Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu : Novita Herawati, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 5


1. Dewi Yuliana Saputri (2001011030)
2. Ela Widiana (2001011035)

Kelas B
Semester 6

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatu

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
yang menanamkan rasa cinta dan kasih sayang-Nya kepada seluruh hambanya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun, iringan Shalawat Salam terukir dengan indah kami haturkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, teladan seluruh umat, semoga kita mendapat
syafaat kelak di hari kiamat.

Dalam Menyusun makalah supervisi pendidikan. Dengan demikian lewat


lembaran ini kami hendaknya mengucapkan rasa syukur yang setinggi tingginya
kepada allah swt, dan berkat doa kedua orang tua kami bantuan teman teman yang
baik, teriring doa agar segenap bantuannya dan dalam urusan penyelesaian makalah
ini sehingga bernilai ibadah di sisi allah swt. Semoga makalah ini yang sederhana ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan khususnya kepada kami sendiri.
Begitu pun kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Sabtu ,20 Maret2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Masalah................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3

A. Pengertian Komunikasi.................................................................... 3
B. Supervisi Pendidikan........................................................................ 3
C. Komunikasi yang Efektif dalam Supervisi Pendidikan................... 4
D. Kontribusi Komunikasi dalam Mencapai Tujuan Supervisi Pendidikan
.......................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................... 9

A. Kesimpulan...................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan pertukaran ide, pesan dan kontak, serta
interaksi sosial antara manusia. Sebagai suatu proses penyampaian pesan dari
sumber ke penerima pesan dengan maksud untuk mempengaruhi penerima
pesan, minimal dua makna yang bisa diambil dari komunikasi yaitu
komunikasi adalah suatu proses yang digunakan untuk mencapai tujuan
komunikasi itu sendiri, kemudian di dalam komunikasi terdapat 3 komponen
yang yang harus ada yaitu sumber pesan, pesan, dan penerima pesan. Apabila
salah satu dari ketiga komponen tersebut hilang, maka hilang pula makna dari
komunikasi. Seiring dengan berkembangnya zaman, komponen-kompenen
yang ada di dalam ilmu komunikasi pun ikut berkembang dan bertambah.
Komunikasi tidak hanya terbatas tentang kata saja, melainkan dari
bentuk interaksi, senyuman, anggukan kepala, sikap dan perasaan yang sama.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan
yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh
pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa
adanya komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah
terwujud. Dalam mengomunikasikan visi, meka pemimpin harus bisan
menyampaikan suatu gambaran di masa depan dengan mendorong antusiasme
dan komitmen orang lain.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini, adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikas?
2. Apa yang dimaksud dengan supervisi?
3. Seperti apa komunikasi yang efektif dalam supervisi?
4. Apa kontribusi komunikasi dalam supervisi?

C. Tujuan
Dari rumusan masalalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi

1
2. Untuk mengetahui definisi dari supervisi
3. Untuk mengetahui komunikasi yang efektif dalam supervisi
4. Untuk mengetahui konstribusi komunikasi dalam supervisi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahas latin yaitu Communicare atau Communis
yang mempunyai arti sama atau milik bersama. Adapun menurut ahli definisi
dari komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Menurut Astrid, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang
mengandung arti atau makna yang perlu dipahami oleh pihak yang ada di
dalamnya.
b. Roben.J.G, komunikasi adalah kegiatan penyampaian pesan atau informasi
mengenai pikiran atau perasaan
c. Davis (1981), komunukasi adalah sebagian pemindahan informasi dari satu
orang ke orang lain
d. Schram,W, komunikasi adalah usaha untuk mengadakan persamaan dengan
orang lain
e. Menurut Lembaga Administrasi, komunikasi adalah penyampaian serta
memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, dan merupakan proses
sosial.
Secara istilah komunikasi di definisikan sebagai mekanisme pengaturan
pesan oleh narasumber terhadap komunikan. 1Berdasarkan definisi tersebut dapat
dipahami bahwa proses komunikasi mengikutsertakan antara pihak satu dengan
pihak yang laiinya dan membawa informasi yang akan diberikan kepada individu
lainnya. Maka yang berinteraksi dalam proses komunikasi merupakan individu.
Aktivitas komunikasi memiliki harapan adanya pengertian, gagasan, dan
dukungan serta adanya perubahan tindakan atau sikap. Namun, pada
hubungannya masyarakat atau dikenal dengan istiah human relations dalam
mencapai tujuan komunikasi harus meliputi tujuan, intruksi, informasi, dan
persuasi.

B. Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan terdiri dari dua suku kata yaitu supervisi dan
pendidikan. Supervisi adalah istilah yang relatif baru dikenal di dunia pendidikan
di Indonesia. Secara estimologis kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu
supervison, yang memiliki arti pengawasan. Oteng mengatakan bahwa
1
Nofrion, Komiunikasi Pendidikan (Penerapan Teori dan Konsep Komunikasi Dalam Pembelajaran),
(Jakarta: Prenada Media Group, 2018), 1

3
penggunaan istilah supervisi sering diartikan sama dengan directing pengarahan.
Sementara Suharmin mengatakan bahwa memang sejak dulu banyak orang yang
menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau pemeriksaan untuk istilah
supervisi, dan pada zaman Belanda orang menyebutnya dengan istilah inspeksi.2
Secara morfologis, kata supervisi terdiri dari dua suku kata yaitu super
dan visi. Menurut Ametembun super berarti atas atau lebih, sedangkan visi
berarti lihat, tilik, awasi. Jadi, supervisi berarti melihat, menilik dan mengawasi
daria atas, atau sekaligus menunjukkan bahwa orang yang melaksanakan
supervisi berada lebih tinggi dari orang yang dilihat, ditilik, dan diawasi.
Secara semantik para ahli memberikan berbagai corak definisi tetapi pada
perinsipnya mengandung corak yang sama. Menurut Willes, supervisi adalah
bantuan dalam pengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Sedangkan
Nagley menyebutkan bahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru di
sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional, belajar dan
kurikulum. Menurut Mc. Nerney, mengatakan bahwa supervisi sebagai prosedur
memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses
pengajaran. Sedangkan Poerwanto menyatakan bahwa supervisi adalah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Pendapat-pendapat diatas menunjukkan bahwa istilah supervisi mengandung
makna yang banyak, akan tetapi makna yang terkandung di dalamnya tetap sama
yaitu seperti bantuan, pelayanan, memberikan arah, penilaian, pembinaan,
meningkatkan, mengembangkan dan perbaikan. Dengan kata laian istilah
supervisi tidak sama dengan istilah controlling, inspection, dan directing. Perlu
ditegaskan bahwa yang menjadi objek utama supervisi di sekolah adalah guru,
walaupun semua orang di sekolah dikenai dengan supervisi itu hanyalah objek
perantara.3

C. Komunikasi yang Efektif dalam Supervisi Pendidikan


Komunikasi harus selalu ada dalam interkasi bagi pihak yang terlibat dalam
supervisi pendidikan. Antara supervisor dengan yang disupervisi perlu menjalin
komunikasi, karena dengan komunikasi dapat tercurah waktu dari pihak
supervisor untuk memberikan suatu informasi dengan cara tertentu. Manfaat

2
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan, (Medan: Pusdikra Mitra Jaya, 2021),94
3
Muwahid Shulhan, Supervisi Pendidikan (Teori dan Praktek dalam Mengembangkan SDM Guru),
(Surabaya: Acima Publishing, 2012),4

