Anda di halaman 1dari 16

TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN HUMANISME DALAM

PEMBELAJARAN PAI
Makalah ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu :
Dr. Kharisul Wathoni, S.Ag., M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 13:

Diyah Ayu Pangastuti 201210110

Eka Nur Fadhillah 201210114

Fakhdan Naufal Aldian .N. 201210130

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‘alamin. Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan nikmat iman,
islam, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.

Makalah berjudul “TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN HUMANISME DALAM


PEMBELAJARAN PAI” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Pendidikan yang
diampu oleh dosen Dr. Kharisul Wathoni, S.Ag., M.Pd.I.

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tak lepas dari kontribusi yang baik dari
berbagai pihak. Maka dari itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Meski demikian, makalah ini masih membutuhkan banyak perbaikan dari segi penulisan,
struktur penyusunan, ejaan, bahkan tanda baca. Oleh karenanya, kritik dan saran sangat
dibutuhkan untuk bahan evaluasi bagi penulis.

Demikian, besar pula harapan penulis agar makalah ini bisa dimanfaatkan dengan baik
dan menjadi salaah satu sumber ilmu yang bermanfaat.

Ponorogo, 19 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I ............................................................................................................................................. iv

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... iv

A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................................... iv

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................... iv

C. TUJUAN PEMBAHASAN ................................................................................................. v

BAB III ........................................................................................................................................... 1

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 1

A. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran Menurut Teori Belajar


Kognitif Dan Humanisime. ......................................................................................................... 1

B. Klasifikasi Teori Belajar Kognitif Dan Humanisme ........................................................... 3

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Dan Humanisme dalam Pembelajaran PAI ................... 7

BAB III ......................................................................................................................................... 10

PENUTUP..................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah
dipelajari.1 Belajar adalah proses perubahan perilaku dan perubahan pola pikir yang
dialami seorang, contohnya dari hal yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu
menjadi tahu. Belajar menjadi salah satu hal penting dalam sebuah kehidupan, dimana
belajar menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan
potensi diri. Dengan belajar seseorang bisa mengalami perubahan sikap, tingkah laku,
dan kebiasaan.
Selama proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu
adanya teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran agar
tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan maksimal. teori belajar
merupakan hukum-hukum/prinsipprinsip umum yang melukiskan terjadinya belajar.
Teori belajar ini sangat membantu pengajar dalam menyampaikan bahasa pelajaran
kepada peserta didik. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses
terjadinya belajar manusia. Pengajar dalam hal ini guru mengerti bagaimana seharusnya
memberikan stimulasi sehingga peserta didik menyukai pelajaran.2 Salah satu teori
belajar adalah teori kognitif dan humanisme, yang akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa prinsip belajar teori belajar kognitif dan humanisme ?
2. Bagaimana klasifikasi teori belajar kognitif dan humanisme ?
3. Bagaimana penerapan teori belajar kognitif dan humanisme dalam pembeljaran PAI ?

1
Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i dan Dr. Wardana, M.Pd.I, “BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis”, (Jakarta: CV. Kaaffah Learning Center’ 2019), 6
2
Fitriani, http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12354/5/BAB%20II.pdf

iv
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui prinsip belajar teori belajar kognitif dan humanisme.
2. Untuk mengetahui klasifikasi teori belajar kognitif dan humanisme.
3. Untuk mengetahui penerapan teori belajar kognitif dan humanisme dalam
pembeljaran PAI.

v
BAB III
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran Menurut Teori


Belajar Kognitif Dan Humanisime.
1. Prinsip Belajar Teori Kognitif
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
a. Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
b. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah
mereka ketahui.
c. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
d. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang

Menurut Drs. Bambang Warsita yang menyatakan tentang prinsip-prinsip


dasar teori kognitivisme, antara lain:

a. Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan


b. Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran
c. Menekankan pada pola pikir peserta didik
d. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan
menyimpan informasi dalam ingatannya
e. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri peserta didik
f. Menerapkan reward and punishment
g. Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan
guru, tetapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut3

