Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Fachruddin, MA
Dr. Makmur Syukri Harahap, M.Pd
PROGRAM MAGISTER
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan anugerah
dari-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Hakikat Makna Konsep
Tentang Sistem. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur alhamdulillah karena dapat menyelesaikan makalah
yang menjadi tugas wajib mata kuliah Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan ini.
Yang bertujuan agar dapat menjadi sumber wawasan dan khazanah pada materi
terkait guna meningkatkan pengetahuan bagi pembaca atau mahasiswa.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini. Jika ada kekurangan atau kesalahan kami
mengharapkan kritik dan saran terhadap pembuatan makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan ..................... 3
B. Komponen dan Tujuan Komunikasi Pendidikan .......................................... 6
C. Jenis-jenis Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan ................................. 7
D. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Pendidikan ................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang
dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilahhubungan sosial.
Manusia sebagai makluk sosial saling membutuhkan antara individu dengan yang
lainnya, sehingga terjadinya interaksi yang timbal balik. Apabila dua orang terlibat
dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada makna mengenai sesuatu yang diperbincangkan. Kesamaan
bahasa yang digunakan dalam percakapan belum tentu pertanyaan tentang pengertian.
Dengan kata lain, hanya dengan bahasa belum tentu mengerti makna yang dibawakan
oleh bahasa itu. Percakapan kedua orang dapat dikatakan komunikatif kelebihan
kekurangan mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan
pesan yang dipercakapkan. Akan tetapi, komunikasi komunikasi yang dipaparkan di
atas sifatnya dasar, dalam arti bahwa komunikasi minimal harus mengandung makna
antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak
hanya informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu
agar orang lain bersedia menerima pemahaman atau keyakinan, melakukan perbuatan
atau kegiatan, dan lain- lain.
Dalam sebuah organisasi Pendidikan yang di dalamnya terdiri atas orang-orang
yang memiliki tugas masing-masing-masing-masing serta saling berhubungan satu
sama lain sebagai suatu sistem tentu memerlukan komunikasi yang baik agar kinerja
organisasi pendidikan berjalan dengan baik pula. Sehingga apa yang menjadi tujuan
organisasi pendidikan dapat tercapai. Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa
adanya komunikasi. Hal ini lah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan ?
2. Apa saja Unsur Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan ?
3. Apa saja macam-macam komunikasi dalam Organisasi Pendidikan ?
4. Apa saja hambatan dalam Komunikasi Organisasi ?
1
C. Tujuan Masalaah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Sistem Komunikasi dalam Organisasi
Pendidikan ?
2. Untuk mengetahui apa saja Unsur Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan ?
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam komunikasi dalam Organisasi
Pendidikan ?
4. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam Komunikasi Organisasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Komunikasi dalam Organisasi Pendidikan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. CK : Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),
h. 1076 . Istilah “sistem” berasal dari bahasa Yunani, sistema, yang mempunyai
pengertian: (a) keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian; (b) hubungan
yang berlangsung antarsatuan atau komponen secara teratur. Dengan kata lain, istilah
systema mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling
berhubungan secara teratur merupakan satu keseluruhan.1
Pengertian komunikasi dapat diihat dari etimologi (bahasa) dan terminologi
(istilah) Dari sudut etimologi atau istilah “komunikasi” merupakan terjemah dari
bahasa Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasi pun berasal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism.2 Komunikasi
atau Communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin Communis yang
beberarti membuat Kebersamaan antar dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal
dari akar kata dalam bahasa Latin communico yang artinya membagi.3
Istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan communication,
berasal dari kata communication atau dari kata communis yan berarti sama atau sama
maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran sikap,
prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator.4
Dari beberapa pengertian diatas dapat dirangkum bahwa komunikasi adalah
suatu proses dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan
media tertentu yang berguna untuk membuat pemahaman yang sama diantara mereka,
informasi yang disampaikan dapat memberikan efek tertentu kepada komunikan.
Di dalam Alquran terdapat beberapa term komunikasi termasuk dengan
1
Tatang, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ( Bandung : Pustaka Setia, 2015),
h.28
2
Roudhunah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN
Press, 2007), cet-1 hal 9.
3
Deddy mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007) h. 46
4
A.w.widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia , (Jakarta : PT.Bumi
aksara,2002), h.8.
3
terminologi Qaulan Masyuran seperti terdapat dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 28 berikut ini.