4
administratif yang meliputi fungsi perancangan, pelaksanaan dan pngawasan
akan terwujud tujuannya jika terjalin komunikasi yang baik dan efektif.4
Komunikasi yag efektif dapat terjadi dan bergantung pada pada presepsi,
begitu juga sebaliknya presepsi positif pun bergantung pada komunikasi yang
efektif pula. Keseluruhan rangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memahami informasi atau pesan yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya
disebut dengan presepsi. Proses komunikasi yang terjadi juga mempengaruhi
seseorang dalam mempresepsikan sesuatu, apakah memberikan presepsi positif
atau negatif. Dan biasanya kegagalan dalam berkomunikasi dapat terjadi akibat
adanya ketidaksamaan pemahaman terhadap informasi dari sumber informasi dan
penerima. Menurut Barnard, agar tercipta dan terpeliharanya otoritas yang
objektif dalam organisasi maka perlu diperhatikan elemen komunikasi yang
berperan, diantaranya sebagai berikut: ketahui dengan pasti kanal komunikasi,
sebaiknya masing-masing anggota organisasi memiliki kanal organisasi
formal,usahakan koridor komunikasnya langsung dan sesingkat mungkin, skema
komunikasi yang lazim sebaiknya digunakan secara normal, orang yang
bertindak sebagai central akses komunikasi harus orang yang kompeten di
bidangnya, skema komunikasi hendaknya tidak mengalami gangguan ketika
organisasi sedang live dan , hasil interaksi dalam organisasi sebaiknya harus
disahkan.
Untuk dapat memahamkan komunikasi berdasarkan perilaku organisasi,
komunikasi merupakan mekanisme interaksi antar pribadi yang di dalamnya ada
upaya untuk merubah tindakan atau perilaku. Unsur pokok yang terjadi dalam
proses komunikasi adalah adanya perilaku organisasi yang mengalami
perubahan. Pentingya komunikasi bagi orang-orang yang terlibat dalam dalam
dunia pendidikan tidak akan berubah meskipun perkembangan teknologi
komunikasi sangat cepat. Karena komunikasi antar pribadi dengan pribadi yang
lainnyatidak selamanya bergantung pada teknologi melainkan bergantung pada
kemampuan dan kemahiran pribadi yang berkomunikasi dengan sekitarnya. 5
Komunikasi juga merupakan mekanisme interaksi antara individu itu sendiri.
Dan prosesnya dimulai dari narasumber uang membawa inforamsi atau message
dengan menggunakan saluran tertentu, selanjutnya diterima komunikan,
kemudian jika pesan diterima dan dipahami dengan baik akan terjadi pemberian

4
Sumarto, Supervisi Pendidikan Islam, (Bengkulu: Penerbit Buku Literasiologi,2020), 22
5
Vika Yunalia Rahmi dan Hade Firmansyah, Konsep Dasar Supervisi Pendidikan, (Universitas Negeri
Padang Indonesia ), 5

5
respon oleh komunikan untuk narasumber. Menurut Thoha proses komunikasi
dirincikan sebagai berikut:
1. Tahap Ideasi (Ideation), yaitu tahapan awal yang berkaitan dengan
perencanaan ide, gagasan ataupun informasi.
2. Tahap Penyediaan (Encoding), yaitu mekanisme pembentukan ide ataupun
kumpulan informasi dengan menggunakan simbol atau sandi menjadi
informasi lengkap yang akan disampaikan kepada audience
3. Tahap Pengiriman (Transmitting), yaitu proses transfer ide yang dilakukan
narasumber kepada audience.
4. Tahap Penerimaan (Recceving), yaitu tahap menerima pesan bagi
audience.
5. Tahap Penafsiran (Decoding), yaitu tahapan memberikan tafsiran yang
dilakukan oleh audience setelah mendapatkan informasi dari narasumsber.
6. Tahap Respon (Pemberian Tanggapan), yaitu penafsiran lanjutan atas
informasi yang sudah diterima dan di decoding dengan memberikan
respon.
7. Tahap Balikan (Feedback), pada tahap ini biasanya berlangsung
bersamaan dengan tahapan komunikasi yang lainnyan.