2. Prinsip Belajar Teori Humanisme


Prinsip Teori belajar Humanistik antara lain:
a. Manusia mempunyai belajar alami

3
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, “Teori Belajar dan Pembeljaran” (Klaten: Penerbit Lakeisha, 2021) hal. 94

1
b. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempuyai
relevansi dengan maksud tertentu
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu
kecil
e. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh
cara.
f. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya
g. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
i. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

Menurut Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan


beberapa prinsip belajar yaitu:

a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu
alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi
dan asimilasi pengalaman baru,
b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan peserta didik,
c. belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar,
d. belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan
orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
e. belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun
perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan
f. kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan
dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting4

4
Ibid, hal 107

2
B. Klasifikasi Teori Belajar Kognitif Dan Humanisme
1. Teori Kognitif
Dalam istilah pendidikan, kognitif disefinisikan sebagai satu teori di antarateori-
teori belajar yang memahami bahwa belajar merupakan pengorganisasian aspek-
aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Dalam teori kognitif,
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan. Perubahan tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh proses belajar dan berfikir internal yang terjadiselama proses
belajar.
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan
proses belajar daripada hasil belajar. Teori kognitf padaawalnya dikemukakan oleh
Dewwy, dilanjutkan oleh Jean Piaget, Kohlberg,Damon, Mosher, Perry dan lain-lain,
yang membicarakan tentang perkembangan kognitif dalam kaitannya dengan belajar.
Kemudian dilanjutkan oleh Jerome Bruner, David Asubel, Chr. Von Ehrenfels
Koffka, Kohler, Wertheimer dan sebagainya.
Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antar
stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Belajar melibatkan prinsip-prinsip dasar psikologi, yaitu belajar
aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman sendiri5

a. Jean Piaget, teorinya disebut "Cognitive Developmental"


Dalam buku “Psikologi Pendidikan” karya Wasty Soemanto yang menyatakan
teori belajar piaget disebut “cognitive development” yang memandang bahwa
proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi intelektual dari
kongkrit6.
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru

5
Nur resma akmayasari,
(https://www.academia.edu/44797405/Penerapan_teori_kognitif_dalam_pembelajaran_Pendidikan_Agama_Islam)
6
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, “Teori Belajar dan Pembeljaran”, 95

3
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
Anakanak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Piaget membagi proses belajar kedalam tiga tahapan yaitu:
1) Asimilasi. Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada.
2) Akomodasi. Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru.
3) Equilibrasi. Proses penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.7
b. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jarome Bruner
Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, jerome bruner
mengungkapkan bshwa perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan. Sehingga,
perkembangan bahasa memberi pengaruh besar dalam perkembangan kognitif8.
Menurut Bruner untuk mengajarkan sesuatu tidak usah menunggu sampai
anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus
ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan kata lain,
perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur
bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat
perkembangannya.9
Menurut bruner ada 3 tahap dalam perkembangan kognitif, yaitu:
a. Enaktif : usaha/kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan dengan
observasi, pengalaman terhadap suatu realita.

7
Nurhadi, “Teori Kognitivisme serta aplikasinya dalam pembelajaran” dalam jurnal edukasi dan sains vol.
2, No. 1 (pekanbaru: https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi) hal. 84
8
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, Op.Cit, hal 100
9
Nurhadi, Op.Cit, hal. 86

4
b. Ikonik :siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan visualaisasi
verbal.
c. Simbolik : siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak
dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan penggunaan symbol.

c. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel.


Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang
dimilikinya dengan pengetahuan baru (belajar menjadi bermakna/ meaning full
learning). Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap (Budiningsih, 2015: 43):
a. Memperhatikan stimulus yang diberikan;
b. Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi yang
sudah dipahami;
c. Meaning full learning adalah suatu proses dikaitkannya.

