Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran


Dosen Pengampu: Imas Srinana Wardani, S.Pd.

Disusun Oleh:
Fadhila Ardi Rahayu Wardani (198000145)
Faradini Age Putri (198000225)
Ferry Dwi Fernanda (198000230)
Firda Khoirunisa (198000072)

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS PEDAGOGIK DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 09 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Hakikat Pengalaman Belajar......................................................................................................2
B. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar............................................................................3
C. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar......................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Pengalaman merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh seseorang dalam
kehidupannya yang terjadi pada suatu waktu. Pengalaman belajar merupakan serangkaian
proses dan peristiwa yang dialami oleh setiap individu khususnya siswa dalam ruang lingkup
tertentu (ruang kelas) sesuai dengan metode ataupun strategi pembelajaran yang diberikan
oleh masing-masing pendidik. Setiap guru memiliki strategi mengajar yang berbeda-beda
dalam setiap mata pelajaran sehingga hal ini dapat mengisi pengalaman belajar siswa.
Misalnya disuatu lembaga pendidikan terdapat tiga orang guru biologi, dimana ketika akan
membahas konsep respirasi ketiga guru ini sepakat untuk menggunakan strateginya masing-
masing. Guru pertama menggunakan metode ceramah, guru kedua menugaskan kepada
siswanya untuk membaca buku, dan guru ketiga menggunakan metode demonstrasi. Dari
ketiga metode tersebut masing-masing memiliki potensi dalam berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Kwgiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak
lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan
siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.
Pengalaman belajar erat kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses. Makin
aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna pengalaman
belajar siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati. Hal itu berbeda jika
hanya dengan mendengar atau sekedar membaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat pengalaman belajar?
2. Apa saja tahapan pengembangan pengalaman belajar?
3. Bagaimana guru dalam pengembangan pengalaman belajar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat pengalaman belajar.
2. Untuk mengetahui apa saja tahapan pengembangan pengalaman belajar.
3. Untuk mengetahui bagaimana guru dalam pengembangan pengalaman belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengalaman Belajar


Pengalaman belajar adalah sejumlah aktvitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Ketika kita berpikir
informasi dan kemampuan seperti apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga
kita semestinya berpikir pengalaman belajar yang bagaimana yang harus didesain agar tujua
dan kompetensi itu dapat diperoleh setiap siswa. Hal ini harus dipahami, karena apa yang
harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Merancang pengalaman
belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran merupakan aspek penting dalam perencanaan
pembelajaran. Merancang pengalaman belajar pada hakikatnya menyusun skenario
pembelajaran sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
(Fitriyani 2018).
Pengalaman belajar menurut Piaget berlangsung dalam diri setiap individu melalui proses
konstruksi pengetahuan. Oleh sebab itu teori belajar Piaget terkenal dengan teori
konstruktivistik. Belajar menurut teori konstruktivitas bukanlah hasil pemberian dari orang
lain seperti guru akan tetapi hasil dari proses mengkontruksi yang dilakukan setiap individu.
Pengetahuan hasil dari pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang
kemudian dinamakan skema.Skema terbentuk karena pengalaman. Proses penyempurnaan
skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi(Rosmiati 2014).
Menurut (Fitriyani 2018)Pengembangan pengalaman belajar menuntut guru untuk kreatif
dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan
pengalaman belajar siswa di antaranya adalah:
a. Memberikan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukan
e. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan memberikan bimbingan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
f. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan.
Merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran merupakan
aspek penting dalam perencanaan pembelajaran. Pengalaman belajar adalah proses kegiatan
belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran(Nurhakim 2017).
Dalam (Nurhakim 2017) Pemendikbud menyatakan bahwa proses pembelajaran yang
baik dan benar terdiri dari minimal lima aspek pengalaman belajar yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengolah informasi/ mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.