Selanjutnya menurut Lestari dan Maliki dalm mrnjalin komunikasi praktis


ada lima hal yang seharusnya dipahami, antara lain:
1. Kejelasan (Clarity), pesan atau ide yang akan diberikan seharusnya jelas
sehingga dapat diterima dengan baik.
2. Ketepatan (Accuary), pesan atau ide yang akan diberikan seharusnya
benar-benar memiliki data yang akurat
3. Konteks (Cintex), pesan atau ide yang diberikan harus bersesuaian dengan
kejadian atau keadaan dilokasi kita berinteraksi dengan audience.
4. Alur (Flow), sisitematika keberlangsungan penyampaian materi perlu
diperhatikan agar terjalin komunikasi yang efektif.
5. Budaya (Culture), pada faktor budaya ini tidak amelulu tentang bahasa
saja melainkan berkaitan dengan prinsip sopan santun ketika menjalin
komunikasi dengan audience.

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sastropoetro bahwa kaomunikasi


akan efektif apabila antara narasumber dan audience mempunyai suatu
pemahaman serupa terkait pesan yang didapatkan. Dan untuk dapat

6
menjalaknkan komunikasi dengan efektif maka seharusnya terpenuhi ketentuan
berikut:
1. Terciptanya kondisi komunikasi yang memberikan manfaat.
2. Bahasa yang digunakan mudah dimengertai dan dipahami
3. Informasi yang diberikan mampu memberikan semangat kepada audience
untuk bertindak sesuai harapan narasumber
4. Informasi yang diberika mampu memberikan banyak manfaat bagi
audience
5. Informasi yang diberikan mampu membuat audience sebagai alat untuk
menghargai sesama audience.

D. Kontribusi Komunikasi dalam Mencapai Tujuan Supervisi Pendidikan


Komunikasi memang mempunyai arti yang signifikan dalam keseharian
manusia. Khususnya ketika berinteraksi dengan pribadi tertentu ataupun
kelompok. Tidak akan terjadi kehidupan apalagi keharmonisan atau kecocokan
jika tidak terjadi komunikasi. Karena setiap individu pasti memiliki pemikiran
dan pendapat yang tidak sama namun dapat dipersatukan dengan adanya
komunikasi. Dan jika tetep berbeda maka hal tersebut merupakan hal yang
lumrah dalam demokrasi. Namun yang paling penting adalah upaya yang dapat
dilakukan untuk dapat membangundan mewujudkan komunikasi yang tidak
membosankan walaupun berbeda pendapat sehingga tercapai tujuan6.
Berkaitan dengan komunikasi di dunia pendidikan, terdapat beberapa elemen
dengan kedudukan pentig yaitu peserta didik, para pendidik, para pegawai dan
kepala sekolah. Masing-masing elemen harus menjalankan perannya dengan
dengan baik sehingga visi dan misi sekolah dapat terwujud. Hal ini tentunya
sesuai dengan tujuan supervisi pendidikan yaitu demi pembaharuan dan evolusi
keseluruahan rangkaian mekanisme dalam pembelajaran. Maksudnya adalah
kegunaan dari supervisi pendidikan selain meningkatkan kualitas tenaga
pendidik juga memberikan pembinaan kenaikan pangkat dan jabatan karir
pendidik yang meliputi peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan
pendidik, penyedian prasarana pendukung pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan metode mengajar, adanya dukungan terkait dengan penerapan
kurikulum, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran serta alat-alat pelajaran.7
6
Arif Shaifudin, Supervisi Pendidikan, (Madiun: STAINU,2020),29

