PEMBELAJARAN PAI
Makalah ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :
Dr. Kharisul Wathoni, S.Ag., M.Pd.I
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil‘alamin. Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan nikmat iman,
islam, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tak lepas dari kontribusi yang baik dari
berbagai pihak. Maka dari itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Meski demikian, makalah ini masih membutuhkan banyak perbaikan dari segi penulisan,
struktur penyusunan, ejaan, bahkan tanda baca. Oleh karenanya, kritik dan saran sangat
dibutuhkan untuk bahan evaluasi bagi penulis.
Demikian, besar pula harapan penulis agar makalah ini bisa dimanfaatkan dengan baik
dan menjadi salaah satu sumber ilmu yang bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... iv
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 1
C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Dan Humanisme dalam Pembelajaran PAI ................... 7
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa prinsip belajar teori belajar kognitif dan humanisme ?
2. Bagaimana klasifikasi teori belajar kognitif dan humanisme ?
3. Bagaimana penerapan teori belajar kognitif dan humanisme dalam pembeljaran PAI ?
1
Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i dan Dr. Wardana, M.Pd.I, “BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis”, (Jakarta: CV. Kaaffah Learning Center’ 2019), 6
2
Fitriani, http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12354/5/BAB%20II.pdf
iv
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui prinsip belajar teori belajar kognitif dan humanisme.
2. Untuk mengetahui klasifikasi teori belajar kognitif dan humanisme.
3. Untuk mengetahui penerapan teori belajar kognitif dan humanisme dalam
pembeljaran PAI.
v
BAB III
PEMBAHASAN
3
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, “Teori Belajar dan Pembeljaran” (Klaten: Penerbit Lakeisha, 2021) hal. 94
1
b. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempuyai
relevansi dengan maksud tertentu
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu
kecil
e. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh
cara.
f. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya
g. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
i. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu
alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi
dan asimilasi pengalaman baru,
b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan peserta didik,
c. belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar,
d. belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan
orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
e. belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun
perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan
f. kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan
dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting4
4
Ibid, hal 107
2
B. Klasifikasi Teori Belajar Kognitif Dan Humanisme
1. Teori Kognitif
Dalam istilah pendidikan, kognitif disefinisikan sebagai satu teori di antarateori-
teori belajar yang memahami bahwa belajar merupakan pengorganisasian aspek-
aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Dalam teori kognitif,
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan. Perubahan tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh proses belajar dan berfikir internal yang terjadiselama proses
belajar.
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan
proses belajar daripada hasil belajar. Teori kognitf padaawalnya dikemukakan oleh
Dewwy, dilanjutkan oleh Jean Piaget, Kohlberg,Damon, Mosher, Perry dan lain-lain,
yang membicarakan tentang perkembangan kognitif dalam kaitannya dengan belajar.
Kemudian dilanjutkan oleh Jerome Bruner, David Asubel, Chr. Von Ehrenfels
Koffka, Kohler, Wertheimer dan sebagainya.
Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antar
stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Belajar melibatkan prinsip-prinsip dasar psikologi, yaitu belajar
aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman sendiri5
5
Nur resma akmayasari,
(https://www.academia.edu/44797405/Penerapan_teori_kognitif_dalam_pembelajaran_Pendidikan_Agama_Islam)
6
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, “Teori Belajar dan Pembeljaran”, 95
3
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
Anakanak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Piaget membagi proses belajar kedalam tiga tahapan yaitu:
1) Asimilasi. Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada.
2) Akomodasi. Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru.
3) Equilibrasi. Proses penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.7
b. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jarome Bruner
Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, jerome bruner
mengungkapkan bshwa perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan. Sehingga,
perkembangan bahasa memberi pengaruh besar dalam perkembangan kognitif8.
Menurut Bruner untuk mengajarkan sesuatu tidak usah menunggu sampai
anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus
ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan kata lain,
perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur
bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat
perkembangannya.9
Menurut bruner ada 3 tahap dalam perkembangan kognitif, yaitu:
a. Enaktif : usaha/kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan dengan
observasi, pengalaman terhadap suatu realita.
7
Nurhadi, “Teori Kognitivisme serta aplikasinya dalam pembelajaran” dalam jurnal edukasi dan sains vol.