5
Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid. IV, ( Surabaya: Pustaka Islam, t.t), h.242
4
statis, karena sekedar hanya melihat pada strukturnya. Disamping itu terdapat
pengertian organisasi yang bersifat dinamis. Dalam pengertian ini organisasi dilihat
dari sudut dinamikanya, aktivitas atau tindakan daripada tata hubungan yang terjadi
dalam organisasi itu, baik yang bersifat formal maupun informal.6
Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti
pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan berasal
dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu Paedosâ (anak) dan Agogeâ
yang berarti saya membimbing, memimpin anak.Sedangkan paedagogos ialah seorang
pelayan atau bujang (pemuda) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak (siswa) ke dan dari sekolah. Perkataan
paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian
sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau
ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai
kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.7
Jadi Organisasi Pendidikan adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan
untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Kemudian pendidikan sebagai sebuah
organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan program
pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Hubungan antara organisasi pendidikan dan komunikasi dapat dipahami
berdasarkan pandangan operasional maupun konseptual. Pandangan operasional
terkait dengan prinsip- prinsip kerja organisasi, termasuk kerja organisasi dalam
pencapaian tujuan organisasi, kewenangan manajemen dalam memengaruhi perilaku
karyawan melalui koordinasi untuk pengintegrasian dan pengarahan kegiatan-
kegiatan internal organisasi dan penyesuaian kegiatan- kegiatan eksternal agar adaptif
dengan lingkungan demi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.8
Secara sederhana, komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai komunikasi
yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian, komunikasi pendidikan
6
Indra Muchlis Adnan & Sufian Hamin , Administrasi, Organisasi dan Manajemen, (
Transmedia grafika, 013 ) h.15
7
Ford Armin Naway , Komunikasi & Organisasi, ( Gorontalo: Ideas Publishing,
2017), h.47
8
Opcit, Deddy Mulyana, h.2
5
adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau peristiwa-
peristiwa pendidikan. Dalam interaksi sehari-hari di dunia pendidikan menunjukkan
bahwa sebagian besar aktifitas guru maupun dosen di ruang kelas adalah kegiatan
komunikasi baik verbal maupun non verbal. Komunikasi dalam organisasi pendidikan
dapat berlangsung kapan saja yang melibatkan orang-orang yang berada dalam
organisasi itu, baik atasan, bawahan atau unsur pimpinan dan unsur bawahan, antara
guru dan siswa di sekolah, maupun antara siswa dengan siswa lainnya, maupun antara
guru dan orang tua murid dan lain sebagainya.
9
Ponco Dewi, Ilmu Komunikasi, ( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), h. 24
6
pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang
diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator.
Kesesuaian pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan
respon yang disebut dengan umpan balik.
7
terpercaya dan rasa hormat serta menggunakan pengambilan keputusan partisipatif
atau memberdayakan, maka komunikasi dari bawah ke atas dapat dipertimbangkan
pelaksanaannya sebagai proses pegawai memberikan masukan dalam pengambilan
keputusan. Dalam lingkungan yang strukturnya lebih tinggi dan otoriter maka
komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) masih mendapat tempat
meskipun terbatas.
Sedangkan komunikasi horizontal atau lateral adalah komunikasi yang
berlangsung antara orang-orang dalam level dari hirarki yang sama dalam struktur
formal. Dalam kompleksitas organisasi hal merupakan hal yang penting. Banyak yang
menyebutnya, kegiatan ini sebagai komunikasi lateral yang dalam sistem informal.
Adapun yang dimaksud dengan komunikasi diagonal adalah komunikasi yang
melintasi sekaligus berbagai bidang kerja dan level-level organisasi. Seorang analisis
kredit adalah orang yang mengkomunikasikan secara langsung dengan manajer
pemasaran regional tentang problempelanggan yang dicatat bidang berbeda dan level
organisasi berbeda sejatinya menggunakan komunikasi diagonal. Sebab cara ini bisa
lebih efisien dan cepat, komunikasi diagonal dapat menguntungkan. Peningkatan
penggunaan e-mail sebagai fasilitas komunikasi diagonal. Pada banyak organisasi,
pegawai tertentu dapat berkomunikasi dengan e-mail dengan pegawai yang lain,
mempertimbankan bidang kerja organisasi dalam level yang sama, komunikasinya
bahkan sampai dengan manajer level lebih tinggi. CK Manajemen Organisasi
Pendidikan Syafaruddin, Medan : Perdana Publishing 2015 h. 266-267
8
baik. Seringkali, tujuan yang dilakukan dengan komunikasi formal dapat dibantu
dengan komunikasi tidak formal seperti kunjungan ke rumah, bermain bulu tangkis
bersama, dll.
