, mendengarkan, dan memahami
pembicaraannya.
6) Fokus
Perhatikan isi percakapan dengan pasien dengan
fokus. Bisa saja pasien memberikan suatu pernyataan
penting yang perlu didiskusikan lebih lanjut.
7) Membuat ringkasan
Perawat dapat membuat ringkasan di akhir
percakapan sehingga pasien mengetahui bahwa
perawat mendengar dan menyimak pembicaraan.
Teknik komunikasi terapeutik ini memungkinkan
pasien untuk memberikan koreksi jika perawat
membuat kesimpulan yang salah.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan,
diantaranya adalah:
1. Dengan terselesaikannya makalah tentang
komunikasi ini maka sebaiknya komunikasi
dipergunakan dengan cara yang baik dan benar agar
apa yang ingin disampaikan komunikator dan
komunikan terima sejalan dan bisa tercapai dengan
benar.
2. Pembaca mendapatkan sumber informasi dan
refernsi mengenai berbagai macam bentuk
komunikasi kebidanan serta penjelasannya masing-
masing.
3. Pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan
khusunya mengenai berbagai macam bentuk

22
komunikasi kebidanan serta penjelasannya masing-
masing.
4. Klien dapat menjelaskan permasalahan
kesehatannya sehingga dapat mengurangi beban
perasaan dan pikiran.
5. Bidan atau perawat dapat mengubah situasi yang ada
serta dapat memengaruhi klien untuk mengubah pola
hidupnya guna mencapai kesehatan yang optimal.
6. Komunikator dapat melakukan berbagai macam
bentuk komunikasi serta dapat menciptakan
komunikasi yang baik di dalam suatu individdu
maupun kelompok.

B. Saran
Dari pembahasan tentang bentuk komunikasi kebidanan,
maka disarankan ada beberapa hal sebagai berikut :
1. Saat memberi informasi dan pengembangan
pengetahuan sebaiknya menggunakan komunikasi
yang baik dan benar.
2. Dalam melakukan asuhan komprehensif secara
mandiri sebaiknya memperhatikan sikap dan
karakteristik dalam berkomunikasi kepada klien.
3. Dalam mencari sumber referensi, diharapkan
pembaca dapat memilah sumber referensi yang
tepat.
4.Seharusnya pembaca dapat menerapkan
komunikasi yang baik setelah membaca makalah
tersebut.
5. setelah memahami isi makalah, seharusnya
komunikan dapat berkomunikasi dengan baik
dengan komunikator.

23
6. klien sebaiknya mendapatkan asuhan
berkesinambungan mulai dari persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan KB.
7. Saat komunikasi interpersonal dalam konseling
berlangsung, selain pengetahuan, keterampilan-
keterampilan mikro yang dimiliki bidan dalam
mencapai tujuannya, alangkah baiknya bidan
menggunakan sikap dan karakteristik yang baik
dalam komunikasi interpersonal.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Fauzi (2014). Pengaruh Komunikasi
Interpersonal.
https://media.neliti.com/media/publications/222386-
none-8e1451.pdh , diakses pada tanggal 22 April 2022
Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu
Pengantar Ringkas, Bandung: Armico. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Tysara, L. (2021). 10 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
dan Penjelasannya.
https://hot.liputan6.com/read/4812207/10 , dikutip pada
tangga 22 April 2022

24
Jayanti, N. (2015). Komunikasi Kelompok “Social
Climber” Pada Kelompok Pergaulan di Surabaya
Townsquare (Sutos).
https://publication.petra.ac.id/index.php/
ilmukomunikasi/article/view/4931
Media, K. (2021). Komunikasi Massa: Pengertian
Menurut Para Ahli dan Cirinya.
https://www.kompas.com/skola/read/2021, dikutip pada
tanggal 23 April 2022
Media, K. (2022). Komunikasi Terapeutik: Pengertian,
Karakteristik, Tujuan, dan Tahapnya.
Https://www.kompas.com/skola/read/2022 , dikutip pada
tanggal 24 April 2022

25

Anda mungkin juga menyukai