7
Piet A. Suhartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,2008),16

7
Mempunyai kemampuan komunikasi pada masing-masing elemen tentu saja
sangat diharapkan sehingga dapat membantu untuk mewujudkan tujuan supervisi
pendidikan. Sehingga pada proses berlakunya proses pembelajaran guru mampu
menjalankan tugas dan peranannya dengan baik. demikian juga dengan peserta
didik mampu menerima pelajaran dengan baik pula. Dan apabila terjadi masalah
mengenai peserta didik belum mampu menerima pelajaran yang telah
disampaikan oleh pendidik maka tidak serta merta pendidik men-just bahwa
peserta didik tersebut bodoh. Namun sebagai pendidik mampu memahami
mengenai proses, teori, dan cara komunikasi yang baik, maka ia akan mencari
tahu penyebab siswa tersebut sulit untuk memahami materi.
Demikian juga dengan kepala sekolah, gaya kepemimpinannya juga akan
mempengaruhi presepsi dari pegawai dan guru selaku bawahannya. Gaya
kepemimpinan situasional atau menyesuaikan dengan keadaab yang biasa disebut
kepemimpinan situasional yang dimiliki oleh kepala sekolah ia harus bisa
menghantarkan menjadi pemimpin yang berhasil dalam memimpin bawahannya.
Sehingga dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai kepala sekolah ia harus
bisa menempatkan kapan harus bergaya direktif, konsulatif, dan delegatif.
Sehingga ia mampu mengayomi para bawahannya. Tentunya dalam menjalankan
peranannya tersebut, seorang kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan
komunikasi yang mumpuni sehingga tugas dan peranannya dapat dijalankan
dengan baik. demikian juga dengan pegawai harus mampu berkomunikasi secara
efektif sehingga dapat memaksimalkan servicenya di lembaga pendidikan.
Berdasarkan paparan di atas terlihat kontribusi komunikasi dalam tujuan
supervisi pendidikan. Komunikasi yang baik dan efektif akan sangat berperan
positif dan signifikan dalam mewujudkan tujuan supervisi pendidikan tersebut.
Maka jelas bahwa komunikasi sangat berkontribusi pada terwujudnya tujuan
supervisi pendidikan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses seseorang atau sekelompok orang menciptakan
dan menggunakan informasi agar dapat terhubung dengan lingkungannya.
Dalam supervisi pendidikan komunikasi menjadi hal yang sangat penting
karena dengan komunikasi dapat tercurah waktu dari pihak supervisor untuk
memberikan suatu informasi dengan cara tertentu. Komunikasi yag efektif
dapat terjadi dan bergantung pada pada presepsi, begitu juga sebaliknya
presepsi positif pun bergantung pada komunikasi yang efektif pula.
Komunikasi juga merupakan mekanisme interaksi antara individu itu sendiri.
Dan prosesnya dimulai dari narasumber uang membawa inforamsi atau
message dengan menggunakan saluran tertentu, selanjutnya diterima
komunikan, kemudian jika pesan diterima dan dipahami dengan baik akan
terjadi pemberian respon oleh komunikan untuk narasumber.

B. Saran
Kami sebagai penyusun dari makalah ini mengaku masih banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu, diharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan saran dan kritikan guna membangun tulisan ini menjadi lebih baik.

9
Daftar Pustaka

Nofrion, Komiunikasi Pendidikan (Penerapan Teori dan Konsep Komunikasi


Dalam Pembelajaran), (Jakarta: Prenada Media Group, 2018).
Inom Nasution, Supervisi Pendidikan, (Medan: Pusdikra Mitra Jaya, 2021).
Muwahid Shulhan, Supervisi Pendidikan (Teori dan Praktek dalam
Mengembangkan SDM Guru), (Surabaya: Acima Publishing, 2012).
Sumarto, Supervisi Pendidikan Islam, (Bengkulu: Penerbit Buku
Literasiologi,2020).
Vika Yunalia Rahmi dan Hade Firmansyah, Konsep Dasar Supervisi
Pendidikan, (Universitas Negeri Padang Indonesia ).
Arif Shaifudin, Supervisi Pendidikan, (Madiun: STAINU,2020).
Piet A. Suhartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,2008),

10
11

Anda mungkin juga menyukai