2. Komunikasi antara Kepala Sekolah dengan Tata Usaha
Jenis komunikasi kedinasan seperti halnya guru yang berwujud pemberian
petunjuk, pemberian perintah, pemberian informasi, pemberian teguran ataupun
pujian.
3. Komunikasi antara Kepala Sekolah dengan Siswa
Hal ini dapat dilakukan secara tertulis (pengumuman, edaran, teguran, sanksi,
dll.) maupun secara lisan (pengumuman, teguran, dan peringatan).
4. Komunikasi antara Guru dengan Guru
Hubungan kedinasan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah, bekerjasama
dalam membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok, dll. Hubungan tidak
formal antar guru selain dimaksudkan untuk melancarkan pelaksanaan tugas bersama
juga untuk mempererat kekeluargaan.
5. Komunikasi antara Guru dengan Tata Usaha
Jenis komunikasi yang dijalin banyak pada hal yang bersifat tidak formal, seperti
dalam bentuk pertemuan dan kunjungan. Dalam kedinasan, komunikasi diarahkan
pada usaha kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
6. Komunikasi antara Guru dengan Siswa
Komunikasi berlangsung secara formal di dalam kelas dalam bentuk proses
belajar mengajar, dan interaksi di luar dan di dalam kelas sebagai ayah dan ibu di
sekolah dan anak- anaknya.
7. Komunikasi antara Siswa dengan Pegawai Tata Usaha
Komunikasi berbentuk beberapa urusan yang dapat diselesaikan oleh siswa pada
pegawai TU, misalnya surat-surat keterangan, pembayaran SPP, pengambilan buku
presensi, buku kelas, dll.
8. Komunikasi antara Siswa dengan Siswa
Hal ini dapat menekankan komunikasi yang bersifat formal (tetapi bukan dinas)
yaitu di dalam kelas dalam situasi belajar (dalam kerja kelompok atau diskusi), tetapi
lebih banyak yang bersifat non formal.
Adapun komunikasi yang terjadi di luar sekolah disebut komunikasi external
antara lain sebagai berikut :
9
1. Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa dan Warga Masyarakat, hubungan
komunikasi ini dapat dilakukan melalui:
a. Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan
masalah anaknya.
b. Orang tua menyampaikan saran-saran bahkan sumbangan untuk kemajuan
sekolah.
c. Para Tokoh Pendidikan dan anggota masyarakat lainnya dalam upaya
peningkatan mutu dan “merebut” tempat pada sekolah yang lebih tinggi.
d. Para Pejabat dalam bidang keamanan untuk peningkatan ketahanan sekolah.
Seperti, penyuluhan tentang narkoba dan miras.
e. Para Profesional, secara sukarela membantu sekolah demi kepentingan
anaknya.
2. Hubungan Sekolah dengan Alumni
Hubungan ini bermaksud agar alumni menyampaikan pengalaman
keberhasilannya untuk memotivasi atau menularkan pengetahuannya untuk
penyegaran dan tambahan wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para
guru dan warga sekolah lainnya.
3. Hubungan dengan Dunia Usaha/Dunia Kerja
a. Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah dalam memotivasi
semua pihak untuk berbuat serupa.
b. Mengirim para anak didik ke dunia usaha/dunia kerja.
4. Hubungan dengan Instansi Lain
Hubungan dengan sekolah lain atau hubungan ini dapat dibina dengan MGMP, MKS,
MGP, K3S, K3M (Kelompok Kerja Kepala Madrasah).
3. Hubungan dengan lembaga/badan-badan pemerintahan swasta
Sebagai contoh: kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar
menabung” pelajar. CK l
Kategorisasi berdasarkan tingkat leve yang melibatkan jumlah peserta yaitu :
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi
dengan diri-sendiri.. Contohnya. berpikir.. Komunikasi. ini. merupakan. landasan.
komunikasi. antarpribadi. dan. komunikasi. dalam. konteks-konteks. lainnya,.
meskipun. dalam. disiplin.komunikasai. tidak. dibahas. secara. rinci. dan. tuntas..
10
Keberhasilan. komunikasi. kita. dengan. orang. lain. bergantung. pada. keefektifan.
komunikasi.kita.dengan.diri.sendiri.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal.