2, No. 1 (pekanbaru: https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi) hal. 84
8
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, Op.Cit, hal 100
9
Nurhadi, Op.Cit, hal. 86
4
b. Ikonik :siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan visualaisasi
verbal.
c. Simbolik : siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak
dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan penggunaan symbol.
Menurut Ausebel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya
didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa
(Advanced Organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan
kemampuan belajar siswa.
1. Teori Humanisme
10
Ibid, hal 87-88
5
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku balajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatannya.
11
Abd. Qodir, “Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, (dalam jurnal
pedagogik, vol.04, No. 02, 2017) Hal. 194
12
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, Op.Cit, hal. 109
6
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya.
Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan
baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku peserta didik dengan
mencoba memahami dunia persepsi peserta didik tersebut sehingga apabila ingin
merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan
peserta didik yang ada.13
13
Ibid, hal. 109-110
7
tentang para sahabat. Anak-anak dapat menggunakan imajinasi mereka untuk
menciptakan kembali peristiwa yang dijelaskan dalam narasi dengan cara mereka
sendiri. Ini adalah kisah yang menyentuh hati anak-anak dan orang
dewasa.Selama periode pra operasinal, anak-anak bersikap kritis dengan
mengajukan banyak pertanyaan kepada Orang tua, tentang masalah sesuatu yang
bersifat ghaib.
c. Penerapan Pada tingkat Operasional Konkrit
Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara logis, namun belum
secara abstrak Pembelajaran PAI pada tahap ini dapat menggunakan logika untuk
menanamkan materi. Misalnya, ketika seorang anak bertanya bagaimana malaikat
rokib dan Atid mencatat perbuatan semua orang di dunia. pendidik bisa
menjelaskan dengan membandingkan malaikat rokib dan atid dengan CCTV
sebagai pengawas.
d. Penerapan Pada tingkat Operasional Formal
Pada tahap ini remaja sudah mampu berpikir abstrak, sehingga metode
diskusi dan pemecahan masalah dapat digunakan untuk pembelajaran PAI.
Misalnya, di kelas membahas sejarah Islam. Materi Tahkim memungkinkan siswa
tidak hanya untuk menghafal urutan sejarah peristiwa, tetapi juga untuk
menganalisis mengapa peristiwa Tahkim terjadi dan apa konsekuensi peristiwa
Takim terjadi di masa depan.14
14
Nur resma akmayasari...
8
dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan manusia” mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya dapat tercapai.15
Dalam Pendidikan Agama Islam berparadigma teori belajar humanisme bisa
digunakan sebagai cara untuk menyampaikan materi PAI. Penarapan paradigm
belajar humanisme dalam materi PAI dapat dilakukan dengan memberikan
alasan-alasan (bukti-bukti) rasional terhadap ajaran Islam, memberikan
kesempatan siswa untuk berpikir kritis, kreatif terhadap materi PAI yang
disampaikan, menghubungkan materi PAI dengan dunia nyata siswa. Penerapan
paradigma Humanisme tidak akan mengurangi nilai-nilai transendental, melainkan
akan menambah pemahaman guru dan peserta didik tentang pentingnya
pengetahuan, sikap dan pengamalan ajaran Agama Islam.16
15
Mohammad Muchlis Solichin, “Teori Belajar Humanistik Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Agama
Islam” dalam jurnal studi islam, Vol. 5 No. 1 (Madura, 2018), hal 4
16
Ibid, hal 10
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar kognitif merupakan
suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.
Dalam perkembangan setidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori
kognitivisme ini yaitu: Teori perkembangan piaget, teori kognitif Brunner dan Teori
bermakna Ausubel. Ketiga tokoh teori penting ini yang dapat mengembangkan teori
belajar kognitif. Dari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya
implikasi yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada
bagaimana memahami struktur kognitif siswa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk. 2021. Teori Belajar dan Pembelajaran . (Klaten: Penerbit Lakeisha)
Fitriani, http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12354/5/BAB%20II.pdf
Nurhadi. “Teori Kognitivisme serta aplikasinya dalam pembelajaran” dalam jurnal edukasi dan
sains vol. 2, No. 1 (pekanbaru: https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi)
Qodir, Abd. 2017. “Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.
(dalam jurnal pedagogik, vol.04, No. 02,)
11