Menurut Ausebel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya
didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa
(Advanced Organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan
kemampuan belajar siswa.

d. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Robert M. Gagne


Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam
otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Pengolahan otak manusia :
a. Reseptor
b. Sensory register
c. Short-term memory
d. Long-term memory
e. Response generator10

1. Teori Humanisme

10
Ibid, hal 87-88

5
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku balajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatannya.

a. Teori Belajar Humanisme Menurut Carl Rogers


Carl Rogers adalah seorang psikolog humanisme yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapis)
dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Carl
Rogers menyakini bahwa berbagai masukan yang ada pada diri seseorang
tentang dunianya sesuai dengan pengalaman pribadinya. Masukan-masukan ini
mengarahkannya secara mutlak ke arah pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
dirinya11.
Peranan guru dalam kegiatan belajar peserta didik menurut pandangan
teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam:
1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar peserta didik
bersikap positif terhadap belajar,
2) membantu peserta didik untuk memperjelas tujuan belajarnya dan
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar,
3) membantu peserta didik untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka
sebagai kekuatan pendorong belajar,
4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada peserta didik,
5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai peserta
didik sebagaimana adanya12
b. Teori Belajar Humanisme Menurut Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan

11
Abd. Qodir, “Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, (dalam jurnal
pedagogik, vol.04, No. 02, 2017) Hal. 194
12
Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk, Op.Cit, hal. 109

6
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya.
Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan
baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku peserta didik dengan
mencoba memahami dunia persepsi peserta didik tersebut sehingga apabila ingin
merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan
peserta didik yang ada.13

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Dan Humanisme dalam Pembelajaran PAI


1. Penerapan Teori Kognitif.
Beberapa penerapan teori kognitif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,
misalnya pada tingkat sensor motorik, pra-operasional, operasional konkret, dan
operasional formal adalah:
a. Penerapan Materi PAI Pada tingkat Sensori Motorik
Pada tahapt sensor motorik ini, anak belajar menggunakan inderanya,
sehingga pembelajaran PAI dapat dilakukan dengan mengenalkan indera anak
pada materi agama Islam. Misalnya, mendengarkan suara Alquran untuk anak-
anak, menempatkan anak di sebelah orang yang sedang shalat, termasuk anak-
anak pergi ke masjid, mengucap salam, dan berdoa sebelum melakukan aktivitas.
b. Penerapan Pada tingkat Praoperasional
Pada tahap pra operasinal, anak masih mementingkan diri sendiri. Oleh
karena itu pembelajaran PAI dapat dilakukan dengan melibatkan anak dalam
interaksi sosial. Misalnya, memberi sedekah kepada anak, membantu teman dalam
permainan, mengajari mereka shalat berjamaah. Pada tahap ini anak belum
mampu berpikir abstrak dan memiliki daya imajinasi yang tinggi. Pembelajaran
PAI dapat dilakukan dengan cara melalui dongeng dan cerita.Pembelajaran PAI
dapat dilakukan melalui dongeng dan cerita. Orang yang lebih dewasa bisa
bercerita tidak hanya tentang sejarah kejayaan Islam, tetapi juga tentang para nabi,

13
Ibid, hal. 109-110

7
tentang para sahabat. Anak-anak dapat menggunakan imajinasi mereka untuk
menciptakan kembali peristiwa yang dijelaskan dalam narasi dengan cara mereka
sendiri. Ini adalah kisah yang menyentuh hati anak-anak dan orang
dewasa.Selama periode pra operasinal, anak-anak bersikap kritis dengan
mengajukan banyak pertanyaan kepada Orang tua, tentang masalah sesuatu yang
bersifat ghaib.
c. Penerapan Pada tingkat Operasional Konkrit
Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara logis, namun belum
secara abstrak Pembelajaran PAI pada tahap ini dapat menggunakan logika untuk
menanamkan materi. Misalnya, ketika seorang anak bertanya bagaimana malaikat
rokib dan Atid mencatat perbuatan semua orang di dunia. pendidik bisa
menjelaskan dengan membandingkan malaikat rokib dan atid dengan CCTV
sebagai pengawas.
d. Penerapan Pada tingkat Operasional Formal
Pada tahap ini remaja sudah mampu berpikir abstrak, sehingga metode
diskusi dan pemecahan masalah dapat digunakan untuk pembelajaran PAI.
Misalnya, di kelas membahas sejarah Islam. Materi Tahkim memungkinkan siswa
tidak hanya untuk menghafal urutan sejarah peristiwa, tetapi juga untuk
menganalisis mengapa peristiwa Tahkim terjadi dan apa konsekuensi peristiwa
Takim terjadi di masa depan.14