2
B. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar
Menurut (Fitriyani 2018) ada tiga tahapan dalam pengembangan pengalaman belajar
yaitu: Tahap prainstruksional, tahap instruksional, tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga
tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melakasanakan pengajaran. Jika, satu
tahapan tersebut ditinggalkan maka pengalaman belajar siswa tidak akan sempurna.
a) Tahap Prainstruksional
Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai proses belajar
dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa seperti,
a. Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
b. Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau siswa tertentu tentang bahan
pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang
belum dikuasainya.
e. Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semua
aspek yang telah dibahas sebelumnya.
f. Tujuan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa
terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam
hubungannya dengan pelajaran hari itu.
b) Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan memberikan
pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat tergantung pada strategi
pembelajaran yang akan diterapkan.Secara umum dapat didefinisikan beberapa kegiatan
yaitu:
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.
d. Ada setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan conto-contoh konkret.
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok
materi yang sangat diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
c) Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap kedua
(Instruksional). Ketiga tahap yang sudah dibahas, merupakan satu rangkaian kegiatan
yang terpadu, tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya. Guru dituntut untuk
mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga
rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.
Tahapan pengembangan pembelajaran yang dikembangkan seorang guru dilakukan
berdasakan pada kedudukan KD itu berada, dan berdasarkan itu guru melakukan perancangan
pengalaman belajar mengikuti standar proses yang pada kurikulum 2013 berada pada
Permendikbud No 22 Tahun 2016. Pada Kurikulum 2013 pengembangan pengalaman belajar
dilakukan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan
dengan langkah meliputi mengamati, menanya, mengeksperimen, menganalisis dan
mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti

3
pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya(Iskandar and Susdiani 2018).

C. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar


Dalam pengembangan pengalaman belajar guru tidak berperan sebagai satu-satunya
sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu,
pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu
menyesuaikan dengan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:
a) Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
b) Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c) Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d) Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
e) Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain sebagainya
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f) Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
Menurut Syaiful Sagala dalam (Zein 2016)Peranan guru bukan semata-mata memberikan
informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and
facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Dalam pembelajaran guru harus
memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, dan memahami berbagai model pembelajaran
yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pembelajaran
yang matang oleh guru.
Menurut Darwyn Syah dalam (Zein 2016)belajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh
siswa dalam rangka membangun makna atau pemahaman. Karenanya dalam belajar guru
perlu member motivasi kepada siswa untuk mengunakan potensi dan otoritas yang
dimilikinya untuk membangun suatu gagasan.Pencapaian keberhasilan belajar tidak hanya
menjadi tanggung jawab siswa, tetapi guru ikut bertanggung dalam menciptakan situasi dan
dorongan prakarsa, motivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Menurut (Zein 2016)Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell berpendapat bahwa proses
pembelajaran di sekolah (kelas) peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam pengertian yang
sempit, yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan guru adalah sebagai
pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar. Peranan pertama
meliputi peranan-peranan yang lebih spesifik, yakni:
a) Guru sebagai model,
b) Guru sebagai perencana,
c) Guru sebagai peramal,
d) Guru sebagai pemimpin,
e) Guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kea rah pusat-pusat belajar.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang
dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Untuk merancang dan mengembangkan pengalaman belajar siswa, perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Sesuaikan dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai. Untuk merumuskan
tujuan yang berada dalam domain kognitif, maka pengalaman belajar dapat dirancang
hanya dengan mendengarkan atau membaca. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
dalam domain afektif maupun psikomotorik tentunya berbeda lagi.
2. Sesuaikan dengan jenis bahan atau materi pelajaran. Pengalaman belajar yang
direncanalkan harus memperhatikan karakteristik materi pelajaran baik dari
kompleksitas materi maupun pengemasannya.
3. Ketersediaan sumber belajar. Pengalaman belajar yang direncanakan harus
memperhatikan ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.
4. Sesuaikan dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa yang harus
dipertimbangkan antara lain minat, bakat, kecenderungan gaya belajar, dan
kemampuan dasar siswa.

5
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyani, Dwi. 2018. “Pengembangan Pengalaman Belajar.” Kumpulan Makalah.


http://anaozen.blogspot.com/2018/03/pengembangan-pengalaman-belajar.html (October
21, 2020).
Iskandar, Suryana, and Ipit Susdiani. 2018. Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan. Edisi Revi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurhakim, Lukman. 2017. “Pengalaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis
Komputer Model Drills And Practice Di SMK.” Jurnal Tanjung Pura 1(1): 1–13.
Rosmiati. 2014. “Hakikat Pengalaman Belajar.” Rosmiati Blogger.
http://rosmiatiwahi.blogspot.com/2014/12/hakikat-pengalaman-belajar.html (October
21, 2020).
Zein, Muh. 2016. “Peran Guru Dalam Pengembangan Pembelajaran.” Journal UIN- Alauddin
V(2). http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-
Pendidikan/article/view/3480.

Anda mungkin juga menyukai