Bentuk khusus.
dari komunikasi antarpribadi ini adalah Komunikasi Diadik
(dyadic.communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri,dua
sahabat dekat, dan guru, murid dsb. Cirri-ciri komunikasi Diadik adalah pihak-pihak
yang berkomunikasi berada dalam jarak-jara yang dekat pihak-pinhak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik
verbal maupun nonverbal. Kerberhasilan komunikasi menjadi tangung jawab para
peserta komunikasi.
3. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling
ketergantungan), mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebaagai
bagian dari kelompok tersebut, meskipun. setiap anggota mungkin mempunyai peran
yang berbeda-beda. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok dikusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah rapat untuk m
engambil suatu keputusan. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi
kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang
pembicara dengan sejumlah orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah. Komunikasi
publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antar
pribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan
pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.
Ciri-ciri komunikasi publik adalah terjadi ditempat umum (publik), misalnya di kelas,
di aula aau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang merupakan peristiwa
social yang biasanya telah direncanakan terdapat agenda beberapa orang ditunjuk.
11
Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur atau
membujuk.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih basar dari pada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat
diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok. Komuniksai formal adalah
komunikasi menurut struktur organisasi yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke
atas dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak tergantung
pada struktur organisai, seperti komunikasi antar sejawat dan gosip.
7. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak, elektronik, berbiaya relative mahal yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen.
Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi
oganisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang
disampaikan media massa ini.
8. Konteks-Konteks Komunikasi Lainnya
Konteks-konteks komunikasi dapat dirancang berdasarkan kriteria tertentu,
misalnya berdasarkan derajat keterlibatan teknologi dalam komunikasi. CK: Redi
Panuju, Pengantar Studi Ikmu Komunikasi, ( Jakarta : Prenadamedia Group, 2018),
h.55
Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan
interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu:
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai
penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi
satu arah,atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak
menghidupkan kegiatan siswa belajar.
2. Komunukasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan
penerima aksi. Di sini, sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas antara guru
12
dan pelajar secara indivudual. Antara pelajar dan pelajar tidak ada hubungan. Pelajar
tidak dapat berdiskusi dangan teman atau bertanya sesama temannya. Keduanya dapat
saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama,
sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara gurudenan
siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan
yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah kepada
proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga
menumbuhkan siswa belajar aktif,
13
kepercayaan kadang-kadang dapat menjadi sumber salah paham.
b. Hambatan lingkungan
Merupakan hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar.
Proses pembelajaran ditempat yang tenang, sejuk, dan nyaman, tentu akan berbeda
hasilnya jika dibandingkan proses yang dilakukan di kelas yang bising, panas dan
berjubel.
Dengan berbagai hambatan di atas, baik dari dalam diri pengajar maupun
pembelajar, baik sewaktu-waktu men- encode (proses penuangan pesan maupun men-
decode-nya (proses penafsiran), seringkali berlangsung secara tidak efektif atau
kurang mencapai hasil yang diinginkan. Maka untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut, diperlukan berbagai alat dan media yang dapat berfungsi sebagai sarana
yang digunakan untuk menyalurkan pesan. Media komunikasi adalah suatu media
atau alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi guna tercapainya efisiensi dan
efektivitas kerja dengan hasil yang maksimal. Sedangkan media pendidikan adalah
alat, metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Adapun ciri-ciri dari media pendidikan adalah sebagai berikut:
• Media pendidikan identik dengan pengertian keperagaan.
• Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar.
• Digunakan dalam rangka komunikasi dalam pengajaran, antara guru dan
siswa.
• Merupakan semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di
luar kelas.
• Merupakan “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka
pendidikan.
• Sebagai alat dan sebagai tehnik yang sangat erat pertaliannya dengan metode
ajar.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana, komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai komunikasi
yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian, komunikasi pendidikan
adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau peristiwa-
peristiwa pendidikan. Dalam interaksi sehari-hari di dunia pendidikan menunjukkan
bahwa sebagian besar aktifitas guru maupun dosen di ruang kelas adalah kegiatan
komunikasi baik verbal maupun non verbal. Komunikasi dalam organisasi pendidikan
dapat berlangsung kapan saja yang melibatkan orang-orang yang berada dalam
organisasi.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan menegnai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurang rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan pada kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis khususnya dan juga para pembaca umumnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aksara.
Mulyana Deddy, (2007), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
grafika.
UIN Press.
Group.
16