2. Penerapan Teori Humanisme


Bagi penganut teori humanisme, proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Teori ini sangat menekankan pentingnya “isi” dari proses
belajar. Dalam kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan
dan proses belajar dalam bentuiknya yang paling ideal. Dengan kata lain teoti
ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar
apa adanya, seperti apa yang biasa kita amati dalam keseharian. Teori apapun

14
Nur resma akmayasari...

8
dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan manusia” mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya dapat tercapai.15
Dalam Pendidikan Agama Islam berparadigma teori belajar humanisme bisa
digunakan sebagai cara untuk menyampaikan materi PAI. Penarapan paradigm
belajar humanisme dalam materi PAI dapat dilakukan dengan memberikan
alasan-alasan (bukti-bukti) rasional terhadap ajaran Islam, memberikan
kesempatan siswa untuk berpikir kritis, kreatif terhadap materi PAI yang
disampaikan, menghubungkan materi PAI dengan dunia nyata siswa. Penerapan
paradigma Humanisme tidak akan mengurangi nilai-nilai transendental, melainkan
akan menambah pemahaman guru dan peserta didik tentang pentingnya
pengetahuan, sikap dan pengamalan ajaran Agama Islam.16

15
Mohammad Muchlis Solichin, “Teori Belajar Humanistik Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Agama
Islam” dalam jurnal studi islam, Vol. 5 No. 1 (Madura, 2018), hal 4
16
Ibid, hal 10

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar kognitif merupakan
suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.
Dalam perkembangan setidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori
kognitivisme ini yaitu: Teori perkembangan piaget, teori kognitif Brunner dan Teori
bermakna Ausubel. Ketiga tokoh teori penting ini yang dapat mengembangkan teori
belajar kognitif. Dari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya
implikasi yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada
bagaimana memahami struktur kognitif siswa.

Teori belajar humanisme memendang tujuan belajar adalah untuk memanusiakan


manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri. Tujuan dari teori humanistik adalah aktualisasi diri.belajar
menjadi signifikan apabila apa yang dipelajari memiliki relevansi dengan keperluan
mereka. Apa yang ditangkap seseorang itu berasal dari pengalamanya. Dalam teori
humanistik ini ada 2 tokoh penting yang me ngembangkan teori ini, Carl Rogers dan
Arthur Combs.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akmayasari, Nur resma.


(https://www.academia.edu/44797405/Penerapan_teori_kognitif_dalam_pembelajaran_Pen
didikan_Agama_Islam)
Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i dan Dr. Wardana, M.Pd.I, 2019, “BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis”, (Jakarta: CV. Kaaffah
Learning Center’),

Dr.Hj.Herliani, M.Pd. dkk. 2021. Teori Belajar dan Pembelajaran . (Klaten: Penerbit Lakeisha)

Fitriani, http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12354/5/BAB%20II.pdf

Nurhadi. “Teori Kognitivisme serta aplikasinya dalam pembelajaran” dalam jurnal edukasi dan
sains vol. 2, No. 1 (pekanbaru: https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi)

Qodir, Abd. 2017. “Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.
(dalam jurnal pedagogik, vol.04, No. 02,)

Solichin,Mohammad Muchlis . 2018. “Teori Belajar Humanistik Dan Aplikasinya Dalam


Pendidikan Agama Islam” (Madura: jurnal studi islam, Vol. 5 No. 1)

11

Anda mungkin juga menyukai